BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana


Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak


BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN KONTROL TEKANAN DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRAGI I PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu penanganan dengan baik karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penderita hipertensi yang sering tidak terkontrol tekanan darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organorgan lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), KalimantanTimur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melaluikuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatanatau sedang minum obat sebesar9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri.responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %).(Badan Penelitian&Pengembangan Kesehatan, 2014). 1

2 Menurut Ratna (2009) Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisiyang dibawa darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Kadar kolesterol total akan meningkat secara bertahap dengan bertambahnya usia (Arief, 2009). Hipertensi terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui, dan hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit edokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Notoatmojo, 2007). Penderita hipertensi yang heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik, diderita banyak orang yang datang dari subkelompok beresiko dimasyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti hormon dan genetik, maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi dan stressor (Notoatmojo, 2007). Penyakit hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya.padahal hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga hipertensi ditemukan ketika

3 dilakukan pemeriksaan secara rutin. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika menyebabkan gangguan organ seperti gangguanfungsi jantung koroner, fungsi ginjal, kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata (Wollf, 2006). Pasien yang memiliki diagnosis klinis dengan hipertensi sebanyak556, 127 (22,8%) tidak menyadari adanya kondisi dan tidak menerima terapi. Dalam 429 pasien yang menyadari kehadiran hipertensi, 206(48,0%) tidak menerima obat antihipertensi pada saat penelitian ini. Lima puluh empat (12,5%) memiliki tekanan darah kurang dari 140/90mmHg. Hanya21(4,9%) menerima konseling formal maupun pendidikan dari para profesional kesehatan dan 74(17,2%) menyadari tingkat optimal dari tekanan darah. Kesulitan dalam mengakses dokter spesialis dilaporkan oleh 126(29,4%). (Yi- Bing, et all (2013). Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 mencatat angka hipertensi mencapai 30.007 jiwa dari total jumlah penduduk sebesar

4 1.941.958 jiwa atau sekitar 1,45% untuk Wilayah Kabupaten Banyumas (DKK. Banyumas, 2013). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas didapatkan jumlah pasien dari Bulan Januari sampai Juli 2013 adalah 838 orang dimana 411 adalah pasien yang baru menderita hipertensi dan 427 adalah pasien lama. Dua puluh sembilan orang penderita hipertensi di desa Karanganyar tidak pernah kontrol ke PKD atau ke Posyandu Lansia, diperoleh 10 orang mengatakan tahu tentang hipertensi, 10 orang mengatakan hipertensi dianggap penyakit tidak berbahaya, dari 19 orang mengatakan kontrol hanya bila mengalami sakit, batuk, diare, sesak nafas dan mereka juga mengatakan takut apabila diperiksakan mempunyai penyakit hipertensi menjadi mengingat terus-menerus. Mengingat pasien hipertensi tekanan darahnya sering tidak terkontrol, maka dapat kita pahami kemungkinan perilaku pasien sangat berpengaruh terhadap terkontrolnya tekanan darah tersebut. Menurut Notoatmojo (2007) bahwapengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan seharusnya dimiliki oleh pasien karena pasien adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap terkontrolnya tekanan darah. Berdasarkan konsep tersebut, faktor pengetahuan tentang hipertensi kemungkinan mempunyai hubungan dengan terkontrolnya tekanan darah.

5 B. Rumusan Masalah Tingkat pengetahuan pasien hipertensi menunjukan ketidaktahuan terhadap penyakit hipertensi mulai dari pencegahan hingga perilaku yang menyebabkan penyakit hipertensi itu timbul. Rata-rata pasien laki-laki yang terkena hipertensi tingkat merokoknya lebih tinggi dibandingkan perilaku yang lain misalnya konsumsi garam, konsumsi goreng-gorengan dan lainlain. Sedangkan untuk perempuan tidak mengetahui pola makan yang tepat untuk menghindari penyakit hipertensi. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Karanganyar. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kontrol tekanan darah di Desa Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan penderitahipertensidi Desa Karanganyar. b. Mengetahuiperilaku penderita hipertensidi Desa Karanganyar. c. Mengetahui kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Karanganyar. d. Mengetahui hubungan antara pengetahuanpenderitahipertensidengan tekanan darahdi Desa Karanganyar.

6 e. Mengetahui hubungan antara perilaku penderitahipertensidengan tekanan darahdi Desa Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang pengontrolan tekanan darah pada pasien hipertensi b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sumber ilmu bagi lembaga pendidikan untuk senantiasa meningkatkan atau meperkokoh sikap-sikap peserta didik agar dapat memberikan pelayanan yang diharapkan masyarakat dan dapat meningkatkan mutu serta minat masyarakat untuk mengontrol tekanan darah di Puskesmas. c. Bagi Institusi Terkait Sebagai tolak ukur tenaga kesehatan ditempat tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan tentang kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. E. Penelitian Terkait 1. Mubin, MF.,et all (2010) yang berjudul karakterisitik pengetahuan pasien dengan motivasi melakukan kontrol tekanan darah di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi 1 Pekalongan. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional sampel 88 responden menggunakan teknik total

7 sampling. Hasil penelitian menunjukan penderita hipertensi paling sering terjadi pada usia 60 tahun, perempuan pendidikan SD, bekerja sebagai buruh atau petani dan berpengetahuan sedang. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien dengan motivasi kontrol tekanan darah (p > 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi kontrol tekanan darah (p< 0,05). Perbedaan dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan variabel yang akan diteliti adalahhubungan tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Karanganyar Kecamatan Jatilawang. 2. Menurut Alwani (2012), menerangkan dalam penelitianya yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di poliklinik penyakit dalam rsup. dr Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan hasil Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kategori sedang yaitu sebanyak 26 responden (60%), dan responden paling sedikit adalah responden yang mempunyai pengetahuan kategori kurang yaitu sebanyak 5 responden (12,5%). Tekanan darah terkontrol yaitu sebanyak 28 responden (70 %), dan tekanan darah tidak terkontrol yaitu 12 responden (30%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten, ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 7,599 dengan p- valuesebesar 0.022. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian

8 deskriptif analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi (variabel bebas) dengan terkontrolnya tekanan darah (variabel terikat).sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan jumlah populasi sebanyak 40 responden. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan kriteria pengujian H 0 ditolak jika p < 0.05 dan H 0 diterima jika p > 0.05. Perbedaan dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan variabel yang akan diteliti adalah Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Karanganyar Kecamatan Jatilawang. 3. Dalyoko. DAP dkk. (2011). Menerangkan dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah hipertensi pada lansia di pos pelayanan terpadu wilayah kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali. Peningkatan kasus hipertensi setiap tahun umumnya menjadi masalah utama dalam kedua berkembang dan negara-negara maju. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah ada korelasi antara sikap orang tua, keluarga mengawasi dan pengetahuan dengan upaya hipertensi kontrol pada orang lanjut usia. Penelitian ini merupakan

9 penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Itu subyek penelitian adalah 70 orang lansia di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu atau Integrated Layanan Pos Kesehatan) di Mojosongo Boyolali. Simple Random Sampling adalah teknik yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis yang digunakan uji statistik Chi Square( 2) dengan tingkat signifika α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara sikap (p = 0,000), Keluarga mengawasi (p = 0,016), dan pengetahuan (p = 0,003) dengan upaya pengendalian hipertensi pada lansia orang di Posyandu di Mojosongo Boyolali. Perbedaan dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan variabel yang akan diteliti adalah Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Karanganyar Kecamatan Jatilawang.