BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Perusahaan. Sejarah dari asuransi kesehatan adalah mulai tahun 1968

dokumen-dokumen yang mirip
panduan praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan

Administrasi Klaim Faskes BPJS Kesehatan

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Petunjuk Teknis. Verifikasi Klaim

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB II. Tinjauan Pustaka. a. Rekam medis menurut permenkes 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan-catatan tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BUPATI LAMONGAN TENTANG BUPATI LAMONGAN, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis memilih untuk melakukan kerja

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. I.1.1 Bentuk Usaha. BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksanaan merupakan badan

Laporan Geladi. BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kudus

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JEJARING BIDAN DENGAN BPJS. Oleh: Niken Choirul H

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

Panduan Praktis. Teknis Verifikasi Klaim

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

suplemen Informasi Jampersal

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

PERAN IDI DALAM MELAKSANAKAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA TERKAIT PROSES VERIFIKASI BPJS

TENTANG BUPATI SERANG,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

ALUR KERJA BPJS Kesehatan Center

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

BAB III PEMBAHASAN. yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di. Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

TENTANG. dan Jaminan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas hidup manusia sangat penting yang tertuang dalam 9

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

[ MANUAL APLIKASI PCARE] Aplikasi Pelayanan Dasar berbasis web ( web base) dibangun untuk mendukung bisnis proses pelayanan Peserta BPJS-KESEHATAN di

PANDANGAN PROFESI BIDAN SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN KEBIJAKAN TERKAIT BELANJA STRATEGIS JKN

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Perusahaan Sejarah dari asuransi kesehatan adalah mulai tahun 1968 Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional. Kemudian pada tahun 1984 untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti. 15

digilib.uns.ac.id 16 Pada tahun 1991 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela. Kemudian pada tahun 1992 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri. Pada tahun 2005 PT. Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005, sebagai Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJKMM/ASKESKIN). Dan pada tahun 2014 atas perintah Presiden mulai tanggal 1 Januari 2014, PT Askes Indonesia (Persero) berubah nama menjadi BPJS Kesehatan sesuai dengan Undang-Undang no. 24 tahun 2011 tentang BPJS. (http://id.wikipedia.org/wiki/bpjs-kesehatan)

digilib.uns.ac.id 17 2. Lokasi Perusahaan BPJS Kesehatan Cabang Utama Surakarta berlokasi di jalan K.H. Agus Salim No. 2 Surakarta, Jawa Tengah.

digilib.uns.ac.id 18 BAG. KEPESERTAAN DAN PELAYANAN PESERTA - STAF ADMINISTRASI PELAYANAN PESERTA - STAF PENGAWASAN KEPATUHAN PESERTA DAN PEMBERI KERJA - STAF PENGENDALI MUTU PELAYANAN DAN PENANGANAN PENGADUAN PESERTA - STAF MANAJEMEN ADMINISTRASI KEPESERTAAN BAG. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN - VERIFIKATOR - STAF ADMINISTRASI PELAYANAN RUJUKAN - STAF MANAJEMEN MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN - STAF MANAJEMEN FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN - STAF MANAJEMEN UTILISASI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN STRUKTUR ORGANISASI BPJS KESEHATAN CABANG UTAMA SURAKARTA KEPALA CABANG BAG. PEMASARAN BAG. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER - STAF PEMASARAN PEKERJA PENERIMA UPAH - STAF PEMASARAN PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH - STAF ADMINISTRASI PEMASARAN - STAF MANAJEMEN MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN PRIMER - STAF MANAJEMEN FASILITAS KESEHATAN PRIMER - STAF ADMINISTRASI KESEHATAN PRIMER Gambar 2.1. Struktur Organisasi BAG. UMUM DAN TEKNOLOGI - STAF SUMBER DAYA MANUSIA - STAF ADMINISTRASI DAN UMUM - STAF HUBUNGAN EKSTERNAL - STAF TEKNOLOGI INFORMASI - SEKRETARIS CABANG BAG. KEUANGAN DAN PENAGIHAN - STAF SKUNTANSI DAN KEUANGAN - KASIR - STAF PENAGIHAN - STAF ADMINISTRASI KEUANGAN DAN PENAGIHAN

digilib.uns.ac.id 19 3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi dalam BPJS Kesehatan Cabang Utama Surakarta beserta fungsi dan tugasnya terdiri dari. a. Kepala Cabang Fungsi: Bertanggung jawab, mengkoordinasi dan mengendalikan pelaksanaan seluruh aktifitas yang ada pada Kantor Cabang serta melakukan koordinasi dengan Kantor Regional. Tugas. 1. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Kantor Cabang secara keseluruhan. 2. Memberikan rekomendasi potensi pengembangan yang dapat meningkatkan kinerja BPJS Kesehatan. 3. Bertanggung jawab atas semua aktivitas di Kantor Cabang. 4. Mengkoordinasikan seluruh seksi yang ada dan memastikan seluruh kegiatan pada Kantor Cabang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan pedoman yang berlaku.

digilib.uns.ac.id 20 5. Memastikan pencapaian standar kinerja yang telah ditetapkan untuk setiap Seksi. 6. Berkoordinasi dengan Kantor Regional untuk seluruhaktivitas di Kantor Cabang. 7. Mengkonsumsikan permasalahan yang ada pada Kantor Cabang dan merekomendasikan alternatif penyelesaian kepada Kantor Regional. 8. Mengkoordinasi, mengawasi dan menyetujui pelaporan rutin mengenai aktivitas Kantor Cabang secara keseluruhan. b. Bagian Pemasaran Fungsi: memberi informasi dan sosialisasi untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Non Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) yang sudah menjadi peserta maupun yang belum menjadi peserta. Tugas. 1. Memberikan sosialisasi kepada Badan Usaha maupun masyarakat umum. 2. Menginput data Badan Usaha baru. 3. Menyerahkan data Badan Usaha kepada bagian Kepesertaan untuk pencetakan kartu. 4. Memastikan Badan Usaha sudah mendaftarkan seluruh anggota tenaga kerjanya sesuai dengan data dari Perusahaan dan Dinas Tenaga Kerja.

digilib.uns.ac.id 21 c. Bagian Kepesertaan dan Pelayanan Peserta Fungsi: Melaksanakan aktivitas pengelolaan administrasi kepesertaan dan distribusi kartu peserta, penyuluhan dan keluhab peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan kebijakan,pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan. Tugas. 1. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Kepesertaan dan Pelayanan Peserta. 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peserta yang berkaitan dengan kepesertaan dan Pelayanan Peserta. 3. Mengelola administrasi kepesertaan yang mencakup pendaftaran, verifikasi, pencatatan dan pemutakhiran data. 4. Melaksanakan pendistribusian kartu peserta. 5. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan kepada peserta. 6. Menerima dan menyelesaikan keluhan peserta. 7. Melakukan koordinasi dengan Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukandalam menjalankan fungsi BPJS Center.

digilib.uns.ac.id 22 8. Berkoordinasi dengan Kantor Pusat / Regional dalam memberikan masukan sebagai bahan penyusunan kebijakan dan pedoman kepesertaan dan Pelayanan peserta apabila diperlukan. 9. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan mengenai aktivitas Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Kepesertaan dan Pelayanan Peserta. d. Bagian Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer Fungsi: 1. melaksanakan dan mengendalikan program hubungan kemitraan dengan Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan. 2. melaksanakan kegiatan hubungan eksternal, socio marketing dan Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan. Tugas. 1. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.

digilib.uns.ac.id 23 2. Merumuskan dan menyusun perencanaan kegiatan kemitraan kesehatan berdasarkan masukan dari Kantor Regional. 3. Melaksanakan analisa dan telaah kebutuhan akam PPK. 4. Menyusun direktori jaringan Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) yang berdomisili dalam wilayah Kaantor Cabang yang bersangkutan. 5. Mengidentifikasi calon PPK potensial. 6. Melaksanakan seleksi dari calon PPK potensial. 7. Menyusun draft perjanjian kerjasama dan melaksanakan perjanjian kerjasama pengan PPK sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 8. Melaksanakan sosialisasi ke PPk mengenai ketentuan pelayanan bagi peserta BPJS Kesehatan. 9. Menjalin dan mengelola hubungan kemitraan dengan PPK. 10. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PPK kepada peserta BPJS Kesehatan. 11. Berkoordinasi dengan Kantor Pusat / Regional dalam memberikan masukan sebagai bahan

digilib.uns.ac.id 24 penyusunan kebijakan dan pedoman kemitraan apabila diperlukan. 12. Melaksanakan eveluasi dan pelaporan mengenai aktivitas Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. 13. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. 14. Bertindak sebagai pembentuk citra bagi perusahaan dan memitigasi segala macam resiko yang dapat mengurangi citra perusahaan di masyarakat. 15. Memperluas hubungan dengan pihak eksternal sesuai dengan rencana kerjayang telah disusun. 16. Menjalin kerjasama dan berkoordinasi dengan pihak eksternal yang mendukung pelaksanaan rencana kerja yang telah dirancangkan. 17. Melaksanakan kegiatan pemasaran sesuai dengan program yang disusun. 18. Melaksanakan pendataan calon peserta yang terjaring dalam program pemasaran untuk kemudian dikoordinasikan kepada Seksi

digilib.uns.ac.id 25 Kepesertaan dan Pelayanan Peserta untuk administrasi kepesertaan. 19. Melaksanakan program CSR sesuai dengan rencana yang telah disusun termasuk program Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). 20. Berkoordinasi dengan Seksi Keuangan dan Penagihan dalam melaksanakan PKBL. 21. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan mengenai aktivitas Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. e. Bagian Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan Fungsi: Melaksanakan dan mengendalikan program jaminan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan. Tugas. 1. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan.

digilib.uns.ac.id 26 2. Merumuskan dan menyusun perencanaan kegiatan jaminan pelayanan kesehatan berdasarkan masukan dari Kantor Regional. 3. Melaksanakan kegiatan penyediaan jaminan pelayanan kesehatan untuk peserta BPJS Kesehatan. 4. Menerima pengajuan klaim kolektif dari Rumah Sakit. 5. Melaksanakan verifikasi kliam kolektif dari Rumah Sakit. 6. Menyetujui klaim yang sudah diverifikasi dan memenuhi syarat pembayaran dan diajukan kepada Seksi Keuangan untuk dilakukan pembayaran. 7. Melaksanakan negosiasi tarif dan bentuk pelayanan dengan calon PPK. 8. Melaksanakan pengendalian pelayanan kesehatan dan obat. 9. Melaksanakan koordinasi dengan Seksi Kepesertaan dan Pelayanan Peserta dalam menjalankan fungsi BPJS Kesehatan Center. 10. Berkoordinasi dengan Kantor Pusat / Regional dalam memberikan masukan sebagai bahan

digilib.uns.ac.id 27 penyusunan kebijakan dan pedoman jaminan pelayanan kesehatan apabila diperlukan. 11. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan mengenai aktivitas Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan. f. Bagian Keuangan Fungsi: Melaksanakan pengelolaan keuangan, melakukan dan memastikan pencatatan akuntansi atas transaksi transaksi yang dilakukan oleh Kantor Cabang, dan menjalankan Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR). Tugas. 1. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Kantor Cabang sesuai dengan tanggung jawab Seksi Keuangan dan Seksi Umum dan Teknologi Infomasi. 2. Mengelola penerimaan dan pengeluaran kas di Kantor Cabang. 3. Memastikan ketersediaan kas untuk melakukan operasional harisn Kantor Cabang. 4. Melakukan pencatatan akuntansi atas transaksi transaksi yang terjadi pada Kantor Cabang.

digilib.uns.ac.id 28 5. Melakukan koordinasi dengan Seksi Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer untuk merealisasi program Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). 6. Melaksanakan dan memastikan program Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berjalan sesuai dengan rencana. 7. Melaksanakan Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu pada Kantor Cabang. 8. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan mengenai aktivitas Kantor Cabang sesuai dengan Tanggung jawab Seksi Keuangan dan Seksi Umum dan Teknologi Infomasi. g. Bagian Umum dan Teknologi Informasi Fungsi: Melaksanakan fungsi pengelola sumber daya manusia, Knowledge Management (KM), pengadaan dan pemeliharaan barang / jasa. Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan aktivitas administrasi pendukung sesuai dengan kebijakan, pedoman dan perencanaan yang telah ditetapkan. Tugas. 1. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Kantor Cabang sesuai

digilib.uns.ac.id 29 dengan tanggung jawab Seksi Keuangan dan Umum. 2. Melaksanakan administrasi kepegawaian yang mencakup antara lain pencatatan absensi, pengelolaan cuti, pemutakhiran data pegawai dan pembayaran remunerasi dan kompensasi di Kantor Cabang. 3. Melaksanakan penilaian kinerja pegawai di Kantor Cabang. 4. Melaksanakan aktivitas hubungan kepegawaian di Kantor Cabang. 5. Melaksanakan inventarisasi pengetahuan (Knowledge Manajemen). 6. Melaksanakan aktivitas koordinasi proses pelaporan yang dilakukan oleh seluruh unit yang ada di Kantor Cabang. 7. Melakukan pengadaan barang dan jasa di Kantor Cabang. 8. Melakukan aktivitas pengelolaan dokumentasi di Kantor Cabang. 9. Memelihara inventaris aset di Kantor Cabang. 10. Mencatat inventaris aset di Kantor Cabang. 11. Melaksanakan Pengelolaan Sistem Manajemen Mutu pada Kantor Cabang.

digilib.uns.ac.id 30 12. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan mengenai aktivitas Kantor Cabang sesuai dengan Tanggung jawab Seksi Keuangan dan Seksi Umum dan Teknologi Infomasi. 4. Visi BPJS Kesehatan CAKUPAN SEMESTA 2019 Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya. 5. Misi BPJS Kesehatan 1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan. 3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara efektif, efisien,

digilib.uns.ac.id 31 transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan program. 4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul. 5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS Kesehatan. 6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan. 6. Tujuan Sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 H ayat (3) yang menyat berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia mewujudkan hal tersebut pemerintah menetapkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang bertujuan untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004. Dengan sistem ini diharapkan setiap orang untuk mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Lebih lanjut, untuk dapat menyelenggarakan sistem tersebut maka diperlukan badan hukum yang

digilib.uns.ac.id 32 akan menjadi penyelenggara jaminan sosial kesehatan yaitu BPJS Kesehatan. 7. Kebijakan Kebijakan yang Melandasi Terbentuknya BPJS Kesehatan. 1. UUD 1945 2. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan 3. UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005, B. Analisis dan Pembahasan 1. Prosedur Pengajuan Administrasi Klaim Fungsi legalisasi 1. Menerima kelengkapan dari faskes berupa 3 formulir pengajuan klaim, rekapitulasi pelayanan (softcopy / rekapitulasi manual data pelayanan) dari Faskes, kuitansi bermaterai, bukti pelayanan dan kelengkapan yang dipersyaratkan oleh masing masing klaim. 2. Mencocokkan kelengkapan yang diserahkan oleh Faskes dengan daftar rekapitulasi klaim yang diajukan dan telah diotorisasi oleh Faskes yang bersangkutan.

digilib.uns.ac.id 33 3. Membuat surat penerimaan data kelengkapan administrasi klaim yang telah diajukan oleh Faskes. 4. Melegalisasi data yang telah dikumpulkan oleh Faskes berdasarkan nomor urut dan mengkonfirmasi bila kelengkapannya kurang lengkap. 5. Membuat rekap data untuk diserahkan pada bagian akuntansi. Fungsi akuntasi 1. Berdasarkan data yang diberikan oleh fungsi legalisasi, maka fungsi akuntansi membuat Rencana Kerja dan Anggaran untuk pembayarannya. 2. Meminta otorisasi dari Kepala Cabang atas Rencana Kerja dan Anggaran yang diajukan oleh fungsi tersebut. 3. Mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran ke Kantor Pusat untuk direalisasi sesuai dengan nominal yang tertera. 4. Menyerahkan data klaim untuk pembayaran pada fungsi kasir Fungsi Kasir 1. Setelah mendapat data klaim dari fungsi akuntansi, maka fungsi kasir mencocokan data dengan dana yang telah di realisasi oleh kantor pusat. 2. Membayar sesuai klaim yang diajukan oleh Faskes.

digilib.uns.ac.id 34 FLOWCHART SISTEM PEMBAYARAN KLAIM Fungsi Legalisasi Mulai Menenerima persyaratan Form Klaim Form Klaim Form Klaim Form Rekapitulasi Kuitansi Bukti pelayanan T Memeriksa persyaratan Membuat surat tanda terima Melegalisasi data klaim Tanda terima 2 Tanda klaimterima 1 klaim Ke dokter Rekapitulasi klaim Tanda terima 1 klaim Bagian Akuntansi Gambar 3.2. Proses Legalisasi

digilib.uns.ac.id 35 Fungsi Akuntansi Rekapitulasi klaim Tanda terima 1 klaim Membuat RKA Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Kerja (RKA) dan Anggaran (RKA) Buku Memorial Meminta otorisasi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Rekapitulasi klaim Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kantor Pusat Bagian Kasir Gambar 3.2. Proses Pencatatan

digilib.uns.ac.id 36 Fungsi Kasir Rekapitulasi klaim Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) T Mencocokkan data klaim Membayarkan dana sesuai klaim SELESAI Gambar 3.2. Proses Pembayaran

digilib.uns.ac.id 37 Dokumen dan Catatan Dokumen yang digunakan dalam pencatatan klaim adalah: 1. formulir pengajuan klaim adalah form yang diisi oleh faskes untuk pengajuan klaim; 2. form rekapitulasi adalah form yang berisi tentang rekapitulasi dana yang diajukan dalam klaim; 3. kwitansi klaim adalah kwitansi yang dibuat oleh faskes setelah pelayanan dilakukan; 4. bukti pelayanan adalah bukti bahwa faskes telah melakukan pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan; 5. rencana kerja anggaran adalah dokumen yang dibuat untuk mengajukan sejumlah dana anggaran kepada kantor pusat; 6. tanda terima klaim adalah formulir yang dibuat untuk menyatakan dokumen telah diterima oleh BPJS dari faskes. Catatan yang digunakan dalam proses pembayaran klaim adalah: 1. buku klaim digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi pada administrasi klaim.

digilib.uns.ac.id 38 Jurnal Jurnal yang akan dibuat oleh bagian akuntansi pada saat dokumen dan pendukung klaim sudah diterima oleh BPJS Kesehatan adalah: beban pelayanan xxxx hutang pelayanan xxxx Kemudian pada saat bagian kasir sudah mendapatkan pencairan dana dari kantor pusat maka bagian akuntansi akan mencatat jurnal sebagai berikut: hutang pelayanan xxxx kas/ bank xxxx 2. Ketentuan dalam Pengajuan Klaim 1) Ketentuan Umum dalam Pengajuan Klaim Kesehatan. Ketentuan umum dalam pengajuan Klaim Administrasi BPJS 1. Fasilitas Kesehatan mengajukan klaim setiap bulan secara reguler paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, kecuali kapitasi, tidak perlu diajukan klaim oleh Fasilitas Kesehatan. 2. BPJS Kesehatan wajib membayar Fasiltas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima

digilib.uns.ac.id 39 belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap di Kantor Cabang/Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan. 3. Kendali Mutu dan Biaya. a) Dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya, BPJS Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademisi, dan pakar klinis. b) Tim kendali mutu dan kendali biaya dapat melakukan: 1) sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik profesi sesuai kompetensi; 2) utilization review dan audit medis; dan/atau 3) pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan. c) Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya dapat meminta informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan Peserta dalam bentuk salinan/fotokopi rekam medis kepada Fasilitas Kesehatan sesuai kebutuhan. 4. Kadaluarsa Klaim. a) Klaim Kolektif Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta, baik Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan diberikan. b) Klaim Perorangan

digilib.uns.ac.id 40 Batas waktu maksimal pengajuan klaim perorangan adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan diberikan, kecuali diatur secara khusus. 5. Kelengkapan administrasi klaim umum a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 1) Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga) 2) Softcopy data pelayanan bagi Fasilitas Kesehatan yang telah menggunakan aplikasi P-Care/aplikasi BPJS Kesehatan lain (untuk PMI/UTD) atau rekapitulasi pelayanan secara manual untuk Fasilitas Kesehatan yang belum menggunakan aplikasi P-Care. 3) Kuitansi asli bermaterai cukup 4) Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga. 5) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masingmasing tagihan klaim b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan 1) Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga), 2) Softcopy iuaran aplikasi 3) Kuitansi asli bermaterai cukup 4) Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga. 5) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masingmasing tagihan klaim.

digilib.uns.ac.id 41 2) Klaim Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama i. Klaim Rawat Jalan Tingkat pertama (RJTP) Biaya Pelayanan RJTP dibayar dengan kapitasi, yaitu berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tersebut tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta. Besar kapitasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Tarif RJTP No Fasilitas Kesehatan Tarif 1. Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara 2. RS Pratama, Klinik Pratama, Praktek Dokter atau Fasilitas Kesehatan yang setara 3. Praktik Dokter Gigi di luar Fasilitas Kesehatan no 1 atau 2 Rp 3.000,- 6.000,- Rp 8.000,- 10.000,- Rp 2.000,- s.d Rp s.d Rp 1. Tarif kapitasi Rp. 6.000,00 di Puskesmas (huruf A1) dan Rp. 10.000,00 di RS Kelas D Pratama, klinik pratama, atau fasilitas kesehatan yang setara (huruf B1) dalam Lampiran I angka I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013, sudah termasuk dokter gigi. 2. Tarif kapitasi dokter gigi yang berpraktik di luar fasilitas kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf a sebesar Rp 2.000,00 per jiwa

digilib.uns.ac.id 42 3. BPJS Kesehatan membayar kapitasi setiap bulan maksimal tanggal 15 (Lima Belas) bulan berjalan tanpa perlu diajukan klaim oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. ii. Klaim Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) 1. Biaya pelayanan RITP dibayar dengan paket per hari rawat dengan besaran Rp100.000,00 per hari. Pasien tidak boleh ditarik iur biaya. 2. Pengajuan klaim RITP atas pelayanan yang sudah diberikan kepada peserta pada bulan sebelumnya diajukan secara kolektif setiap bulan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama kepada Kantor Cabang/Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan, dengan menyampaikan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: a. Rekapitulasi pelayanan, yang terdiri dari: i. Nama penderita; ii. iii. iv. Nomor Identitas; Alamat dan nomor telepon pasien; Diagnosa penyakit; v. Tindakan yang diberikan; vi. Tanggal masuk perawatan dan tanggal keluar perawatan; vii. viii. Jumlah hari rawat; Besaran tarif paket;

digilib.uns.ac.id 43 ix. Jumlah tagihan paket rawat inap tingkat pertama (besaran tarif paket dikalikan jumlah hari rawat); Perhitungan hari rawat adalah tanggal keluar dikurangi tanggal masuk. x. Jumlah seluruh tagihan b. Berkas pendukung masing-masing pasien i. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan ii. Surat perintah rawat inap dari Dokter. c. Persalinan / maternal dan neonatal non kapitasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama i. Biaya pelayanan persalinan/maternal dan neonatal non kapitasi adalah tarif tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta, sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 44 Tabel 3.2. tarif RITP No Jenis Pelayanan Tarif (Rp) 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pemeriksaan ANC Persalianan Pervaginam Normal Penanganan perdarahan paska keguguran, persalianan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar Pemeriksaan PNC / neonatus Pelayanan tindakan paska persalinan (mis. Placenta manual) Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan neonatal Pelayanan KB pemasangan: - IUD / Implant - Suntik Penanganan komplikasi KB pasca persalinan 25.000 600.000 750.000 25.000 175.000 125.000 100.000 15.000 125.000 ii. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan Neonatal yang dilakukan oleh bidan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ANC), angka 4 (PNC), dan angka 7 (pelayanan KB) dalam Lampiran I angka II huruf B Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013

digilib.uns.ac.id 45 hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal di luar Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, RS Kelas D Pratama, klinik pratama, atau fasilitas kesehatan yang setara) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. iii. Tarif persalinan adalah paket persalinan termasuk akomodasi. Pasien tidak boleh ditarik iur biaya. iv. Pengajuan klaim persalinan dan pelayanan maternal/neonatal non kapitasi di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dapat dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan (Puskesmas/Puskesmas PONED/Klinik/Dokter praktek perorangan dengan jejaring). v. Jejaring Fasilitas Kesehatan tingkat pertama berupa Polindes/Poskesdes dan bidan desa/ praktik mandiri mengajukan tagihan melalui Fasilitas Kesehatan induknya. vi. Klaim diajukan secara kolektif setiap bulan kepada Kantor Cabang/Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: 1. Rekapitulasi pelayanan:

digilib.uns.ac.id 46 a. Nama penderita; b. Nomor Identitas; c. Alamat dan telepon pasien; d. Tanggal pelayanan; e. GPA (Gravid, Partus, Abortus) f. Jenis persalinan (tanpa penyulit/dengan penyulit); g. Besaran tarif paket; h. Jumlah seluruh tagihan 2. Berkas pendukung masing-masing pasien yang terdiri dari: a. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan b. Salinan lembar pelayanan pada Buku KIA sesuai pelayanan yang diberikan untuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Apabila Peserta tidak memiliki buku KIA, dapat digunakan kartu ibu atau keterangan pelayanan lainnya pengganti buku KIA yang ditandatangani ibu hamil/bersalin dan petugas yang menangani. c. Partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan penolong persalinan untuk pertolongan persalinan. Pada kondisi tidak ada

digilib.uns.ac.id 47 partograf dapat digunakan keterangan lain yang menjelaskan tentang pelayanan persalinan yang diberikan d. Surat keterangan kelahiran iii. Pelayanan Darah 1. Tarif darah disesuaikan dengan tarif yang diatur di masing-masing daerah, maksimal Rp360.000,00 per kantong 2. Biaya pelayanan darah terdiri dari jasa, sarana dan darah per kantong darah. Biaya jasa dan bahan, alat medis habis pakai termasuk transfusi set yang digunakan dalam pelayanan transfusi darah sudah termasuk paket rawat inap di Puskesmas atau Klinik. 3. Klaim darah diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan oleh PMI atau UTD setempat dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut sebagai berikut: a. Rekapitulasi pelayanan yang terdiri dari: i. Nama penderita; ii. Nomor Identitas; iii. Alamat dan nomor telepon pasien;

digilib.uns.ac.id 48 iv. Tanggal pelayanan; v. Diagnosa penyakit; vi. Jumlah darah per kantong yang dibutuhkan; vii. Besaran tarif paket; viii. Jumlah seluruh tagihan b. Berkas pendukung masing-masing pasien yang terdiri dari : i. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan ii. Lembar permohonan darah dari dokter yang merawat iv. Pelayanan Obat Program Rujuk Balik 1. Tarif Obat Program Rujuk Balik sesuai e- catalog ditambah faktor pelayanan dan embalage. 2. Peresepan obat Program Rujuk Balik sesuai dengan Daftar Obat Program Rujuk Balik. 3. Harga dasar obat Program Rujuk Balik sesuai dengan e-catalog atau sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Faktor pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dengan ketentuan sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 49 Tabel 3.3. Tarif Obat Rujuk Balik Harga Satuan Obat Faktor Pelayanan Maksimal Sampai dengan Rp50.000,- > Rp50.000,- sampai dengan Rp250.000,- > Rp250.000,- sampai dengan Rp500.000,- > Rp500.000,- sampai dengan Rp1.000.000,- > Rp1.000.000,- 0,20 0,15 0,10 0,05 0,02 5. Embalage sebagaimana dimaksud pada huruf a, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Embalage untuk setiap resep (per R/) obat jadi adalah Rp300,00 b. Embalage untuk setiap resep obat racikan adalah Rp500,00 6. Klaim obat PRB ditagihkan secara kolektif oleh Apotek PRB/Depo Farmasi kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya. 7. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan oleh Apotek PRB dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 50 a. Rekap Tagihan Obat Program Rujuk Balik b. Lembar Resep Obat Program Rujuk Balik c. Data tagihan pelayanan dalam bentuk softcopy sesuai Aplikasi dari BPJS Kesehatan v. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Program Rujuk Balik 1. Pelayanan pemeriksaan penunjang Program Rujuk Balik (PRB) yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah pemeriksaan Gula Darah Puasa, Gula Darah Post Prandial dan Gula Darah Sewaktu. 2. Tarif pemeriksaan GDS, GDP dan GDPP berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan dengan range tarif Rp10.000,00 - Rp20.000,00. 3. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Glukosa Darah Puasa (GDP) dan Glukosa Darah Post Prandial (GDPP) dilakukan 1 (satu) bulan sekali 4. Pemeriksaan lain selain yang termasuk dalam komponen paket kapitasi dan selain GDP,

digilib.uns.ac.id 51 GDPP dan GDS dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dan biayanya 5. Klaim diajukan secara kolektif oleh Laboratorium/Fasilitas Kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya. 6. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: a. Rekap Tagihan pelayanan laboratorium Program Rujuk Balik b. Lembar permintaan pemeriksaan laboratorium Program Rujuk Balik oleh dokter c. Hasil pemeriksaan laboratorium d. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan vi. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Skrining Kesehatan 1. Pelayanan pemeriksaan penunjang diberikan kepada Peserta BPJS Kesehatan yang telah mendapatkan analisis riwayat kesehatan

digilib.uns.ac.id 52 dengan hasil teridentifikasi mempunyai risiko penyakit tertentu 2. Pelayanan pemeriksaan penunjang Skrining Kesehatan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah: a. Pemeriksaan IVA b. Pemeriksaan Pap smear c. Pemeriksaan Gula Darah Puasa d. Pemeriksaan Gula Darah Post Prandial. 3. Tarif pemeriksaan berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan dengan range tarif sebagai berikut : a. Pemeriksaan IVA : Maksimal Rp25.000,00 b. Pemeriksaan Pap Smear: Maksimal Rp125.000,00 c. Pemeriksaan Gula Darah: Rp10.000,00 sd Rp20.000,00 4. Klaim diajukan oleh Laboratorium/Fasilitas Kesehatan kepada Kantor Cabang/Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dengan kelengkapan administrasi

digilib.uns.ac.id 53 umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: a. Rekap Tagihan pelayanan b. Lembar permintaan pemeriksaan oleh dokter c. Hasil pemeriksaan laboratorium d. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan vii. Pelayanan Lain di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 1. Pelayanan lain di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah pelayanan terapi krio untuk kasus pemeriksaan IVA positif 2. Tarif pelayanan terapi krio adalah Rp150.000,00 3. Pelayanan terapi krio diberikan kepada Peserta BPJS Kesehatan yang telah teridentifikasi positif IVA berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang skrining kesehatan. 4. Pelayanan terapi krio diajukan secara kolektif bersama dengan klaim tingkat pertama lainnya oleh Fasilitas Kesehatan kepada BPJS

digilib.uns.ac.id 54 Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya. 5. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: a. Rekap Tagihan pelayanan b. Lembar permintaan pelayanan oleh dokter c. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan 3) Klaim Faskes Tingkat Lanjutan i. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan 1. Biaya pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA CBGs tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta. 2. ketetapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Permenkes No 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat

digilib.uns.ac.id 55 Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 3. Tarif paket INA CBGs sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana, alat/bahan habis pakai, obat dan lain-lain. 4. Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan aplikasi INA CBGs Kementerian Kesehatan yang berlaku. 5. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: a. Rekapitulasi pelayanan b. Berkas pendukung masing-masing pasien, yang terdiri dari: i. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) ii. Resume medis/laporan status pasien/ keterangan diagnosa dari dokter yang merawat bila diperlukan

digilib.uns.ac.id 56 iii. Bukti pelayanan lainnya, misal: 1. Protokol terapi dan regimen (jadual pemberian obat) pemberian obat khusus 2. Perincian tagihan Rumah Sakit (manual atau automatic billing) 3. Berkas pendukung lain yang diperlukan ii. Rawat Inap Tingkat Lanjutan 1. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA CBGs tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta. 2. Tarif paket INA CBGs sesuai dengan ketetapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Permenkes No 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 3. Tarif paket INA CBGs sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana,

digilib.uns.ac.id 57 alat/bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lain-lain. 4. Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (luaran aplikasi INA CBGs Kementerian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy (berkas pendukung klaim). 5. Tagihan klaim di fasilitas kesehatan lanjutan menjadi sah setelah mendapat persetujuan dan ditandatangani Direktur/Kepala Fasilitas Kesehatan lanjutan dan Petugas Verifikator BPJS Kesehatan. 6. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: a. Rekapitulasi pelayanan b. Berkas pendukung masing-masing pasien, yang terdiri dari: i. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) ii. Surat perintah rawat inap

digilib.uns.ac.id 58 iii. Resume medis yang ditandatangani oleh DPJP iv. Bukti pelayanan lain yang ditandatangani oleh DPJP (bila diperlukan), misal: 1. Laporan operasi 2. Protokol terapi dan regimen (jadual pemberian obat) pemberian obat khusus 3. Perincian tagihan Rumah Sakit (manual atau automatic billing) 4. Berkas pendukung lain yang diperlukan 4) Klaim Pelayanan Gawat Darurat 1. Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang Tidak Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan a. BPJS Kesehatan menjamin pelayanan gawat darurat di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sesuai dengan Kriteria Gawat Darurat yang berlaku. b. Klaim diajukan secara kolektif oleh Fasilitas Kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya. Fasilitas Kesehatan tidak boleh menarik bayar kepada pasien.

digilib.uns.ac.id 59 c. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang / Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: i. Rekapitulasi pelayanan, yang terdiri dari: 1. Nama penderita; 2. Nomor Identitas; 3. Alamat dan nomor telepon pasien; 4. Diagnosa penyakit; 5. Tindakan yang diberikan; 6. Tanggal masuk perawatan dan tanggal keluar perawatan; 7. Jumlah tagihan per pasien 8. Jumlah seluruh tagihan ii. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan d. Tarif pelayanan gawat darurat di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setara dengan tarif yang berlaku untuk fasilitas kesehatan yang setara di wilayah tersebut dengan tarif Rp100.000,00 sd Rp150.000,00 per kasus. 2. Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Yang Tidak Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan

digilib.uns.ac.id 60 a. BPJS Kesehatan menjamin pelayanan gawat darurat di Fasilitas Kesehatan tingkat lanjutan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sesuai dengan Kriteria Gawat Darurat yang berlaku. b. Tarif pelayanan gawat darurat di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerj kelompok tarif RS yang setara di wilayah tersebut tanpa pengenaan iur biaya kepada pasien. c. Fasilitas kesehatan yang belum memiliki penetapan kelas Sakit kelas D d. Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (luaran aplikasi INA CBGs Kementerian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy (berkas pendukung klaim). e. Bagi Fasilitas Kesehatan yang belum dapat mengajukan dalam bentuk softcopy luaran INA CBG, maka klaim dientry oleh Fasilitas Kesehatan tersebut di Kantor BPJS Kesehatan terdekat. f. Klaim diajukan kepada Kantor Cabang/ Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi

digilib.uns.ac.id 61 umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan lain sebagai berikut: i. Rekapitulasi pelayanan, yang terdiri dari: 1. Nama penderita; 2. Nomor Identitas; 3. Alamat dan nomor telepon pasien; 4. Diagnosa penyakit; 5. Tindakan yang diberikan; 6. Tanggal masuk perawatan dan tanggal keluar perawatan; 7. Jumlah hari rawat (jika dirawat inap); 8. Jumlah tagihan per pasien; 9. Jumlah seluruh tagihan ii. Salinan identitas peserta BPJS Kesehata 3. Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas Kesehatan yang Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan. Adminitrasi pengajuan klaim sama dengan kelengkapan administrasi pengajuan klaim kolektif pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dan di Fasilitas Kesehatan tingkat lanjutan.

digilib.uns.ac.id 62 C. Temuan BPJS Kesehatan menerapkan sistem akuntansi klaim yang cukup baik. Adapun kelemahan dan kelebihannya adalah sebagai berikut: Kelemahan : 1. Dokumen klaim dari rumah sakit tidak diberi nomor yang sesuai dengan daftar klaim sehingga fungsi legalisasi harus kembali mengurutkannya. 2. Data yang telah dimasukkan dalam komputer (softcopy yang diberikan oleh Faskes) tidak disesuaikan dengan nomor yang dibuat oleh pelegalisasi. 3. P-Care (akses untuk legalisasi) sering mengalami kerusakan sehingga sering mengulur waktu dalam pelegalisasian. Kelebihan : 1. Sistem akuntansi yang digunakan sudah cukup baik. Karena fungsi kasir tidak merangkap sebagai fungsi akuntansi, dan kasir tidak mencatat jurnal saat uang keluar. Sehingga prosentase kecurangan dapat terminimalisir. 2. Bagian akuntansi hanya perlu menjurnal dan membuat RKA, sehingga lebih cepat pekerjaannya karena tidak perlu melegalisasi data.