AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN THE ANALYSIS OF FRESH MILK MARKETING IN KABUPATEN KLATEN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

BAB IV METODE PENELITIAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

EFISIENSI PEMASARAN JERUK PAMELO DALAM WILAYAH MAGETAN (CITRUS GRANDIS L. OSBEK)

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK MANIS. (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF SWEET ORANGE) Djoko Koestiono 1, Ahmad Agil 1

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN SEGAR DESA KOTO MESJID KE DAERAH TUJUAN PEMASARAN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman


ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

ANALISIS SALURAN PEMASARAN PRODUK SUSU BUBUK KEDELAI (Studi Kasus: Industri Sumber Gizi Nabati, Pekanbaru)

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

Oleh : 1 Rian Kurnia, 2 Yus Rusman, 3 Tito hardiyanto

PENGARUH SISTEM PEMASARAN KACANG PANJANG TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA KURIPAN KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Maqfirah Van Tawarniate 1, Elly susanti 1, Sofyan 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN NENAS PALEMBANG (KASUS: DESA PAYA BESAR, KECAMATAN PAYARAMAN, KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN)

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

REVITALISASI SISTEM AGRIBISNIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS TATANIAGA BERAS DI KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH KEDELAI (Glycine Max (L) Merill) DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR. Oleh :

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

TATANIAGA RUMPUT LAUT DI DESA KUTUH DAN KELURAHAN BENOA, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN TEMBAKAU RAKYAT: Kasus Subak Cengcengan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Oleh Drs. Ketut Mudita, SP. M.Agb.

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak)

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan)

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN GARAM RAKYAT (Studi Kasus di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan) 1

PEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA) (STUDI KASUS DI DESA MOYOKETEN, KECAMATAN BOYOLANGU, KABUPATEN TULUNGAGUNG)

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

BAB III METODE PENELITIAN

Tataniaga Industri Kecil Tempe di Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi (Commerce of Small Industry Tempe in Genteng, Banyuwangi)

DI DESA CIPEUYEUM, KECAMATAN HAURWANGI, KABUPATEN CIANJUR ABSTRACT

Transkripsi:

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir.Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 E-mail: cindydwih@gmail.com Telp. 085725105758 ABSTRACT: The purposes of this research were identifying marketing channel of soybean in Grobogan Regency, identifying the function of marketing organization, analyzing costs, benefits, and marketing margins at the institutional level in the marketing of soybean marketing channel in Grobogan, and analyzing marketing channels efficiency of soybean according to the economist efficiency in Grobogan Regency. The descriptive analysis research methodology was utilized in this research. This study was conducted in Grobogan because of the highest production in Central Java. The descriptive analysis data consisted of marketing channel and organization analysis, marketing margin analysis, economist efficiency of marketing channel that was analyzed by marketing margin percentage and farmer s share The results of data analysis revealed that those were four marketing channel of soybean in Grobogan Regency with the middlemen, local assemblers, merchant wholesalers, and distributor wholesalers. Those marketing organization were doing the exchange function, physical function, and facilities function. At first and second marketing channels had the same total marketing margins with the value was Rp 600,00 /kg. For the third and fourth marketing channel had the same total marketing margins with the value was Rp 700,00/kg. By the observation, the second marketing channel was the most efficient with 91,89% for the farmer s share value and 8,11% for marketing margin percentage. Keywords : soybean, marketing channel, marketing margin, marketing efficiency, farmer s share ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran kedelai di, tugas dan fungsi lembaga pemasaran, besarnya marjin pemasaran serta efisiensinya secara ekonomis. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis. Metode penentuan lokasi penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan dipilih sebagai lokasi penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis saluran dan lembaga pemasaran, marjin pemasaran, persentase marjin pemasaran dan farmer s share. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran kedelai di dengan empat lembaga pemasaran yang teridentifikasi antara lain tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang luar kota. Masingmasing lembaga pemasaran melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Nilai marjin pemasaran saluran I dan II memiliki nilai yang sama yaitu sebesar Rp 600,00/kg, dan pada saluran III dan IV memiliki nilai yang sama yaitu sebesar Rp 700,00/kg. Total biaya tertinggi terdapat pada saluran IV dengan nilai sebesar Rp 268,11/kg serta keuntungan tertinggi pada saluran I dengan nilai sebesar Rp 466,72/kg. Keempat saluran pemasaran sudah efisien dengan nilai farmer s share tertinggi pada saluran II yaitu 91,89% dengan persentase marjin pemasaran terendah sebesar 8,11%. Kata Kunci : kedelai, saluran, marjin, efisiensi pemasaran, farmer s share

Cindy Dwi Hartitianingtias: Analisis Efisiensi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan potensi yang tinggi dalam mengembangkan sektor pertanian, khususnya adalah pengembangan sub sektor tanaman pangan. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan tanaman pangan terus meningkat dan diiringi dengan semakin berkembang industri pengolahan pangan. Tanaman pangan menyebar hampir secara merata di seluruh wilayah Indonesia meskipun sentra beberapa jenis tanaman pangan terdapat di daerah tertentu, sebagai salah satu contoh adalah produksi kedelai terkonsetrasi di Jawa dan Bali (Direktorat Pangan dan Pertanian, 2013). Kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang memiliki sumber protein nabati yang sangat baik bagi kesehatan sehingga menjadi bahan dasar berbagai makanan, seperti kecap, tahu, dan tempe (Damardjati et al., 2005). Produksi kedelai yang dihasilkan dalam negeri belum mampu untuk mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Data mengenai produksi dan konsumsi kedelai dalam negeri tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Penyebab dari rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan oleh berkurangnya luas lahan yang digunakan untuk lahan pertanian. Keanekaragaman akan kebutuhan serta manfaat kedelai mendorong tingginya permintaan kedelai di Indonesia (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2010). Indonesia memiliki beberapa wilayah geografis yang mengembangkan kedelai. Salah satu wilayah yang mengembangkan kedelai adalah Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Grobogan dengan rata-rata produksi tertinggi selama tahun 2009-20313 sebesar 55.250 ton. Menurut Martodireso dan Suryanto (2002), pemasaran kedelai yang ada di Indonesia memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan produksi kedelai. Lokasi produksi kedelai berada di kantong-kantong kecil dengan letak yang saling berjauhan sehingga menyulitkan efisiensi pemasarannya. Pemasaran dapat dianggap efisien apabila mampu mendistribusikan produk dengan harga terendah dan mampu mengadakan pembagian yang adil kepada semua pihak yang terlibat dalam pemasaran tersebut (Hanafiah dan Saefuddin, 1983). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk 1) mengetahui saluran pemasaran, 2) mengetahui tugas dan fungsi lembaga pemasaran, 3) menganalisis marjin pemasaran, 4) menganalisis efisiensi saluran pemasaran kedelai secara ekonomis di Kabupaten Grobogan. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Kedelai Dalam Negeri Tahun 2009-2013 Tahun Produksi (Ton) Konsumsi (Ton) 2009 974.512 2.289.132 2010 907.031 2.647.536 2011 851.286 2.763.273 2012 843.153 2.971.916 2013 779.992 3.233.857 Sumber : Statistik Indonesia, 2014

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Metode ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan suatu objek penelitian melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Surakhmad, 1994). Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Toroh, Pulokulon, dan Kradenan, Kabupaten Grobogan dengan metode purposive karena memiliki rata-rata produksi kedelai tertinggi selama lima tahun. Penentuan responden petani menggunakan metode proportional random sampling dengan mengambil 40 orang petani. Metode enentuan responden lembaga pemasaran yang digunakan adalah metode snowball sampling yaitu dengan menentukan responden secara berantai dengan meminta informasi kepada orang yang telah diwawancarai (Susanto, 2006). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Saluran pemasaran menggunakan analisis deskriptif dari data primer. Marjin pemasaran pada setiap saluran pemasaran kedelai digunakan alat analisis biaya marjin pemasaran. Analisis marjin pemasaran yang digunakan sebagai data harga adalah harga ditingkat petani dan harga di tingkat lembaga pemasaran, secara matematika dirumuskan : M = Pr- Pf..(1) Dimana M adalah marjin pemasaran kedelai (Rp/kg); Pr adalah harga kedelai di tingkat konsumen (Rp/kg); dan Pf adalah harga di tingkat petani (Rp/kg). Marjin pemasaran setiap lembaga pemasaran terdiri dari biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh dan dirumuskan sebagai berikut : M= Bp + Kp..(2) Dimana Mp adalah marjin pemasaran kedelai (Rp/kg); Bp adalah biaya pemasaran (Rp/kg); dan Kp adalah keuntungan pemasaran (Rp/kg). Efisiensi pemasaran secara ekonomis dapat dihitung dengan persentase marjin pemasaran dan farmer s share. Persentase marjin pemasaran dapat dihitung menggunakan rumus : Dimana Mp adalah persentase marjin pemasaran (%); Pf adalah harga kedelai di tingkat petani (Rp/kg); dan Pr adalah harga kedelai di tingkat konsumen akhir (Rp/kg). Farmer s share dapat dihitung dengan rumus : Dimana F adalah bagian yang diterima petani; Pf adalah harga kedelai di tingkat petani (Rp/kg); dan Pr adalah harga kedelai di tingkat konsumen (Rp/kg). Analisis efisiensi pemasaran secara ekonomis digunakan untuk mengetahui saluran pemasaran yang efisien secara ekonomis. Apabila semakin rendah persentase marjin pemasaran, maka farmer s share akan semakin tinggi. Menurut Rasyaf dalam Handayani dan Ivana (2011), apabila farmer s share < 50% maka pemasaran belum efisien dan apabila farmer s share > 50% maka pemasaran dapat dikatakan efisien.

Cindy Dwi Hartitianingtias: Analisis Efisiensi HASIL DAN PEMBAHASAN A. Saluran Pemasaran Kedelai di Keterangan Gambar : : Saluran I Pemasaran Kedelai : Saluran II Pemasaran Kedelai : Saluran III Pemasaran Kedelai : Saluran IV Pemasaran Kedelai Gambar 1. Bagan Pola Saluran Pemasaran Kedelai di Saluran pemasaran kedelai yang ada di dianalisis dengan mengumpulkan data dari hasil penelusuran alur pemasaran kedelai mulai dari petani kedelai sampai ke konsumen yang ada dalam lingkup. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran yang terjadi pada pemasaran kedelai di (Gambar 1.), yaitu 1) Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Luar Kota, 2) Petani Pedagang Besar Pedagang Luar Kota, 3) Petani Tengkulak Pedagang Besar Pedagang Luar Kota, 4) Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Luar Kota. Sistem pembayaran yang dilakukan pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat hamper sama, yaitu dengan cara tunai ataupun kredit dengan menunggu proses pembayaran selanjutnya yang dilakukan dari lembaga pemasaran yang lebih tinggi. Pengangkutan yang dilakukan dengan menggunakan pick up dan menggunakan truk dengan muatan 4 ton maupun 8 ton. B. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Kedelai di Lembaga pemasaran yang terlibat dalam penelitian ini meliputi tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang luar kota. Tugas dan fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga-lembaga yang terlibat dapat dilihat pada Tabel 2. Menurut Azzaino (1992), fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran kedelai yang ada di secara garis besar adalah sebagai berikut 1) fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan yang menciptakan kegunaan kepemilikan, 2) fungsi fisik yang dilakukan menciptakan kegunaan tempat dan waktu yang terdiri dari pengumpulan, penyimpanan, pengemasan, bongkar muat, dan pengangkutan, serta 3) fungsi fasilitas berupa sortasi dan

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 grading, penanggungan resiko, serta informasi pasar mengenai harga. C. Marjin Pemasaran Kedelai di Kegiatan pemasaran produk dari tangan produsen hingga ke konsumen memerlukan biaya. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran berbeda sehingga keuntungan yangditerima lembaga pemasaran berbeda. Marjin pemasaran merupakan penjumlahan antara total biaya dan total keuntungan pemasaran (Dahl and Hammond, 1977). Nilai marjin pemasaran yang semakin besar, maka pemasaran akan semakin tidak efisien. Tabel 2. Hasil analisis marjin pemasaran yang dilakukan dalam penelitian ini terlihat bahwa total biaya pemasaran tertinggi pada saluran IV dengan nilai sebesar Rp 268,11 per kg dan jumlah total keuntungan yang tertinggi adalah pada saluran I dengan nilai sebesar Rp 466,72 per kg. Biaya yang dikeluarkan pada masing-masing lembaga pemasaran adalah biaya pengangkutan, biaya pengepakan, biaya bongkar muat dan biaya penyusutan. Nilai total marjin pemasaran pada saluran I dan II adalah Rp 600,00 per kg dan saluran III dan sebesar Rp 700,00 per kg (Tabel 3). Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Kedelai di Kabupaten Grobogan Lembaga Pemasaran Fungsi Pemasaran Aktivitas Tengkulak a. Pertukaran a. Pembelian dan penjualan b. Fisik b. Pengemasan, bongkar muat dan pengangkutan c. Fasilitas c. Penanggungan resiko dan informasi pasar mengenai harga Pedagang Pengumpul a. Pertukaran a. Pembelian, dan penjualan b. Fisik b. Pengumpulan, penyimpanan, pengemasan, bongkar muat, dan pengangkutan c. Fasilitas c. Pengolahan (sortasi), penanggungan resiko dan informasi pasar mengenai harga Pedagang Besar a. Pertukaran a. Pembelian, dan penjualan b. Fisik b. Pengumpulan, penyimpanan, pengemasan, bongkar muat, dan pengangkutan c. Fasilitas c. Pengolahan (sortasi dan grading), penanggungan resiko dan informasi pasar mengenai harga Pedagang Luar Kota a. Pertukaran a. Pembelian b. Fisik b. Pengangkutan dan pergudangan c. Fasilitas c. Penanggungan resiko dan informasi pasar mengenai harga Sumber : Analisis Data Primer, 2014

Cindy Dwi Hartitianingtias: Analisis Efisiensi Tabel 3. Analisis Marjin Pemasaran pada Saluran Pemasaran Kedelai di Uraian Saluran I Saluran II Saluran III Saluran IV (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (%) Petani Harga Jual Kedelai 6.600,00 91,67 6.800,00 91,89 6.700,00 90,54 6.700,00 90,54 Tengkulak Harga Beli 6.700,00 90,54 Biaya : a. Pengepakan 15,00 0,20 b. Pengangkutan 40,00 0,54 c. Bongkar Muat 20,00 0,27 d. Penyusutan 28,68 0,39 Total Biaya 103,68 1,40 Keuntungan 296,32 4,00 Marjin Pemasaran 400,00 5,41 Harga Jual 7.100,00 95,95 Pedagang Pengumpul Harga Beli 6.600,00 91,67 6.700,00 90,54 Biaya : a. Pengepakan 15,00 0,21 15,00 0,20 b. Pengangkutan 40,00 0,56 30,00 0,41 c. Bongkar Muat 20,00 0,28 20.,00 0,27 d. Sortasi 10,00 0,14 10,00 0,14 e. Penyusutan 48,28 0,67 44,81 0,61 Total Biaya 133,28 1,85 119,81 1,62 Keuntungan 466,72 6,48 330,19 4,46 Marjin Pemasaran 600,00 8,33 450,00 6,08 Harga Jual 7.200,00 100,00 7.150,00 96,62 Pedagang Besar Harga Beli 6.800,00 91,89 7.100,00 95,95 7.150,00 96,62 Biaya : a. Pengepakan 20,00 0,27 20,00 0,27 20,00 0,27 b. Pengangkutan 40,00 0,54 40,00 0,54 40,00 0,54 c. Bongkar Muat 20,00 0,27 20,00 0,27 20,00 0,27 d. Sortasi dan Grading 30,00 0,41 30,00 0,41 30,00 0,41 e. Penyusutan 55,21 0,75 35,89 0,49 38,30 0,52 Total Biaya 165,21 2,23 145,83 1,97 148,30 2,00 Keuntungan 434,79 5,88 154,17 2,08 101,70 1,37 Marjin Pemasaran 600,00 8,11 300,00 4,05 250,00 3,38 Harga Jual 7.400,00 100,00 7.400,00 100,00 7.400,00 100,00 Harga Beli 7.200,00 100,00 7.400,00 100,00 7.400,00 100,00 7.400,00 100,00 Pedagang Luar Kota Total Biaya 133,28 1,85 165,21 2,23 249,51 3,37 268,11 3,62 Pemasaran Total Keuntungan 466,72 6,48 434,79 5,88 450,49 6,09 431,89 5,84 Pemasaran Total Marjin Pemasaran 600,00 8,33 600,00 8,11 700,00 9,46 700,00 9,46 Sumber : Analisis Data Primer, 2014

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 D. Efisiensi Pemasaran Kedelai secara Ekonomis di Kabupaten Grobogan Tabel 4. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Kedelai secara Ekonomis di Uraian Saluran Pemasaran I II III IV Total Biaya Pemasaran (Rp/kg) 133,28 165,21 249,51 268,11 Total Keuntungan Pemasaran 466,72 434,79 450,49 431,89 (Rp/kg) Total Marjin Pemasaran (Rp/kg) 600,00 600,00 700,00 700,00 Presentase Marjin Pemasaran (%) 8,33 8,11 9,46 9,46 Farmer's Share (%) 91,67 91,89 90,54 90,54 Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1983), pemasaran dikatakan efisien apabila keuntungan yang didapatkan wajar dan pembagian yang adil bagi masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat. Efisiensi pemasaran kedelai secara ekonomis dapat dianalisis melalui persentase marjin pemasaran dan farmer's share. Saluran pemasaran I, II, III, dan IV pada pemasaran kedelai di sudah efisien karena persentase dari farmer s share lebih dari 50% dimana diketahui saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran II (Tabel 4). Nilai persentase marjin pemasaran pada saluran pemasaran II lebih rendah dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya. Nilai farmer s share pada saluran pemasaran II atau bagian yang diterima petani yang paling tinggi pada saluran pemasaran II, yaitu sebesar 91,89%. Semakin besar nilai farmer s share, maka semakin efisien saluran pemasaran. Saluran pemasaran II lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya, hal ini disebabkan oleh rendahnya keuntungan yang diambil serta biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer pada saluran II. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain terdapat empat saluran pemasaran kedelai yang ada di ; tugas dari lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen, sedangkan untuk fungsi yang dilakukan lembaga pemasaran kedelai di Kabupaten Grobogan adalah fungsi pertukaran berupa, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas; besarnya marjin pemasaran pada setiap tingkat lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran kedelai di adalah sebagai berikut pada saluran pemasaran I, total marjin pemasaran adalah Rp 600,00 per kg, pada saluran pemasaran II, total marjin pemasaran adalah Rp 600,00 per kg, pada saluran pemasaran III, total

Cindy Dwi Hartitianingtias: Analisis Efisiensi marjin pemasaran adalah Rp 700,00 per kg, serta pada saluran pemasaran IV, total marjin pemasaran adalah Rp 700,00 per kg; saluran pemasaran kedelai di sudah efisien karena persentase dari farmer s share lebih dari 50% dengan nilai persentase marjin pemasaran yang semakin rendah, dimana diketahui saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran II dengan persentase dari farmer s share sebesar 91,89% dan persentase marjin pemasaran sebesar 8,11%. Saran yang dapat disampaikan adalah kedelai dapat dijual langsung kepada konsumen akhir, contohnya seperti menjual langsung kedelai ke pengrajin tahu; setiap lembaga pemasaran sebaiknya melakukan kerja sama dalam hal pembelian dan penjualan kedelai berdasarkan pada ikatan langganan; keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran dapat ditingkatkan dengan melakukan penyimpanan kedelai dan dijual pada saat harga kedelai kembali tinggi; serta efisiensi pemasaran kedelai dapat dipertahankan dengan melakukan penjualan secara berkelompok untuk memperoleh posisi tawar yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Azzaino, Z. 1992. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Dahl C. D. dan Hammond J. W. 1977. Market and Price Analysis: The Agricultural Industries. McGraw-Hill Book Company, Inc. Damardjati, D. S.; Marwoto D. K.; D. Swastika; M. Arsyad dan Y. Hilman. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2010. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2010 2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Pangan dan Pertanian. 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta. Hanafiah, A. M, dan Saefuddin A. M. 1983. Tata Niaga Hasil Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Handayani, S. M. dan Ivana N. 2011. Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten. Sains Peternakan, IX (1) : 41-52. Martodireso, S. dan Suryanto, A. W. 2002. Agribisnis Kemitraan. Usaha Bersama. Yogyakarta. Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitiaan Ilmiah. CV Tarsito. Bandung. Susanto. 2006. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta. Bandung.