BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam masa pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

IMAM MUCHTAROM C

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang bekerja. Namun dalam hal ini nampaknya pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kemampuannya sedangkan pengusaha memberikan kompensasi lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

PENGARUH PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO DI SURAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA

SKRIPSI PERJANJIAN KERJA DI PT SURAKARTA SENTOSA SEJAHTERA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pengusaha yang kedudukannya lebih kuat sehingga para

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM, RUMAH SAKIT SWASTA, DAN MALAM HARI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB III TINJAUAN HUKUM TENTANG KEWAJIBAN PENGUSAHA DAN PEKERJA. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dalam passal 1 angka (2)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA. 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ekonomi tersebut berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan pesat tersebut adalah sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan buruh sebagai tenaga kerja yang menyokong terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LEMAHNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BURUH WANITA Oleh: Annida Addiniaty *

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA PEREMPUAN, CITY HOTEL, DAN PERJANJIAN KERJA. Adanya jaminan yang dituangkan di dalam Undang-undang Dasar

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. atas modal dan tanggung jawab sendiri. 1 Sedang bekerja pada orang lain

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam masa pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini setiap anggota masyarakat harus berusaha keras untuk memenuhi kebutuhannya seharihari. Sebagian besar tingkat kehidupan mereka suami maupun isteri sama-sama bekerja sehingga lebih nampak menguntungkan dibandingkan dengan mereka yang suami atau istrinya saja yang bekerja. Secara ekonomis terdapat perbedaan antara keluarga yang suami dan istrinya bekerja dengan salah satu diantara suami atau istrinya saja yang bekerja, karena pendapatannya mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu banyak wanita selaku istri yang menginginkan untuk bekerja atau melakukan kegiatan usaha apapun untuk membantu menambah pendapatan rumah tangganya dan memperbaiki taraf hidupnya. Dewasa ini jumlah pekerja makin meningkat, beberapa bidang dan jenis pekerjaan yang memberi peluang kepada pekerja pria dan wanita, bahkan pekerjaan-pekerjaan lain yang sebenarnya pekerjaan yang diberikan kepada wanita itu lebih cocok bagi kaum pria, mereka melakukan semua ini karena alasan untuk mendapatkan nafkah. 1 1 Sri Warjiati, 1998, Hukum Ketenagakerjaan Keselamatan Kerja dan Perlindungan Upah Pekerja Wanita, Bandung: Tarsito, Halaman 38. 1

2 Adapun pengertian pekerja/buruh itu sendiri menurut ketentuan pasal 1 angka 3 Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yaitu: Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah/imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan pengertian Perusahaan menurut Pasal 1 butir 6 UU No. 13 Tahun 2003 adalah: a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun negara yang mempekerjakan pekerja dengan membayar upah/imbalan dalam bentuk lain. b. Usaha-usaha sosial dan usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah/imbalan dalam bentuk lain. Perhatian terhadap tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, namun hak-haknya juga harus diperhatikan sehingga terdapat hubungan timbal balik antara pengusaha dengan tenaga kerja, sehingga ketenangan kerja tercipta, produktivitas optimal tercapai dan tenaga kerja dapat bekerja dengan baik dan lancar. Sebagai tindak lanjut dari perhatian terhadap tenaga kerja, diperlukan perjanjian kerja yang mampu menciptakan suasana kerja yang baik bagi tenaga kerja juga pengusaha, sehingga akan tercapai suatu target yang diharapkan. Suatu perusahaan di dalam membuat suatu perjanjian yang diberlakukan baik untuk pekerja maupun untuk pengusaha diharapkan berdasar dan berpedoman pada UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan.

3 Pengertian perjanjian kerja yang umum, dapat dilihat dari perumusan Wiwoho Soedjono (1987:13) yang menyatakan bahwa perjanjian kerja adalah: hubungan hukum antara seseorang yang bertindak sebagai pekerja dengan seseorang yang bertindak sebagai pengusaha, atau perjanjian orang-perorangan pada satu pihak dengan pihak lain sebagai pengusaha untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan mendapat upah Didalam Pasal 1 huruf 14 UU No. 13 Tahun 2003 menentukan bahwa: Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Bekerjanya seseorang pada orang lain maksudnya adalah seseorang bekerja dengan bergantung pada orang lain, yang memberi perintah dan menguasainya sehingga orang tersebut harus tunduk pada orang lain yang memberikannya pekerjaan tersebut. Perjanjian kerja terjadi karena adanya kebutuhan para pihak, dimana di satu pihak membutuhkan jasa orang lain untuk melakukan pekerjaan, sedangkan dipihak lain ada orang yang menyediakan dirinya untuk melakukan pekerjaan dengan mendapatkan upah. Sebagai kontra prestasi yang diberikan oleh tenaga kerja melalui prestasinya bekerja tersebut, maka pihak perusahaan berkewajiban memberikan imbalan berupa upah sesuai dengan pekerjaan dan memberikan jaminan sosial tentang kesejahteraan, ketenangan dan keselamatan tenaga kerja itu. Ketentuan dalam perjanjian kerja atau isi perjanjian kerja harus menerminkan

4 isi dari perjanjian kerja bersama (PKB), kedua perjanjian inilah yang mendasari lahirnya hubungan kerja dengan kata lain hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha harus dituangkan dalam perjanjian kerja bersama dan perjanjian kerja 2 Dengan adanya Perjanjian kerja maka timbul hubungan kerja, yang berarti bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dengan pengusaha yang terjadi setelah adanya perjanjian kerja, yakni suatu perjanjian di mana pekerja menyatakan kesanggupan untuk bekerja pada pihak perusahaan dengan menerima upah dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja di dalam melaksanakan hubungan kerja diharapkan harmonis, supaya dapat mencapai peningkatan produktifitas dan kesejahteraan pekerja. Untuk itu, para pengusaha dalam menghadapi para pekerja hendaknya : a. Menganggap para pekerja sebagai partner yang akan membantunya untuk menyukseskan tujuan usaha; b. Memberikan imbalan yang layak terhadap jasa-jasa yang telah dikerahkan oleh partnernya itu, berupa penghasilan yang layak dan jaminan-jaminan sosial tertentu, agar dengan demikian pekerja tersebut dapat bekerja lebih produktif (berdaya guna); dan 2 J Satrio, 1992, Hukum Perikatan : Perikatan Pada Umumnya, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, halaman 74.

5 c. Menjalin hubungan baik dengan para pekerjanya. 3 Pengusaha dalam usaha membina hubungan ketenagakerjaan, terutama dalam melindungi tenaga kerja telah memberikan kepastian hukum yang melindungi masing-masing pihak (pengusaha dan pekerja) berdasar ketentuan perundangan yang memuat hak, kewajiban, tanggungjawab maupun jangka waktu berlakunya perjanjian dan hak-hak lain yang dikehendaki. Selain mengenai hak dan kewajiban para pihak, dalam perjanjian kerja dicantumkan klausula mengenai perlindungan hukum terhadap tenaga kerja. Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum (tenaga kerja dan pengusaha) dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif, yaitu sebelum terjadi penyimpangan, maupun yang bersifat represif, yaitu setelah terjadinya penyimpangn baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum., yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Perlindungan disini dimaksudkan sebagai pemberian kepastian hak pekerja yang berkaitan dengan norma kerja yang merupakan wujud pengakuan terhadap hak-hak pekerja sebagai manusia yang harus diperlakukan secara manusiawi dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan fisiknya. Perlindungan yang diberikan terhadap tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan adalah sama, 3 Lalu Husni, 2000, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, halaman 77.

6 misalnya seperti berbentuk jaminan keselamatan kerja, jaminan kesehatan dan jaminan sosial lainnya yang diatur lebih lanjut dalam perjanjian kerja, hanya saja ada kekhususan bagi tenaga kerja wanita yang telah diatur didalam UU No.13 Tahun 2003 mulai Pasal 76, seperti; Perlindungan Jam Kerja untuk malam hari, Perlindungan dalam masa haid, Perlindungan selama Cuti Hamil. Hubungan kerja sebagai bentuk dari hubungan hukum, tercipta setelah adanya perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha. 4 Jadi, Pada dasarnya hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, hubungan antara Pengusaha dan tenaga kerja adalah hubungan yang tercipta karena adanya saling membutuhkan. Pengusaha membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya dan begitu pula sebaliknya tenaga kerja membutuhkan penghasilan untuk kelangsungan hidupnya, dan di dalam perjanjian kerja adanya perlindungan hukum yang memberikan jaminan terhadap tenaga kerja maupun pengusaha, supaya hak-hak mereka dapat dilindungi oleh hukum apabila terjadi suatu pelanggaran hukum, maka timbul pula hubungan hukum bagi tenaga kerja. Pastinya akan tercipta suasana kerja yang baik bagi tenaga kerja juga pengusaha dan akan tercapai suatu target yang diharapkan, apabila Pengusaha dengan itikad baiknya berusaha sedapat mungkin menjalankan ketentuan-ketentuan dalam UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan begitu juga dengan tenaga kerja, dengan itikad 4 Zaeni Asyhadie, 2007, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, halaman 56.

7 baiknya berusaha sedapat mungkin memberikan kinerja yang terbaik bagi Perusahaan guna kelancaran dan kemajuan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA PADA PT. KEMILAU INDAH PERMATA KARANGANYAR. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yaitu mengkaji masalah perlindungan hukum bagi tenaga kerja yang terdapat pada PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar, yang mengatur mengenai : 1. Bagaimana perjanjian kerja antara PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja? 2. Bagaimana peraturan yang berlaku dalam perusahaan, yang dibuat oleh PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja? 3. Bagaimana hak dan kewajiban PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja? 4. Bagaimana tanggungjawab hukum bagi PT. Kemilau Indah Permata terhadap tenaga kerja?

8 C. Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu, agar sesuatu yang diharapkan akan memperoleh hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah: untuk mengetahui perlindungan hukum bagi tenaga kerja yang terdapat pada PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar, mengenai : 1. Perjanjian kerja antara PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja 2. Peraturan yang berlaku dalam perusahaan, yang dibuat oleh PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja 3. Hak dan kewajiban PT. Kemilau Indah Permata dengan tenaga kerja 4. Tanggungjawab hukum bagi PT. Kemilau Indah Permata terhadap tenaga kerja. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis untuk menambah cakrawala hukum, khususnya hukum perburuhan mengenai perlindungan hukum bagi tenaga kerja. 2. Bagi masyarakat dan pengusaha

9 Untuk disumbangkan kepada masyarakat yang bekerja di PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dan agar dapat mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi tenaga kerja. 3. Bagi dunia ilmu pengetahuan Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kontribusi ilmu hukum pada umumnya dan khususnya hukum perburuhan. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu metode cara kerja untuk dapat bersangkutan. Metode adalah pedoman cara seorang ilmuan dalam mempelajari dan memahami lingkungan dan yang ditelitinya, sbagai berikut :. 1. Metode Pendekatan Pendekatan penelitian adalah salah satu pola pemikiran secara ilmiah dalam suatu penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan normative, karena yang diteliti adalah aspek-aspek hukum, kaedah-kaedah hukum dan kedudukan hukum tentang perlindungan hukum bagi tenaga kerja. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

10 dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin. 5 Jenis Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perlindungan hukum bagi tenaga kerja, serta untuk memaparkan kenyataan dan aturan yang diundangkan sebagai orientasi daripada perlindungan hukum bagi tenaga kerja. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data yang meliputi : a). Penelitian Kepustakaan Penelitian Kepustakaan ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder, untuk memperoleh dasar teori dalam memecahkan masalah yang timbul dengan bahan-bahan sebagai berikut: 1) Bahan hukum primer (yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat) yang terdiri dari: (a) KUHPerdata. (b) Peraturan Perundangan tentang Ketenagakerjaan, yaitu undangundang No. 13 tahun 2003 2) Bahan Hukum Sekunder (yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder terdiri dari : (a) Buku-buku mengenai perjanjian. (b) Buku-buku mengenai perburuhan. (c) Buku-buku mengenai Ketenagakerjaan. 5 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, halaman 12

11 (d) Buku-buku mengenai perlindungan hukum. b) Penelitian Lapangan Penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung di lokasi penelitian guna memperoleh data tambahan yang diperlukan penulis: 1) Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Karanganyar, yakni pada PT. Kemilau Indah Permata Jalan Raya Solo-Sragen Km. 1 Kebakramat Karanganyar. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini, karena pada perusahaan tersebut terdapat cukup data-data yang penulis perlukan, disamping itu pihak PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar telah memberi ijin kepada penulis, untuk melakukan pengumpulan data guna memenuhi penelitian ini. 2) Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah Bapak Istiyardi, SH, MH selaku manajer personalia PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar yang bisa memberikan penjelasan secara jelas mengenai perlindungan hukumnya. 4. Metode Pengumpulan Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui 2 metode yaitu : a. Studi Kepustakaan

12 Studi Kepustakaan diperoleh untuk menghimpun, mengumpulkan, mempelajari bahan hokum primer dan sekunder. b. Studi Lapangan Adalah merupakan suatu cara tentang pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan. Adapun cara pengumpulan datanya melalui 2 tahap : A. Tahap pertama : 1) Observasi Observasi adalah suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau sekelompok manusia sebagaiman terjadi dalam kenyataan dan mendapatkan deskripsi yang relative lengkap mengenai kehidupan social dan salah satu aspek 6, melalui pengamatan secara langsung di Lokasi Penelitian pada PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar mengenai Perlindungan hukum bagi Tenaga Kerja. 2) Membuat Daftar Pertanyaan Membuat daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. 6 Ibid, halaman 16.

13 3) Wawancara Yaitu mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan informasi baik pada perusahaan maupun tenaga kerjanya, yang berkaitan dengan perlindungan hukum. B. Tahap Kedua Pengambilan Sampel Pengambiulan sample dalam penelitian ini dengan menggunakan Purposive sampling, yakni metode pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu, artinya tidak semua responden diwawancarai, tetapi wawancara dilakukan hanya pada responden yang mempunyai pengetahuan tentang perlindungan hukum terhadap tenaga kerja. Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Istiyardi, SH, MM manajer personalia PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar yang bisa memberi informasi mengenai perlindungan hukum terhadap tenaga kerja. 7 5. Metode Analisis Data Setelah penulis mendapat data dari peneliti, data tersebut di analisis secara kualitatif, yaitu hanya mengambil data yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas; peraturan, literature mengenai perlindungan hukum bagi tenaga kerja yang dikaitkan dengan pendapat responden dan dicarikan pemecahannya dan kemudian dapat disimpulkan. Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini (baik data primer maupun data sekunder) 7 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, halaman 85.

14 dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, sehingga memungkinkan menghasilkan kesimpulan akhir yang memadai sebagai karya ilmiah dalam bentuk skripsi. F. Sistematika Skripsi Dalam rangka mempermudah para pembaca memahami isi skripsi ini, maka dikemukakan sistematika skripsi sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perlindungan Hukum B. Pengertian Tenaga Kerja C. Pengertian Perusahaan D. Peraturan-peraturan yang dibuat didalam Perusahaan E. Hubungan hukum antara Perusahaan dengan Tenaga Kerja F. Perjanjian Kerja antara Perusahaan dengan Tenaga Kerja G. Hak dan Kewajiban antara Perusahaan dengan Tenaga Kerja

15 H. Tanggungjawab hukum jika salah satu pihak melakukan pelanggaran hukum I. Alternatif Penyelesaian Hubungan Kerja J. Berakhirnya Masa Kerja BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan B. Perlindungan hukum bagi tenaga kerja pada PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar, mengenai: 1. Perjanjian kerja antara PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja. 2. Peraturan yang berlaku dalam perusahaan, yang dibuat oleh PT. Kemilau Indah Permata Karanganyar dengan tenaga kerja. 3. Hak dan kewajiban PT. Kemilau Indah Permata dan tenaga kerja. 4. Tanggungjawab hukum bagi PT. Kemilau Indah Permata terhadap tenaga kerja. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN