MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2009 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri;

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBERIAN KUASA. BAGI PNS GOL/RUANG a. Sekretaris Jenderal a. Menandatangani pengumuman penerimaan ASN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAIANAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG NOMOR : / 109 /KEP/BKD/2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2016

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

2016, No Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan R

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2016, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

BUPATI BANDUNG BARAT

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

-1- REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

Peraturan...

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian dalam hal terjadi kekosongan pejabat definitif, perlu dilakukan pengaturan mengenai pejabat pelaksana harian dan pejabat pelaksana tugas di lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang berwenang di bidang kepegawaian; b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas Bidang Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri perlu disempurnakan sesuai dengan dinamika perkembangan peraturan perundang-undangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas Bidang Kepegawaian di Lingkungan Kementerian

- 2 - Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 88 Tahun 2013 tentang Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 74 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 tahun 2013 tentang Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1601); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di Lingkungan

- 3 - Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 270) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan yang bekerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. 2. Pendelegasian Kewenangan adalah pendelegasian sebagian kewenangan penandatanganan naskah dinas bidang kepegawaian. 3. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya adalah pejabat yang menduduki jabatan yang setara dengan Eselon Ia dan Eselon Ib, selain Staf Ahli Menteri. 4. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama adalah pejabat yang menduduki jabatan yang setara dengan Eselon II. 5. Pejabat Administrator adalah pejabat yang menduduki jabatan yang setara dengan Eselon III. 6. Pejabat Pengawas adalah pejabat yang menduduki jabatan yang setara dengan Eselon IV. 7. Pelaksana adalah jabatan yang setara dengan jabatan fungsional umum. 8. Pelaksana Tugas yang selanjutnya disingkat Plt. adalah PNS yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas jabatan struktural, karena pejabat struktural yang bersangkutan berhalangan tetap. 9. Pelaksana harian yang selanjutnya disebut Plh adalah PNS yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas jabatan struktural, karena pejabat struktural yang bersangkutan berhalanang sementara. 10. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan

- 4 - publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan, yang terdiri dari jabatan administrator, jabatan pengawas dan pelaksana. 11. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 12. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga non struktural. 13. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. 14. Cuti adalah cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin dan cuti alasan penting. 15. Penandatanganan Naskah Dinas adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan kewenangan pada jabatannya. 16. Naskah Dinas Kepegawaian adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dalam bentuk dan susunan produk hukum berupa Keputusan Menteri dan Surat. 17. Satuan Kerja adalah komponen di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. 2. Ketentuan Pasal 5 ayat (1) ditambahkan 2 (dua) huruf baru, yakni huruf y dan huruf z, huruf a serta huruf s dihapus dan ayat (2) huruf b dihapus, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 5 (1) Sekretaris Jenderal menandatangani naskah dinas bidang kepegawaian dalam bentuk dan susunan

- 5 - produk hukum berupa Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi: a. dihapus; b. pengangkatan dan pemindahan dalam jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); c. pemberhentian sementara dan pengangkatan kembali PNS yang dikenakan pemberhentian sementara yang menduduki jabatan pengawas dan PNS yang memiliki pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah karena melakukan pelanggaran tindak pidana; d. pengangkatan dan pemberhentian ajudan, pengamanan dan pengawal Menteri; e. pengangkatan dan pemberhentian ajudan isteri Menteri; f. pengangkatan dan pemberhentian Kepala Staf Pribadi Menteri; g. pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Pribadi Menteri; h. perpindahan dari jabatan administrasi ke jabatan fungsional; i. perpindahan dari jabatan pelaksana ke jabatan fungsional; j. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; k. pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; l. penyesuaian/inpassing jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; m. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; n. pembebasan sementara, pemberhentian dan

- 6 - pengangkatan kembali jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; o. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional keterampilan; p. pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali jabatan fungsional keterampilan; q. penyesuaian/inpassing jabatan fungsional keterampilan; r. permintaan, pemberian dan penghentian tunjangan pengamanan Persandian tingkat I sampai dengan VII; s. dihapus; t. perpindahan PNS dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas; u. kenaikan pangkat PNS dari Pembina golongan ruang IV/a menjadi Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b; v. peninjauan masa kerja untuk PNS dengan pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas; w. pemberhentian dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun atau tidak dengan hak pensiun karena permintaan sendiri untuk pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas; x. pengganti keputusan kepegawaian asli yang hilang untuk PNS dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas; y. pemberian tugas belajar; dan z. perpanjangan tugas belajar. (2) Sekretaris Jenderal berwenang menandatangani naskah dinas bidang kepegawaian dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi: a. usul formasi Calon PNS kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; b. dihapus;

- 7 - c. perintah tugas peserta pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Tingkat II; d. pernyataan pelantikan jabatan pimpinan tinggi madya; e. pernyataan menduduki jabatan pimpinan tinggi madya; f. pernyataan melaksanakan tugas jabatan pimpinan tinggi madya; g. permohonan pendayagunaan PNS Instansi Pusat atau Instansi Daerah ke Kementerian Dalam Negeri; h. pengembalian PNS yang telah didayagunakan oleh Kementerian Dalam Negeri ke Instansi asal; i. persetujuan surat permohonan dari Instansi Pusat atau Instansi Daerah untuk mendayagunakan PNS Kementerian Dalam Negeri; j. usul PNS yang menduduki jabatan fungsional ahli utama kepada Presiden; k. usul PNS yang menduduki jabatan fungsional guru besar kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; l. penetapan nilai tingkat pengamanan persandian; m. pernyataan persetujuan pindah PNS dengan Pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas; n. permintaan persetujuan pindah PNS dengan Pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas; o. nota persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk kenaikan pangkat PNS menjadi Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas; p. nota persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara peninjauan masa kerja PNS dengan pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas; q. kenaikan gaji berkala dan penyesuaian kenaikan gaji berkala untuk PNS dengan pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas; r. usul pemberhentian PNS dengan hak pensiun untuk pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas;

- 8 - s. usul pemberian tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya untuk PNS Kementerian Dalam Negeri dan Instansi Daerah kepada Presiden; t. izin cuti tahunan kepada PNS yang menduduki jabatan pimpinan tinggi pratama dan fungsional ahli madya/mahir di lingkungan Sekretariat Jenderal; u. izin cuti besar, cuti sakit di atas 1 (tahun) kalender, cuti bersalin dan cuti karena alasan penting bagi PNS yang menduduki jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan fungsional ahli madya/mahir di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; v. izin cuti karena alasan penting ke luar negeri bagi Instansi Daerah; dan w. edaran penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi bagi PNS di lingkungan Instansi Daerah. 3. Ketentuan Pasal 7 ayat (1) ditambahkan 2 (dua) huruf baru yakni huruf bb dan huruf cc, huruf q, huruf s, huruf t dihapus, ayat (2) ditambahkan 2 (dua) huruf baru yakni huruf mm dan huruf nn serta huruf e, huruf g dihapus, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 7 (1) Kepala Biro Kepegawaian berwenang menandatangani naskah dinas bidang kepegawaian dalam bentuk dan susunan produk hukum berupa Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi: a. pengangkatan Calon PNS; b. pengangkatan PNS; c. pengangkatan dan pemberhentian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; d. pengangkatan dan pemindahan jabatan pelaksana di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; e. petikan perpindahan dari jabatan administrasi dan jabatan pimpinan tinggi ke jabatan fungsional;

- 9 - f. petikan perpindahan dari jabatan pelaksana ke jabatan fungsional pemula; g. petikan keputusan pengangkatan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan administrator di lingkungan Kementerian Dalam Negeri serta jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); h. petikan pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; i. petikan pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; j. petikan pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; k. petikan pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian PNS yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; l. petikan pemberian tunjangan PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; m. petikan pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional keterampilan; n. petikan pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian PNS yang menduduki jabatan fungsional keterampilan; o. petikan permintaan, pemberian dan penghentian tunjangan pengamanan Persandian tingkat I sampai dengan VII; p. petikan perpanjangan batas usia pensiun PNS yang menduduki jabatan fungsional; q. dihapus; r. penempatan kembali paska tugas belajar;

- 10 - s. dihapus; t. dihapus; u. perpindahan PNS dengan pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/a sampai dengan Pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d; v. kenaikan pangkat PNS dari Penata golongan ruang III/c menjadi Penata Tingkat I golongan ruang III/d dan dari Penata Tingkat I golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a; w. peninjauan masa kerja untuk PNS yang menduduki pangkat Penata golongan ruang III/c sampai dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a; x. pemberhentian dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun atau tidak dengan hak pensiun karena permintaan sendiri untuk pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b sampai dengan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d; y. pengangkatan menjadi Calon PNS lulusan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan Pangkat Penata Muda golongan ruang III/a; z. pengangkatan menjadi PNS lulusan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan Pangkat Penata Muda golongan ruang III/a; aa. pengganti keputusan kepegawaian asli yang hilang untuk PNS dengan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah; bb. pemberian izin belajar; dan cc. petikan keputusan pengangkatan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. (2) Kepala Biro Kepegawaian berwenang menandatangani naskah dinas bidang kepegawaian dalam bentuk dan

- 11 - susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi: a. formulir nota persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara penetapan NIP Calon PNS; b. formulir nota persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara penetapan menjadi PNS yang melebihi 2 (dua) tahun; c. biodata PNS; d. penempatan CPNS; e. dihapus; f. formulir pra keberangkatan Tugas Belajar; g. dihapus; h. perintah tugas peserta pendidikan dan pelatihan Prajabatan; i. perintah tugas peserta pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan Tingkat III dan Tingkat IV; j. perintah tugas peserta pendidikan dan pelatihan teknis; k. perintah tugas peserta pendidikan dan pelatihan fungsional; l. perintah tugas dalam rangka berbagi pengetahuan; m. pernyataan pelantikan untuk jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan administrator di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; n. pernyataan melaksanakan tugas dalam jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan administrator di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; o. pernyataan menduduki jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan administrator di lingkungan Kementerian dalam Negeri; p. pernyataan pelantikan jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); q. pernyataan melaksanakan tugas jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan

- 12 - Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); r. pernyataan menduduki jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); s. pernyataan melaksanakan tugas (SPMT) bagi PNS yang menduduki jabatan tingkat pengamanan persandian; t. berita acara pengambilan sumpah janji PNS; u. laporan peningkatan pendidikan dan pencantuman gelar; v. pernyataan persetujuan pindah PNS dengan Pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah; w. nota persetujuan pindah Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk PNS dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas; x. permintaan persetujuan pindah PNS dengan Pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah; y. nota persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara kenaikan pangkat PNS dari Penata golongan ruang III/c menjadi Penata Tingkat I golongan ruang III/d dan dari Penata Tingkat I golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a; z. nota persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara peninjauan masa kerja PNS dengan pangkat Penata golongan ruang III/c sampai dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a; aa. kenaikan gaji berkala dan penyesuaian kenaikan gaji berkala untuk PNS dengan pangkat Penata golongan ruang III/c sampai dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a; bb. usul pemberhentian PNS dengan hak pensiun untuk pangkat Penata golongan ruang III/c sampai dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a;

- 13 - cc. pengantar penyampaian Keputusan perpindahan, kenaikan pangkat, peninjauan masa kerja, kenaikan gaji berkala, dan pemberhentian PNS; dd. daftar penerima calon pensiun; ee. usul kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk pemberian cuti di luar tanggungan negara; ff. keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin; gg. izin cuti tahunan kepada PNS yang menduduki jabatan administrator dan jabatan fungsional ahli muda/terampil di lingkungan Sekretariat Jenderal; hh. izin cuti besar, cuti sakit di atas 1 (tahun) kalender, cuti bersalin dan cuti karena alasan penting bagi PNS yang menduduki jabatan administrator, jabatan fungsional ahli muda dan jabatan fungsional terampil ke bawah di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; ii. sertifikat ujian penyesuaian kenaikan pangkat; jj. sertifikat ujian dinas; kk. sertifikat bimbingan teknis kepegawaian; ll. edaran penyampaian Laporan Pajak-Pajak Pribadi bagi PNS di lingkungan Kementerian Dalam Negeri kepada Kepala Satuan Kerja; mm. perjanjian tugas belajar; dan nn. rekomendasi tugas belajar. 4. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 10 Kepala Bagian Pengembangan Karier berwenang menandatangani naskah dinas bidang kepegawaian dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b berupa surat penempatan kembali pasca tugas belajar.

- 14-5. Di antara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 5 A, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 5 A (1) Dalam hal Sekretaris Jenderal dijabat oleh Plh atau Plt, Pejabat Plh atau Plt Sekretaris Jenderal berwenang menandatangani naskah dinas produk hukum berupa Keputusan Menteri dalam bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi: a. pengangkatan dan pemberhentian ajudan, pengamanan dan pengawal Menteri; b. pengangkatan dan pemberhentian ajudan isteri Menteri; c. pengangkatan dan pemberhentian Kepala Staf Pribadi Menteri; dan d. pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Pribadi Menteri. (2) Dalam hal Sekretaris Jenderal dijabat oleh Plh atau Plt, Pejabat Plh atau Plt Sekretaris Jenderal berwenang menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat dalam bidang kepegawaian. 6. Di antara Pasal 7 dan Pasal 8 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 7A, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 7A (1) Dalam hal Kepala Biro Kepegawaian dijabat oleh Plh atau Plt, Pejabat Plh atau Plt Kepala Biro Kepegawaian berwenang menandatangani naskah dinas produk hukum berupa Keputusan Menteri dalam bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi: a. pengangkatan dan pemindahan jabatan pelaksana di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; b. petikan pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional

- 15 - Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; dan c. salinan keputusan surat izin belajar di lingkungan Sekretariat Jenderal. (2) Dalam hal Kepala Biro Kepegawaian dijabat oleh Plh atau Plt, Pejabat Plh atau Plt Kepala Biro Kepegawaian berwenang menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat dalam bidang kepegawaian. 7. Di antara Pasal 10 dan Pasal 11 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 10A, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 10A Dalam hal Kepala Biro Kepegawaian dijabat oleh Plh. atau Plt., Kepala Bagian Pengembangan Karier berwenang menandatangani naskah dinas produk hukum berupa petikan Keputusan Menteri dalam bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi: a. keputusan pengangkatan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kementerian Dalam Negeri; b. pengangkatan dan perpindahan dalam jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); c. perpindahan dari jabatan administrator dan pengawas ke jabatan fungsional; d. perpindahan dari jabatan pelaksana ke jabatan fungsional; e. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; f. pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; g. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional keterampilan; h. pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali jabatan fungsional

- 16 - keterampilan; i. penyesuaian/inpassing jabatan fungsional keterampilan; j. perpindahan dari jabatan Administrator, jabatan Pengawas dan jabatan pimpinan tinggi ke jabatan fungsional; k. perpindahan dari jabatan pelaksana ke jabatan fungsional pemula; l. keputusan pengangkatan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan administrator di lingkungan Kementerian Dalam Negeri serta jabatan pengawas di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN); m. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; n. pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali jabatan fungsional Ahli Madya, Ahli Muda dan Ahli Pertama; o. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; p. pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian PNS yang menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; q. petikan jabatan fungsional tertentu Lektor Kepala, Lektor dan Asisten Ahli; r. pengangkatan dan kenaikan jenjang jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional keterampilan; s. pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian PNS yang menduduki jabatan fungsional keterampilan; dan t. permintaan, pemberian dan penghentian tunjangan pengamanan Persandian tingkat I sampai dengan VII. 8. Di antara Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 11A, sehingga berbunyi sebagai berikut:

- 17 - Pasal 11A Dalam hal Kepala Biro Kepegawaian dijabat oleh Plh atau Plt, Kepala Bagian Mutasi berwenang menandatangani naskah dinas produk hukum berupa petikan Keputusan Menteri dalam bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi: a. pengangkatan menjadi calon PNS; b. pengangkatan menjadi PNS; c. peninjauan masa kerja untuk PNS dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah; d. pengangkatan menjadi Calon PNS lulusan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan Pangkat Penata Muda golongan ruang III/a; e. pengangkatan menjadi PNS lulusan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan Pangkat Penata Muda golongan ruang III/a; f. perpindahan PNS dengan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah; g. kenaikan pangkat PNS menjadi Pembina golongan ruang IV/a ke bawah; h. pemberhentian dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun atau tidak dengan hak pensiun karena permintaan sendiri untuk pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah; dan i. pengganti keputusan kepegawaian asli yang hilang untuk PNS dengan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah. Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 18 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 September 2017 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 September 2017. DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1333. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd WIDODO SIGIT PUDJIANTO Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001.