BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perwujudan kualitas sumber daya manusia merupakan proses jangka

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan adalah ASI. Keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB I PENDAHULUAN bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

Kuesioner. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Ketepatan Pemberian MPASI di Kelurahan PB. Selayang II Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Hubungan umur ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan di

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah berusia 6 bulan sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. keemasan sekaligus dikatakan periode kritis pada anak. Dikatakan periode keemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Pemanfaatan Hasil Belajar Ilmu Gizi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Pakualaman merupakan puskesmas yang terletak di jalan jayeng

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG s). utama pembangunan kesehatan (Kemenkes, 2009b).

BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan ibu. Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5% harus melipatgandakan jumlah kesehatan, tempat tidur rumah sakit, sekolah dan lain-lain agar tetap sejajar dengan kenaikan penduduk. Keadaan inilah yang mendorong banyak perencanaan kesehatan nasional diantaranya program kesehatan ibu dan anak (Belsey, 1994). Program kesehatan ibu dan anak menyediakan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) yang berisi tentang catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2010). Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan status gizi masyarakat untuk jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam pencapaian perubahanperubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Achsin, 2003). Pendidikan kesehatan gizi diperlukan untuk membentuk perilaku positif dalam hal memenuhi kebutuhan gizi sebagai unsur penting untuk mendukung status kesehatan seseorang. Pendidikan gizi dilakukan untuk menghasilkan perilaku yang dibutuhkan untuk memelihara, mempertahankan, ataupun

meningkatkan keadaan gizi yang baik. Pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berumur 6 bulan sama dengan memberikan perlindungan besar bagi bayi dari berbagai penyakit. Saat bayi berusia 6 bulan ke atas, sistem pencernaannya sudah relative sempurna dan siap menerima MP-ASI (Lituhayu, 2010). Pemberian MP-ASI di buku KIA sangat penting untuk diperhatikan terutama untuk menambah pengetahuan bagi ibu muda. MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan, ASI diberikan terlebih dahulu kemudian baru MP- ASI. Pemberian MP-ASI bertahap sesuai dengan usia bayi misalnya bayi usia 9 bulan diberikan sebanyak 9 sendok makan. Depkes RI (2004) menyatakan bahwa makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6 24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI. Istilah untuk makanan pendamping ASI bermacam-macam yaitu makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat, makanan sapihan, weaning food, makanan peralihan, beiskot (istilah dalam bahasa Jerman yang berarti makanan selain dari susu yang diberikan pada bayi). Keseluruhan istilah ini menunjuk pada pengertian bahwa ASI maupun pengganti ASI (MP- ASI) untuk berangsur diubah ke makanan keluarga atau orang dewasa (Depkes RI, 2004). 2

Notoatmodjo (2006) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan, pengalaman, usia. Usia mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tua usia semakin bijaksana, banyak informasi yang didapat dan banyak hal yang dilakukan sehingga menambah pengetahuan seseorang. Kaitannya dengan pengetahuan gizi ibu tentang pesan-pesan gizi mengenai pemberian MP-ASI pada anak usia 6 24 bulan adalah semakin usia bertambah banyak informasi yang didapat dan pengalaman dalam pemberian MP-ASI sehingga pengetahuan ibu mengenai pesan-pesan gizi mengenai MP-ASI juga bertambah. Berdasarkan penelitian Sari (2010) di Desa Giritirto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri, Ibu yang memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya yang mempunyai tingkat pendidikan dasar yaitu sebanyak 68,96% atau 20 responden dari 29 responden, dengan demikian seorang ibu dengan tingkat pendidikan dasar bisa terpengaruh untuk memberikan makanan pendamping sebelum waktunya. Ibu yang memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi juga ada yaitu sebanyak 13,80% atau 4 orang dari 29 sampel. Hasil pendataan di Puskesmas I Wonogiri pada tahun 2011 menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 42,93% dan 57,37% cenderung diberi susu formula dan makanan tambahan, sedangkan data yang didapat peneliti tentang pemberian susu formula dan makanan tambahan yang terbanyak di wilayah kerja Puskesmas I Wonogiri adalah di Kelurahan Bulusulur sebanyak 52,33% dari 86 bayi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Bulusulur dan wawancara langsung yang dilakukan peneliti pada 5 ibu baduta yang 3

sebagian besar berpendidikan SMP, SMA dan usia termuda 21 dan paling tua 44. Peneliti masih menemukan ibu baduta memberikan makanan selain ASI pada bayi mereka yang masih berusia antara 1,5 sampai 2 bulan, dengan alasan karena bekerja sehingga tidak bisa menyusui anaknya selama 24 jam, karena air susu tidak keluar, dan agar anak bertambah berat badannya. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ibu kurang memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan menggantinya dengan memberikan makanan tambahan tarlalu dini, dimana bayi belum berusia enam bulan. Tugas dari petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak usia dibawah 6 bulan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, dan memberi makanan tambahan setelah usia di atas 6 bulan. Berdasarkan uraian-uraian mengenai pendidikan ibu, usia ibu dan pemberian MP-ASI kaitannya dengan kesehatan ibu dan anak maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Pendidikan Dan Usia Ibu dengan Pengetahuan Pesan Pesan Gizi (Pemberian MP ASI) Di Buku KIA Di Bulusulur Kabupaten Wonogiri. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan pendidikan ibu dan usia ibu dengan pengetahuan pesan-pesan gizi (pemberian MP-ASI) di Buku KIA di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri? 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan usia ibu tentang pengetahuan ibu terhadap pesan pesan gizi (pemberian MP ASI) di buku KIA di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan pendidikan ibu di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri. b. Mendiskripsikan usia ibu di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri. c. Mendiskripsikan pengetahuan ibu tentang pesan pesan gizi (pemberian MP-ASI) di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri. d. Menganalisis hubungan pendidikan dengan pengetahuan pesan-pesan gizi (pemberian MP-ASI) di buku KIA di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri. e. Menganalisis hubungan usia ibu dengan pengetahuan pesan-pesan gizi (pemberian MP-ASI) di buku KIA di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ibu Baduta Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan ibu tentang pesanpesan gizi (pemberian MP-ASI) di buku KIA. 2. Bagi Pengelola Program Gizi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai hubungan pendidikan dan usia ibu dengan pengetahuan ibu tentang pesan-pesan gizi (pemberian MP-ASI) di buku KIA. 5

3. Bagi Penelitian Lebih Lanjut Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis dan dengan variabel yang lebih kompleks mengenai pesan-pesan gizi di buku KIA. 6