ANALISIS RPP BIOLOGI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN ACEH SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Journal of Physical Education and Sports

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SIJUNJUNG

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

Key words : Analysis, lesson plan PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam Kurikulum Tingkat Satuan Kependidikan

Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

Unnes Physics Education Journal

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

KEMAMPUAN GURU MI MENGINTEGRASIKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MIN MITRA FTK UIN AR-RANIRY

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SOLOK

PENGEMBANGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X DI KABUPATEN ACEH SELATAN

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

KOMPETENSI MAHASISWA PPL PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH IAIN AR-RANIRY DALAM PENGAJARAN BIOLOGI (STUDI KASUS PADA MAN KOTA BANDA ACEH)

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

STUDI PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUBUT RATA DAN BERTINGKAT UNTUK MAHASISWA JPTM UPI YANG BERASAL DARI SMA DAN SMK

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

PENGGUNAAN LEMBAR PRAKTIKUM TERBIMBING DALAM MATA KULIAH APLIKASI KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

IDENTIFICATION OF IMPLEMENTATION OF SKILL COMPENTECE ASSESSMENT ON BIOLOGY IN SMA BASED ON CURRICULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Menggunakan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar PPKn dan Pembentukan Karakter Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

Oleh: Listya Martantika, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E-journal Prodi Edisi 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ANALISIS RPP BIOLOGI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN ACEH SELATAN Khairil Hadi 1) 1) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Bina Bangsa Meulaboh email: herilbio@yahoo.co.id Abstract The aims of this research are to know the quality of biology lesson plans based on Curriculum 2013 at State Senior High Schools of South Aceh district. The population of this reseach was biology teachers who teach tenth grade in South Aceh district and the samples were twenty biology teachers that was taken from each school. This research used the descriptive method with instruments of RPP document that have validated by validators. Research data was taken from document of 20 biology lesson plans based on Curriculum 2013. The result of research showed that the quality of biology lesson plans based on Curriculum 2013 at State Senior High Schools in South Aceh district belong to enough criteria (75,68%). Biology teachers at State Senior High Schools of South Aceh district still constrained formulate subject matter, affectif instruments form, and psycomoric instruments form. Keywords : Biology Lesson Plans based on Curriculum 2013, Biology Teachers - South Aceh district. 1. PENDAHULUAN Kualitas pendidikan yang di miliki oleh suatu negara dapat berimplikasi terhadap kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Baik kualitas pendidikan di suatu negara, maka baik pula sumber daya manusianya. Di Indonesia, selama ini kualitas sumber daya manusia dinilai masih jauh dari harapan. Maka oleh sebab itu, Kemendikbud sebagai salah satu penanggung jawab dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia menerapakan Kurikulum 2013 pada tahun 2013 sebagai rancangan pembelajaran. Kurikulum 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik yang bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai diperasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 secara bertahap (Kemendikbud, 2013) 36

Kurikulum di Indonesia sudah mengalami beberapa kali pembaharuan semenjak sebelum tahun 1945 hingga tahun 2006 yang disebut dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Alasan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya dan dinilai belum tanggap terhadap sosial yang terjadi pada tingkat lokal, maupun global (Kemendikbud, 2012). Menurut Primrose (2013:1), pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti kemajuan teknologi, tuntutan mahasiswa, harapan masyarakat, industri dan perdagangan, globalisasi, kemitraan dengan lembaga-lembaga, kebutuhan untuk profesionalisme dalam bisnis, penelitian akademik untuk merubah ekonomi, persaingan antar lembaga dan harapan pemerintah. Didalam implementasi kurikulum, peran guru sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidak berhasilnya kurikulum yang ditetapkan. Guru adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum hingga mengevaluasi ketercapaiannya (Mantovani, 2007:6). Karena apa yang siswa pelajari tergantung dari bagaimana siswa diajar oleh gurunya (National Research council, 1996:28). Sebagai tenaga pendidik yang profesional, guru harus menguasai atau memahami tentang Kurikulum 2013 serta penjabarannya termasuk didalamnya adalah mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran (Hamidran, 2012:8). Jika diperhatikan sistematika RPP, maka RPP berdasarkan Kurikulum 2013 mencakup : (1) identitas, (2) kompetensi inti, (3) kompetensi dasar dan indikator pencapaian, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) metode pembelajaran, (7) media, alat, dan 37

sumber belajar, (8) langkah -langkah kegiatan pembelajaran, dan (9) penilaian. Usaha yang dilakukan pemerintah pusat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, diantaranya melaksanakan pelatihan kepada guru tentang Kurikulum 2013 yang mengcakup salah satu didalamnya mengenai pengetahuan dalam menyusun RPP. Program pelatihan implementasi kurikulum 2013 menurut Kemendikbud dalam Bariyah (2014) adalah untuk menyeleraskan persepsi dan langkah yang telah disepakati bersama dalam menyelenggarakan Kurikulum 2013. Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan, maka perlu dikaji lebih lanjut tentang dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan Kurikulum 2013. 2. METODE Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik lembar instrumen telaah RPP yang terlebih dahulu divalidasi oleh validator. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini, yaitu semua guru biologi kelas X SMA Negeri se- Kabupaten Aceh Selatan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang guru biologi kelas X SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan, yang masing-masing diambil 1 orang guru biologi dari setiap sekolah. Data dalam penelitian ini didapatkan dari telaah 20 RPP berdasarkan Kurikulum 2013 dengan rentang kualitas: amat baik (90 < AB 100), baik (80 < B 90), cukup (70 < C 80), dan kurang baik ( 70). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Skor Kualitas RPP Guru Biologi Se-Kabupaten Aeh Selatan Berdasarkan analisis deskriptif kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru biologi pada materi ruang lingkup biologi berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan diketahui bahwa 55% RPP dikategorikan dalam kriteria baik (B) dengan skor perolehan adalah antara 80,36% sampai dengan 84,82%, 25% RPP dikategorikan kedalam kriteria 38

cukup (C) dengan skor perolehan antara 70,54% sampai dengan 79,46%., dan 20% RPP dikategorikan kedalam kriteria kurang baik (K) dengan skor perolehan adalah antara 49,11% sampai dengan 66,96% (Gambar 4.3). Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa perolehan skor RPP guru biologi SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan berkisar antara 49,11% sampai dengan 84,82% dengan skor rata-rata 76,24%. Skor rata-rata yang demikian menunjukkan RPP biologi yang disusun oleh guru biologi termasuk kedalam kategori kualitas cukup (C). Gambar 1.1. Skor kualitas RPP Guru Biologi berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan T. A 2014/2015 Dari gambar diatas diketahui, bahwa RPP guru biologi berdasarkan Kurikulum 2013 yang berkualitas baik berasal dari RPP guru biologi SMA Negeri 1 Labuhanhaji Barat (81,25%), SMA Negeri 1 Labuhanhaji (81,25%), SMA Negeri 1 Labuhanhaji Timur (80,36%), SMA Negeri 1 Samadua (84,82%), SMA Negeri Unggul Aceh Selatan (81,25%), SMA Negeri 1 Pasie Raja (81,25%), SMA Negeri 1 Kluet 39

Utara (80,36%), SMA Negeri 2 Kluet Utrara (81,25%), SMA Negeri 3 Kluet Utara (81,25%), SMA Negeri 1 Kluet Tengah (81,25%), dan SMA Negeri 1 Kluet Timur (81,25%). RPP guru biologi yang berkualitas cukup berasal dari RPP guru biologi SMA Negeri 1 Meukek (79,46%), SMA Negeri 1 Sawang (70,54%), SMA Negeri 2 Tapaktuan (79,46%), SMA Negeri 1 Kluet Selatan (77,68%), dan SMA Negeri 1 Trumon (70,54%). Sedangkan RPP yang berkualitas kurang baik berasal dari RPP guru biologi SMA Negeri 1 Tapaktuan (62,50%), SMA Negeri 1 Bakongan 66,96%), SMA Negeri 1 Bakongan Timur (66,96%), dan SMA Negeri 1 Trumon Timur (49,11%). B. Pembahasan Hasil penilitian ini menunjukkan, bahwa kualitas RPP berdasarkan Kurikulum 2013 tergolong kedalam kiteria cukup. Walaupun kualitas RPP berdasarkan Kurikulum 2013 tergolong kedalam kriteria cukup, namun masih terdapat juga komponen-komponen RPP yang belum sesuai dengan Permendikbud N0.81A Tahun 2013. Peningkatan kualitas RPP berdasarkan Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan dengan berpedoman pada Permendikbud No. 81A Tahun 2013. Dalam merumuskan materi ajar, sebaiknya materi ajar perlu diidentifikasi terlebih dahulu. Identifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan bertujuan untuk memudahkan guru dalam cara mengajarnya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sukmadinata (2003: 100), bahwa materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting untuk mencapai tujuan pengajaran. Apabila materi tidak sesuai dengan KD maka materi tersebut tidak dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar. Pada RPP berdasarkan Kurikulum 2013, materi ajar meliputi: (1) materi fakta, (2) konsep, (3) prinsip, dan (4) prosedur. Materi pembelajaran adalah bahan pembelajaran berkenaan dengan sesuatu yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh kompetensi. Dari RPP yang dianalisis menunjukkan bahwa guru belum dapat menyusun materi ajar 40

yang meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Dalam menentukan materi pelajaran, perlu memasukkan bahan yang faktual yang sifatnya konkret dan mudah di ingat, serta bahan yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak. Perumusan model pembelajaran dalam RPP berdasarkan Kurikulum 2013 meliputi: (1) pendekatan, (2) model, dan (3) metode pembelajaran yang digunakan. Menurut Kemendikbud, pendekatan pembelajaran yang cocok digunakan dalam proses belajar mengajar kurikulum 2013 adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang digunakan didalam proses belajar mengajar seharusnya sesuai dengan pendekatan saintifik. Beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik seperti inquiri, Discoveri learning, problem based learning, dan proyek based learning. Namun pada kenyataannya, didalam RPP guru biologi SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan banyak yang memuat pendekatan pembelajaran yang digunakan tanpa memuat model dan metode pembelajaran yang digunakan dan terdapat juga RPP yang hanya memuat metode pembelajaran tanpa memuat pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan. Penilaian merupakan suatu kajian yang dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menguasai materi yang telah diajarkan. Aspek penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 yang harus dilaksanakan guru meliputi penilaian sikap, penilaian keterampilan, dan penilaian pengetahuan. Di dalam RPP, komponen penilaian harus memuat jenis/teknik penilaiaan, bentuk instrumen, instrumen penilaian, dan rubrik penilaian. Kondisi yang ditemukan menunjukkan bahwa sebagian besar RPP guru hanya memuat jenis/teknik penilaian dan bentuk penilaian yang digunakan tanpa menjelaskan identitas jenis/teknik penilaian yang digunakan (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Pada jenis/teknik penilaian sikap yang termuat didalam RPP, sebagian besar jenis/teknik penilaian sikap yang digunakan yaitu penilaian 41

diri dan observasi. Hal ini sama dengan yang dinyatakan dalam permendikbud No. 104 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Pada jenis/teknik penilaian pengetahuan, sebagian besar menggunakan jenis/teknik penilaian kompetensi pengetahuan dengan tes tertulis. Hal ini sama seperti yang disebutkan dalam permendikbud No. 104 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa teknik/jenis penilaian yang dapat digunakan untuk menilai pengetahuan siswa antara lain dengan tes tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan dan penugasan. Pada jenis/teknik penilaian kompetesi keterampilan, sebagian besar menggunakan jenis/teknik penilaian kompetensi keterampilan dengan unjuk kerja dan praktik. Hal ini sesuai dengan permendikbud No. 104 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa untuk menilai kompetensi keterampilan peserta dapat dilakukan dengan teknik unjuk kerja/kinerja/praktik, projek dan produk portofolio. Pada aspek bentuk instrumen, RPP guru hanya memuat bentuk instrumen yang digunankan tanpa memuat penjelasan bentuk isntrumen (bentuk instrumen sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Pada bentuk instrumen sikap guru tidak melakukan dengan bentuk daftar cek atau skala penilaian (rating scale). Padahal dalam permendikbud No. 104 telah dijelaskan bahwa bentuk instrumen yang digunakan didalam penilaian sikap peserta didik dapat dilakukan dengan bentuk daftar cek atau ranting scale. Pada bentuk instrumen pengetahuan yang termuat didalam RPP, sebagian besar guru menggunakan bentuk instrumen pilihan ganda dan uraian. Hal ini sama dengan permendikbud No. 104 Tahun 2014, yang menyatakan bahwa bentuk instrumen yang digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk instrumen pilihan ganda, dua pilihan (benar - salah), menjodohkan, sebab-akibat, isian atau melengkapi, jawaban 42

singkat atau pendek, dan uraian. Pada bentuk instrumen keterampilan guru tidak melakukan dengan bentuk daftar cek atau skala penilaian (rating scale). Padahal dalam permendikbud No. 104 dijelaskan bahwa untuk mengamati unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat menggunakan bentuk instrumen daftar cek dan skala penilaian. Keseluruhan RPP yang dianalisis, bahkan ditemukan 40% RPP guru yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menyusun RPP guru kurang kreatif dan mungkin juga RPP yang disusun guru merupakan hasil salinan dari RPP guru yang lain. Hal ini mungkin saja terjadi karena rendahnya pengetahuan atau pemahaman seorang guru dalam penyusunan RPP. Untuk mempermudahkan guru dalam mengajar, sebaiknya RPP yang digunakan merupakan hasil karya guru itu sendiri. Jika tidak, maka guru akan mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa Kualitas RPP guru biologi berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan dikategori kedalam kriteria cukup dengan skor perolehan 76,24%. Guru biologi di SMA Negeri se-kabupaten Aceh Selatan masih menghadapi kendala dalam merumuskan materi pelajaran, bentuk instrumen sikap, dan bentuk instrumen keterampilan. 5. REFERENSI Bariyah, L,. 2014. Analisis Kesesuaian RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru SMPN Di Kabupaten Mojokerto Pada Sub Materi Fotosintesis dengan Kurikulum 2013. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol 3 No 3. ISSN : 2302-9528. Hamidran, A,. 2012. Analisis Kemampuan Guru Biologi Dalam penyusunan RPP Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di SMA Se Kecamatan Johor. Medan : Tesis Program Pascasarjana UNIMED. Kemendikbud. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 43

Kemendikbud. 2013. Pedoman Pemberian Bantuan Implementasi Kurikulum Tahun 2013. Jakarta : Kemendikbud. Mantovani, S. (2007). Pelaksanaan KTSP di SMA Nasional Karangtiru Semarang (Strategi dan Implementasi). Semarang: UNNES Press. National Research Council, 1996. National Science Education Standard. Washington DC: National Academi Press. Primrose., K. 2013. Curriculum Development And Implementation: Factors Contributing Towards Curriculum Development In Zimbabwe Higher Education System. European Social Sciences Research Journal. Vol. 1, Issue 1. Permendikbud No. 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian hasil belajar oleh pendidik Pada pendidikan dasar dan Pendidikan menengah. Sukmadinata, N.S dan Ibrahim R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 44