BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

LAPORAN BULANAN PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. publik. Pelayanan publik ini salah satunya meliputi kesehatan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhannya oleh negara. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1)

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 pasal 3 ayat 2, dan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Marita Ahdiyana, M. Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN. Pembukaan Majenas II SPN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang harus dikuasai karena dapat membantu menentukan

PERAN DAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

PENGUKURAN KEPUASAN PESERTA JKN MELALUI PENDEKATAN IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

Program Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

2016 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TALAGA BODAS PADA ERA JKN

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Menurut UU No. 36

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tahun 2003 pemerintah menyiapkan rancangan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 1. Rancangan SJSN disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun, kecelakaan kerja, termasuk pengangguran untuk mereka yang kehilangan pekerjaan unemployment benefit. SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. SJSN diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. SJSN bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan / atau anggota keluarganya 2 Di dalam konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), semua masyarakat termasuk Warga Negara Asing yang tinggal di Indonesia lebih dari 6 bulan menjadi tanggungjawab JKN. Sampai pertengahan Tahun 2003, penduduk Indonesia yang sudah memiliki jaminan kesehatan meningkat sampai 20,2%. Meskipun demikian, sebagian besar penduduk Indonesia (79,8%) terutama dari sektor informal masih belum memiliki jaminan kesehatan. Mereka inilah yang seharusnya dijadikan sasaran utama program JKN. Prinsip pelaksanaan JKN adalah mengubah sistem pembayaran kesehatan secara individu (out of pocket) menjadi kolektif (collective risk

sharing). Untuk itu, program jaminan kesehatan harus dikelola secara profesional oleh perusahaan asuransi yang sudah terakreditasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). 3 BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan / atau anggota keluarganya. Dalam melaksanakan fungsi yang terdapat dalam UU No. 24 tahun 2011 pasal 9 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS bertugas untuk melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta, memungut dan mengumpulkan iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja, menerima bantuan iuran dari Pemerintah, mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta, mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial, membayarkan manfaat dan/ atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial, dan memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat. 4 Fasilitas pelayanan kesehatan di BPJS dibagi menjadi 2 yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL) Pelayanan FKTP yang diberikan meliputi DPP (Dokter Praktek Perorangan), Dokter gigi, Klinik Pratama dan Puskesmas, sedangkan untuk FKRTL meliputi Rumah Sakit (RS). Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut dapat digunakan oleh pasien dengan gratis dengan menunjukkan kartu BPJS dan sudah melunasi iuran bulanan wajib. Untuk tunggakan dalam pembayaran iuran maksimal 1 bulan, jika melebihi dari bulan itu maka tidak akan diberikan pelayanan secara gratis. 5

Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi PBI (Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan) yaitu fakir miskin dan orang tidak mampu, dimana iurannya dibayarkan oleh Pemerintah kepada BPJS Kesehatan Peserta PBI wajib memberikan data mengenai diri sendiri dan anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada Pemerintah untuk disampaikan kepada BPJS Kesehatan dan Non PBI (Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan) yang antara lain Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), dan Bukan Pekerja. Contoh: pegawai pemerintah, pegawai swasta, wiraswasta/ pengusaha, artis, investor, TNI/Polri, Ibu rumah tangga, dll. 4 Menurut UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS Pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa BPJS wajib membentuk Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta. Penanganan komplain yang diberikan oleh BPJS secara efektif dapat memberikan rasa puas dan persepsi tentang pelayanan yang baik oleh peserta. 4 Dari data survey awal wawancara penulis dengan 10 peserta BPJS Kesehatan, masalah yang ada antara lain pemesanan kamar untuk melakukan Rawat Inap di Rumah Sakit, tetap membayar walaupun dengan jumlah yang tidak banyak biaya rawat inap meskipun menggunakan BPJS Kesehatan dalam melakukan Rawat Inap, antrian banyak jika menggunakan BPJS Kesehatan, meminta surat rujukan terlebih dahulu dari dokter keluarga jika akan memeriksakan kehamilan, kesalahan sistem di BPJS Kesehatan, misal sudah membayar tetapi tercantum belum membayar. Dari kesemua jawaban tersebut menyatakan bahwa semua peserta pernah mengalami keluhan di BPJS. Menurut data

yang bersumber dari Laporan Data Penanganan Keluhan Peserta BPJS Kantor Cabang Boyolali di Kantor Operasional Kabupaten Boyolali Tahun 2015 terdapat 4 keluhan pada Bulan Juni, 2 keluhan pada Bulan Juli dan 4 keluhan pada Bulan Agustus dan 3 keluhan pada Bulan September. Jumlah keluhan tersebut terdiri atas keluhan lisan dan keluhan tertulis. Untuk prosentase penyampaian keluhan dari data 4 bulan terakhir, paling banyak 60% keluhan disampaikan melalui datang ke kantor BPJS Kesehatan, 20% penyampaian keluhan melalui email, 10% penyampaian melalui telepon dan 10% penyampaian melalui website. Prosentase pada pokok masalah keluhan juga paling banyak dari masalah pelayanan administratif yaitu sebesar 40% yang mencakup pelayanan di kantor BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan (Faskes), dan Mitra Kerja. Jika ibu membuatkan bayinya kartu BPJS Kesehatan tanpa meminta surat rekomendasi dari Dinas Sosial maka kartu dapat aktif dan digunakan setelah 14 hari dari hari pembuatan, tetapi jika pasien meminta surat rekomendasi dari Dinas Sosial maka kartu dapat langsung digunakan untuk perawatan bayi tersebut (khusus untuk peserta PBI dengan syarat dan ketentuan dari Dinas Sosial), lalu 30% keluhan dari masalah pelayanan non medis yang mencakup akomodasi kelas rawat, sarana medik dan sikap petugas dalam melayani, contohnya yaitu banyaknya pasien yang ditolak dirumah sakit dengan menggunakan BPJS jika melakukan pelayanan sesuai dengan kelasnya, tetapi jika pasien mau naik kelas (contoh perawatan kelas 1 menjadi kelas VIP) maka pasien akan mendapatkan kamar. Terdapat 30% dalam biaya diluar ketentuan yang mencakup biaya pelayanan dan biaya obat, contohnya obat yang sesuai indikasi medis (Formularium Nasional) akan

dijamin oleh BPJS Kesehatan, tetapi obat diluar indikasi medis (contoh: obat vitamin yang diminta sendiri oleh pasien) tidak akan dijamin oleh BPJS Kesehatan dan pasien harus membayarnya sendiri. Untuk data jumlah peserta BPJS Kesehatan tahun 2015 secara keseluruhan sebanyak 23.832.018 jiwa, dan untuk jumlah peserta di Kantor BPJS Kantor Cabang Boyolali sebanyak 1.474.624 jiwa, yang semuanya terdiri dari PNS Aktif, Penerimaan pensiun PNS, Pensiun TNI/POLRI, Veteran/Perintis Kemerdekaan, dan PTT/Dokter/Bidan. Dalam data yang disebutkan diatas terlihat bahwa setiap bulannya keluhan peserta mengalami penurunan walaupun semua responden yang penulis wawancarai memiliki masalah dalam pelayanan BPJS. Penurunan jumlah keluhan tersebut disebabkan karena BPJS Kesehatan Cabang Boyolali sudah berusaha untuk meningkatkan kepuasan kepada peserta dengan memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin. Beberapa hal yang sudah dilakukan antara lain: Meningkatkan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban kepada peserta, meniadakan cost sharing di rumah sakit, melakukan customer visite, memberikan kesempatan mengikuti medical checkup dan pap smear, membagikan buku pedoman/ info ASKES, menyampaikan hotline service, dan Hallo Askes 500400. Peneliti tertarik untuk mengetahui pelaksanaan dalam penanganan keluhan pelanggan oleh petugas BPJS Kesehatan Cabang Boyolali, karena terdapat penurunan keluhan dari para peserta BPJS dari bulan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin melihat pelaksanaan penanganan keluhan pelanggan dan pelayanan informasi yang dilakukan oleh petugas BPJS Boyolali, sehingga perlu dilakukan kegiatan analisis yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting. Adanya

sebuah mekanisme penanganan keluhan akan memudahkan Pemerintah untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan pelayanan publik. 19 Adanya kegiatan evaluasi juga akan dapat dibuat keputusan yang sangat penting untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya, sehingga kedepannya proses pelaksanaan akan semakin baik. Oleh sebab itu pelaksanaan keluhan dan pelayanan informasi dilakukan berdasarkan modifikasi teori yang dikemukakan oleh Azrul Azwar dan Jogiyanto karena didalam variabel yang penulis gunakan ada keterkaitan denga teori tersebut, yang mencakup elemen input, proses, output, serta outcome yang ada serta capaian keberhasilan yang ditargetkan oleh BPJS Kesehatan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran pelaksanaan penanganan keluhan pelanggan dan pelayanan informasi yang dilakukan oleh petugas BPJS Kesehatan Kantor Cabang (KC) Boyolali? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pelaksanaan penanganan keluhan pelanggan dan pelayanan informasi yang dilakukan oleh petugas BPJS Kesehatan Kantor Cabang (KC) Boyolali. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan faktor-faktor SDM yang meliputi: Kualitas, Kuantitas, Kemampuan dan Keterampilan.

b. Menggambarkan faktor-faktor Sarana dan Prasarana c. Menggambarkan faktor-faktor Standard Operating Procedure (SOP) d. Menggambarkan faktor-faktor Perencanaan Pelaksanaan Keluhan e. Menggambarkan faktor-faktor Pelaksanaan Penanganan Keluhan f. Menggambarkan faktor-faktor Jumlah Keluhan Pelanggan g. Menggambarkan faktor-faktor Kepuasan Pelanggan D. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti Mendapatkan pengetahuan tentang prosedur dari penanganan keluhan dimulai dari masuknya keluhan hingga keluhan dapat tertangani yang dilakukan oleh petugas BPJS Kesehatan Kantor Cabang Boyolali. b. Bagi BPJS Kesehatan KC Boyolali Sebagai bahan informasi, masukan dan rekomendasi untuk dapat melakukan evaluasi penanganan keluhan pelanggan dan pelayanan informasi dalam upaya peningkatan mutu atau kualitas pelayanan. Dengan cara terus memperbaiki kebijakan yang ada seiring dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi, maka dapat meningkatkan pelayanan dalam penanganan keluhan pelanggan. c. Bagi Fakultas Kesehatan Menambah referensi penelitian ilmiah mahasiswa terutama terkait dengan pelaksanaan petugas BPJS Kesehatan KC Boyolali, terkait penanganan keluhan pelanggan dan pelayanan informasi. Harapannya dapat mencapai derajat kepuasan pelanggan.

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil 1. Nurul Afriani Analisis Keluhan Deskriptif Penanganan (2012) Penanganan Pelanggan RSUP Kualitatif keluhan dapat Keluhan Fatmawati, dikatakan Pelanggan oleh Fasilitas, SOP, selesai apabila Instalasi Pelaksanaan pelanggan Pemasaran dan SOP, merasa puas Humas Rumah Pengawasan, dan mengerti Sakit Umum Pusat Evaluasi terhadap solusi Fatmawati Tahun yang petugas 2012 berikan 2. Lailatul Analisis Sumber daya Deskriptif BPJS Kc. Maghfiroh Pelaksanaan Manusia, Kualitatif Madiun dapat (2014) Penanganan Pendanaan, menangani pelanggan oleh Sarana Prasarana, keluhan pada petugas BPJS SOP, material, saat itu juga dan Kesehatan Kantor Sasaran, Informasi cepat. Namun Cabang Madiun perlu penambahan jumlah SDM

untuk menyesuaikan jumlah peserta yang semakin banyak. 3. Dhyah Pengaruh Variabel Keadilan Deskriptif Variabel Setyorini Penanganan Distributif, Variabel Kualitatif kepuasan (2008) Keluhan Pelayanan Keadilan terhadap Kesehatan Prosedural, penanganan terhadap Variabel Keadilan keluhan dapat Kepercayaan Interaksional, memoderasi Pasien di Rumah Variabel hubungan Sakit Umum Kepuasan antara variabel Daerah Terhadap keadilan dengan Panembahan Penanganan kepercayaan. Senopati Keluhan, Variabel Kabupaten Bantul Kepercayaan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada saat ini. Perbedaan tersebut ada pada penelitian Lailatul Maghfiroh yang pembedanya hanya pada lokasi penelitian yaitu di Madiun untuk penelitian yang terdahulu, dan yang akan penulis teliti berlokasi di Boyolali.

F. Lingkup Penelitian a. Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian di Bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya ilmu manajemen kesehatan khususnya tentang evaluasi pelaksanaan program. b. Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini adalah analisis pelaksanaan penanganan keluhan pelanggan dan pelayanan informasi oleh petugas BPJS Kesehatan Kantor Cabang Boyolali. c. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini adalah dibagian pelayanan pelanggan Kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Boyolali. d. Lingkup Metode Jenis peneitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif (explanatory research) yang bertujuan untuk mendiskripsikan suatu keadaan secara obyektif. e. Lingkup Objek Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh petugas di bagian pelayanan penanganan keluhan pelanggan di kantor BPJS Kesehatan. f. Lingkup Waktu Rencana penelitian ini akan dilakukan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan sampai dengan ujian skripsi mulai bulan November sampai dengan Mei.