A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nia Prihatiningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar. menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ahmad Mulkani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan konsep yang dimilikinya. Penguasaan konsep menunjukkan. keberhasilan siswa dalam mempelajari sebuah konsep.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maka akan tercipta suatu masyarakat yang cerdas, intelek, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di negara kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, maupun prinsip-prinsip saja tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN PES JLH LLS. Rata. Total Rata. % Nilai KIM. Kota Medan ,98 8,32 50,90 8,48

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun lingkungannya. Menurut Undang undang No. 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Siti Maemunah, 2013

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memajukan suatu bangsa. Melalui pendidikan, masyarakat mampu bersaing secara produktif di era globalisasi dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maka pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( UU No. 22 tahun 2003). Oleh karena itu, dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran diperlukan suatu kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar-mengajar ditinjau dari sudut kegiatan peserta didik berupa pengalaman belajar yaitu kegiatan peserta didik yang direncanakan guru untuk dialami peserta didik selama kegiatan belajarmengajar (Arifin. dkk, 2013). Sedangkan menurut teori piaget pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan rekayasa perilaku untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan terjadinya proses berpikir pembelajar (Winataputra, 1992). Pada proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran direncanakan oleh guru agar terjadi proses berpikir dalam belajar, maka proses pembelajaran berhasil bila peserta didik dapat belajar sesuai dengan tujuan yang dirancang sebelumnya. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Menurut teori kogitif belajar tidak hanya sekedar menghafal serta memupuk ilmu pengetahuan tetapi belajar merupakan proses berfikir untuk memperoleh pengetahuan (Winataputra, 1992). Pembelajaran yang efektif diperlukan dalam proses pembelajaran, untuk memperoleh pengetahuan.

2 Pembelajaran yang efektif dapat mewujudkan penguasaan konsep yang baik. Penguasaan konsep adalah kemampuan peserta didik menangkap arti atau fenomena alam tertentu melalui pengamatan, dan analisis hasil pengamatannya yang dibangun dan disimpan dalam pikiran peserta didik, sebagai memori yang tersimpan (retensi) dan suatu saat dipanggil kembali (recall) melalui tes (Utomo, 1997). Penguasaan konsep dapat menunjukkan kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam mewujudkan penguasaan konsep yang baik, pendidik perlu mengetahui karakteristik pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif menurut Firman (1999), yaitu pembelajaran dengan pendidik yang bersifat sebagai fasilitator bagi peserta didik. Pembelajaran yang efektif dapat dicapai jika pembelajaran berpusat pada peserta didik (studentcentred). Pada pembelajaran student-centred peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dibandingkan dengan pembelajaran pada teacher-centred, sehingga peserta didik dapat mencapai penguasaan konsep yang baik. Model pembelajaran yang tepat diperlukan agar pembelajaran menjadi efektif, sehingga peserta didik dapat dengan mudah menguasai suatu konsep. Model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yaitu melibatkan aktifitas peserta didik, peranan peserta didik lebih besar dibandingkan peranan guru, peserta didik dapat menemukan suatu konsep, sehingga didapatkan penguasaan konsep yang baik. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip student-centred selama pembelajaran adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan, sehingga materi pelajaran tidak diberikan secara langsung (Sanjaya, 2009). Dalam proses mencari dan menemukan suatu konsep, peserta didik memerlukan pengarahan atau bimbingan agar tidak mengalami kebingungan dan kesalahpahaman pada pembelajaran. Seperti yang dijelaskan oleh Rustaman (2005), inkuiri terbimbing dapat dilakukan pada peserta didik yang belum terbiasa

3 dengan inkuiri. Pada penelitian ini jenis inkuiri yang digunakan yaitu inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran inkuiri. Model inkuiri terbimbing mengintegrasikan pemikiran ilmiah dan kontruktivis bersamaan dengan fakta, prinsip dan aturan untuk mendapatkan pengetahuan konsep ilmiah melalui adanya paduan yang dibuat guru untuk memecahkan masalah (Bilgin, 2009). Menurut National Research Council (2000), pada model pembelajaran inkuiri terbimbing peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran melalui penyelidikan dari permasalahan ilmiah dan prosedur yang diberikan oleh guru, kemudian peserta didik menentukan proses dan solusi dari permasalahan tersebut hingga akhirnya peserta didik dapat membuat kesimpulan. Berdasarkan penjelasan tersebut, guru lebih berperan sebagai fasilitator sehingga pembelajaran berorientasi pada student centred dan peserta didik dapat terlibat aktif dalam menemukan konsep. Pada kutipan jurnal berbasis inkuiri terbimbing yang ditulis oleh Douglas. dkk, (2009) menyatakan : In a guided inquiry class, the instructor does not lecture. Rather students work in teams, typically of four students, to complete worksheets. Pernyataan di atas menunjukan bahwa pada kelas inkuiri terbimbing guru tidak memberikan perkuliahan, sedangkan peserta didik bekerjasama secara berkelompok dalam menyelesaikan masalah atau lembar kerja. Model pembelajaran inkuiri terbimbing telah diteliti sebelumnya. Hasil penelitian yang ditulis Bilgin (2009) menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan prestasi peserta didik pada konsep asam dan basa. Rizki (2013) dengan tesisnya pada pembelajaran suhu dan kalor menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik. Supamena (2009) menjelaskan pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan menggunakan

4 model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains (KPS). Penguasaan konsep dapat tergolong tinggi atau rendah tergantung dari aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Dalam menerapkan model pembelajaran tidak semua peserta didik dapat belajar menggunakan model pembelajaran yang diberikan oleh guru dan berpengaruh terhadap penguasaan konsep. Peserta didik memiliki karakteristik latar belakang pendidikan, pengalaman dan interaksi sesama peserta didik yang berbeda-beda. Peserta didik yang sudah terbiasa belajar menggunakan pembelajaran yang biasa guru berikan, sulit beradaptasi dengan pembelajaran yang baru diterapkan. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran ikuiri terbimbing berpengaruh terhadap penguasaan konsep pada semua tingkat (kelompok tinggi, sedang, dan rendah) peserta didik, maka diperlukan pengelompokkan peserta didik dalam kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah, sehingga dapat diketahui apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diterapkan pada semua peserta didik. Salah satu materi yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan. Berdasarkan hasil wawancara, materi di sekolah tersebut diberikan dengan model pembelajaran konvensional melalui ceramah. Peserta didik tidak secara aktif mengikuti pembelajaran, dan harus ditekankan belajar melalui hafalan. Menurut Piaget, dalam proses pembelajaran pengetahuan tidak boleh diberikan secara pasif oleh seseorang melainkan melalui tindakan (Winataputra, 1992). Kompetensi dasar materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan menuntut kemampuan untuk memprediksi suatu fenomena, sehingga materi tersebut melibatkan peran peserta didik belajar secara aktif dalam menemukan konsep. Dengan demikian, materi tersebut lebih sesuai menggunakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam menemukan konsep selama kegiatan pembelajaran, model tersebut adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

5 B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini yaitu diperlukannya pembelajaran yang efektif, agar peserta didik dapat memperoleh penguasaan konsep dengan baik. Pembelajaran efektif dapat dicapai jika pembelajaran bersifat student-centred, sementara itu, model pembelajaran yang diterapkan di beberapa sekolah pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan bersifat teacher-centred. Materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan sangat erat dalam kehidupan sehari-hari, serta berdasarkan kompetensi dasar, materi tersebut menuntut kemampuan untuk memprediksi suatu fenomena. Dengan demikian, materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan diperlukan pembelajaran yang melibatkan aktivitas peserta didik (student-centred) melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Penguasaan Konsep Peserta didik setelah Diimplementasikannya Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pengaruh Ion Senama Dan ph Terhadap Kelarutan?. Secara lebih jelas permasalahan dapat diuraikan menjadi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apakah penguasaan konsep peserta didik pada kelas eksperimen melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing? 2. Bagaimana penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan? 3. Bagaimana tanggapan peserta didik kelas eksperimen terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan? C. Tujuan Penelitian

6 Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi penguasaan konsep peserta didik setelah diimplementasikannya model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan. Secara lebih jelas tujuan penelitian dapat diuraikan menjadi beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Memperoleh informasi mengenai penguasaan konsep peserta didik pada kelas eksperimen melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. 2. Memperoleh informasi mengenai penguasaan konsep peserta didik pada kelas eksperimen untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan. 3. Memperoleh informasi mengenai tanggapan peserta didik kelas eksperimen terhadap model inkuiri terbimbing pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan yaitu: 1. Bagi sekolah Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta masukan dalam pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. 2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model yang dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. 3. Bagi Peserta Didik Melalui pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing, diharapkan dapat: a. Meningkatkan penguasaan konsep peserta didik dalam memahami konsep konsep materi kimia.

7 b. Meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 4. Bagi peneliti lain Dari penelitian ini diharapkan : a. Dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan terkait pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing. b. Dapat menambah informasi mengenai hasil pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep peserta didik pada materi pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan. G. Struktur Organisasi Skripsi Bagian ini berisi tentang rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab pertama hingga bab terakhir. Pada bab pertama berisi uraian tentang pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang berisi tentang rasionalisasi untuk melakukan penelitian. Identifikasi masalah berisi uraian pengenalan masalah. Rumusan masalah berisi tentang variabel-variabel yang akan diteliti. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai serta hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Pada bab kedua berisi tentang uraian kajian pustaka, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi tentang uraian teori-teori penguasaan konsep, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran inkuiri terbimbing, deskripsi materi pembelajaran pengaruh ion senama dan ph terhadap kelarutan dan penelitian terdahulu yang relevan. Kerangka penelitian berisi tahapan yang harus ditempuh dalam merumuskan penelitian. Hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara yang dirumuskan dalam penelitian.

8 Pada bab ketiga berisi tentang uraian metodologi penelitian. Metodologi penelitian berisi tentang uraian lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Pada bab keempat berisi tentang hasil penelitian dan dan pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan mendiskusikan temuan dengan dasar teoritis yang telah dibahas pada bab kajian pustaka. Pada bab kelima berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan diuraikan secara padat. Saran ditunjukkan kepada para pengguna hasil penelitian, kepada para peneliti berikutnya serta untuk melakukan penelitian selanjutnya.