HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

HUBUNGAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMAN 2 XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN KECEPATAN DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA JURNAL. Oleh ERMIATI

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

JURNAL. Oleh IRMA SURYANI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

SKRIPSI. Disusun Oleh : SULASTRI NPM:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA SMP PGRI PEKANBARU 2012/2013

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

JURNAL. Oleh MASRIZAL

THE RELATIONS BETWEEN LEG MUSCLE EXPLOSIVE POWER AND SPEED WITH RESULTS OF STUDENT SON LONG JUMP CLASS XI SMA NEGERI 1 BENAI

HUBUNGANKEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 15 KOTA PEKANBARU

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN II MOJOROTO SKRIPSI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

HUBUNGAN HASIL LARI 40 YARD DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS VIII SMPN 2 KECAMATAN SENTAJO RAYA JURNAL. Oleh DISLAGANA FARCE

CORRELATION OF POWER ARM MUSCLES AND SHOULDERS THE RESULTS THROWN THE SPEAR, ON THE ATHLETES MAN PPLP OF RIAU

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL

I. PENDAHULUAN. erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia sekolah

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

THE CONTRIBUTION OF WRIST AND SERVICE ACCURACY COORDINATION IN VOLLEY BALL FOR FEMALE TEAM OF ANJUNGAN JUNIOR PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KOTO KAMPAR HULU

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL KECEPATAN LARI PADA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PEKANBARU

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 40 M DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh AKMAL

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

Transkripsi:

1 HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU Fauzi Hermansyah 1, Saripin 2, Niputu Nita Wijayanti 3 fauzihermansyah21@gmail.com, 082285471599, saripin@yahoo.com, nitawijayanti87@yahoo.com Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstract: The object of this research is to find the correlation between running speed 60 meters and the long jump result. In this research, the writer found that there are a significant correlation between running speed 60 meters and the long jump result. It was shown by the value of r is 0.897. It means that if the score of running speed is good, so, the score of the long jump will be good. Besides that, it means that there are a positive correlation between running speed 60 meters and the long jump result. This research use Correlation Pearson Product Moment as a method. The writer was taken the research at SMAN 11 Pekanbaru with the boy s students of XI IPS 2 as the sample. Keywords: Correlation, Speed, Long Jump, Running, 60 meters

2 HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMA NEGERI 11 PEKANBARU Fauzi Hermansyah, Saripin, Niputu Nita Wijayanti fauzihermansyah21@gmail.com, 082285471599, saripin@yahoo.com, nitawijayanti87@yahoo.com Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari 60 meter dengan hasil lompat jauh. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa terdapat hubungan yang significkan antara kecepatan lari 60 meter dengan hasil lompat jauh. Itu terbukti dengan nilai pada r yaitu 0.897. ini berarti apabila kecepatan berlarinya baik maka hasil lompatannya pun akan baik. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif diantara kedua variable tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlation Product Moment. Penulis melaksanakan penelitian tersebut pada siswa putra kelas XI IPS 2 SMAN 11 Pekanbaru. Kata Kunci: Hubungan, Kecepatan, Lompat Jauh, Lari, 60 meter

3 PENDAHULUAN Olahraga merupakan suatu kegiatan fisik yang menggunakan teknik-teknik tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas seseorang baik kualitas kebugaran dan kesehatan tubuh (fisik) maupun kualitas mental (psikologis). Olahraga tidak hanya berperan dalam peningkatan kualitas kebugaran dan kesehatan tubuh secara fisik namun juga ikut berperan penting dalam peningkatan kualitas mental. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Engkos Kosasih (1993:5) yang menyatakan bahwa Olahraga adalah bagian integral dari pendidikan yang dapat memberikan sumbangan yang berharga sekali bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya dan yang berlangsung seumur hidupnya. Dalam kurikulum yang dirancang pemerintah ada berbagai macam cabang olahraga yang dipelajari di sekolah, salah satunya adalah atletik. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang disertakan dalam perlombaan atau kejuaraan-kejuaraan di dunia. Atletik merupakan cabang olahraga yang sangat penting karena mengandung gerakan-gerakan dasar semua cabang olahraga seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik berasal dari bhasa yunani athlon atau thlum yang berarti perlombaan, pertandingan, pengulatan atau sesuatu perjuangan, orang yang melakukannya disebut atlhleta/athlet (Djumidar 2006 :1.3). Ada berbagai macam cabang olahraga atletik yang dipelajari oleh siswa di sekolah, salah satunya yaitu lompat jauh. Tujuan dari lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke titik lainnya dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara dan mendarat (Muhajir,2007: 97). Dalam prakteknya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil lompat jauh adalah kecepatan, kelenturan, kekuatan otot tungkai, panjanng tungkai, daya ledak otot tungkai, dan sarana dan prasarana. Akan tetapi, faktor yang paling mempengaruhi hasil dari lompat jauh tersebut adalah kecepatan lari. Bompa dalam Ismaryati (2006: 57) menyatakan bahwa jika ditinjau dari sistem gerak, kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas sistem syaraf pusat dan perangkat otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu. Bompa dalam Ismaryati (2006: 57) juga menyatakan bahwa kecepatan adalah salah satu kemampuan biomotorik yang penting untuk melakukan aktivitas olahraga. Menurut Jonath et. AI. dalam ismaryati (2006: 57) di dalam gerakan dasar manusia, massa adalah tubuh atau salah satu anggota tubuh dan tenaga merupakan kekuatan otot yang digunakan seseorang menurut massa yang digerakan. Berdasarkan pengertian-pengertian oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan berdasarkan kemudahan bergerak, proses sistem syaraf dan perangkat otot yang dilakukan secara berturut turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan menempuh jarak dalam waktu yang cepat. Lompat jauh adalah satu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki keatas, kedepan dalam upaya membawa titik gerak badan selama mungkin diudara (melayanng diudara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan

4 tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya (Aip syaripudin, 1992: 62). Kecepatan lari sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kekuatan yang maksimal pada waktu tolakan (take off) dan tubuh dapat melayang selama mungkin di udara sehingga akan menghasilkan lompatan yang baik karena prinsip dasar lompat jauh adalah meraih kecepatan awalan yang setinggi-tingginya sambil tetap mampu melakukan tolakan yang kuat ke atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian saat melayang yang memadai sehingga dapat menghasilkan jarak lompatan yang maksimal. Oleh karena itu, kondisi fisik dan teknik yang memadai perlu dimiliki seorang pelompat yang baik. Keadaan kondisi fisik akan mempengaruhi kecepatan pelompat ketika melakukan awalan dan kekuatan tolakan, sedangkan keserasian gerak awalan dan tolakan sangat bergantung pada kemampuan teknik. Apabila lari awalan dan kekuatan menolak ini dilakuakan dengan teknik awalan dan tolakan yang baik, maka hasil lompatannya akan baik pula. Seorang pelompat dalam hal ini siswa yang mendapatkan materi lompat jauh di sekolah harus mampu melakukan semua tahap-tahap lompat jauh terutama tahap awalan yaitu berlari dengan cepat yang akan mempengaruhi tahap tolakan dan tahap selanjutnya semaksimal mungkin, karena tipa-tiap tahap saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Apabila teknik awalan yang dilakukan siswa kurang baik maka akan mempengaruhi teknik-teknik selanjutnya yang akan berujung pada hasil lompatannya. Misalnya, apabila ketika berlari siswa tidak melakukan dengan baik yaitu berlari dengan cepat dan menggunakan teknik lari yang benar maka hasil lompatan siswa tersebut pun akan kurang baik. Hal ini menandakan bahwa kecepatan berlari siswa dapat mempengaruhi hasil dari lompat jauh tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa untuk melakuakan lompat jauh dengan keterampilan dan kemampuan yang baik perlu ditunjang oleh berbagai macam faktor terutama kecepatan berlari. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang cukup erat antara kecepatan berlari siswa dengan hasil lompat jauh siswa sehingga untuk mendapatkan hasil lompatan yang baik siswa perlu memperhatikan kecepatan berlari pada saat teknik awalan lompat jauh tersebut dilakukan. Akan tetapi, keterampilan dan kemampuan lompat jauh siswa SMA Negeri 11 Pekanbaru ini masih kurang terutama dalam tahap awalan yaitu berlari dengan cepat. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian korelasiaonal yang bertujuan untuk menyelidiki seberapa jauh variable-variabel pada suatu faktor yang berkaitan dengan faktor lain. Korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2006: 131). Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruan subjek penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS

5 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru yang berjumlah 15 orang. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa Putra kelas XI IPS 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru yang berjumlah 15 orang. Hal ini berdasarkan pendapat Arikunto (2006:134) bahwa subjek penelitian berjumlah kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Lintasan lompat jauh mempunnyai lebar lintasan minimum 1,22m dan panjang 0,45m. Panjang papan tolakan 1,22 m, lebar 0,22 m dan ketebalannya 0,10 m. pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berlutut salah tolak sekurangkuragnya 1m dari tepi depan bak pasir pendaratan, lebar tempat pendaratan minimum 2,75m, Jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m, permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar dengan sisi atas depan, bila peserta perlombaan lebih dari 8 orang, maka setiap peserta diperbolehkan melompat 3 kali dan 6 pelompat dengan lompatan terbaik, dapat melompat 3 kali lagi untuk menentukan yang terbaik. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah melalui tes dan pengukuran kecepatan lari dan hasil lompat jauh. Pelaksanaa tes pada lompat jauh adalah dengan melakukan serangkaian kegiatan dilapangan. Ketika seorang pelompat telah mendarat maka hasil lompatan tersebut akan di ukur sesuai dengan cara pengukuran yang telah ditetapkan. Aturan atau cara pengukuran hasil lompat jauh adalah: 1) Semua lompatan yang sah harus diukur dari sisi bekas jejak pelompat yang lebih dekat ke balok tumpuan sampai sisi balok tumpuan yang dekat dengan bak pasir. Pita pengukur harus tegak lurus dengan balok tumpuan sehingga membentuk sudut 90 dengan pita pengukur. 2) Nol pita pengukur dipasang dipasir bak lompatan, dan hasil lompatan dibaca pada pita ukur yang ditarik tegak lurus dengan balok tumpuan, tepat disisi balok tumpuan yang lebih dekat dengan bak pasir. Pelaksanaa tes untuk mengukur kecepatan berlari siswa dilakukan dengan cara siswa berdiri dibelakang garis start dengan sikap berdiri, aba-aba ya subyek lari kedepan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter. Pada saat siswa menyentuh/melewati garis finish stop watch dihentikan. Hasil tes kecepatan berlari siswa tersebut dilihat melalui waktu yang tercatat pada stopwatch yang menandakan seberapa cepat waktu yang dihabiskan siswa untuk menempuh jarak 60 meter. Semakin sedikit waktu yang dihabiskan siswa untuk mencapai jarak tersebut berarti semakin cepat tingkat kecepatan berlari siswa tersebut. Penulis menganalisaata data yang telah dikumpulkan melalui hasil kedua tes tersebut untuk mengetahui korelasi antara kedua variable dengan menggunakan rumusan Korelasi Produk Moment (Zulfan, 2007:104). Untuk menentukan besar hubungan antara variabel X (kecepatan berlari 60 meter) dan variabel Y (hasil lompat jauh) dinyatakan dengan Korelasi Produk Moment (Zulfan, 2007 :104) sebagai berikut: r xy = n x 2 n xy ( x) n x y y 2 ( y)

6 Untuk mengeahui signifikan atau tidak hubungan itu perlu dilakukan pengujian signifikan koofisien korelasi (Zulfan, 2007: 1) digunakan rumus distribusi t yaitu : Keterangan : r xy = Koefisien Korelasi antara x, y xy = Jumlah data x, y n r t = Jumlah sampel = Korelasional = Tingkat keberartian hubungan t r xy 1 n r 2 2 xy HASIL DAN PEMBAHASAN Kecepatan lari 60 meter Penelitian kecepatan lari 60 meter ini menggunakan tes lari 60 meter dari 15 orang sampel di peroleh data tertinggi yaitu 8.32 detik dan data terendah 11.25 detik dengan rata-rata waktu tempuh 9.15 detik. Hasil pengukuran dapat dilihat pada distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Waktu Tempuh Lari 60 Meter (X) No. Waktu (detik) Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 8.32 8.97 9 60% 2 9.98 9.63 3 20% 3 9.64 10.28 2 13.33% 4 10.29 10.94 0 0 5 10.95 11.59 1 6.67% Jumlah 15 100% Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diatas dari 15 sampel, ternyata 9 orang sampel (60%) dengan rentang nilai 8.32 8.97, kemudian 3 orang sampel (20%) dengan rentang nilai 9.98 9.63, 2 orang sampel (13.33 %) dengan rentang nilai 9.64 10.28, dan 1 orang sampel (13.33%) dengan rentang nilai 10.95 11.59. Untuk lebih jelasnya lihat histogram dibawah ini:

Frekuensi Relatif (%) 7 70% Waktu Tempuh Lari 60 Meter 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 8.32 8.97 9.98 9.63 9.64 10.28 10.29 10.94 10.95 11.59 Rentang Waktu (detik) Gambar 11. Histogram Data Waktu Tempuh Lari 60 Meter Selain itu, penulis mendapatkan hasil kecepatan lari 60 meter siswa (jarak lari dibagi waktu tempuh) sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kecepatan Lari 60 Meter (X) No. Kecepatan ( jarak / waktu ) Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 5.33 5.75 1 6.67% 2 5.76 6.17 3 20% 3 6.18 6.59 2 13.33% 4 6.60 7.01 4 26.67% 5 7.02 7.43 5 33.33% Jumlah 15 100% Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diatas dari 15 sampel, ternyata 1 orang sampel (6.67%) dengan rentang nilai 5.33 5.75, kemudian 3 orang sampel (20%) dengan rentang nilai 5.76 6.17, 2 orang sampel (13.33 %) dengan rentang nilai 6.18 6.59, 4 orang sampel (26.67%) dengan rentang nilai 6.60 7.01, dan 5 orang sampel (33.33%) dengan rentang nilai 7.02 7.43. Untuk lebih jelasnya lihat histogram dibawah ini:

Frekuensi Relatif (%) 8 Kecepatan lari 60 Meter 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 5.33 5.75 5.76 6.17 6.18 6.59 6.60 7.01 7.02 7.43 Kecepatan ( meter/ detik) Gambar 12. Histogram Data Hasil Tes kecepatan Jarak Lompat Jauh Berikut ini di uraikan dari data hasil lomat jauh dari 15 orang sampel dimana nilai tertinggi jarak lompat jauh gaya jongkok siswa sebagai sampel adalah 4.63 meter dan nilai terendah jarak lompat jauh gaya jongkok siswa sebagai sampel adalah 2.98 meter dengan rata-rata jarak lompat jauh gaya jongkok yaitu 3.73 meter. Hasil pengukuran dari tes lompat jauh gaya jongkok yang telah dilakukan oleh penulis saat penelitian dapat dilihat pada distribusi frekuensi dibawah ini: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lompat Jauh No Jarak (meter) Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 1 2.98 3.34 5 33.33% 2 3.35-3.71 1 6.67% 3 3.72 4.08 6 40% 4 4.09 4.45 2 13.33% 5 4.46 4.82 1 6.67% Jumlah 15 100% Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diatas dari 15 sampel, ternyata 5 orang sampel (33.33%) dengan rentang nilai 2.98 3.34 kemudian 1 orang sampel (6.67%) dengan rentang nilai 3.35-3.71, dan 6 orang sampel (40%) dengan rentang nilai 3.72 4.08, 2 orang sampel (13.33%) dengan rentang nilai 4.09 4.45, dan 1 orang sampel (6.67%) dengan rentang nilai 4.46 4.82. Untuk lebih jelasnya maka akan dibuat dalam bentuk histogram seperti dibawah ini:

Frekuensi Relatif (%) 9 Jarak Lompat Jauh Gaya Jongkok 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2.98 3.34 3.35-3.71 3.72 4.08 4.09 4.45 4.46 4.82 Rentang Jarak (meter) Gambar 13. Histogram Data Hasil Tes lompat jauh Uji Normalitas Data Sebelum data di analisis terlebih dahulu dilakukan uji normalisasi dengan Uji Liliefors. Dari uji yang dilakukan dengan menggunakan Uji Normalitas Liliefors tersebut dapat terlihat bahwa data yang dihasilkan berdistibusi normal. Hal ini membuktikan bahwa data tersebut dapat digunakan sebagai hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat digunakan untuk menganalisis korelasi untuk mendapatkan hasil dari asumsi penelitian yaitu : apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 60 meter dan jarak lompat jauh pada siswa putra kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru dan apakah terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut yaitu apabila kecepatan berlari siswa baik maka hasil lompatannya juga baik. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Liliefors Variabel Lo maks L table Keterangan Kecepatan Lari 60 meter 0.1147 0.2200 Berdistribusi Normal Jarak Lompat Jauh 0.1163 0.2200 Berdistribusi Normal Dari tabel diatas terlihat bahwa data lari 60 meter memiliki Lo maks 0.1147 sedangkan L table 0.2200. hal ini membuktikan bahwa sesuai rumusan pada uji normalitas liliefors bahwa jika Lo maks < L table maka data berdistribusi normal. Pada tabel diatas terlihat bahwa Lo maks dari kedua variabel lebih kecil dari L table (0.1147 < 0.2200 dan 0.1163 < 0.2200). Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa data hasil tes jarak lompat jauh gaya jongkok yang diperoleh dari penelitian tersebut berdistribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data X ( Kecepatan Lari 60 Meter) dan Y ( Jarak Lompat Jauh) berdistribusi normal.

10 Pengujian Hipotesis Pada pembahasan sebelumnya (pada BAB III) telah dipaparkan hipotesis dari penelitian ini yaitu : 1. Apabila nilai r xy > r table, hal ini berarti terdapat hubungan antara kecepatan dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru. 2. Apabila nilai r xy positif berarti hubungan korelasi antara kedua variabel sejalan yaitu apabila variabel X meningkat maka variabel Y pun meningkat. 3. Apabila nilai r xy negatif berarti hubungan korelasi antara kedua variabel terbalik yaitu apabila variabel X meningkat maka variabel Y menurun dan sebaliknya. 4. Apabila nilai t hitung < t table, hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru. 5. Apabila nilai t hitung > t table, hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru. Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data, penulis menganalisa korelasi dari kedua variabel tersebut menggunakan rumus Correlation Product Moment. Setelah dilakukan analisa data, hasil yang ditunjukkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 60 meter dan jarak lompat jauh. Dibawah ini dipaparkan hasil analisa korelasi berdasarkan: Tabel 5. Hasil Analisa Korelasi antara Lari 60 meter dan Jarak Lompat Jauh Nilai r hitung Nilai Ket. Nilai t hitung Nilai t table Ket. (r xy ) r table 0.897 0.514 Berhubungan 7.316 1.762 Hubungan Signifikan Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecepatan lari 60 meter (X) dengan hasil lompat jauh (Y) pada siswa putra kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 11 Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat melalui tabel hasil analisa korelasi diatas yaitu pada nilai r kedua variabel. Nilai dari r kedua variabel tersebut yaitu r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0.897 > 0.514). Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara kecepatan lari 60 meter dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa. Selain itu, hal ini terlihat pada nilai t hitung lebih besar dari t table (7.316 > 1.762). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 60 meter siswa dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa. Nilai pada angka tersebut menunjukkan bahwa apabila kecepatan larinya baik maka jarak lompatannya pun baik. Hal ini dibuktikan dengan angka hasil tes kecepatan lari 60 meter (waktu yang ditempuh siswa untuk berlari pada jarak 60 meter) semakin besar maka angka hasil jarak lompat jauhnya akan semakin kecil.

11 Hal ini berarti apabila waktu yang diperlukan siswa ketika berlari sepanjang lintasan 60 meter semakin lambat maka jarak lompatan yang dihasilkan pun semakin pendek atau kecil. Begitu pula sebaliknya, apabila waktu yang diperlukan siswa ketika berlari sepanjang lintasan 60 meter semakin cepat maka jarak lompatan yang dihasilkan pun semakin panjang atau besar. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin cepat kecepatan berlari 60 meter siswa maka akan semakin jauh hasil lompatannya. Maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan positif antara kedua variabel yaitu apabila kecepatan berlarinya baik maka jarak lompat jauh yang dihasilkan pun baik. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan program SPSS 17 maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 60 meter (X) dengan hasil lompat jauh (Y) pada siswa putra kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 11 Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat pada nilai t hitung lebih besar dari t table (7.316 > 1.762).Hal ini terlihat dari nilai R pada korelasi kedua variabel yaitu 0.897 (penjelasan lengkap pada bab sebelumnya).. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada guru olahraga agar dapat memberikan bimbingan terhadap siswa dalam latihan berlari 60 meter sebagai modal awal untuk menghasilkan hasil lompat jauh yang baik. 2. Bagi siswa putra kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 11 Pekanbaru agar menjadi suatu bahan masukan dalam pembinaan prestasi saat mengikuti latihan di sekolah. 3. Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Riau untuk dapat meneliti unsur lain yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam malakukan lompat jauh sehinga dapat memberi manfaat bagi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Djumidar, 2006. Dasar dasar Atletik. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Ismaryati, 2006. Tes dan Penngukuran Olahraga. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Kosasih, Engkos, 1993. Olahraga Teknik Dan Program Latian. Jakarta : Akademis Presindo

Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Bandung : Erlangga Ritonga, Zulfan. 2007. Statistik Untuk Ilmu Ilmu Sosial. Pekanbaru : Cendikia Insani. Syarifuddin, Aip, 1992. Atletik. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 12