PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa karya cetak dan karya rekam merupakan salah satu karya budaya bangsa sebagai perwujudan cipta, rasa, karsa sebagai hasil karya manusia yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang pembangunan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan penyebaran informasi serta pelestarian kekayaan budaya bangsa; b. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, mengamanatkan bahwa pemanfaatan hasil budaya bangsa yang berbentuk karya cetak dan karya rekam perlu dihimpun, disimpan, dilestarikan dan didayagunakan di suatu tempat tertentu sebagai koleksi Deposit; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1819); 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3418 ); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 4 Tahun 1990 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3457); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Serah Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Cerita dan Film Dokumenter (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3820); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095); 9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 10. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata cara Pengawasan Penyeleng garaan Pemerintah Daerah; 11. Peraturan Daerah Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2004 Nomor 2 Seri D); Dengan persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA dan GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang di maksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta; 4. Peraturan Gubernur adalah Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta; 5. Badan Perpustakaan Daerah adalah Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya disingkat Badan Perpusda; 6. Kepala Badan Perpusda adalah Kepala Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 7. Karya cetak adalah semua jenis terbitan dari setiap karya intelektual dan atau artistik yang dicetak dan digandakan dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan sejenisnya yang diperuntukan bagi umum; 8. Karya rekam adalah semua jenis rekaman dari setiap karya intelektual dan atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi yang di peruntukan bagi umum; 9. Penerbit adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum, baik milik Negara dan atau Daerah maupun swasta yang menerbitkan karya cetak; 10. Pengusaha rekaman adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum, baik milik Negara dan atau Daerah maupun swasta yang menghasilkan karya rekam; 11. Koleksi adalah kumpulan bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disimpan dan dikelola perpustakaan; 12. Bibliografi adalah daftar bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disusun menurut sistem tertentu. 2
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud Peraturan Daerah ini untuk menunjang pembangunan nasional maupun pembangunan daerah pada umumnya, khususnya di bidang pembangunan pendidikan, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan penyebarluasan informasi serta pelestarian kekayaan budaya bangsa. (2) Tujuan Peraturan Daerah ini untuk mewujudkan koleksi Deposit Daerah dan melestarikannya sebagai karya budaya bangsa sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa sebagai hasil karya manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB III KEWAJIBAN SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 3 Demi kepentingan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan penyebarluasan informasi serta pelestarian hasil budaya daerah, setiap : a. Penerbit yang berada di Daerah; b. Pengusaha Rekaman yang berada di Daerah; c. Warga Daerah yang hasil karyanya baik berupa karya rekam atau karya cetak yang diterbitkan/direkam baik di Luar Daerah maupun di Luar Negeri; d. Orang atau Badan Usaha yang memasukkan karya cetak dan atau karya rekam mengenai Daerah baik dari Luar Daerah maupun Luar Negeri; wajib menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Badan Perpusda. Pasal 4 (1) Setiap Penerbit dan Pengusaha Rekaman wajib menyerahkan daftar judul terbitan atau rekamannya termasuk daftar judul karya rekam berupa rekaman cerita dan dokumenter kepada Badan Perpusda setiap 6 (enam) bulan sekali; (2) Penyerahan daftar judul tersebut berlaku juga bagi setiap Warga Daerah yang memasukan karya cetak dan atau karya rekam mengenai Daerah. Pasal 5 Badan Perpusda berkewajiban untuk menghimpun, menyimpan, memelihara, melestarikan dan mendayagunakan karya cetak dan karya rekam sebagai koleksi deposit Daerah. BAB IV PELAKSANAAN SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 6 (1) Pelaksanaan penyerahan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 disampaikan ke Badan Perpusda, sebanyak 1 (satu) buah cetakan dari setiap judul karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan. (2) Ketentuan Pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Pasal 7 Karya cetak dan karya rekam yang diserahkan dan disimpan di Badan Perpusda tidak dimanfaatkan untuk tujuan komersial. 3
BAB V JENIS-JENIS KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 8 (1) Jenis karya cetak terdiri dari : a. buku fiksi; b. buku non fiksi; c. buku rujukan; d. karya artistik; e. karya ilmiah yang dipublikasikan; f. majalah, jurnal, buletin; g. surat kabar, tabloid; h. peta; i. brosur; j. karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Perpusda. (2) Jenis karya cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk edisi cetakan kedua, ketiga dan seterusnya, yang mengalami perubahan isi dan atau bentuk. (3) Jenis karya rekam terdiri atas karya intelektual dan atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita atau piringan, seperti film, kaset audio, kaset video, video disk, piringan hitam, disket dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi. BAB VI SYARAT-SYARAT PENYERAHAN DAN TATA CARA PENYERAHAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 9 (1) Karya cetak dan karya rekam yang diserahkan kepada Badan Perpusda harus memenuhi persyaratan kualitas atau sama dengan yang diedarkan. (2) Karya cetak yang diserahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dalam bentuk fotocopy. Pasal 10 (1) Karya Cetak dan Karya rekam yang diserahkan kepada Badan Perpusda dapat dilakukan secara langsung atau dapat pula secara tidak langsung melalui pos tercatat. (2) Pengiriman melalui Pos, harus dilakukan dengan cara yang baik dan aman sesuai dengan ketentuan pengiriman Pos. (3) Pengiriman karya cetak dan karya rekam dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), dengan dibuktikan tanggal pengiriman karya cetak dan karya rekam tersebut. (4) Karya cetak dan karya rekam yang telah diterima, selanjutnya dicatat oleh Badan Perpusda kemudian kepada pengirim dibuatkan tanda bukti penerimaan. BAB VII PENYERAHAN DAFTAR JUDUL KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 11 Penyerahan Daftar Judul Karya Cetak dan Karya Rekam disampaikan kepada Badan Perpusda secara berkala dan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali. 4
Pasal 12 (1) Daftar judul karya cetak memuat sekurang-kurangnya keterangan judul karya cetak, nama pengarang/penyusun/penterjemah, nomor cetakan, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, nomor jilid, jumlah halaman, jenis edisi. (2) Daftar judul karya cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh penanggungjawab penerbit atau warga Daerah yang karyanya diterbitkan di Daerah. Pasal 13 (1) Daftar judul karya rekam memuat sekurang-kurangnya nama pencipta/ komposer/ pengarang/ sutradara, judul karya rekam, tempat perekaman, nama perusahaan rekaman dan tahun perekaman. (2) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh penanggung jawab rekaman, atau warga Daerah yang karyanya direkam di luar Daerah atau orang yang bertanggungjawab memasukkan karya rekam mengenai Daerah. (3) Penyerahan daftar judul karya rekam juga berlaku bagi rekaman ceritera dan dokumenter serta pemasukkan karya rekam mengenai Daerah. BAB VIII PENGELOLAAN KARYA CETAK, KARYA REKAM DAN DAFTAR JUDUL KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 14 (1) Pengelolaan karya cetak dan karya rekam dilakukan oleh Badan Perpusda. (2) Kepala Badan Perpusda bertanggung jawab atas pengelolaan karya cetak dan karya rekam yang diserah simpankan. (3) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerimaan, penyimpanan, pendayagunaan, pelestarian, pengawasan atau pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam. Pasal 15 (1) Karya cetak dan karya rekam yang diterima oleh Badan Perpusda dicatat, diolah, disimpan, didayagunakan, dan dilestarikan sesuai dengan ketentuan pengelolaan karya cetak dan karya rekam. (2) Karya cetak dan karya rekam yang karena sifatnya dilarang oleh Pemerintah untuk diedarkan kepada umum, hanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu setelah mendapat izin khusus dari Kepala Badan Perpusda. (3) Ketentuan pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Pasal 16 Daftar judul karya cetak dan karya rekam yang diserahkan kepada Badan Perpusda, disusun, disimpan dan digunakan sebagai alat informasi dalam pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam. Pasal 17 (1) Karya cetak dan karya rekam yang telah diserahkan, dimuat dalam Bibliografi Daerah yang diterbitkan oleh Badan Perpusda. 5
(2) Bibliografi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan dan akumulasi tahunan. (3) Bibliografi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan akumulasi tahunan tersebut disampaikan kepada orang atau badan yang menyerah-simpankan karya cetak dan karya rekam dan atau badan yang ada kaitannya dengan penyebaran informasi. Pasal 18 (1) Badan Perpusda dalam menyelenggarakan pengelolaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam, dapat: a. Melakukan pemantauan pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang menjadi tanggung jawabnya; b. Memberi peringatan kepada para wajib serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang lalai melakukan kewajibannya; (2) Badan Perpusda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendayagunakan karya cetak dan karya rekam harus memperhatikan keseimbangan antara peningkatan/pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 19 Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6 ayat (1), Pasal 7, Pasal 10, Pasal 12 diancam pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 20 (1) Penyidikan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 selain dilakukan oleh pejabat penyidik POLRI, juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan, laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dengan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seseorang dan atau melarang tersangka meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. melakukan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik POLRI memberi tahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik POLRI. 6
BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 16 Desember 2005 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal : 27 Desember 2005 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, HAMENGKU BUWONO X BAMBANG S. PRIYOHADI NIP. 110 021 674 LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2005 NOMOR 7 SERI E 7
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI WILAYAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. UMUM Pada awal abad 21 ini produk informasi dengan variasi kemasannya yang berasal dari produsen sumber-sumber informasi, sangat merebak menyelimuti berbagai sektor kehidupan manusia modern. Tidak terkecuali, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang giat-giatnya berupaya untuk lepas dari krisis multidimensional. Karya cetak dan karya rekam pada dasarnya merupakan salah satu hasil budaya bangsa sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa sebagai hasil karya manusia yang sangat berperan dalam pembangunan pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi. Mengingat pentingnya peranan karya cetak dan karya rekam tersebut, maka perlu dilaksanakan penghimpunan dan pengelolaan serta pelestariannya dengan mewajibkan kepada setiap penerbit dan pengusaha rekaman untuk menyerahkan contoh penerbitan/rekamannya ke Badan Perpusda Selanjutnya karya cetak dan karya rekam tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka nomenklatur Badan Perpusda menjadi tidak seragam. Kenyataan ini dapat dijadikan peluang oleh penerbit/pengusaha rekaman untuk menghindar dari amanah Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, dengan tidak menyerahkan contoh penerbitan/rekamannya kepada Badan Perpusda yang telah berubah nomenklaturnya. Agar Undang-undang ini yang telah dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 dapat dilaksanakan, maka perlu ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah yang mengatur tatacara serah simpan karya cetak/ karya rekam serta pelestarian dan pendayagunaan sebagai koleksi Deposit Daerah. Peraturan Daerah ini dimaksudkan pula sebagai pedoman bagi mereka yang diwajibkan melaksanakan Undang-undang tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. II. PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat (1) : Karya cetak yang dimaksud tidak termasuk : buku kerja/buku agenda/buku harian, kartu undangan/kartu ucapan selamat dan sejenisnya, kartu nama/tanda pengenal, kalender/penanggalan, surat-surat, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan, label/stiker, spanduk, daftar harga, blangko formulir, jadwal perjalanan, neraca keuangan dan yang sejenis, laporan yang tidak dipublikasikan, pelbagai jenis karcis, kertas penutup dinding, kertas bungkus dan yang sejenis, dan lain-lain karya cetak yang bukan karya intelektual dan artistik. 8
Ayat (3) Pasal 11 Ayat (1) Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Ayat (1) Ayat (3) Pasal 18 Pasal 19 Ayat (1) Ayat (3) Pasal 20 Ayat (1) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 : Jenis karya rekam yang dimaksud tidak termasuk : kaset rekaman rapat, film rekaman keluarga, video permainan, rekaman biru (blue film), disket rekaman administrasi kantor, disket permainan, dan yang sejenis. : Kualitas karya cetak disini artinya kualitas terbitan, bahan baku, keutuhan, kelengkapan atau yang memungkinkan bisa tahan lama disimpan. Kualitas karya rekam disini artinya kualitas rekaman, bahan baku, keutuhan, kelengkapan ceritera setelah lolos sensor, atau yang memungkinkan bisa tahan lama disimpan. : Karya cetak dan karya rekam yang diserahkan bukan merupakan cetakan utama (master), tetapi cetakan hasil penggandaan. : yang dimaksud dengan kepentingan tertentu adalah kepentingan yang berkaitan dengan penyelidikan, penelitian dan pengembangan. : Bibliografi Daerah adalah terbitan yang memuat judul-judul karya cetak/karya rekam yang dihasilkan oleh para penerbit/pengusaha rekaman di Daerah sebagai media peyebaran informasi sekunder. : Karya cetak dan karya rekam yang diserahkan kepada Badan Perpusda pada hakekatnya bukan semata-mata untuk disimpan. Agar berguna bagi pemakainya, maka karya cetak dan karya rekam tersebut dapat didayagunakan oleh masyarakat baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan maupun kegiatan yang lain yang bermanfaat dengan cara membacanya di tempat. Pendayagunaan tidak dalam pengertian seluas-luasnya, misalnya untuk digandakan diperjual belikan, dipertunjukkan di muka umum dengan memungut bayaran, tetapi harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (misalnya Undang-undang Hak Cipta, Undang-undang Pengawasan Barang Cetakan yang dapat membahayakan ketertiban umum). : Keseimbangan artinya bahwa penggunaan karya cetak dan atau karya rekam dilaksanakan demi Ilmu pengetahuan dan atau penelitian dengan rekomendasi dari pejabat yang berwenang, selanjutnya Kepala Badan Perpusda dapat memberikan ijin kepada yang bersangkutan. 9