digilib.uns.ac.id 29 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel terikat (Dependen) Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan yang dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting Initiatives). Indikator GRI terdiri 7 fokus pengungkapan, yaitu economic, environment, social, labour practices, human rights, society, dan product responsibility sebagai dasar sustainability reporting. Pengukuran pengungkapan CSR dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0 dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Pengungkapan sosial menunjukkan seberapa luas butir-butir pengungkapan yang disyaratkan telah diungkapkan. Kategori jumlah pengungkapan informasi tanggung jawab sosial yang dipergunakan dalam penelitian ini berdasar item pengungkapan CSR yang dipergunakan oleh 29
digilib.uns.ac.id 30 Khan (2010) untuk industri yang bergerak di bidang keuangan. Indeks luas pengungkapan CSR (CSRi) dirumuskan sebagai berikut ini. CSRDI = keterangan: CSRDI = indeks pengungkapan CSR n k = jumlah item pengungkapan yang dipenuhi = jumlah semua item yang mungkin dipenuhi 2. Variabel bebas (Independen) a. Ukuran Dewan Komisaris Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud di sini adalah jumlah anggota dewan komisaris yang bertanggung jawab mengawasi perusahaan baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan good corporate governance, jumlah anggota dewan komisaris pada perusahaan perbankan paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan cara menghitung jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan yang disebutkan dalam laporan tahunan (Said, et al. (2009)). b. Proporsi Komisaris Independen Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi. Skala yang digunakan untuk mengukur komposisi dewan komisaris independen yaitu dengan skala
digilib.uns.ac.id 31 rasio, yaitu persentase jumlah anggota dewan komisaris independen dengan jumlah total anggota dewan komisaris. Pengukuran ini sesuai dengan pengukuran dalam penelitian yang dilakukan oleh Khan (2010). c. Ukuran Komite Audit Ukuran komite audit merupakan jumlah seluruh anggota komite audit dalam suatu perusahaan. Ukuran komite audit diukur dengan jumlah total anggota komite audit dalam suatu perusahaan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Pengukuran ini sesuai dengan pengukuran dalam penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan Prastiwi (2010). 3. Variabel kontrol Variabel kontrol digunakan untuk melengkapi atau mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk memperoleh model empiris yang lebih lengakap dan lebih baik (Hartono, 2005). Penelitian ini menggunakan tiga variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan (size), profitabilitas (ROE) dan leverage. Variabel ukuran size diukur dengan menggunakan total asset (Khan, 2010). Variabel leverage diukur dengan total DER (total kewajiban dibagi total ekuitas). Variabel profitabilitas diukur dengan ROE (laba bersih setelah pajak dibagi total ekuitas), sesuai dengan Khan (2010).
digilib.uns.ac.id 32 B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang digunakan untuk sampel penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Merupakan perusahaan perbankan yang memiliki annual report tahun 2010-2012 yang terdapat di bursa efek Indonesia (www.idx.co.id) atau dapat diakses dari website masing-masing perusahaan. 2. Mengungkapkan (disclosure) informasi tentang tanggung jawab sosial. 3. Data yang tersedia lengkap, baik data mengenai corporate governance perusahaan dan data tentang tanggung jawab sosial perusahaan. C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari: 1. laporan tahunan perusahaan tahun 2010-2012 yang dipublikasikan untuk umum yang diperoleh dari situs web resmi masing-masing perusahaan, dan 2. jurnal, makalah, penelitian, buku, dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini.
digilib.uns.ac.id 33 D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah study dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data sekunder dan seluruh informasi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam dokumen. Data yang dikumpulkan adalah data-data keuangan dalam laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang bersangkutan. E. Metode Analisis Data 1. Statistik deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui pengukuran dan perhitungan (Suryono, 1992). Tujuan dilakukannya penghitungan statistik deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali, 2006). Statistik deskriptif memberikan gambaran statistik atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum. 2. Uji asumsi klasik Sebelum melakukan pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Gujarati, 2003). Apabila data yang digunakan lolos dari uji asumsi klasik, maka data tersebut layak untuk digunakan dalam pengujian regresi berganda.
digilib.uns.ac.id 34 Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieraritas, autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. a. Multikolienaritas merupakan suatu kondisi di mana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah masalah yang sering muncul dalam analisis regresi terjadi, yaitu di mana terdapat korelasi yang tinggi antar dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2006). Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas pada suatu model regresi dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), berikut penjelasannya: Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikoliniearitas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikoliniearitas pada penelitian tersebut. b. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas berarti terdapat varian yang tidak sama dalam kesalahan pengganggu. Uji ini digunakan untuk menentukan tidak terjadi heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot, maka titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2006). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan tersusun
digilib.uns.ac.id 35 dalam rangkaian waktu dan dalam rangkaian ruang (cross section). Untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya autokorelasi dalam model analisis regresi, bisa digunakan dengan pengujian run test. Dengan menggunakan run test dapat diketahui apakah residual terdapat korelasi yang tinggi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali, 2006). d. Uji Normalitas Untuk menguji data yang berdistribusi normal akan digunakan alat uji normalitas, yaitu One Sample Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2006) Hasil pengujian data dilakukan dengan menguji Kolmogorov-Sminorv. Kriteria pengujian apabila ρ value > 0,05 maka data berdistribusi secara normal, sedangakan apabila ρ value < 0,05 data tidak berdistribusi normal. Hal ini didukung juga dengan tampilan grafik histogram dan normal probability plot. 3. Pengujian hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan melakukan analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan data valid, tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisien regresi efisien (Gujarati, 2003). CSRί = α+ β 1 UDK + β 2 PDKI + β 3 UKA + β 4 SIZE β 5 PRO β 6 LEV + e Keterangan: CSRi : indeks pengungkapan CSR (Dependen)
digilib.uns.ac.id 36 α UDK PDKI UKA Size Prof Lev β 1 β 6 e : konstanta : ukuran dewan komisaris : proporsi dewan komisaris independen : ukuran komite audit : ukuran perusahaan (kontrol) : profitabilitas (kontrol) : leverage (kontrol) : koefisien regresi : error term Ketepatan fungsi regresi dari sampel dapat diukur dari goodness of fit. Perhitungan statistik dikatakan signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana Ho ditolak) dan dikatakan tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana Ho diterima (Ghozali, 2006). Pengukuran goodness of fit suatu model sebagai berikut. a. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness of fit model regresi. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) dilihat pada hasil pengujian regresi linier berganda untuk variabel independen terhadap variabel dependennya. Untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih
digilib.uns.ac.id 37 baik menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu adjusted R 2 (Ghozali, 2006). b. Nilai F Nilai F merupakan pengujian untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006). Dengan pengujian ini dapat diketahui apakah jumlah dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, proporsi anggota komite audit independen, tingkat pendidikan anggota komite audit, dan jumlah rapat anggota komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional di Indonesia. c. Nilai t Mencari nilai t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Variabel independen (ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit) dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (luas pengungkapan CSR) apabila nilai signifikan (p-value) dibawah 5%. Dengan demikian, H 1 sampai dengan H 3, diterima apabila nilai signifikan (p-value) di bawah 5%.