BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) yang langkah-langkahnya yaitu Siswa dipasangkan, bahan pelajaran yang telah disiapkan oleh guru akan diberikan menjadi dua bagian, bagian pertama bahan pelajaran diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian bahan pelajaran yang kedua, siswa disuruh membaca bagian mereka masing-masing, sambil membaca siswa mencatat atau mendaftar beberapa kata atau frasa kunci yang ada dalam bahan pelajaran masing-masing, setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata atau frasa kunci dengan pasangannya, masing-masing siswa berusaha untuk mengarang berdasarkan kata-kata atau frasa kunci dari pasangannya, kemudian beberapa siswa akan membacakan hasil karangan mereka didepan kelas, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Pada Siklus I, penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) dalam pembelajaran sejarah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 25.8, dari nilai rata-rata 58.3 dan setelah menggunakan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) menjadi 84.1. Pada Siklus II, penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) dikombinasilan dengan permainan tongkat bergilir dan 77
78 penyampaian materi kepada siswa menggunakan powerpoint. Pada siklus ini terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebesar 26.6. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari 61.4 menjadi 88. Ini menunjukkan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) yang dikombinasikan dengan permainan tongkat bergilir dan powerpoint, semakin meningkatkan prestasi belajar. 2. Kelebihan Penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) dalam Pembelajaran Sejarah adalah sebagai berikut: a. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. b. Melatih siswa berkonsentrasi dan kritis. c. Melatih keberanian siswa bercerita di depan kelas. d. Menjadikan siswa aktif dan senang dalam pembelajaran. e. menjadikan siswa memahami pelajaran yang telah dilaksanakan karena lebih banyak istilah yang diketahui siswa terkait dengan materi pelajaran sejarah. f. Penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) mampu meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 3 di SMA 3. Hambatan dalam upaya penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) sebagai berikut: a. pelajaran sejarah kelas XI IPS 3 berlangsung pada jam terakhir sehingga siswa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran karena sudah
79 lelah mengikuti pelajaran di Sekolah, ditambah cuaca panas disiang hari. b. Pada Awal pelaksanaan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) siswa masih bingung karena penjelasan guru mengenai langkah-langkah teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) belum dapat pahami siswa. c. Waktu yang digunakan untuk mencari kata kunci dan untuk mengarang kata kunci kurang lama sehingga siswa harus bisa menyelesaikan langkah ini tepat waktu. d. Karakter siswa yang berbeda, beberapa siswa malas mengikuti pembelajaran sehingga tidak serius mengikuti pelaksanaan teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan). B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Bagi Guru Untuk guru semua mata pelajaran di SMA Negeri 1 Sewon pada umumnya dan guru mata pelajaran Sejarah pada khususnya agar pembelajaran teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan) dapat dijadikan sebagai acuan dalam penerapan model pembelajaran. 2. Bagi Sekolah Sebaiknya pihak sekolah memberikan dorongan dan motivasi terhadap guru agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Pihak
80 sekolah juga memiliki kesadaran untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran sejarah. 3. Bagi Siswa Memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan sehingga dalam proses pembelajaran siswa akan serius dan alhasil akan memperoleh nilai yang memuaskan. 4. Bagi Masyarakat Untuk kedepannya agar penelitian ini dapat dijadikan referensi guna menyusun penelitian yang berikutnya serta menambah pengetahuan masyarakat mengenai Cooperative Learning khususnya mengenai pembelajaran teknik Paired Storytelling (Bercerita Berpasangan).
81 DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning diruang kelas. Jakarta: Grasindo. Asep Jihad, Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press. Daliman. 2006. Tehnik Penyusunan dan Pembakuan Tes Hasil Belajar Ilmu Sosial, Serta Pengolahannya. Diktat Fise-UNY. H.Baharuddin,dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. H.Syaiful sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam profesi pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Helius Sjamsuddin. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya. M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Made Pidarta. 2007. Landasan Kependidikan : Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana, dkk. 2005. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar baru algensindo. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. metode penelitian pendidikan.jakarta: remaja Rosdakarya.
82 Ngalim Purwanto. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Saifuddin Azwar. 2002. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Solihatin. 2009. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto,dkk. 2009. Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno Hadi. 2004. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Tim Pengembang MKDP. 2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Wina Sanjaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Skripsi : Yulianti. (2009). Implementasi Metode Story Telling Terhadap Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS Materi Sejarah Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pakis Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2009-2010. Skripsi. Yogyakarta: FIS- UNY Yestri Rusfinggar Prastowo. (2011). Implementasi Metode Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Yogyakarta: FIS-UNY.