BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sesuai dengan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat ditumbuhkembangkan,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilaksanakan di Negara kita bertujuan mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pertumbuhan ekonomi dan modernisasi disegala bidang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan masyarakat lebih bersifat terbuka. Bahan yang dipelajari dapat mencakup seluruh aspek kehidupan, dengan semua sumber belajar yang ada dalam lingkunganya. Para pendidik dalam lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang memiliki kelebihan yang dibutuhkan oleh peserta didik, tokoh masyarakat dan para pemimpin formal maupun informal. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat formal. Dalam pendidikan formal guru mempunyai peranan sebagai pendidik dan pengajar. Tugas utama dari pendidik adalah menanamkan sikap dewasa secara psikologis, sosial, dan moral kepada siswa. Dewasa secara psikologis berarti peserta didik mempunyai sikap mandiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Dewasa secara sosial berarti peserta didik memiliki jiwa sosial dan dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan masyarakatnya. Dan dewasa secara moral yaitu peserta didik telah memiliki seperangkat nilai yang telah ia akui kebenarannya dan 1

2 menjalankan sesuai nilai-nilai yang telah dipegangnya. Sedangkan tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotor, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif, dan keterampilan. 2 Selain itu, ia juga melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi, karena guru dituntut untuk mencerdaskan anak bangsa, tidak hanya cerdas secara fisik namun juga secara emosional. Allah S.W.T. berfirman dalam dalam Surat Al Baqoroh ayat 129 yang berkaitan dengan tugas pokok guru sebagai pendidik. ر ب ن ا و اب ع ث ف ي ه م ر س وال م ن ه م ي ت ل وا ع ل ي ه م أ يت ك و ي ع ل م ه م ال ك تب و ال ح ك م ة و ي ز ك ي ه م إ ن ك أ ن ت ال ع ز ي ز ال ح ك ي م )921 ) Artinya: Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As- Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al Baqoroh:129). 3 Ayat diatas berkisah tentang Nabi Ibrahim a.s. yang memohon kiranya Allah S.W.T. mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 252-253 3 Depag RI, Al Qur;an dan Terjemahnya: Mushaf Aisyah, (Jakarta: P.T Rilis Grafika, 2009), hlm.20

3 sendiri. Allah S.W.T. menetapkan permintaan tersebut dengan menentukan Nabi Muhammad S.A.W. sebagai rasul bagi kaum yang ummy (yaitu bangsa Arab) dan bagi seluruh golongan jin dan manusia. Jadi jelas bahwa dalam ayat diatas, guru mempunyai tugas mengajarkan ilmu pengetahuan dan mendidik siswa dengan nilai-nilai yang luhur, disamping guru juga harus memiliki kemampuan atau kompetensi. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. 4 Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) disebutkan bahwa Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial. 5 Dikutip dari Mulyasa, dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan 4 Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hlm.17 5 Ibid, hlm.191

4 pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dikembangkannya. 6 Kompetensi pedagogik guru menjadi faktor yang sangat menunjang peningkatan kualitas sekolah. Kompetensi pedagogik guru akan membawa guru dapat memilih cara terbaik yang dapat dilakukan supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan baik dan meningkatkan potensi siswa. Seorang guru sangat berpengaruh pada terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, namun hingga sekarang belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada kurangnya guru dalam persiapan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode yang kurang tepat dan kurang efektif dalam memanfaatkan waktu pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai dari pembenahan kemampuan guru mengelola pembelajaran siswa, pemahaman karakteristik siswa, membantu siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, dan penyampaian materi matematika. Namun hal tersebut masih menjadi masalah yang dihadapi oleh salah satu guru matematika di MTs Negeri Tulungagung, yaitu guru matematika tersebut kurang dapat mengalokasikan waktu pembelajaran dengan baik, hal ini karena padatnya jadwal mengajar di sekolah maupun waktu diluar sekolah atau kerja dinas. Faktor tersebutlah yang menjadi penghambat guru tersebut dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, 6 E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.75

5 kurangnya pengelolaan kelas oleh guru, sehingga siswa suka ramai dan terkadang tidak memperhatikan pelajaran. Para guru matematika di MTs Negeri Tulungagung juga mengalami kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran terkesan monoton dan siswa merasa kurang berminat dalam pelajaran matematika, sehingga hasil belajar siswa belum maksimal. Selain kompetensi pedagogik, yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi belajar siswa. Motivasi adalah pendorong minat belajar siswa. Oleh sebab itu, guru harus memahami pengertian, hakekat, dan sumber-sumber serta teknik-teknik dalam membangkitkan motivasi siswa. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru sangat penting. Bagaimana guru memberikan dan menumbuhkan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu movere yang dalam bahasa Inggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya menggerakkan. Motivasi dalam bahasa Inggris bearti motivation yaitu sebuah kata benda yang artinya penggerakan. Ada yang menyatakan bahwa motives drive at me atau motiflah yang menggerakkan saya. Tidak jarang juga dikatakan bahwa seorang siswa gagal dalam mata pelajaran tertentu karena kurang motivasi. 7 Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi 7 Ibid, hlm.86

6 motivasi akan senantiasa menentukan usaha belajar bagi para siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII MTs Negeri Tulungagung Tahun ajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalahnya. 1. Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri Tulungagung tahun ajaran 2014/2015? 2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri Tulungagung tahun ajaran 2014/2015? 3. Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar

7 siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri Tulungagung tahun ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui adanya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. 2. Mengetahui adanya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. 3. Mengetahui adanya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. D. Kegunaan Penelitian Setelah dilakukan penelitian mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperkaya hasanah ilmiah tentang pengaruh persepsi

8 siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas VIII MTs Negeri Tulungagung. 2. Secara Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas hasil belajar siswa dan menambah pengetahuan bagi guru khususnya guru mata pelajaran matematika mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. b. Bagi Siswa Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi siswa dalam rangka mengembangkan motivasi belajarnya, sehingga memberikan implikasi yakni hasil belajar siswa diharapkan meningkat. c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengalaman peneliti serta menjadi pedoman untuk pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran matematika. d. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu pendidikan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

9 E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang lingkup Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel terikat (variabel dependen) dan variabel bebas (variabel independen). Penelitian ini terdiri dari persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa sebagai variabel bebas, serta hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas VIII MTs Negeri Tulungagung. 2. Keterbatasan penelitian Untuk menghindari adanya pembahasan yang luas dan menyimpang dari yang dimaksud dalam penelitian ini memiliki keterbatasan, sehingga hasil-hasilnya pun tidak terlepas dari keterbatasan tersebut. Beberapa keterbatasan tersebut adalah: a. Sampel hanya terdiri atas siswa kelas VIII B dan C MTs Negeri Tulungagung. Sehingga kesimpulan kurang tepat kalau digeneralisasikan pada seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Tulungagung. b. Peneliti hanya mencari hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan hasil belajar sebagai variabel terikat dipengaruhi oleh banyak variabel bebas selain persepsi siswa tentang

10 kompetensi pedagogik dan motivasi belajar siswa. Namun karena keterbatasan peneliti dalam hal dana dan waktu maka variabel bebas lain tidak dipakai. F. Penegasan Istilah Penegasan istilah yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Konseptual a. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut membawa watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 8 b. Persepsi Siswa Persepsi adalah pengamatan; penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuan-kesatuan; hal mengetahui melalui indera dan daya memahami. 9 Jadi yang dimaksud persepsi siswa dalam penelitian ini yaitu proses siswa menerima dan menanggapi kompetensi pedagogik yang dimiliki guru matematika dalam melaksanakan, mengolah, dan mengevaluasi pembelajaran dikelas. c. Kompetensi Pedagogik Guru Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yan sekurang-kurangnya 8 Poerwadinata, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984) 9 Tim Pustaka Agung Harapan, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan, t.t.), hlm.520

11 meliputi kemampuan mengelola pembelajaran, pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik. 10 d. Motivasi Belajar Siswa Kata motif diartikan sebagai daya upaya untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 11 Jadi motivasi belajar dapat berperan sebagai penumbuh gairah, merasa senang, dan semangat belajar. e. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Jadi menurut Winkel, hasil hlm.73 10 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru...hlm.75 11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011),

12 belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. 12 2. Secara Operasional Di dalam penelitian ini akan diketahui hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Secara operasional hasil penelitian mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa diperoleh dari jawaban siswa melalui angket. Sedangkan hasil belajar diperoleh melalui rata-rata hasil ulangan harian matematika siswa semester genap. Setelah didapatkan angket, akan diuji dengan analisis regresi linier ganda yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh dan bentuk persamaan regresi ganda dari persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa serta hasil belajar siswa. Dari analisis tersebut akan diketahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. G. Sistematika Pembahasan Skripsi Adapun sistematika dalam penyusunan laporan penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: 12 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm.38-39

13 Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pegesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. Bagian utama (inti), terdiri dari: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (f) penegasan istilah, dan (g) sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan teori, terdiri dari: (a) persepsi siswa, (b) kompetensi pedagogik guru, (c) motivasi belajar, (d) hasil belajar, (e) matematika, (f) kajian penelitian terdahulu, (g) kerangka berfikir penelitian, dan (h) hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) populasi, sampling, dan sampel penelitian, (c) sumber data, variabel, dan skala pengukurannya, (d) teknik pengumpulan data dan instrumen penelitan, serta (e) analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: (a) hasil penelitian, (b) analisis data dan pengujian hipotesis, (c) rekapitulasi hasil penelitian, dan (d) pembahasan penelitian. Bab V Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan, dan (b) saran. Bagian akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) surat pernyataan keaslian skripsi, dan (d) daftar riwayat hidup.