BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2003), 1. 2

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) langkah-langkah pembelajaran, waktu, perangkat pembelajaran, metode

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakukan aktivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2005: 37).

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Adapun. dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lewat peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dan beberapa daerah lainnya. proses Islamisasi itu adalah pendidikan.

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Model pembelajaran. (difine), tahap perencanaan (design), dan tahap pengembangan (develop).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB I PENDAHULUAN. Informasi itu ada yang baik dan mungkin ada yang kurang baik. Agar seseorang

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan Sistem Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang merupakan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK TOPIK TRIGONOMETRI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kemajuan jaman, sehingga teknologi yang ada dapat

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama dua kali pertemuan melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. dan mendewasakan, yang pada akhirnya kemandiriannya dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

BAB I PENDAHULUAN. kepada subjek didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan lingkungannya.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Ratulani Juwita *), Afrida Yanti. STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan di paparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

PEDOMAN WAWANCARA GURU TENTANG PROSES PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH TARBIYAH ISLAMIYAH TABEK GADANG

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR SANTRI DENGAN EFEKTIVITAS METODE SOROGAN DI PESANTREN AL- FATAH DESA PAGELARAN KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB IV HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mengatasi kesulitan belajar. Guru juga perlu mengadakan berbagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren merupakan lembaga tradisional diluar sekolah yang menjadi tempat santri (murid) dalam mencari ilmu agama. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga kini memiliki fungsi-fungsi dalam dunia pendidikan Indonesia khususnya Islam. Azyumardi Azra mengatakan tiga fungsi tradisional yang dimiliki pesantren, yaitu: pertama, transmisi ilmu dan transfer ilmu Islam; kedua, pemeliharaan tradisi Islam; dan ketiga, reproduksi ulama 1. Setidaknya ketiga hal itu mutlak harus ada dalam institusi sebuah pesantren yang merupakan tempat pembelajaran agama dan tradisi Islam. Dalam pembelajaran di pondok pesantren kita telah mengenal berbagai macam metode pembelajaran. Salah satunya yaitu metode sorogan. Metode ini biasa dianggap sangat statis dalam menerjemahkan kitab kuning yang biasa dipelajari di pesantren salaf ke dalam bahasa Jawa. Sorogan sendiri berasal dari kata sorog (bahasa Jawa) yang berarti menyodorkan. Disebut demikian karena setiap santri menyodorkan kitabnya di 1 Ilham Sidik, ORIENTASI KURIKULUM PESANTREN(Studi Kasus Kurikulum Pesantren Hidayatullah Malang), skripsi. ( Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, 2007), h. abstrak 1

2 hadapan kyai atau pembantunya (badal,asisten kyai) 2. Bisa diartikan metode sorogan ini lebih menitikberatkan pada pengembangan perseorangan (individu), dibawah bimbingan seorang kyai atau ustadz karena santri menghadap kyai atau badal satu per satu. Metode sorogan memiliki banyak kelebihan. Metode sorogan lebih efektif dari metode-metode yang lain dalam dunia pesantren. Dengan cara santri menghadap kyai atau guru secara individual untuk menerima pelajaran secara langsung. Kemampuan santri dapat terkontrol oleh kyai atau guru 3. Dengan metode ini memungkinkan bagi seorang guru (ustadz atau kyai) untuk mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid/santri dalam menguasai pelajaran. Walaupun metode sorogan memiliki banyak kelebihan namun belum banyak sekolah yang menerapkan metode tradisional asli Indonesia ini apalagi dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu, peneliti ingin mencoba menggunakan metode sorogan dalam pembelajaran matematika di sekolah formal. Sebelum menerapkan metode sorogan dalam pembelajaran matematika di sekolah, perlu adanya solusi untuk mengatasi kelemahan dari metode ini sendiri. Kelemahan metode sorogan adalah tentang waktu, metode sorogan memerlukan waktu yang lebih banyak dari metode-metode yang lainnya. Untuk mengatasi 2 Mujamil Qomar,Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi(Jakarta: Erlangga), h.20 3 Ibid., h.143

3 masalah tersebut peneliti memadukan metode sorogan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dalam model kooperatif tipe Jigsaw ada kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok ahli inilah yang nantinya akan berperan sebagai badal atau asisten kyai. Sebagai kontrol dalam pembelajaran kooperatif agar kelas tetap kondusif dan pembelajaran berjalan sesuai rencana maka peneliti juga menggunakan metode team teaching dengan 2 guru. Berdasarkan paparan di atas maka peneliti memberi judul penelitian ini yaitu Pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching pada materi bilangan di kelas VII B MTs Nurul Jadid Sidayu Gresik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memiliki beberapa pertanyaan penelitian yang ingin peneliti ajukan, yaitu : 1. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan? 2. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan? 3. Bagaimana keefektifan proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan?

4 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan di adakannya penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui kevalidan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan. 2. Untuk mengetahui kepraktisan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan. 3. Untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorogan dan team teaching di kelas VII B MTs Nurul Jadid Gresik sub pokok bahasan bilangan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam melaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini. 2. Peneliti dapat memberi informasi kepada guru matematika tentang metode sorogan yang biasanya digunakan dalam pembelajaran kitab di pesantren, ternyata bisa diterapakan dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya materi bilangan dengan memadukannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan metode team teaching. 3. Perangkat yang telah dikembangkan dan di uji cobakan bisa di pertimbangkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah.

5 E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. 2. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengkondisikan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk menuntaskan materi pelajaran bersama-sama. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen (kelompok asal) untuk bekerja sama dan saling bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi yang harus dipelajari (oleh kolompok ahli) serta menyampaikan materi tersebut kepada anggotanya (kelompok asal). 4. Metode sorogan merupakan metode pengajaran kitab kuning di pesantren salaf dimana penyampaiannya dengan cara kyai atau ustazd mengajar santri seorang demi seorang secara bergantian, dan santri membawa kitab sendirisendiri. Pengajaran diawali dengan kyai membacakan kitab yang diajarkan kemudian menterjemahkan kata demi kata serta menerangkan maksudnya, setelah itu santri disuruh membaca dan mengulangi seperti apa yang telah dilakukan kyai, sehingga setiap santri menguasainya.

6 5. Metode team teaching ialah salah satu metode mengajar sebuah mata pelajaran yang dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan semi team teaching bentuk ketiga yaitu satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok. 6. Valid memiliki arti yaitu menurut cara yang semestinya, berlaku, atau sahih. Perangkat dikatakan valid jika perangkat yang dibuat sesuai dengan kriteria valid menurut validator. 7. Karakteristik produk pendidikan yang memiliki kualitas kepraktisan yang tinggi apabila ahli dan guru mempertimbangkan produk itu dapat digunakan dan realitanya menunjukkan bahwa mudah bagi guru dan siswa untuk menggunakan produk tersebut. 8. Efektivitas perangkat pembelajaran adalah seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan mencapai indikatorindikator efektivitas pembelajaran. 9. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat, sifat-sifat perkalian bilangan bulat dan mengubah bentuk pecahan. Ketiga materi tersebut masuk pada pokok bahasan bilangan dengan standart kompetensinya adalah memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, dan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

7 F. Batasan Penelitian Agar masalah yang dikaji dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar maka peneliti memberikan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Materi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada materi bilangan dengan mengambil sub pokok bahasan sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat, sifatsifat perkalian bilangan bulat, dan mengubah bentuk pecahan. 2. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model pengembangan menurut Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap (four D model) yaitu tahap define (pendefinisian), tahap design (perancangan), tahap develop (pengembangan) serta disseminate (penyebaran). Namun pada penelitian ini hanya dibatasi sampai pada tahap development (pengembangan). 3. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan hanya sebatas pada RPP, LKS dan buku siswa. 4. Uji coba hanya terbatas di kelas VII B MTs Nurul Jadid Sidayu Gresik