LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH MODUL 10 KONSOLIDASI

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Disusun oleh : RETNO SANTORO MELYANNY SITOHANG INDAH SEPTIANY DWITARETNANI DIMAZ PRASETYO

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

Mata kuliah MEKANIKA TANAH Dr. Ir. Erizal, MAgr.

KONSOLIDASI (ASTM D )

STUDI PENGARUH BAHAN VIENISON SB TERHADAP INDEKS PEMAMPATAN (C C ) dan KOEFISIEN KONSOLIDASI (C V ) PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

PENGUJIAN KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

I. PENDAHULUAN. Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KONSOLIDASI CONSTANT RATE OF STRAIN DENGAN BACK PRESSURE PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BATUNUNGGAL (BANDUNG SELATAN)

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement

BAB III METODE PENELITIAN

Soil Compressibility and Consolidation Settlement

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

Tabel 1.1 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

LAMPIRAN A PROSEDUR PENGUJIAN AWAL

Grafik Kalibrasi Erlenmeyer

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH ASTM C-29 DAN ASTM D

BAB 3 METODE PENELITIAN

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BAB 3 METODE PENELITIAN

TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED UNDRAINED) ASTM D

GESER LANGSUNG (ASTM D

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NAMA PRAKTIKAN : Genta Dewolono Grace Helen Y. T Muh. Akram Ramadan KELOMPOK : R 11 TANGGAL PRAKTIKUM : 17 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH. Kelompok SIPIL

UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT) ASTM D

Rekayasa Fondasi 1. Penurunan Fondasi Dangkal. Laurencis, ST., MT. Modul ke: Fakultas TEKNIK PERENCANAAN & DESAIN. Program Studi Teknik Sipil

PENGARUH TEBAL LAPISAN TANAH KOHESIF TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER AKIBAT TIMBUNAN ABSTRAK

TEORI TERZAGHI KO K N O S N O S L O I L DA D S A I S SA S T A U T U DI D ME M N E S N I S

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

ABSTRAK

ANALISIS PENINGKATAN MODULUS TERKEKANG TANAH KOHESIF BERDASARKAN UJI KONSOLIDASI SATU DIMENSI ABSTRAK

BAB VIII PEMERIKSAAN KEPADATAN STANDAR REFERENSI Braja M. Das. Principles of Geotechnical Engineering.Chapter 5 Soil Compaction.

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO


4. ANALISA UJI LABORATORIUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsolidasi merupakan keluarnya air dari dalam pori yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MUHADI, 2013

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

STUDI PERBANDINGAN SAND DRAIN DAN IJUK DIBUNGKUS GONI SEBAGAI VERTIKAL DRAIN

MODUL 2,3 (MEKANIKA TANAH II) Konsolidasi pada Tanah

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Gambut... 45

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

UJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

BAB IX CALIFORNIA BEARING RATIO. Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah.

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

Pengaruh Derajat Kejenuhan Terhadap Kuat Geser Tanah (Studi Kasus : di Sekitar Jalan Raya Manado-Tomohon)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

percobaan, perhitungan rencana tiang cerucuk, hasil,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

TRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED-UNDRAINED (ASTM D (1999))

BAB III METODE PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA PERENCANAAN

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH MODUL 10 KONSOLIDASI KELOMPOK 17 Aulia Rizky Tansir (1106009816) Firdaus (1106067835) Martha Destri Arsari (1106005042) Tanggal Praktikum : 12 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan : Asisten Praktikum : Sandhamurti Prabastiwi Paraf : Nilai : LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

MODUL 10 KONSOLIDASI I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan koefisien pemampatan / Compression Index (Cc) Mencari tegangan Pre-Consolidated (Pc), untuk mengetahui kondisi tanah dalam keadaan Normally Consolidated atau Over Consolidated Menentukan koefisien konsolidasi (Cv), yang menjelaskan tingkat kompresi primer tanah Menentukan koefisien pemampatan kembali / Recompression Index (C R ) II. ALAT DAN BAHAN Consolidation loading service Consolidation cell Ring konsolidasi Beban (1, 2, 4, 8, 16, 32 kg) Jangka sorong dengan ketelitian 0.01 mm Gergaji kawat Vaseline, kertas tissue, batu Porous Oven Dial dengan akurasi 0.002 mm Stopwatch Extruder Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr Can III. TEORI SINGKAT III.1 Teori Konsolidasi Konsolidasi adalah peristiwa penyusutan volume secara perlahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengalran sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Penurunan konsolidasi adalah

perpindahan vertical permukaan tanah sehubugan dengan perubahan volume pada suatu tingkat dalam proses konsolidasi. Perkembangan konsolidasi di lapangan dapat diketahui dengan menggunakan alat piezometer yang dapat mencatat perubahan air pori terhadap waktu. III.2 Normally dan Over Consolidated Terkonsolidasi secara normal (normally consolidated) yaitu dimana tegangan efektif yang membebani tanah pada waktu sekarang merupakan tegangan maksimum yang pernah dialami oleh tanah itu. Sedangkan terlalu terkonsolidasi (overconsolidated) yaitu dimana tegangan efektif yang membebani tanah sekarang adalah lebih kecil dari tegangan yang pernah dialami tanah sebelumnya. http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/herman/kuat%20geser.pdf III.3 Pengertian dan Interpretasi Cv dan Cc Koefisien konsolidasi (Cv) adalah parameter yang menghubungkan perubahan tekanan air pori ekses terhadap waktu. Karakteristik konsolidasi dinyatakan oleh koefisien konsolidasi (Cv) yang menggambarkan kecepatan kompresi tanah terhadap waktu. http://adhimuhtadi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/6_uji-konsolidasi.pdf Koefisien pemampatan volume (Cc) adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e - log p hasil pengujian konsolidasi di laboratorium. http://eprints.uns.ac.id/1180/1/14-55-1-pb.pdf

R a h a r d j (Rahardjo (1994) menyimpulkan bahwa korelasi antara Cc dengan eo lebih baik dari pada korelasi antara Cc dengan LL dan korelasi antara Cc dengan Wn. Sehingga untuk mendapatkan nilai Cc menggunakan : http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/herman/konsolidasi.pdf III.4 Elemen Tanah (Solid dan Void) Angka pori atau void ratio (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dan volume butiran padat. http://eprints.undip.ac.id/34449/7/2164_chapter_ii.pdf Hubungan antara angka pori dan tegangan efektif tergantung dari tegangan yang dialami oleh lempung tersebut. Bila tegangan efektif sekarang maksimum, yang pernah diterima oleh lempung, maka lempung tersebut dikatakan terkonsolidasi normal (normally consolidated). Sebaliknya, bila tegangan-tegangan pada suatu saat yang lalu lebih besar dari tegangan efektif sekarang, maka tanah tersebut dikatakan terkonsolidasi berlebih (over consolidated). Perbandingan nilai tegangan efektif maksimum yang lalu dengan yang sekarang disebut rasio konsolidasi

berlebih (overconsolidation ratio, OCR). Lempung yang terkonsolidasi berlebih mempunyai nilai OCR yang lebih besar daripada lempung yang terkonsolidasi normal. Biasanya konsolidasi berlebihan merupakan merupakan hasil dari faktorfaktor geologi, misalnya erosi pada lapisan di atasnya, pencairan lapisan es, dan kenaikan muka air tanah yang permanen. IV. PROSEDUR PRAKTIKUM Persiapan praktikum: a. Membersihkan dan megolesi Vaseline di seluruh permukaan ring konsolidometer bagian dalam, kemudin mengukur dimensi D dan h o, dan menimbang massanya (W ring ). b. Mengeluarkan sampel tanah dengan extruder lalu memasukkan ke dalam ring dan meratakan permukaan dengan spatula. Lalu menimbang W wo nya. c. Memotong sebagian kecil sampel tanah kemudian dimasukkan ke dalam can yang sudah diketahui beratnya, kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital. Setelah ditimbang, memasukkan sampel tanah dan can ke dalam oven, keesokkan harinya ditimbang kembali. Hal ini bertujuan untuk mencari besarnya nilai kadar air sebelum tanah terkonsolidasi. Jalannya praktikum: a. Menyusun modul ke dalam sel konsolidasi dengan urutan dari bawah : Batu pourous Kertas tissue Sampel tanah dalam ring Kertas tissue Batu pourous Silinder tembaga untuk meratakan beban Penahan dengan 3 mur b. Memberikan air ke permukaan silinder tembaga sampai tergenang, kemudian menyetting dial menjadi nol dengan menahan lengan beban menggunakan baut penyeimbang.

c. Memberikan pembebanan konstan (loading) sebesar 1 kg dengan interval waktu 0, 6, 15, 30, 60, 120, 240, 480, 900, 1800, 3600 dan 24 jam. Lalu mencatat tiap pembacaan dial. d. Mengulangi percobaan untuk pembebanan 2, 4, 8, 16, 32 kg dengan interval waktu 24 jam. Lalu mencatat tiap pembacaan dial. e. Melakukan proses unloading yaitu menurunkan beban secara bertahap dari 32, 16, 8, 4, 2 dan 1 kg. Mencatat nilai unloading sebelum beban diturunkan. f. Mengeluarkan tanah dari sel konsolidometer dan ring berikut sampel tanah kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven untuk mendapatkan berat kering sampel (Wd) sehingga dapat ditentukan kadar airnya. V. PENGOLAHAN DATA a. Data Praktikum (terlampir) b. Tabel Perhitungan Properti Fisik Tanah 1 Diameter ring (d) 6.32 cm 2 Luas ring (A) 1/4 πd^2 = 31.371 cm^2 3 Tinggi ring (Ht) 2 cm 4 Tinggi sampel (Hi) 2 cm 5 Specivic Gravity (Gs) 2.68 6 Berat (tanah+ring) awal 164.2 gr 7 Berat ring 58.5 gr 8 Berat tanah basah (Wt) (6-7) 164.2-58.5 = 105.7 gr 9 Berat tanah basah + can 124.70 gr 10 Berat tanah kering + can 93.89 gr 11 Berat can 16.70 gr 12 Berat air (9-10) 124.7-93.89 = 30.81 13 Berat tanah kering (Ws') (10-12) 93.89-16.7 = 77.19 14 Kadar air awal (Wi) (berat air/ws')*100% (30.81/77.19)*100% = 39.914 gr gr % 15 Berat tanah basah + ring 164.51 gr 16 Berat tanah kering + ring 133.39 gr 17 Berat tanah kering oven (Ws) (16-7) 133.39-58.5 = 74.89 18 Kadar air akhir (Wf) (berat air/ws)*100% (30.81/74.89)*100% = 41.140 19 Tinggi tanah awal (Ho) 0.87 cm gr %

20 Beda tinggi (Hv) (4-19) 2-0.87 = 1.12 cm 21 Derajat Saturasi (Si) (Wt-Ws/Hv*A) (105.7-74.89 / 1.109 * 31.371) = 0.89 22 Void ratio (eo) (Hv/Ho) = 1.12/0.87 = 1.29 23 Pembacaan awal 524*10^-4 cm 24 Pembacaan akhir 2443*10^-4 cm 25 Beda tinggi ( H) (23-24) = 0.192 cm 26 Tinggi sampel akhir (Hvf) (20-25) = 0.9271 cm 27 Void ratio akhir (ef) (Hvf/Ho) = 0.9271/0.87 = 1.066 % c. Contoh Perhitungan T90 Contoh plot kurva t90 untuk beban 1 kg : C v Dari grafik didapat nilai : t 90 = 0.8 min t 90 = 0.64 min Nilai t 90 untuk setiap beban yaitu : Beban t 90 (kg) (menit) 1 0.64 2 0.49 4 0.36 8 0.36 16 0.09 32 0.49

Cv Nilai Cv untuk beban 1 kg : H = 0.997 cm t 90 = 0.64 menit Cv = = 1.32 / menit Nilai Cv untuk setiap beban yaitu : Beban (kg) t90 H (cm) Cv 1 0.64 0.997 1.32 2 0.49 0.995 1.71 4 0.36 0.991 2.32 8 0.36 0.986 2.29 16 0.09 0.973 8.92 32 0.49 0.952 1.57 Cc, Cr, Po, Ocr Cc = = = 0.299 dimana e 2 = e titik 16 = 1.12 P 2 = 5.0522 e 1 = e titik 32 = 1.03 P 1 = 10.1044 Cr = = = 0.066

dimana e 2 = e titik 1 = 1.23 P 2 = 0.3157 e 1 = e titik 2 = 1.22 P 1 = 0.6316 Po = x H Wt = 105.7 gr = 105.7 x 10-3 kg Hi = 2 cm A = 31.371 cm 2 H = 1 m = 100 cm Po = x 100 = 0.168 kg/cm 2 OCR = = = 23,81 Pc Nilai Pc didapat dari grafik di bawah ini : Pc = 4 kg/cm 2

Cv Grafik Hubungan Cv dengan Pressure 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 Grafik Cv vs P 8.92 2.32 2.29 1.71 1.57 1.32 0 1 10 100 Pressure [kg/cm2] loading

VI. ANALISA Analisa Percobaan Praktikum konsolidasi ini bertujuan untuk mencari nilai tegangan Pre Consolidate (Pc), koefisien konsolidasi (Cv), koefisien pemampatan/ Compression Index (Cc), dan koefisien pemampatan kembali/ Recompression Index (Cr). Sebelum memulai praktikum, praktikan memastikan terlebih dahulu apakah semua alat sudah lengkap dan dicek keadaannya agar jalannya praktikum tidak terhambat. Persiapan praktikum dimulai membersihkan dan megolesi vaseline di seluruh permukaan ring konsolidometer bagian dalam, hal ini bertujuan agar sampel tanah tidak terjadi keretakan halus dan mudah dilepaskan ketika selesai dalam proses konsolidasi. Kemudian mengukur dimensi D dan h o, dan menimbang massanya (W ring ). Setelah itu mengeluarkan sampel tanah dengan extruder lalu memasukkan ke dalam ring dan meratakan permukaan dengan spatula agar proses konsolidasi lebih merata kesemua permukaan tanah. Lalu ring beserta sampel tanah tersebut kemudian ditimbang beratnya (W wo ). Karena alat konsolidasi pada praktikum ini terbatas, praktikan bergabung dengan praktikan dari kelompok lain, sehingga sampel tanah yang sudah ditimbang tadi dimasukkan ke desikator terlebih dahulu sembari menunggu praktikan kelompok lain selesai melakukan praktikum lainnya dan dapat bergabung untuk memulai uji konsolidasi ini. Sampel tanah ditempatkan di desikator agar mempertahankan kelembaban tanah yang peka terhadap pengaruh udara sehngga menjaga agar kadar air tidak meningkat, dan sesuai fungsi dari desikator yaitu mengeringkan dan mendinginkan sampel yang akan digunakan untuk uji kadar air, maka sampel diletakkan di desikator untuk sementara. Disamping itu sebongkah kecil sampel tanah diambil dan diletakkan di can yang sudah diketahui beratnya, kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital. Setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam oven, keesokkan harinya ditimbang kembali. Hal ini bertujuan untuk mencari besarnya nilai kadar air sebelum tanah terkonsolidasi. Praktikan melanjutkan jalannya praktikum setelah persiapan praktikum sudah selesai dan praktikan dari gabungan kelompok telah lengkap. Diawali dengan menyusun sampel yang akan diuji dengan urutan batu porous, kertas pori, sampel tanah dalam ring, kertas pori, batu porous, silinder tembaga dan penahan dengan 3 mur. Pada pelaksanaan praktikum, praktikan menggunakan tisu sebagai pengganti

kertas pori. Kertas pori yang diganti dengan kertas tisu ini diperbolehkan (SNI 6424:2008). Batu porous yang digunakan merupakan batu pourous dengan permukaan cukup rata dan halus. Fungsi kertas pori dan batu porous adalah untuk menjaga aliran air bisa ke atas dan ke bawah sehingga tidak langsung ke sampel tanah. Silinder tembaga berfungsi sebagai alat untuk meratakan beban yang diterima ring. Sedangkan penahan 3 mur berfungsi sebagai pengikat antara ring dan alat konsolidasi agar tidak terjadi perpindahan yang akan menggangu proses konsolidasi. Sebelum mur dikuatkan, praktikan memastikan terlebih dahulu kondisi lengan alat konsolidasi sudah tegak lurus terhadap lengan tempat meletakan beban. Setelah itu praktikan memberikan air pada sampel yang telah diurutkan hingga permukaan silinder tembaga tergenang. Kemudian melakukan pembacaan awal dial. Pembacaan awal yang didapatkan sebesar 524. Angka ini menjadi acuan sebagai titik nol pembacaan dial. Selanjutnya, beban sebesar 1 kg diletakkan pada lengan beban. Pada proses loading tersebut terjadi perputaran jarum pada dial. Dial dibaca untuk interval waktu 0, 6, 15, 30, 60, 120, 240, 480, 900, 1800, 3600 dan 24 jam setelah beban 1 kg diletakkan. Keesokkan harinya pembebanan 2 kg dan seterusnya secara berurutan 4 kg, 8 kg, 16 kg, dan 32 kg. Namun, saat proses loading beban dari 4 kg menjadi 8 kg pembacaan dial tidak dilakukan pada interval 24 jam, melainkan 48 jam. Hal ini dikarenakan masing-masing praktikan tidak memiliki keluangan waktu untuk mengecek atau membaca dial di laboraturium sehingga pembacaan pun mejadi telat satu hari. Beruntung, sampai penambahan beban terakhir (32 kg) hal ini tidak terulang. Kemudian setelah proses loading selama total tujuh hari telah berjalan, praktikan melakukan proses unloading dengan menurunkan beban yang ada dari 32 kg menjadi 16 kg, 8 kg, 4 kg, 2 kg, dan 1 kg dan melakukan pembacaan dial setiap penurunan beban. Karena terbatasnya waktu untuk praktikum ini, maka pembacaan dial proses unloading tidak dilakukan dalam interval 24 jam, melainkan 12 jam. Setelah proses unloading selama total tiga hari selesai, ring beserta sampel tanah dikeluarkan dari alat konsolidasi lalu menghitung beratnya dengan alat timbang digital. Kemudian ring serta sampel tanah tersebut dioven selama satu hari dan ditimbang kembali sehingga dapat ditentukan besarnya kadar air sampel tanah setelah konsolidasi. Namun dikarenakan masing-masing praktikan tidak memiliki keluangan waktu untuk mengecek atau mengeluarkan sampel tanah yang telah dioven tersebut, sehingga

sampel tanah baru dikeluarkan dari oven dan ditimbang setelah sampel tanah tersebut teroven selama dua hari. Analisa Hasil Setelah melakukan pengolahan data, maka praktikan mendapatkan nilai koefisien pemampatan (C C ), tegangan Pre Consolidate (Pc), koefisien konsolidasi (C V ) dan nilai pemampatan kembali C R ). Koefisien Pemampatan (Cc) Untuk menentukan nilai Cc, digunakan rumus sebagai berikut : dimana e 2 adalah angka pori pada pembebanan 16 kg dan e 1 adalah angka pori pada pembebanan 32 kg sedangkan P 1 merupakan tekanan akibat pembebanan 32 kg dan P 2 adalah tekanan akibat pembebanan 16 kg. Sehingg dengan menggunakan rumus di atas, koefisien pemampata dari praktikum ini didapat sebesar 0.299. e 2 = e titik 16 = 1.12 P 2 = 5.0522 kg/cm 2 e 1 = e titik 32 = 1.03 P 1 = 10.1044 kg/cm 2 Cc = = = 0.299 Tegangan Pre Consolidate (Pc) Nilai P C diperoleh dengan membuat grafik hubungan antara pressure dengan void ratio (terlampir). Cara pencarian nilai P C dengan grafik lebih lanjut akan dijelaskan dalam analisa grafik menentukan nilai P C. Besarnya nilai P C yang didapatkan adalah 4 kg/cm 2. Semakin besar tekanan, semakin berkurang nilai angka pori. Koefisien Konsolidasi (Cv) Koefisien konsolidasi menunjukkan kecepatan pengaliran air pori saat konsolidasi. Untuk menentukan nilai C V terlebih dahulu harus dicari nilai t 90 dari masing-masing pembebanan dengan grafik penurunan dengan akar waktu

(terlampir). Sehingga nilai C V untuk masing-masing pembebanan dapat dihitung menggunakan rumus : ( ( )). Nilai C V yang diperoleh dalam percobaan untuk masing-masing pembebanan adalah sebagai berikut : Beban (kg) t90 H (cm) Cv 1 0.64 0.997 1.32 2 0.49 0.995 1.71 4 0.36 0.991 2.32 8 0.36 0.986 2.29 16 0.09 0.973 8.92 32 0.49 0.952 1.57 Koefisien Pemampatan Kembali (Cr) Nilai pemampatan kembali (C r ) diperoleh dengan rumus yang sama dengan rumus yang digunakan untuk menghitung C C. Namun, e 2 adalah angka pori saat pembebanan 2 kg dan e 1 adalah angka pori saat pembebanan 1 kg. Nilai C R yang diperoleh dalam percobaan adalah 0,066. Cr = = = 0.066 dimana e 2 = e titik 1 = 1.23 P 2 = 0.3157 e 1 = e titik 2 = 1.22 P 1 = 0.6316 Tegangan Awal (P 0 ) Besarnya nilai tegangan awal (P 0 ) juga didapat dengan menggunakan rumus : dimana Wt adalah berat sampel tanah basah. Hi adalah tinggi tanah awal sampel tanah. A adalah luas penampang sampel tanah. H adalah kedalaman diambilnya sampel tanah. Dari perhitungan didapat nilai Po sebesar 0.168 kg/cm 2.

Nilai OCR Dengan diperolehnya nilai Po dan Pc, kita dapat mengetahui kondisi tanah normally atau over consolidated dengan membandingkan nilai Pc dengan Po atau yang sering disebut dengan OCR (Over Consolidation Ratio). Apabila hasil perbandingan Pc/P 0 = Pc < P 0 maka kondisi tanah tersebut adalah Under Consolidated. Dari hasil uji konsolidasi ini didapat nilai OCR = = = 23.81, dimana nilai Pc > P 0 maka kondisi tanah hasil praktikum ini adalah Over Consolidated. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah di samping Departemen Teknik Sipil FTUI ialah Over Consolidated. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanah tersebut telah terkonsolidasi, jadi pada kondisi dahulu tanah tersebut pernah terbebani dengan beban yang lebih besar dari pada kondisi yang sekarang. Analisa Grafik Grafik t 90 T 90 adalah waktu untuk mencapai konsolidasi 90%. Untuk menentukan t 90 dibuat grafik hubungan antara akar selang waktu dengan besarnya penurunan yang terjadi untuk masing-masing beban. Grafik dibuat secara manual menggunakan penggaris (terlampir). Setelah ditentukan semua titiknya, membuat garis singgung di daerah penurunan awal kira-kira dari t = 6 detik hingga t = 30 detik. Kemudian mencari titik potong dengan sumbu akar waktu sebesar 1,15 kali dari absis titik potong yang pertama tadi untuk dihubungkan dengan titik awal hingga memotong kurva. Titik tersebut yang dinamakan t 90. Pada tiap beban kurva yang terbentuk (dapat dilihat di lampiran) dirasa memiliki bentuk yang normal karena sampel tanah mengalami penurunan terkecuali untuk beban 8 kg. Kurva yang terbentuk tidak sempurna karena ada kesalahan data, kesalahan ini disebakan kesalahan praktikan dalam pembacaan dial saat proses loading. Namun hal ini tidak terlalu banyak mempengaruhi dalam menantukan nilai t 90. Sehinggat nilai t 90 tiap beban tetap dapat ditentukan. Berikut adalah nilai t 90 masing-masing pembebanan :

Beban t 90 (kg) (menit) 1 0.64 2 0.49 4 0.36 8 0.36 16 0.09 32 0.49 Grafik Penentuan Pc Untuk menentukan nilai tegangan pra-konsolidasi (P C ), dibuat grafik antar perbandingan antara angka pori dengan tegangan akibat beban. Garis dibuat menghubungkan setiap titik dari loading hingga unloading. Kemudian, garis lurus ditarik melalui titik tegangan 0 kg/cm 2 dan 10.1044 kg/cm 2. Lalu membuat garis sejajar yang menyinggung garis lengkung (garis penghubung titik-titik). Dari perpotongan garis lengkungan dengan garis sejajar dibuat garis horisontal. Selanjutnya, membuat garis yang melalui titik 16 kg dan 32 kg. Terakhir, membuat garis yang membagi sudut antara garis horisontal dan garis titik 16 kg dan 32 kg. Titik perpotongan tersebut ditarik garis lurus ke atas dan didapatkan nilai P C. Dari grafik (terlampir) diperoleh nilai tegangan pra-konsolidasi sebesar 4 kg/cm 2. Dari grafik ini dapat kita simpulkan bahwa semakin besar tekanan, angka pori semakin berkurang.

Cv Grafik Cv vs P Grafik Cv vs P ini dibuat dari nilai Cv yang diadapat dari hasil pengolahan data (terlampir) dengan P yaitu pembebanan yang dilakukan terhadap sampel tanah. Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai koefisien konsolidasi (Cv) tanah yang paling tinggi yaitu 8.92 cm 2 /min adalah saat beban 32 kg. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban yang diberikan maka semakin besar pula nilai koefisien konsolidasinya. Namun untuk praktikum kali ini, karena ada salah pembacaan dial saat beban 8 kg, sehingga ada kesalahan pula nilai koefisien konsolidasinya. Dimana pada beban 8 kg nilai Cv nya lebih besar disbanding saat beban 16 kg. Grafik Cv vs P 9.00 8.92 7.00 5.00 3.00 1.00 2.32 2.29 1.71 1.32 1.57 0 1 10 100 Pressure [kg/cm2] loading Analisa Kesalahan Kesalahan yang dilakukan praktikan selama praktikum dan pengolahan data antara lain : Kecermatan dalam pembacaan dial, pengukuran dimensi, dan penimbangan saat praktikum sehingga mempengaruhi keakuratan data yang didapat Ketidakkonsistenan dalam proses loading, dimana seharusnya beban ditambah per harinya, namun saat loading beban dari 4 kg menjadi 8 kg adalah lebih dari satu hari Kurangnya ketelitian penggambaran garis untuk grafik t 90 yang dilakukan secara manual sehingga mempengaruhi keakuratan nilai t 90 yang didapat Ketelatan praktikan dalam menimbang sampel tanah hasil konsolidasi yang sudah dioven

VII. APLIKASI Maksud dari uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) sampel tanah terhadap waktu. Dengan demikian dapat ditentukan : a. Sifat kemampuan tanah yang dinyatakan dalam indeks kompresi (C c ) dan koefisien pemampatan volume (m v ) b. Karakteristik konsolidasinya yang dinyatakan dalam koefisien konsolidasi (C v ) yang merupakan fungsi permeabilitas tanah. Secara tidak langsung nilai permeabilitas tanah (k) dapat ditentukan Aplikasi dari uji konsolidasi yang bisa digunakan di lapangan adalah untuk menentukan penurunan tanah dan juga penurunan konsolidasi. Kedua hal ini perlu diperhitungkan dalam membangun sebuah infrastruktur, karena hampir semua infrastruktur dibangun di atas tanah. Perhitungan penurunan tanah ini dilakukan agar tidak terjadi penurunan tanah yang mendadak atau penurunan yang terlalu besar, karena menyangkut keamanan dari infrastruktur yang dibangun. Hendaknya dalam pembangunan infrastruktur, penurunan tanah haruslah kecil hingga tidak dapat dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam atau di atas infrastruktur tersebut. Jika penurunan tanah yang terjadi sangat besar, akan muncul kemungkinan ketidakstabilan struktur, contoh aplikasi langsungnya adalah pada pembuatan atau pengerasan jalan.

VIII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan maka didapat : 1. Nilai koefisien pemampatan / Compression Index (Cc) Nilai Cc laboraturium = 0.299 2. Nilai tegangan Pre-Consolidated (Pc) Pc (tegangan maksimum yang pernah dialami tanah pada masa lampau) = 4 kg/cm 2 P 0 (tegangan yang dialami tanah pada masa sekarang) = 0.168 kg/cm 2 OCR = 23.81 Pc > P 0 sehingga tanah hasil uji laboraturium ini keadaannya adalah Over Consolidated 3. Nilai koefisien konsolidasi (Cv) untuk tiap beban : Beban (kg) t90 H (cm) Cv 1 0.64 0.997 1.32 2 0.49 0.995 1.71 4 0.36 0.991 2.32 8 0.36 0.986 2.29 16 0.09 0.973 8.92 32 0.49 0.952 1.57 4. Nilai koefisien pemampatan kembali / Recompression Index (C r ) Nilai Cr laboraturium = 0.066

IX. REFERENSI Laboratorium Mekanika Tanah. 2009. Pedoman Praktikum Mekanika Tanah. Depok : Departemen Teknik Sipil FTUI Budhu, Muni. 2007. Soil Mechanics and Foundations 2 nd Edition. John Wiley & Sons, Inc. http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/herman/kuat%20geser.pdf http://adhimuhtadi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/6_uji-konsolidasi.pdf http://eprints.uns.ac.id/1180/1/14-55-1-pb.pdf http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/herman/konsolidasi.pdf http://eprints.undip.ac.id/34449/7/2164_chapter_ii.pdf http://www.scribd.com/doc/44505930/konsolidasi SNI 6424 : 2008, Cara Uji Potensi Pengembangan atau Penurunan Satu Dimensi Tanah Kohesif http://www.kamuslife.com/2012/03/desikator-fungsi-desikator.html http://www.kamusq.com/2012/09/desikator-adalah-pengertian-dan.html http://geotip.igt.ethz.ch/index.php?&gfield=knowledge&gmenuleft=blocs&gblocid= 390&PHPSESSID=rls0jtdd8j61eq64ki2jsa1pj2

X. LAMPIRAN a. Data Praktikum CONSOLIDATION TEST (Time - Compression Data) Project : Consolidation Test Location : Fakultas Teknik UI Sample No. : HB-1 Description of Soil : Clay Depth of Sample (m) : 1 Tested By : Kelompok 16,17,18 Date of Testing : 12-24 October Ring dimension Initial Water Content Determination Diameter (cm) : 6.32 Wt wet soil + can (gr) : 124.70 Height (cm) : 2.00 Wt dry soil +can (gr) : 93.89 Area (cm 2 ) : 31.371 Wt of moisture (gr) : 30.81 Volume (cm 3 ) : 62.700 Wt of dry soil (gr) : 77.19 Weight (gr) : 58.5 Water content(%) : 39.914 Settlement Data Loading Date Load (kg) kg/cm 2 0.00 0.10 0.25 0.50 1 2 4 8 15 30 60 end 12-Oct 13-Oct 16-Oct 18-Oct 19-Oct 20-Oct 1 2 4 8 16 32 0.3157 0.6315 1.2630 2.5261 5.0522 10.1044 524 631 716 866 1100 1600 590 660 770 1060 1360 2020 592 664 788 1080 1370 2060 604 666 792 1090 1380 2070 608 669 799 1094 1402 2100 610 671 808 1208 1422 2126 614 674 811 1218 1442 2164 616 676 817 1230 1466 2206 618 680 821 1240 1486 2248 620 681 826 1248 1498 2290 622 688 830 1260 1530 2296 631 716 866 1100 1600 2443 Unloading 1964 1987 2096 2163 2276 Calculation Final Water Content Determination Initial height of soils (Hi) : 2.00 cm Wt. wet + ring (gr) : 164.51 gr Specific gravity (Gs) : 2.68 Wt. dry + ring (gr) : 133.39 gr Wt ring + speciment : 164.20 gr Wt. ring (gr) : 58.5 gr Wt of ring : 58.5 gr Oven dry wt of soil (gr) : 74.89 Wt wet soil (Wt) : 105.70 gr Water content (%) : 41.140 % Computed dry wt of soil (Ws') : 2.583436 gr Final degree of sat. (%) : 100 % Oven dry wt of soil (Ws) : 74.89 gr Computed Ht of solids (Ho) : 0.87 cm Initial Ht of voids (Hv) : 1.12 cm Initial degree saturation (Si) : 0.89 % Initial void ratio (eo) : 1.29 Final Test Data Initial Dial Reading : 524 μm Final Dial Reading : 2443 μm Change in Sampel Ht : 0.192 cm Final Ht of voids (Hvf) : 0.9271 cm Final Void Ratio (ef) : 1.066 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Kampus UI-Depok 16424 Telp. (021) 7270029, 78849102 Fax. (021) 7270028

b. Hasil Pengolahan Data di Excel Data t 90 dan Grafik t 90 Time (minute) Time Penurunan (10-3 mm) 1 kg % strain 2 kg % strain 4 kg % strain 8 kg % strain 16 kg % strain 32 kg % strain 0.00 0.00 524 0.00% 631 0.00% 716 0.00% 866 0.00% 1100 0.00% 1600 0.00% 0.10 0.32 590 61.68% 660 34.12% 770 36.00% 1060 82.91% 1360 52.00% 2020 49.82% 0.25 0.50 592 63.55% 664 38.82% 788 48.00% 1080 91.45% 1370 54.00% 2060 54.57% 0.50 0.71 604 74.77% 666 41.18% 792 50.67% 1090 95.73% 1380 56.00% 2070 55.75% 1 1.00 608 78.50% 669 44.71% 799 55.33% 1094 97.44% 1402 60.40% 2100 59.31% 2 1.41 610 80.37% 671 47.06% 808 61.33% 1208 146.15% 1422 64.40% 2126 62.40% 3 2.00 614 84.11% 674 50.59% 811 63.33% 1218 150.43% 1442 68.40% 2164 66.90% 8 2.83 616 85.98% 676 52.94% 817 67.33% 1230 155.56% 1466 73.20% 2206 71.89% 15 3.87 618 87.85% 680 57.65% 821 70.00% 1240 159.83% 1486 77.20% 2248 76.87% 20 5.48 620 89.72% 681 58.82% 826 73.33% 1248 163.25% 1498 79.60% 2290 81.85% 60 7.75 622 91.59% 688 67.06% 830 76.00% 1260 168.38% 1530 86.00% 2296 82.56% 1440 37.95 631 100.00% 716 100.00% 866 100.00% 1100 100.00% 1600 100.00% 2443 100.00% Unloading 1964 1987 2096 2163 2276 2366

CONSOLIDATION TEST (Computation Sheet for e and cv) Project Consolidtaion Test Location Fakultas Teknik UI Sample No. : HB-1 Description of Soil Clay Depth of Sample : 1 m Tested By Martha Destri A. Date of Testing : 12-24 October Sample Data Sample Volume (V) cm 3 Dry Wt of Soils (Ws) : 74.89 gr Ht of Soils (Hi) 2.00 cm Ht of Solid (Ho) : 0.89 cm Initial Ht of voids (Hv) 1.11 cm Initial Void Ratio (eo) : 1.25 Def. dial Change Change Inst Average b Length of Time Coeff. of Pressure reading at sample in void void ht. for drainage for 90% consol. (kg/cm2) end of load a ht ( h) ratio ratio load path, (H c ) consol. d (cv) (cm) (cm) e= h/ho e (cm) (cm) (min) (cm 2 /min) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 0 0.0524 1.29 2.000 1.000 0.3167 0.0631 0.011 0.012 1.28 1.995 0.997 0.64 1.32 0.6335 0.0716 0.008 0.010 1.27 1.990 0.995 0.49 1.71 1.2670 0.0866 0.015 0.017 1.25 1.983 0.991 0.36 2.32 2.5340 0.1100 0.023 0.026 1.23 1.971 0.986 0.36 2.29 5.0681 0.1600 0.050 0.056 1.17 1.946 0.973 0.09 8.92 10.1362 0.2443 0.084 0.095 1.07 1.904 0.952 0.49 1.57 5.0681 0.2276-0.017-0.019 1.09 1.912 0.956 2.5340 0.2163-0.011-0.013 1.11 1.918 0.959 1.2670 0.2096-0.007-0.008 1.11 1.921 0.961 0.6335 0.1987-0.011-0.012 1.13 1.927 0.963 0.3167 0.1964-0.002-0.003 1.13 1.928 0.964 a Final dial reading of preceding load = initial dial reading of following load b Average ht. for load increment = Ht. at beginning of load - ½ H c H = length of longest drainage path; for floating ring consolidation = ½ average ht. for given load increment d From the dial reading vs log t curves FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Kampus UI-Depok 16424 Telp. (021) 7270029, 78849102 Fax. (021) 7270028

Cv CONSOLIDATION TEST (Determination of Pra-consolidation Pressure) Project : Consolidation Test Location : Fakultas Teknik UI Sample No. : HB-1 Description of Soil : Clay Depth of Sample : 1 m Tested By : Martha Destri A. Date of Testing : 12-24 October Result w : 41.14 % Cc : 0.2990 Gs : 2.68 Cr : 0.0660 Sr : 0.89 % Po : 0.17 kg/cm2 e o : 1.29 Pc : 4.00 kg/cm2 Grafik Penentuan Tekanan Prakonsolidasi (Pc) Grafik Cv vs P 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 8.92 2.32 2.29 1.71 1.57 1.32 0 1 10 100 Pressure [kg/cm2] loading FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Kampus UI-Depok 16424 Telp. (021) 7270029, 78849102 Fax. (021) 7270028

c. Foto Gambar c.1 Alat Konsolidasi Gambar c.2 Dial pada Alat Konsolidasi Gambar c.3 Menimbang sampel tanah Gambar c.4 Mengoven sampel tanah