BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan, output adalah hasil operasi. Dalam pengertian sederhana, output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau target pengorganisasian suatu sistem. Sedangkan proses adalah aktivitas yang mengubah input menjadi output. Menurut Mulyadi (2007), pengertian pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan. Menurut Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (2014:271), pengertian aset tetap adalah asset yang berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif;dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Menurut Warren (2010:2) pengertian aset tetap adalah aset tetap yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunaka dalam jangka panjang. Menurut Rudianto (2012:256) pengertian aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan. Dari pengertian mengenai aset tetap diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap memiliki beberapa ciri-ciri yaitu : 1. Aset tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk 17
memperlancar atau mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk menyediakan jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam kegiatan normal perusahaan tersebut. 2. Aset tetap mempunyai umur yang terbatas pada akhir masa manfaatnya harus dibuang atau diganti, kecuali masa manfaat yang diberikan oleh tanah. 3. Aset tetap bersifat non monetary. Dalam artian manfaat yang dihasilkan dan bukan dari mengkonversi aset ini kedalam sejumlah uang tertentu. 4. Pada umumnya manfaat yang diterima dari aset tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau lebih dari siklus operasi perusahaan. B. Klasifikasi Aset Tetap Mengidentifikasikan Aset Tetap sebagai barang tak bergerak dan barang bergerak yang digunakan dalam oprasional perusahaan.harta yang dapat disusutkan dibagi menjadi kelompok sebagai berikut : 1. Bukan bangunan a. Kelompok 1 Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan, yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun. b. Kelompok 2 Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun. 18
c. Kelompok 3 Harta yang dapat disusutkan dan yang tidak termasuk golongan bangunan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 8 tahun dan tidak lebih dari 16 tahun. d. Kelompok 4 Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 16 tahun. 2. Bangunan a. Permanen Bangunan dan harta tak gerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau perubahan yang dilakukan, yang mempunyai masa manfaat 20 tahun. b. Tidak permanen Bangunan dan harta tak gerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau perubahan yang dilakukan, yang mempunyai masa manfaat 10 tahun. Menurut Skousen et all, klasifikasi dari aset tetap adalah : 1. Aset tetap berwujud Aset tetap berwujud memiliki bentuk fisik dan dengan demkian dapat diamati dengan satu atau lebih pancra indra dan memiliki karakteristik umum, yaitu memberi manfaat ekonomi pada masa mendatang bagi perusahaan. Aset tertentu yang umum dilaporkan didalam kategori ini meliputi : 19
a. Tanah Merupakan harta yang digunakan untuk tujuan usaha dan tidak dikenai penyusutan, maka biaya yang dikenakan pada tanah merupakan biaya yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat yang tidak terbatas b. Perbaikan tanah Merupakan peningkatan kegunaan dari tanah tersebut. Unsur-unsur dari tanah, seperti: Pemetaan tanah, pengaspalan, pemagaran, saluran air, instalasi listrik, dan lain-lain. c. Bangunan Merupakan bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan. Baik bangunan untuk kantor, toko, pabrik, maupun gudang yang digunakan dalam kegiatan utama perusahaan. Akan tetapi bangunan yang tidak digunakan dalam kegiatan perusahaan yaitu bangunan yang belum jadi (dalam tahap pembangunan) tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap. d. Mesin dan peralatan Merupakan aset yang dipergunakan perusahaan dalam proses produksi atau penyediaan jasa. e. Kendaraan Merupakan aset yang dipergunakan sebagai alat transportasi atau sebagai penyedia jasa dan lain-lain seperti, mobil,motor. 2. Aset tak berwujud 20
Aset tak berwujud didefinisikan sebagai aset yang tidak memiliki bentuk fisik.bukti adanya aset ini terdapat dalam bentuk perjanjian, kontrak atau paten.hal ini memenuhi definisi aset karena adanya manfaat mendatang. Aset berikut umumnya dilaporkan sebagai aset tak berwujud: a. Paten, merupakan hak eksklusif yang memungkinkan seorang penemu/pencipta untuk mengendalikan produksi, penjualan atau penggunaan dari suatu temuan/ciptaannya. b. Merk dagang, suatu hak eksklusif yang mengizinkan suatu simbol, label, dan rancangan khusus. c. Hak cipta, suatu hak eksklusif yang mengizinkan seorang untuk menjual, memberi izin atau mengendalikan pekerjaannya. d. Goodwill, adalah sumber daya, faktor dan kondisi tak berwujud lain yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan laba diatas laba normal dengan aset yang dapatdiidentifikasi. Aset tetap meliputi yang tidak dapat disusutkan. Hal tersebut dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan, Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB 15 (2009:68) bahwa: Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan. C. Cara Perolehan Aset Tetap Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aset itu, pemasangan, sampai aset itu siap untuk dipakai 21
dalam proses kegiatannya. Aset tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, yaitu : 1. Pembelian tunai 2. Pembelian dengan kontrak jangka panjang 3. Diperoleh secara pertukaran 4. Pembelian angsuran 5. Sewa guna usaha pembiayaan 6. Pertukaran dengan aset lain 7. Pertukaran dengan sekuritas 8. Dibangun sendiri 9. Donasi atau sumbangan 1. Pembelian tunai Pembelian tunai adalah cara perolehan aset tetap dengan cara perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai aset yang dicatat dalam perkiraan akuntansi adalah senilai kas yang dibayarkan. Nilai kas yang dibayar ini akan termasuk pula biaya-biaya yang dikeluarkan selama pembelian aset tetap tersebut dan dikurangi diskon atau potonganpotongan sehubungan dengan pembelian aset tetap tersebut. 2. Pembelian dengan kontrak jangka panjang Pembelian-pembelian atas aset tetap dan seringkali meliputi pembelian dengan pembayaran cicilan, baik seluruh harga aktiva maupun sebagian. Dalam keadaan seperti ini nilai aset tetap adalah sebesar nilai tunai yang dibayarkan apabila aset tersebut dibeli secara 22
tunai. 3. Diperoleh secara pertukaran Apabila suatu aset tetap sudah berkurang masa manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Dalam pertukaran ini aset harus terlebih dahulu ditentukan nilai tukarnya. Selisih antara aset lama dan baru merupakan nilai yang harus dibayar. Selisih antara nilai tukar dan nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari pertukaran. Jenis pertukaran aset dapat dilakukan dalam dua kasus yaitu : a. Pertukaran aset tidak sejenis Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pertukaran aset tidak sejenis adalah sebagai berikut: 1) Aset yang dipertukarkan tidak sejenis. 2) Cost kedua aset tersebut diketahui nilai pasarnya. b. Pertukaran aset sejenis Syarat yang harus dipenuhi dalam pertukaran aset sejenis adalah sebagai berikut: 1) Nilai pasar aset tetap yang dipertukarkan tidak diketahui. 2) Aset tetap yang ditukarkan adalah sejenis. 4. Pembelian angsuran Beberapa jenis aset tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari. 5. Sewa guna usaha pembiayaan 23
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih ( optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha. Ada dua kemungkinan yang sering digunakan, yaitu : a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan (finance lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. 6. Pertukaran dengan aset lain Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu : a) Pertukaran dengan aset tetap yang sejenis, yaitu perolehan aset tetap dengan mengadakan pertukaran aset tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran. b) Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis, yaitu pertukaran tanah 24
dengan mesin- mesin, gedung, dan lain- lain. Perbedaan antara nilai buku aset tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/ rugi pertukaran aset tetap. 7. Pertukaran dengan sekuritas Perusahaan bisa mendapatkan aset tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aset yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan : a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b. Harga pasar yang didapat Aset tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi. 8. Dibangun sendiri Kadang kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aset tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya : 25
a) Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b) Menghemat biaya konstruksi c) Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d) Agar dapat segera dioperasikan Seperti halnya aset tetap yang didapat melalui pembelian, aset tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aset pada kondisi siap pakai. 9. Donasi atau sumbanganan Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aset yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non- resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aset harus dipakai sebagai dasar pengukurannya. D. Metode Penyusutan Aset Tetap Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aset tetap kecuali tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian, harga perolehan aset semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation). Menurut Johar Arifin penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aset (aktiva) tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. 26
Menurut Horngren penyusutan adalah alokasi biaya aktiva tetap kebeban selama umur manfaatnya. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan.hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu : 1. Penyusutan fisik Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen elemen. 2. Penyusutan fungsional Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan (inadequancy) dan ketinggalan zaman ( obsolence). Suatu aset tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya untuk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi. Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk menentukan besarnya penyusutan aset tetap, yaitu : a) Metode garis lurus Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, dimana harga pembelian aset dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus sebagai berikut: 27
Penyusutan tahunan = Harga perolehan - nilai ekonomis Umur ekonomis b) Metode saldo menurun berganda Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari niali buku (harga perolehan-akumulasi penyusutan). c) Metode satuan unit produksi Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aset. Dengan demikian besarnya beban penyusutan tiap periode belum tentu sama. d) Metode jumlah angka tahun Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Dimana pada beban penyusutan periodik akan terlihat menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jumlah angka tahun = (n+1) n = Lama penyusutan ( umur ekonomis aktiva) 2 28
E. Penggantian Aset Tetap Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara: 1. Dengan cara dibuang Suatu aset tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar. Apabila suatu aset belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aset dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi. 2. Dengan cara dijual Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap sama dengan ayat jurnal yang telah ilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat. 3. Dengan cara tukar dengan aset lain Keuntungan dari pertukaran : Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aset lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aset tetap baru dapat ditentukan dengan salah satu cara berikut : 29
a. Biaya aset baru = Harga aset baru keuntungan yang tidak b. Biaya aset baru = Harga aset baru + keuntungan yang tidak diakui Keuntungan pertukaran aset tetap sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal. Kerugian dari pertukaran : Kerugian pertukaran aset sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama.apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aset baru adalah harga pasar aset tersebut. Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara yang paling sering digunakan dalam penggantian aset tetap, sedangkan Pengadilan Negeri Medan melakukan penggantian aset tetap dengan cara dilelang. F. Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tabel 3.1 Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tahun Anggaran 2016 30
Sumber : Pengadilan Negeri Medan Tabel 3.2 Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan 31
Tahun Anggaran 2016 Sumber : Pengadilan Negeri Medan Tabel 3.3 32
Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tahun Anggaran 2016 Sumber : Pengadilan Negeri Medan Tabel 3.4 33
Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tahun Anggaran 2016 Sumber : Pengadilan Negeri Medan Tabel 3.5 34
Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tahun Anggaran 2016 Sumber : Pengadilan Negeri Medan 35
Tabel 3.6 Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tahun Anggaran 2016 Sumber : Pengadilan Negeri Medan 36
Tabel 3.7 Daftar Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Tahun Anggaran 2016 Sumber : Pengadilan Negeri Medan 37
G. Sistem Pengendalian Dan Pengelolaan Aset Tetap pada Pengadilan Negeri Medan Sistem pengendalian internal atau internal control meliputi evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya, dalam upaya meningkatkan efisiensi usaha, serta mondorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Pada Pengadilan Negeri Medan, pengendalian internal adalah pengawasan terhadap kegiatan / aktivitas yang ada dalam suatu kegiatan kerja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan- peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Menurut Gondodiyoto dan Hendarti ( 2007 : 122 ), Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan semua metode serta kebijakan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha serta mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan. Dari uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan pengertian pengendalian internal adalah evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan cara membandingkan antara prosedurprosedur yang telah dibuat oleh manajemen suatu organisasi dengan 38
keadaan yang sebenarnya yang telah dilaksanakan oleh organisasi tersebut, apakah kegiatan operasional telah dilaksanakan dengan baik atau terdapat penyimpangan yang dapat merugikan organisasi. Pengendalian internal atas aktiva tetap meliputi penjagaan dan pencatatan akuntansi aktiva tetap yang memadai yang dimiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan dari aset tetap meliputi : 1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aset tetap tersebut. 2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan pencatatan aset tetaptersebut. 3. Memiliki asuransi aset tetap terhadap kejadian kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian dan lain lain. 4. Melakukan pembinaan kepada orang orang yang menggunakan aset tetap tersebut agar mereka dapat secara benar pengoperasikan aset tetap tersebut. 5. Adanya program pemeliharaan dan perbaikan yangbenar 6. Melindungi aset tetap dari hujan, panas dansebagainya. 7. Mempertimbangkan keamanan di wilayah tersebut, misalnya orang yang tidak berkepentingan, tidak diperbolehkan masuk. 39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun empat kesimpulan yang dapat diambil penulis berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan. 1. Dalam struktur organisasi Pengailan Negeri Medan dapat dilihat bahwa setiap staff memiliki tugas dan kewajibannya sesuai dengan job descriptionnya masing-masing. 2. Aset tetap yang terdapat dalam Pengadilan Negeri Medan umumnya diperoleh melalaui pengadaan. 3. Pengadilan Negeri Medan telah menetapkan sistem informasi akuntansi aktiva tetap menggunakan sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara (SIMAK-BMN) yang diatur oleh pemerintah pusat, program SIMAK-BMN sebagai sistem informasi akuntansi terhadap aktiva tetap pada Pengadilan Negeri Medan berpengaruh dalam pengendalian internal aktiva tetap. 4. Seluruh pencatatan yang digunakan oleh Pengadilan Negeri Medan berdasarkan komputer dengan program SIMAK BMN. 5. Penggantian Aset tetap yang telah habis masa manfaatnya dilakukan dengan cara dilelang. B. Saran Adapun beberapa saran yang ingin penulis berikan kepada Pengadilan 40
41 Negeri Medan adalah: 1. Pengendalian pada aset tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai pengendalian yang lebih baik, selain membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aset tetap, hal ini akan membantu manajemen mengelola harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. 2. Pengadilan Negeri Medan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aset tetap karena masih ada peralatan kantor yang rusak sehingga menggangu kinerja pegawainya saat berkerja. 41