GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

dokumen-dokumen yang mirip
Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

Perencanaan Sistem Drainase Jalan

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

Perancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

STANDAR PERENCANAAN IRIGASI KRITERIA PERENCANAAN BAGIAN BANGUNAN KP 04

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

BAB V ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERANCANGAN BANGUNAN PELENGKAP DRAINASE GORONG-GORONG. Disusun untuk Memenuhi. Tugas Mata Kuliah Drainase. Disusun Oleh:

BAB III METODE ANALISIS

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. parameter yang tertulis dalam kriteria di bawah ini. Nilai-nilai yang

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterangan melalui kutipan teori dari pihak yang kompeten di bidang

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

IRIGASI AIR. Bangunan-bangunan Irigasi PROGRAM STUDI S-I TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

KAJIAN ULANG PERENCANAAN PIPA PESAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

PERHITUNGAN DAYA POMPA SUPLAI AIR BERSIH, PERENCANAAN SEPTIK TANK DAN PERENCANAAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

Mekanika Fluida II. Tipe Saluran Terbuka Penampang Hidrolis Terbaik

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PERTEMUAN 7 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses perencanaan saluran irigasi dan menghitung kapasitas saluran irigasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH ENDAPAN DI UDIK BENDUNG TERHADAP KAPASITAS ALIRAN DENGAN MODEL 2 DIMENSI

(Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum. B. Acuan Normatif

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

DISAIN SALURAN IRIGASI. E f f e n d y Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

PERENCANAAN SALURAN. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain :

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Denah Rencana Pembalokan Lantai 2 dan Peletakan Kolom

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR YOGI OKTOPIANTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

STUDI TATA LAKSANA DAN ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN PENCAMPUR AIR TAWAR DAN AIR LAUT UNTUK TAMBAK UDANG WINDU

PENGGUNAAN BETON MATRAS SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF UNTUK PENANGGULANGAN BOCORAN PADA TANGGUL SALURAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan penulisan dan

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

HIDROLIKA SALURAN TERTUTUP -CULVERT- SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

Revisi SNI T C. Daftar isi

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

Transkripsi:

BANGUNAN IRIGASI GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

DEFINISI GORONG-GORONG Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api. Gorong-gorong juga digunakan sebagai jembatan ukuran kecil, digunakan untuk mengalirkan sungai kecil atau sebagai bagian drainase ataupun selokan jalan.

FUNGSI GORONG-GORONG Mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu disainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur supaya gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah. Sebagai jalan penghubung atau jembatan

DENAH GORONG-GORONG

Potongan memanjang

KRITERIA PERENCANAAN Kecepatan aliran Kecepatan yang dipakai di dalam perencanaan gorong-gorong bergantung pada jumlah kehilangan energi yang ada dan geometri lubang masuk dan keluar. Untuk tujuantujuan perencanaan, kecepatan diambil: 1,5 m/dt untuk gorong-gorong di saluran irigasi dan 3 m/dt untuk gorong-gorong di saluran pembuang.

KRITERIA PERENCANAAN Ukuran-ukuran Standar Hanya diameter dan panjang standar saja yang mempunyai harga praktis. Diameter minimum pipa yang dipakai di saluran primer adalah 0,60 m.

KRITERIA PERENCANAAN Penutup Minimum Penutup di atas gorong-gorong pipa di bawah jalan atau tanggul yang menahan berat kendaraaan harus paling tidak sama dengan diameternya, dengan minimum 0,60 m. Goronggorong pembuang yang dipasang di bawah saluran irigasi harus memakai penyambung yang kedap air, yaitu dengan ring penyekat dari karet Seandainya sekat penyambung ini tidak ada, maka semua gorong-gorong di bawah saluran harus disambung dengan beton tumbuk atau pasangan.

KRITERIA PERENCANAAN Gorong-gorong Segi Empat Gorong-gorong segi empat dibuat dari beton bertulang atau dari pasangan batu dengan pelat beton bertulang sebagai penutup. Gorong-gorong tipe pertama terutama digunakan untuk debit yang besar atau bila yang dipentingkan adalah gorong-gorong yang kedap air. Gorong-gorong dari pasangan batu dengan pelat beton bertulang sangat kuat dan pembuatannya mudah. Khususnya untuk tempat-tempat terpencil, gorong-gorong ini sangat ideal. Berikut Gambar yang menyajikan contoh tipe gorong-gorong yang telah dijelaskan di atas.

Gorong-gorong Segi Empat

KRITERIA PERENCANAAN Kehilangan tinggi energi untuk gorong gorong yang mengalir penuh Untuk gorong-gorong pendek (L < 20 m) seperti yang biasa direncana dalam jaringan irigasi, harga -harga m seperti yang diberikan pada tabel 5.4. dapat dianggap sebagai mendekati benar atau untuk rumus : Q = µ A dimana : Q = debit, m 3 /dt µ = koefisien debit (lihat Tabel) A = luas pipa, m 3 g = percepatan gravitasi, m/dt² ( 9,8) z = kehilangan tinggi energi pada gorong-gorong, m

Untuk gorong-gorong yang lebih panjang dari 20 m atau di tempat-tempat di mana diperlukan perhitungan yang lebih teliti, kehilangan tinggi energi berikut dapat diambil : Kehilangan Masuk : Kehilangan akibat gesekan :

dimana : C = kr 1/6, k adalah koefisien kekasaran Strickler (k = 1/n = 70 untuk pipa beton) R = jari jari hidrolis, m untuk pipa dengan diameter D : R = ¼ D L = panjang pipa, m v = kecepatan aliran dalam pipa, m/dt va = kecepatan aliran dalam saluran, m/dt Kehilangan keluar :

6 Standar Ukuran dan Penulangan Gorong-Gorong Segi Empat Analisis Pembebanan Perhitungan struktur didasarkan pada asumsi tanah lunak yang umumnya disebut highly compressible, dengan mengambil hasil pembebanan terbesar/maksimum dari kombinasi pembebanan sebagai berikut : 1) berat sendiri gorong-gorong persegi beton bertulang 2) beban roda atau muatan rencana untuk middle tire sebesar 5 ton 3) beban kendaraan di atas konstruksi gorong-gorong persegi ini diperhitungkan setara dengan muatan tanah setinggi 100 cm 4) tekanan tanah aktif 5) tekanan air dari luar 6) tekanan hidrostatik (qa) 7) asumsi kedalaman lapisan penutup tanah adalah sebesar 1,0 m

Penulangan Penulangan gorong-gorong beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa sehingga : 1) diameter tulangan yang digunakan 16 mm dan 12 mm 2) bentuk/ukuran segmen penulangan sederhana, praktis dan dapat dipakai pada beberapa segmen gorong-gorong serta beratnya pun diperhitungkan sedemikian sehingga mudah dirakit/dipasang dan diikat. 3) pembengkokan dan penempatan tulangan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pemakai jalan bila penutup beton pecah karena benturan keras atau aus (ujung tulangan tidak akan menonjol ke permukaan lantai kendaraan)

Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi gorong-gorong persegi beton bertulang ini dirancang dengan cara pengecoran di tempat, menggunakan perancah sementara dan bekisting yang harus dibongkar segera setelah kekuatan beton tercapai yaitu umur beton kurang lebih 28 hari. Panjang gorong-gorong persegi, merupakan lebar jalan ditambah dua kali lebar bahu jalan dan dua kali tebal dinding sayap. Konstruksi gorong-gorong persegi beton bertulang ini direncanakan dapat menampung berbagai variasi lebar perkerasan jalan, sehingga pada prinsipnya panjang gorong-gorong Persegi adalah bebas, tetapi pada perhitungan volume dan berat besi tulangan diambil terbatas dengan lebar perkerasan jalan yang umum yaitu 3,5 ; 4,5 ; 6 dan 7 m.

Contoh Perhitungan Goronggorong Perhitungan Hidrolis Gorong-gorong Diketahui data dari denah gorong-gorong berikut ini: Debit (Q) = 4,40

Kehilangan energi akibat gesekan dapat dihitung dengan rumus : Dimana; Hf = Kehilangan energi akibat gesekan dinding dan dasar saluran V = Kecepatan aliran (m/dt) L = Panjang gorong-gorong (13,30 m) K = Koefisien kekasaran strickler (K=70) R = Jari-jari hidrolis (m) Luas penampang basah gorong-gorong (A) = 2,50*0,90 = 2,275 m 2 Keliling basah gorong-gorong (O) = 2,50 + 2*0,90 = 4,32 m Jari-jari hidrolis (R) = A/O = 2,275/4,32 = 0,527 m Kecepatan aliran didalam gorong-gorong (V) = Q/A = 4,4/2,275 = 1,93 m/dt Kemiringan gorong-gorong yang ada I = 0,07/13,30 = 0,0053

Kehilangan energi : Kehilangan energi pada bagian pemasukan gorong-gorong :

Jadi kehilangan energi pada bangunan gorong-gorong adalah: h = Hf + Hms + Hkl = 0,024 + 0,013 + 0,026

Contoh Perhitungan perencanaan dimensi gorong-gorong Berdasarkan data-data yang sudah ada, Direncanakan gorong-gorong dari jenis Portland Cement (PC). Gorong-gorong menampung aliran debit air dari segmen sebelum dan sesudahnya segmen 2 Q gorong2 = Q segmen 1 + Q

Perhitungan debit yang masuk Debit Segmen 1 = Q= FxV =0,5x0,7xV = 0,35x1,3 = 0,455 m3/detik Debit Segmen 2 = 0,545 m3/detik (diasumsikan) Gorong-gorong dianggap saluran terbuka Digunakan PC dengan D=0,8m, n=0,012 (angka kekasaran Manning, Tabel 10 untuk saluran beton halus dan rata, tipe sedang)

Tinggi jagaan gorong-gorong : h = 0,8D = 0,8 x 0,8 = 0,64m Q gorong-gorong = Q segmen 1 + Q segmen 2 = 0,455+0,545 = 1,0 m3/detik Hitung sudut kemiringan dengan rumus

Luas Basah dengan rumus Keliling basah dengan rumus Jari-jari hidrolis : R = F/P = 0,338 / 1,77 = 0,19 Kecepatan aliran pada gorong-gorong : V = Q gorong-gorong / F = 1,0/0,338 =2,958 m/detik Kemiringan gorong-gorong,

Foto di Lokasi