BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikapsikap:

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

BAB II PERAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MEMBINA SIKAP CINTA TANAH AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

PERAN GURU DALAM PENANAMAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA SD NEGERI ROWOPANJANG, BRUNO, PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

PENDAHULUAN. dengan adanya proses belajar mengajar, atau lebih sering dikenal dengan

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

MENANAMKAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTK PADA SISWA KELAS VI SDN 88 PERUMNAS UNIB BENTIRING

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Pesan kecil untuk mahasiswa/i departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGUKUHAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak didik dalam dunia pendidikan merupakan subjek utama. Dialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA SALATIGA SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT KE-71 KEMERDEKAAN RI TINGKAT KOTA SALATIGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Oleh: Nahrowi STKIP PGRI PGRI BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

ABSTRAK. Kata kunci : Kesadaran, Berbangsa, Bernegara

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. (RPP Model Inkuiri No 1) A. Standar Kompetensi : 5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah beberapa abad lamanya

PERAN GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI KARAKTER DI SMP NEGERI 1 BUA PONRANG KABUPATEN LUWU

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru dikatakan sebagai salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Berkaitan dengan hal ini, guru tidak hanya sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge saja, tetapi guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Demikian pula halnya dalam mengembangkan sikap cinta tanah air siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berkaitan dengan hal ini Sardiman (2011: 138) mengatakan bahwa Guru mendidik sikap mental seseorang tidak cukup hanya mengajarkan sesuatu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan itu harus dididikkan, dengan guru sebagai idolanya. Rasa cinta tanah air harus ditanamkan pada diri siswa. Oleh karena itu, guru perlu melakukan berbagai upaya yang dapat mendukung pengembangan 1

2 sikap cinta tanah air pada siswa. Cinta tanah air menurut Budiyanto (2000: 37) adalah Suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tanah kelahiran atau tanah airnya. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa. Cinta tanah air juga merupakan perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Dari rasa cinta tanah air itu dapat menimbulkan rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasamenghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikan alam dan lingkungan. Rasa cinta pada tanah air ini harus terus ditanamkan pada diri siswa. Untuk itu guru dapat melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan sikap cinta tanah air dalam diri siswa. Upaya guru untuk membina sikap cinta tanah air salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan bela negara. Dalam ruang lingkup yang lebih luas pendidikan kewarganegaraan. Berkaitan dengan hal ini, Agus Subagyo (2015: 35) mengatakan bahwa Pendidikan bela negara harus ditanamkan kepada semua orang sejak dini yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

3 Berdasarkan hasil pra observasi yang peneliti lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas, dapat dilihat sebagai suatu kenyataan bahwa sikap cinta tanah air siswa masih belum maksimal. Ini dapat dilihat dari sikap siswa antara lain ketika mengikuti upacara bendera yang tidak serius, lebih menyukai produk yang menunjukkan luar negeri dibanding produksi dalam negeri, dan penggunaan bahasa Indonesia yang belum baik dan benar kepada sesama. Hal ini merupakan kenyataan yang tidak hanya harus dihadapi, namun juga harus diupayakan untuk memperbaikinya, salah satunya dengan memberikan Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa yang didalamnya juga terdapat pendidikan bela negara. Rasa cinta tanah air dapat terlihat dari kesadaran berbangsa dan bernegara. Berkaitan dengan hal ini, Hamid Darmadi (2010: 57) mengatakan bahwa Kesadarana Bernegara Indonesia dapat terlihat adanya rasa bertanah air satu yaitu Indonesia, menghormati bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila dan lembaga pemerintah serta mematuhi setiap Peraturan Perundang-undangan. Dilakukannya penelitian ini dengan harapan dapat memberikan informasi yang akurat kepada pihak sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya tentang hasil penelitian yang dilakukan. Harapan lain dengan adanya penelitian ini adalah untuk menjadikan siswa sebagai seseorang yang memiliki rasa cinta tanah air dan bertanggung jawab, menjadikan siswa seseorang yang dapat membentengi diri dari segala hal yang dapat merusak

4 diri dan kepribadiannya, menjadikan siswa sebagai seseorang yang mempunyai kredibilitas dan berprestasi. Adanya penelitian ini juga diharapkan dapat membantu guru mengembangkan wawasan untuk membina siswa melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Sehubungan dengan hal ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas. Apabila hasil penelitian ternyata menunjukkan masih banyak kelemahan, maka guru yang terlibat langsung dengan siswa pada saat pembelajaran dapat menentukan langkah-langkah dan melakukan berbagai upaya untuk membina siswa diantaranya dengan meningkatkan rasa nasionalisme dalam diri siswa.. B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian Masalah dalam penelitian ini sangat luas. Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif ini peneliti akan membatasi fokus penelitian. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Fokus dalam penelitian ini secara umum adalah Bagaimanakah peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas?. Fokus penelitian selanjutnya akan terbagi lagi menjadi sub-sub fokus penelitian sebagai berikut:

5 1. Bagaimanakah gambaran sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas? 2. Bagaimanakah peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas? 3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas? C. Tujuan Penelitian Secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi sejelas-jelasnya tentang peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas. Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Gambaran sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas. 2. Peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas.

6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi peningkatan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dalam memahami betapa pentingnya peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membina sikap cinta tanah air pada diri siswa sebagai generasi penerus bangsa yang mempunyai rasa nasionalisme dan menjadi bahan kajian bagi penelitian lanjutan maupun penelitian sejenis. Dengan adanya rasa nasionalisme dalam diri siswa akan menjadikan siswa lebih mencintai tanah airnya yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang bermanfaat bagi siswa, karena sebagai generasi penerus bangsa harus mempunyai kepribadian yang tangguh serta mempunyai rasa nasionalisme. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat, karena betapa pentingnya peran seorang guru dalam membina sikap cinta tanah air untuk menghadapi tantangan-tantangan yang terjadi di masa yang akan datang.

7 c. Bagi Sekolah Bagi pihak sekolah yang menjadi objek penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk meningkatkan peran guru sebagai mana mestinya. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan bekal serta menjadi bahan kajian dalam pengembangan wawasan keilmuan, terutama tentang peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membina sikap cinta tanah air di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Subah Kabupaten Sambas. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini, maka ditetapkan ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Variabel merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (1997:21) Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pendapat lain dikemukakan oleh Margono (2005:82)

8 adalah bahwa Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membina sikap cinta tanah air pada siswa, dengan aspek-aspeknya sebagai berikut (Novan, A.W., 2012: 85-87) : a. Inspirator, dengan indikator: 1) Membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan 2) Memberikan inspirasi bagi siswa dalam membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar maupun secara nasional b. Motivator, dengan indikator : 1) Meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa 2) Memberikan penguatan 3) Memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk ikut serta membela dan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas c. Keteladanan, dengan indikator: 1) Menunjukkan sikap baik 2) Selalu berbicara sopan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 3) Ramah dalam pergaulan 4) Memelihara kerukunan dalam pergaulan 2. Definisi Operasional Definisi operasional yang dimaksud adalah menterjemahkan suatu konsep-konsep menjadi satuan yang lebih operasional, yakni variabel dan konstruk (construct), yang belum sepenuhnya siap untuk diukur. Dengan kata lain unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya

9 mengukur suatu variabel. Sofian Effendi (1987:46) mengatakan definisi variabel adalah Suatu informasi ilmiah yang amat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama, atau semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini definisi variabel diartikan informasi yang terurai mengenai suatu objek penelitian yang akan diukur sehingga jelas bagian-bagiannya, isinya guna mendapatkan kesimpulan. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu diberikan definisi untuk mempermudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami penelitian ini. Adapun istilah yang pelu diberikan definisi secara operasional adalah sebagai berikut : a. Gambaran sikap cinta tanah air Gambaran sikap cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara, untuk mengabdi, memelihara, memiliki rasa kebangaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikan alam dan lingkungan. b. Peran guru membina sikap cinta tanah air Peran guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagian dari tugas guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang tidak

10 hanya mengajar dan mendidik, tetapi melakukan pembinaan pada siswa dalam mengembangkan sikap cinta tanah air agar memiliki rasa nasionalisme untuk membela negara. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air pada siswa Faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membina sikap cinta tanah air pada siswa adalah segala hal yang dapat memberikan dampak pada upaya yang dilakukan oleh guru untuk melakukan pembinaan pada siswa, khususnya sikap cintan tanah air.