BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga menyebabkan indeks massa tubuh (IMT) akan meningkat (Popkin, 2006). Perubahan pada IMT dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Status gizi pada kelompok dewasa berusia di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa di dunia mengalami obesitas. Prevalensi obesitas di seluruh dunia lebih dari dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2014 (WHO, 2015). Prevalensi obesitas pada kelompok dewasa umur di atas 18 tahun sebesar 15,4% dan berat badan lebih sebesar 13,5%. Demikian juga prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan sebesar 28,9%. Angka kelebihan berat badan pada perempuan sebesar 32,9% dan pada laki-laki sebesar 19,7% (Depkes, 2013). Penyebab meningkatnya IMT adalah ketidakseimbangan energi antara makanan yang dikonsumsi dengan energi yang dikeluarkan. Secara umum didapatkan tingginya asupan makanan padat energi tinggi lemak dan gula, dan rendahnya aktivitas fisik karena sifat sedentary dari berbagai pekerjaan, perubahan model transportasi dan peningkatan urbanisasi (WHO, 2015). IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi 1
2 dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis (Pudjiadi et al., 2010). Aktivitas fisik kurang atau tidak ada merupakan faktor risiko berbagai penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar. Rendahnya aktivitas fisik menyebabkan penumpukan energi oleh tubuh dalam bentuk lemak. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan peningkatan IMT. Peningkatan IMT menjadi faktor risiko utama terjadinya penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke), diabetes, gangguan tulang dan otot serta penyakit keganasan (Pamela, 2011). Obesitas dan daya tahan kardiovaskular yang rendah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular (CVD) (Eisenmann, 2004). Daya tahan kardiovaskular merupakan kesanggupan jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk mengambil, mengedarkan dan menggunakan oksigen ke jaringan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor individual seperti IMT, usia, aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan kardiovaskular yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja manusia dengan intensitas lebih besar dan waktu yang lebih lama. Daya tahan kardiovaskular yang baik juga akan memungkinkan
3 untuk membangun ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas untuk jangka waktu yang lebih lama (Sharkey, 2011). Mahasiswa merupakan generasi muda yang berperan penting dalam bidang pendidikan. Mahasiswa dengan aktivitas fisik yang monoton dan lama cenderung mengalami peningkatan IMT sehingga berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskular. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai hubungan IMT dan aktivitas fisik terhadap daya tahan kardiovaskular pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana gambaran IMT, aktivitas fisik dan daya tahan Universitas Udayana? 2. Apakah ada hubungan antara IMT dengan daya tahan kardiovaskular pada mahasiswa Fakultas Kedokteran? 3. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan daya tahan Universitas Udayana? 4. Apakah ada hubungan secara bersama-sama antara IMT dan aktivitas fisik terhadap daya tahan kardiovaskular pada mahasiswa Fakultas Kedokteran?
4 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan IMT dan aktivitas fisik terhadap daya tahan kardiovaskular pada mahasiswa 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran IMT, aktivitas fisik dan daya tahan 2. Membuktikan hubungan antara IMT dengan daya tahan 3. Membuktikan hubungan antara aktivitas fisik dengan daya tahan 4. Membuktikan hubungan secara bersama-sama antara IMT dan aktivitas fisik terhadap daya tahan kardiovaskular pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar informasi ilmiah tentang hubungan antara IMT dan aktivitas fisik terhadap daya
5 tahan kardiovaskular serta diharapkan dapat mengembangkannya kearah penelitian yang lebih mendalam. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Sebagai skrining guna meningkatkan daya tahan 2. Dapat digunakan sebagai strategi untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran.