MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TARI BAMBU PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh IWAN HERAWAN 10.21.1023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TARI BAMBU PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh IWAN HERAWAN 10.21.1023 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian ini beranjak dari permasalahan (1) bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Tari Bambu? (2) bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik konvensional? (3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Tari Bambu dan teknik konvensional? Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh deskripsi kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Tari Bambu (2) memperoleh deskripsi kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik konvensionai (3) membuktikan ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Tari Bambu dan teknik konvensional. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mengajukan hipotesis (1) teknik Tari Bambu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi (2) terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kemampuan menulis puisi siswa antara teknik konvensional dengan teknik Tari Bambu. Untuk mencapai tujuan dan menguji hipotesis yang diajukan, penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows dengan interval kepercayaan 95%. Keberhasilan pembelajaran terbukti dengan mcningkatnya kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 29 dalam pembelajaran menulis puisi. Dari hasil perhitungan statistik, diperoleh nilai thitung (6,358) > ttabel (31,0.025) a dalah 2,042. Disamping menggunakan perbandingan thitung dengan tabel Perbandingan sig (2 -tailed) dengan a (0,025) juga dapat digunakan untuk mengukur perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu Sig (2 -tailed) (0,000) < o (0,025). Dengan demikian dap at dikatakan bahwa teknik Tari Bambu tepat digunakan sebagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa secara signifikan. Kata Kunci : Menulis, Puisi, Tari Bambu PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemampuan menulis adalah kemampuan yang sulit untuk dipelajari. Dikemukakan pula oleh Nurgiyantoro (1995: 294) bahwa dibanding kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil pemikirannya ke dalam bahasa tulis. Seorang penulis seringkali terjebak dalam bahasa tulis yang menghasilkan banyak kata tetapi miskin makna. Tulisan yang dihasilkan banyak mengumbar kata tanpa memiliki koherensi yang berarti dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Lebih lanjut Alwasilah (2003) menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menulis. Menulis dapat dipersepsikan sebagai bagian literasi budaya yang dapat dijadikan media pengembangan diri. Namun, kondisi objektif yang terjadi pada masyarakat
Indonesia hingga saat ini adalah masih membudayanya aliterasi yaitu masyarakat yang dapat membaca dan menulis tetapi tidak suka membaca dan menulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis tampaknya perlu mendapatkan banyak perhatian. Kegiatan menulis terkadang dihadapkan pada kendala yang cukup serius. Adakalanya seseorang ingin sekali menulis namun semua itu selalu dirasakan gagal dan tidak mampu. Sulit sekali untuk menumbuhkan minat dan semangat budaya menulis khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Padahal tujuan dari pengajaran bahasa Indonesia adalah agar para siswa bisa terampil berbahasa, baik berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran guru menjadi sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang baik. Tanpa teknik pembelajaran yang baik, peran guru dalam pembelajaran menulis kurang bisa membangkitkan gairah dan kemampuan siswa dalam belajar menulis, khususnya keterampilan menulis puisi. Tentunya siswa akan merasa kesulitan dalam mengeluarkan gagasan dan imajinasi dengan pembelajaran menulis puisi yang hanya menerapkan teknik pembelajaran yang monoton. Ada beberapa hal yang membuat pembelajaran puisi menjadi kurang maksimal, yaitu (1) kegiatan menulis merupakan hal yang sulit dan menguras pikiran (2) kegiatan pembelajaran yang menjemukan membuat antusiasme siswa agak kurang terhadap pembelajaran puisi (3) siswa terjebak oleh hal -hal yang membatasi kreatifitasnya berupa kebakuan-kebakuan aturan (4) kesulitan pemilihan tema, diksi dan penggunaan majas sering menjadi kendala untuk menulis. Puisi merupakan salah satu media bagi seseorang untuk mencurahkan segala macam perasaan yang ada di benaknya (Sayuti:2002). Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi dapat memperbesar minat siswa terhadap penyaluran segala bentuk emosi dalam bentuk rangkaian kata-kata yang indah. Remaja yang biasanya sering kali merasa kebingungan untuk mengekspresikan segala bentuk perasaan yang terpendam dalam jiwa mudanya. Dengan demikian, puisi bisa menjadi salah satu alternatif yang positif dalam menampung segala energi yang berlebih itu. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berasumsi pembelajaran menulis puisi akan berjalan lebih baik lagi jika menggunakan teknik pembelajaran yang menarik minat siswa. Salah satu teknik yang dapat dipakai adalah teknik Tari Bambu. Sepanjang pengetahuan peneliti, belum pernah ada penelitian secara mendalam tentang pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik Tari Bambu. Dengan menggunakan teknik Tari Bambu ini siswa dapat menuangkan imajinasinya dalam bentuk puisi dengan terlebih dahulu mendengarkan berbagai pengalaman orang lain. Informasi-informasi yang siswa dapat dari hasil penerapan teknik Tari Bambu tadi bisa menjadi sebuah inspirasi bagi siswa untuk mempermudahnya dalam menulis sebuah puisi. Oleh karena itu, untuk mengetahui teknik Tari Bambu ini dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa atau tidak, maka peneliti melakukan penelitian dengan mengambil sebuah judul MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TARI BAMBU PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Kata menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai arti suatu kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Menurut Nurgiyantoro dalam Widhi Nur Laila (2007:13) menulis adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan melaui media bahasa. Melalui menulis kita bisa mengubah pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan berbagai tanda dan lambang yang mewakili apa yang kita maksud. Lambang-lambang tersebut memiliki artinya sendiri-sendiri sehingga lambang yang sama mungkin saja bisa berbeda artinya. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1985:21). Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang berproses dari pikiran dan gagasan seseorang sehingga dituangkannya dalam bentuk tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung. Teknik Tari Bambu Teknik belajar mengajar Tari Bambu merupakan modifikasi dari teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar karena biasanya teknik lingkaran kecil lingkaran besar sulit untuk diterapkan dalam kelas karena teknik tersebut membutuhkan ruangan yang besar. Tidak ada cukup ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran-lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di luar empat dinding ruang kelas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model klasikal atau tradisional. Bahkan, banyak penataan tradisional ini bersifat permanen, yaitu
kursi dan meja sulit dipindahkan. Teknik ini diberi nama Tari Bambu, karena siswa siswa berjajar dan berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga popular di beberapa daerah Indonesia. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan teknik ini, siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran dan informasi antarsiswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Desain penelitian di atas, menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapat dengan menggunakan teknik Tari Bambu sedangkan kelompok kontrol mendapat pembelajaran dengan menggunakan teknik tari bambu. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut. 1. Studi Pustaka. Studi pustaka yaitu penelitian tentang sumber acuan dalam melakukan penelitian. 2. Observasi yaitu skala penilaian yang akan diisi oleh pengamat pada saat peneliti mengadakan proses belajar mengajar. 3. Tes. Nurgiantoro, 1983:25 berpendapat bahwa tes merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dan nilai tentang prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai dengan teman-temannya atau nilai standar yang ditetapkan. Dalam penelitian ini, tes diberikan dua kali, yaitu tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes awal yang diambil peneliti dalam mengetahui kemampuan dasar siswa dalam pembelajaran menulis puisi tidak menggunakan teknik Tari Bambu sedangkan tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi setelah mereka diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Tari Bambu. Data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari tes dan nontes. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kemampuan Menulis Puisi Siswa pada Tes Awal dan Akhir hasil analisis terlihat nilai sig (0,200 untuk metode Kolmogorov-Smirnov dan 0,331 untuk metode Shapiro-Wilk) a (5%), sehingga distribusi normal. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk nilai tes awal kelas eksperimen adalah berdistribusi normal. hasil analisis terlihat nilai sig (0,122 untuk metode Kolmogorov-Smirnov dan 0,063 untuk metode Shapiro- Wilk) a (5%), sehingga distribusi normal. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk nilai tes akhir kelas eksperimen adalah berdistribusi normal. normalitas baik dengan metode Kolmogorov-Smimov hasil analisis terlihat nilai sig (0,163 untuk metode Kolmogorov-Smirnov dan 0,116 untuk metode Shapiro- Wilk) a (5%), sehingga distribu si normal. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk nilai tes awal kelas kontrol adalah berdistribusi normal. hasil analisis terlihat nilai sig (0,182 untuk metode Kolmogorov-Smirnov dan 0,237 untuk metode Shapiro- Wilk) a (5%), sehingga distribusi normal. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk nilai tes akhir kelas kontrol adalah berdistribusi normal. Uji Hipotesis Jika data telah terdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian perbedaan dua rerata dengan menggunakan uji-t. Uji-t yang dilakukan adalah uji-t setelah nilai Sig. (2 -tailed) didapat, maka
jika Sig. (2-tailed) < 0,05 ditolak, dengan kata lain terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel Paired Sample Correlations menganalisis apakah ada hubungan antara nilai tes awal dengan nilai tes akhir. Pada tabel diatas terlihat bahwa korelasi nilai tes awal dengan nilai tes akhir kuat (0,387). Apabila dilihat nilai Sig (0,029) < a maka dapat disimpulkan bahwa korelasinya signifikan. SIMPULAN Simpulan Setelah melaksanakan semua kegiatan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai pengaruh penggunaan teknik Tari Bambu dan teknik tari bambu dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Sukawening Kabupaten Garut. a. Kemampuan menulis puisi siswa kelas eksperimen sebelum menggunakan teknik Tari Bambu termasuk cukup baik dengan perolehan skor rata-rata tes awal sebesar 70,32. Kemampuan menulis puisi siswa setelah mendapat pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik Tari Bambu berkategori baik, terlihat dari perolehan rata-rata tes akhir 79,47. Selisih hasil tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen sebesar 9,14. b. Kemampuan menulis puisi siswa kelas kontrol sebelum menggunakan teknik tari bambu termasuk cukup baik. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata tes awal sebesar 69,21 Kemampuan menulis puisi siswa setelah mendapat pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik tari bambu berkategori cukup baik dengan rata-rata tes akhir sebesar 71,41. Selisih hasil tes awal dan tes akhir sebesar 2,19. c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Tari Bambu dan teknik tari bambu dengan nilai (6,358) > (31,0.025) adalah 2,042. Disamping menggunakan perbandingan dengan Perbandingan sig (2-tailed) dengan a (0,025) juga dapat digunakan untuk mengukur perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu Sig (2-tailed) (0,000) < a (0,025). DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. : Kiblat Buku Utama. Aminuddin. 1995. Pengantar Menulis Sastra. : Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Depdikbud. 2002. Karmts Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djojosuroto, Kinayati. 2006. Pengajarcm Puisi, Analisis, Dan Pemahaman. : Nuansa. Gaffar, Muhammad Fafcry. 2005. Pedoman Penulisan Kenya Emiah. : Upi Press. Hidayat, Dini Mahardini. 2005. Pengembangan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Denotatif-Konotatif Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning. Laila, Widhi Nur. 2007. Penerapan Metode Imajinasi Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Dekripsi. Skripsi pada FPBS UPI : tidak diterbitkan. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo, Nurgiantoro, Burhan. 1995. Penttaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta:BPFE. Pradopo, Rahmat Djoko. 2000. Pengpenelitian Pw/s/.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sayuti, Suminto. A. 2002. Berkenalan Dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Subana dan Sunarti. 2004. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik Dan Media Pengajaran. : Pustaka Jaya. Sudjana. 2001. Metode Statistika. : Tarsito. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. : CV Alfebeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. : CV Alfabeta. Tarigan, H. G. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. : Angkasa. Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. : Angkasa. Uyanto, S. S. 2000. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Menulis Pw'si. Jakarta: Airlangga