Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

*

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Keywords : Cooperative Learning, POE (Predict-Observe-Explain), Learning Achievement.

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Nurrifda*, R. Usman Rery**, Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

Miftahul Jannah Karya Ilmiah 8 Desember 2014

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN STRATEGI FORMASI REGU TEMBAK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 5 PEKANBARU

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

Mita Fresandi*, Roza Linda**, Sri Haryati*** phone:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUICK ON THE DRAW

Metoda Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan sampel Bentuk Penelitian

Syahrina Irya *, Maria Erna **, Rasmiwetti *** No Hp :

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

Melva Suryani*, Susilawati**, R. Usman Rery*** Phone Number:

Keywords : Active Knowledge Sharing, Learning achievement, Atomic Structure

Yulita Sari 1, Islamias 2, Armiyus Thaib 3 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP, Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 10 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni, Abdullah. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Satri Darni *, Rasmiwetti **, dan Sri Haryati ** No.

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Motivasi di MAN Blangpidie

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA PGRI PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Keyword : Cooperative Learning Make a Match, Student Achievment.

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Sepra Pajar*, Betty Holiwarni**, Sri Haryati*** Phone:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRAMBLE DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAPOKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMAN 1 UJUNGBATU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Rini Astuti*, Maria Erna**, Abdullah*** No.

ABSTRACT. Program StudiPendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

THE APPLICATION OF LOTTERY CARD MODEL TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT OF REDUCTION AND OXIDATION CLASS X SMAN 5 PEKANBARU

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

Automotive Science and Education Journal

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT

Wahyu Isna Desilia*, Asmadi M. Noer**, Erviyenni *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

dipahami siswa dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Eplia Maya Ningsih*, Armiyus Thaib**, Rini*** No. Hp :

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PEKANBARU

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

THE USE OF MOTODE PREVIEW QUESTION READ STATE AND TEST

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

Fajriyati*, Rasmiwetti**, Roza Linda*** Phone :

THE APPLICATION OF COOPERATIVE TEACHING MODEL COOPERATIVE SCRIPT TYPE IN HUMAN RESPIRATION SYSTEM

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

Susi Lestari*, Rasmiwetti**, R. Usman Rery*** No. Hp :

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Abdul Rahman*, Herdini**, Roza Linda*** phone:

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 5 PEKANBARU

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

Lita Lufionda Lusca*, Rasmiwetti**, dan Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

Vezy Relisia, Herdini, dan Rasmiwetti No.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Rezki Hidayat*, Maria Erna **, R Usman Rery*** NO Hp:

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Usman*, Rasmiwetti**, dan Johni Azmi*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Abstract

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KREATIF SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI KELAS XI IPA SMAN 3 PEKANBARU Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Email: leoferdy@yahoo.com Abstract The using of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model is to improve student's creative attitude based on a set of questionnaires which is applied on Thermochemistry in science class XI of SMAN 3 Pekanbaru in first semester. The method is used pre-experimental research with the one-group pretest-posttest design. The sample was class XI IPA-2, consists of 31 students. The technique used in analyzing the data is descriptive and inferential analysis. Descriptive analysis to provide an overview of data changes of student's creative attitude before and after the implementation of STAD cooperative learning model using a questionnaire. Inferential analysis is used to test the hypothesis with the sign test. The results of hypothesis testing with the sign test is obtained Z hitung > Z 0,05 while Z hitung = 4.20 and Z 0,05 = 0.4801. It means that the hypothesis is accepted. The conclusion of the research is the implementation of STAD cooperative learning model can improve the creative attitude on the subtopic Thermochemistry in Science class XI of SMAN 3 Pekanbaru. Keywords: Cooperative learning, STAD, creative attitude A. PENDAHULUAN Barron mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya (Asrori, 2007). Model pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap kreatif siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan terlibat dalam perencanaan topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Informasi mengenai sikap kreatif siswa yang diperoleh dari seorang guru kimia kelas XI IPA di SMAN 3 Pekanbaru, menyatakan bahwa sikap kreatif siswa belum pernah diteliti. Tinggi dan rendahnya sikap kreatif siswa dipengaruhi oleh kegiatan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran yang bervariasi akan meningkatkan keterampilan sikap kreatif dalam menemukan jawaban masalah sehingga pemahaman siswa terhadap materi semakin maksimal.

Sikap kreatif dioperasionalkan dalam dimensi sebagai berikut: 1) keterbukaan terhadap pengalaman baru; 2) kelenturan dalam berpikir; 3) kebebasan dalam ungkapan diri; 4) kepercayaan terhadap gagasan sendiri; 5) kemandirian dalam memberi pertimbangan. Trianto (2009) memberikan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan tujuan dan motivasi; 2) Guru menyajikan/menyampaikan informasi; 3) Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar; 4) Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar; 5) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru; 6) Guru memberikan penghargaan kelompok. Penelitian ingin menentukan peningkatan sikap kreatif siswa di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga masalah penelitian dapat dirumuskan menjadi: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap kreatif siswa pada pokok bahasan Termokimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru? B. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMAN 3 Pekanbaru kelas XI IPA semester 1 (satu) tahun ajaran 2012/2013. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri dari 5 (lima) kelas. Sampel yang digunakan diambil 1 (satu) kelas dari 5 (lima) kelas yang ada. Pengambilan sampel ini berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan pada setiap siswa di masing-masing kelas XI IPA yang ada. Kelas yang memiliki skor kuesioner sikap kreatif siswa terendah akan dijadikan sebagai sampel penelitian, sehingga terpilihlah kelas XI IPA-2 sebagai sampel penelitian. Bentuk penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan desain pretestposttest satu kelompok (the one group pretest-posttest design). Tabel 1. Desain Penelitian Pre-test Perlakuan Post-test T 1 X T 2 Keterangan : X : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD T 1 : Hasil pretest dari kuesioner sikap kreatif siswa sebelum diberi perlakuan T 2 : : Hasil posttest dari kuesioner sikap kreatif siswa sesudah diberi perlakuan (Nazir, 2003) Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. 1. Analisis deskriptif Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang perubahan data sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Cara yang digunakan yaitu dengan menggunakan kuesioner penilaian sikap kreatif siswa. Pemberian skor didasarkan pada skala Likert yang disusun sebagai berikut: Tabel 2. Bobot Kreativitas Belajar Siswa Pernyataan Skor jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Positif 4 3 2 1 Negatif 1 2 3 4 (Sukardi, 2007) Untuk mengelompokkan rata-rata skor siswa ke dalam tingkat sikap kreatif, terlebih dahulu ditentukan interval kelas untuk menentukan kategori penafsiran hasil data: Interval = = Setelah penentuan interval, maka dapat ditetapkan tingkatan sikap kreatif siswa berdasarkan rentang skala dan kategori dari hasil kuesioner. Pengelompokkan rata-rata skor siswa ke dalam tingkat sikap kreatif mengacu pada ketentuan seperti yang tertera pada tabel berikut: Tabel 3. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Sikap Kreatif Siswa No. Kategori Interval Skor Rata-Rata 1 Sangat Rendah 1,00-1,599 2 Rendah 1,60-2,199 3 Sedang 2,20-2,799 4 Tinggi 2,80-3,399 5 Sangat Tinggi 3,40-4,000 (Durianto, dkk, 2001) 2. Analisis inferensial Analisis inferensial adalah analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap kreatif siswa pada pokok bahasan Termokimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru dengan α = 0,05 dan kriteria pengujian hipotesis diterima jika Z Hitung > Z 0,05. Rumus yang digunakan dalam analisis inferensial ini adalah rumus the sign test (uji tanda). Tanda positif (+) dan tanda negatif (-) digunakan untuk menunjukkan

perubahan sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Tanda positif (+) digunakan pada siswa yang mengalami peningkatan skor sikap kreatif. Tanda negatif (-) digunakan pada siswa yang mengalami penurunan skor sikap kreatif. Skor sikap kreatif siswa ini diperoleh dari selisih skor kuesioner sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Formulasi (rumus) uji tanda adalah sebagai berikut: Z O 0,5 N 4 N 2 Keterangan: Z = Angka baku dalam distribusi normal O = Jumlah sampel bertanda positif (+) N = Jumlah sampel bertanda positif (+) dan negatif (-) Catatan = Jika O lebih kecil dari harga N/2 digunakan 0 + 0,5 Jika O lebih besar dari harga N/2 digunakan 0-0,5 C. HASIL DAN PEMBAHASAN (Soepeno, 1997) 1. HASIL Berdasarkan skor kuesioner sikap kreatif siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran STAD diperoleh peningkatan skor sikap kreatif untuk 27 orang siswa dari 31 orang siswa yang ada. Peningkatan skor sikap kreatif siswa sebesar 87,10%. Berikut ini tabel perubahan sikap kreatif siswa untuk setiap indikator setelah menerapkan model pembelajaran koopetatif tipe STAD: Tabel 4. Perubahan sikap kreatif siswa No Perubahan Indikator Meningkat Tetap Menurun Sikap Kreatif Siswa Jlh % Jlh % Jlh % 1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 18 58,065 6 19,355 7 22,580 2. Fleksibel dalam berfikir 19 61,29 6 19,355 6 19,355 3. Kebebasan dalam ungkapan diri 22 70,968 7 22,580 2 6,452 4. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri 26 83,871 2 6,452 3 9,677 5. Kemandirian dalam memberikan pertimbangan 16 51,613 9 29,032 6 19,355

Tabel perubahan sikap kreatif siswa menunjukkan bahwa sikap kreatif yang peningkatannya paling besar adalah kepercayaan terhadap gagasan sendiri, yaitu sebesar 83,871%. Tabel 5. Hasil Analisis Data Inferensial N O N Z hitung α Z 0,05 30 27 15 4,20 0,05 0,4801 Keterangan: Z = Angka baku dalam distribusi normal yang diperoleh dari penggunaan rumus Z O = Jumlah sampel bertanda positif (+) N = Jumlah sampel bertanda positif (+) dan negatif (-) Berdasarkan tabel hasil analisis data inferensial, diperoleh nilai Z hitung = 4,20. Nilai Z hitung ini lebih besar dari Z 0,05 (Z hitung > Z 0,05 ). Maka, dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap kreatif siswa pada pokok bahasan Termokimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru. 2. PEMBAHASAN Peningkatan sikap kreatif siswa dinilai dari angket yang berisi indikator-indikator sikap kreatif. Indikator sikap kreatif yang diteliti yaitu: keterbukaan terhadap pengalaman baru; fleksibel dalam berpikir; kebebasan dalam ungkapan diri; kepercayaan terhadap gagasan sendiri; dan kemandirian dalam memberi pertimbangan. Setiap indikator dikelompokkan ke dalam perubahan sikap kreatif siswa seperti yang terdapat pada tabel 4. Pertama, sikap kreatif siswa pada indikator keterbukaan terhadap pengalaman baru. Pengalaman baru siswa pada indikator ini berupa penerapan model pembelajaran STAD dan penyampaian materi Termokimia yang sebelumnya belum pernah diajarkan. Tabel 4 menunjukkan terjadinya peningkatan dan penurunan skor sikap kreatif siswa pada indikator keterbukaan terhadap pengalaman baru. Peningkatan disebabkan karena adanya rasa ingin tahu siswa untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan jawaban atau gagasan akibat dirasakannya suatu kesenjangan pada pokok bahasan termokimia. Rasa ingin tahu ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang berasal dari siswa mengenai materi yang belum dimengerti. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Slameto bahwa ciri-ciri individu kreatif adalah bersikap terbuka terhadap pengalaman baru dan hasrat keingintahuan yang cukup besar (Slameto, 1995). Penurunan yang dialami siswa disebabkan karena kurangnya motivasi untuk mengetahui sesuatu yang baru dan siswa kurang tertarik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Rendahnya motivasi ini disebabkan kurangnya pendekatan memberikan gagasan, saran, dan bimbingan kepada siswa. Untuk itu,

guru harus mengaitkan materi yang dipelajari dengan aspek kehidupan sehari-hari sehingga memacu siswa untuk terlibat dalam proses belajar mengajar. Kedua, perubahan sikap kreatif siswa untuk indikator fleksibel dalam berpikir dapat dilihat pada tabel 4. Peningkatan terjadi karena siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi menyampaikan pendapat dengan menerima dan menghargai pendapat orang lain. Kemampuan dalam belajar kolaboratif dan kooperatif akan meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat Vygotsky yang mengatakan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual dalam konteks sosiohistoris yang memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik (Suprijono, 2010). Penurunan sikap kreatif disebabkan karena sifat emosional yang tidak terkontrol dan tidak bisa menerima pendapat orang lain. Kondisi ini menyebabkan tidak ada penyelesaian dalam diskusi. Untuk itu, guru harus memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. Ketiga, perubahan sikap kreatif siswa pada indikator kebebasan dalam ungkapan diri dapat dilihat pada tabel 4. Peningkatan terjadi karena dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan secara bebas dalam diskusi kelompok dan pada saat presentasi. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang mengatakan bahwa pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan belajar artikulasi. Belajar artikulasi adalah proses mengartikulasikan ide, pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya mengonstruksikan makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut melalui pengekspresian ide-ide. Penurunan sikap kreatif pada indikator kebebasan dalam ungkapan diri terjadi karena adanya rasa takut dan tertekan pada saat menyampaikan ide atau gagasan dalam menyelesaikan masalah dalam kelompok. Siswa merasa malu untuk membangun ide dan menyampaikan pada forum diskusi akibat adanya anggota kelompok yang terdiri dari beberapa orang dengan kemampuan lebih. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk memberikan feedback atau umpan balik dalam memecahkan masalah dari tugas yang dihadapi. Keempat, sikap kreatif siswa pada indikator kepercayaan terhadap gagasan sendiri juga mengalami peningkatan, penurunan, dan tidak mengalami perubahan yang dapat dilihat tabel 4. Indikator kepercayaan terhadap gagasan sendiri mengalami peningkatan yang paling besar berdasarkan tabel perubahan sikap kreatif siswa. Peningkatan ini seiring dengan rasa ingin tahu siswa yang tinggi terhadap materi yang dipelajari. Rasa ingin tahu yang tinggi akan mendorong siswa mencari informasi yang lebih banyak dari berbagai sumber yang ada sehingga siswa akan lebih percaya diri menyampaikan ide atau gagasan yang dimilikinya sebagai solusi permasalahan yang diberikan pada kelompok. Penurunan sikap kreatif pada indikator kepercayaan terhadap gagasan sendiri disebabkan karena siswa memiliki rasa ragu atau tidak yakin dengan jawaban mereka. Kecemasan ini akan menghambat partisipasi siswa untuk terlibat secara aktif

dalam diskusi kelompok. Guru sebaiknya menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan. Peserta didik seharusnya diberi pengarahan bahwa tanpa kebersamaan mereka tidak dapat mencapai tujuan. Kelima, perubahan sikap kreatif siswa pada indikator kemandirian dalam memberikan pertimbangan dapat dilihat pada tabel 4. Peningkatan sikap kreatif terjadi karena siswa sudah kuat dengan gagasan yang dimilikinya melalui berbagai sumber informasi yang sudah dicari dan dianalisis. Siswa akan mempertahankan gagasannya jika menganggap bahwa gagasannya itu benar dengan berbagai pertimbangan yang ada. Penurunan sikap kreatif pada indikator kemandirian dalam memberikan pertimbangan disebabkan karena rasa kurang percaya dengan kemampuan yang dimiliki. Siswa cenderung lebih percaya pada jawaban atau gagasan yang dikemukakan oleh orang yang lebih pintar. Siswa tidak memiliki kemampuan untuk menentukan penilaian sendiri terhadap sesuatu hal karena tidak memberikan perhatian sepenuhnya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mudah dipengaruhi oleh orang lain. Pelaksanaan penelitian memiliki banyak kendala selama proses pembelajaran. Interaksi antara siswa kurang terkontrol, siswa menjadi ribut, kadang terjadi perbedaan pendapat yang mengakibatkan suasana pembelajaran terganggu. Tidak semua siswa terlibat untuk mengemukakan pendapat atau gagasan. Keadaan ini membuat guru (peneliti) sulit memperhatikan siswa yang sungguh-sungguh terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru (peneliti) yang juga bertugas sebagai pelaksana diskusi telah melakukan pembagian tugas dan memberikan motivasi kepada siswa sebagai stimulus yang merangsang siswa untuk lebih terlibat secara aktif dalam kelompok. D. PENUTUP 1. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap kreatif siswa pada pokok bahasan termokimia di kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru, dengan nilai Z hitung = 4,20 dan α = 0,05. Nilai Z hitung lebih besar dari Z 0,05 (Z hitung > Z 0,05 ), berarti hipotesis diterima. 2. SARAN Peneliti menyarankan agar model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu referensi sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap kreatif siswa, dan bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih mengefektifkan tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga sesuai antara prosedur pelaksanaan dengan waktu yang direncanakan, serta menindaklanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas, seperti menghubungkan sikap kreatif terhadap prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Durianto, Sugiarto, dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soepeno, Bambang. 1997. Statistik Terapan. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.