PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 09 TAHUN 2003 TENTANG PELANGGARAN HUBUNGAN SUAMI ISTRI DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALI NAGARI SUNGAI KAMUYANG Menimbang : a. Bahwa dengan terjadinya pelanggaran hubungan suami istri melalui perbuatan asusila dapat memberikan dampak yang tidak baik terhadap citra masyarakat Anak Nagari yang Agamis; b. Bahwa untuk mencegah agar perbuatan yang tidak baik sebagaimana dimaksud huruf a diatas perlu diatur dalam Peraturan Nagari. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 nomor 25); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 09 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 13);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 01 Tahun 2001 Tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2001 Nomor 1); 6. Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 291/BLK/2001 Tentang Pemberntukan Pemerintahan Nagari Sungai Kamuyang Kecamatan Luak (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2001 Nomor 31); 7. Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 576 Tahun 2001 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 220); 8. Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 19/BLK/2001 Tentang Kewenangan Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2002 Nomor 38); 9. Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 62 Tahun 2002 Tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2002 Nomor 73) ; Dengan Persetujuan BADAN PERWAKILAN ANAK NAGARI SUNGAI KAMUYANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG TENTANG PELANGGARAN HUBUNGAN SUAMI ISTRI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Nagari ini yang dimaksud dengan :
a. Nagari adalah Nagari Sungai Kamuyang; b. Pemerintah Nagari adalah Pemerintah Nagari Sungai Kamuyang; c. Wali Nagari adalah Wali Nagari Sungai Kamuyang; d. Anak Nagari adalah Anak Nagari Sungai Kamuyang; e. Hubungan suami istri adalah hubungan intim seorang laki-laki dan perempuan yang sah; f. Nikah dibawah tangan adalah nikah yang tidak dilakukan melalui peraturan perundangan yang berlaku; g. Hubungan suami istri tanpa nikah adalah hubungan suami istri antara seorang lakilaki dengan seorang perempuan yang kedua belah pihak menyetujuinya untuk tidak nikah karena si perempuan berstatus jalang; h. Hubungan suami istri dengan suami/istri orang lain adalah hubungan suami istri yang disebabkan karena adanya hubungan cinta yang mendalam atau alasan lain, tapi masing-masing pihak atau salah satu pihak terhalang oleh ikatan perkawinan dengan suami/istri mereka; i. Hubungan suami istri dengan perempuan yang tidak atau dibawah umur adalah karena adanya usaha pemaksaan atau perkosaan dari pihak laki-laki. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Jenis pelanggaran hubungan suami istri adalah : a. Hubungan suami istri melalui nikah dibawah tangan dan kawin lari; b. Hubungan suami istri tanpa nikah sama sekali; c. Hubungan suami istri dengan suami/istri orang lain; d. Hubungan suami istri dengan perempuan yang tidak sudi atau dibawah umur.
Pasal 3 Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 2 baik yang dilakukan oleh orang dewasa berumur (orang tua), orang dewasa, remaja atau anak yang belum baigh. Pasal 4 (1). Pelanggaran pasal 2 huruf a terjadi akibat instansi yang terkait dengan pelaksanaan nikah tidak dapat melegalkan nikah tersebut karena alasan administrasi yang yuridis; (2). Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (1) diatas, maka orang tua/wali si perempuan dan atau mamak/ninik mamak pasangan suami istri yang memberikan persetujuannya. BAB III KETENTUAN SANKSI Pasal 5 (1). Pelanggaran terhadap pasal 2 huruf a kepada kedua orang yang dinikahkan diberi hukuman moral dari masyarakat dan tidak dilayani kepentingannya oleh Pemerintah Nagari; (2). Pelanggaran terhadap Pasal 2 huruf a kepada orang tua atau wali yang melaksanakan pernikahan didenda sebanyak 10 (sepuluh) zak semen; (3). Ninik mamak yang ikut melaksanakan atau merestui pernikahan itu dikenakan sanksi berupa teguran dari LAN. Pasal 6 Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada pasal 2 huruf b diberikan sanksi apabila : a. Tertangkap tangan, keduanya wajib menikah sesuai dengan hukum agama dan syarak serta membayar dendan masing-masing sebanyak 20 (dua puluh) zak semen; b. Tertangkap tangan, keduanya wajib menikah dan membayar denda masing-masing sebanyak 25 (dua puluh lima) zak semen dan dibuang sepanjang adat.
Pasal 7 Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada pasal 2 huruf c diberikan sanksi apabila : a. Tertangkap tangan, si wanita berstatus bersuami, penyelesaiannya diserahkan kepada suami si perempuan dan kepada Nagari, kedua belah pihak dikenakan sebanyak 25 (dua puluh lima) zak semen; b. Tertangkap tangan, dan si laki-laki berstatus beristri, keduanya harus nikah dan kedua belah pihak di denda sebanyak 25 (dua puluh lima) zak semen, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum syarak. Pasal 8 Pelanggaran terhadap pasal 2 huruf d, pelaku pemaksa diserahkan kepada yang berwajib/penegak hukum/polisi dan kepada di pelaku dikenakan denda sebanyak 35 (tiga puluh lima) zak semen. Pasal 9 Pelanggarab pasal 2 yang dilakukan oleh Pemuka Masyarakat, Ninik Mamak, alin Ulama dan Pegawai Negeri dikenakan sanksi denda sebanyak dua kali lipat dari denda sebagaimana yang telah ditetapkan pada pasal 5, 6, 7 dan 8. a. Ninik mamak menanggalkan gelar Sikonya dan pelakunya dibuang sepanjang adat; b. Alim Ulama diberikan hukuman dari masyarakat dan dibuang sepanjang adat; c. Pegawai Negeri dan Perangkat Nagari diberikan hukuman moral dari masyarakat dan dibuang sepanjang adat; d. Pemuka masyarakat laki-laki dan perempuan diberikan hukuman moral dari masyarakat dan dibuang sepanjang adat. BAB IV KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10 (1). Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Nagari ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Wali Nagari; (2). Dengan ditetapkannya Peraturan Nagari ini, maka Ketentuan Hukum Positif masih berlaku; (3). Peraturan Nagari ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Nagari ini dengan pemanfaatannya dalam Lembaran Nagari Sungai Kamuyang. Ditetapkan di : Sungai Kamuyang Pada Tanggal : 05 April 2003 WALI NAGARI SUNGAI KAMUYANG Diundangkan di Sungai Kamuyang Pada Tanggal 7 April 2003 SEKRETARIS NAGARI ttd. H. LUZON LANJUMIN, B,Sc. ttd. MUSWAR MO Lembaran Nagari Sungai Kamuyang Tahun 2003 Nomor 09.