PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB IV ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN PERENCANAAN PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN MARGOYOSO PATI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

tujuan, program pendidikan, kurikulum, satuan pendidikan strategi

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

I. PENDAHULUAN. pesantren terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kepada segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Eksistensi pondok pesantren Mamba us Sholihin dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman. i ii iii iv v vi viii ix x xii. xiv. xviii xix xx

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden

BAB I PENDAHULUAN. Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5)

manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia jejak langkah hidup manusia selalu membutuhkan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Popy Rusmawaty, 2014 Studi Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Agama Islam Dalam Pembelajaran PKN

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsanya sendiri. Pengembangan sumber daya manusia yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2003), 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

Kepemimpinan Kyai..., Elly Nurmaningtyas Fajarwati, Program Pascasarjana UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berkecakapan tinggi, berkepribadian/berakhlaq mulia dan kecerdasan berpikir

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

BAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

Transkripsi:

9 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Eksistensi lembaga tersebut telah lama mendapat pengakuan masyarakat dan ikut terlibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya dari segi moral namun telah pula ikut serta memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Lembaga keagamaan tersebut dapat berbentuk jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya menetap di pesantren. Tempat di mana para santri menetap di lingkungan pesantren disebut dengan istilah pondok. Dari sinilah muncul istilah pondok pesantren. Ditinjau dari segi historisnya, pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia. Pondok pesantren sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan sejak Islam masuk ke Indonesia terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya. Sebagai lembaga pendidikan yang sudah lama berkembang di Indonesia, pondok pesantren selain telah berhasil membina dan mengembangkan kehidupan beragama di Indonesia, juga ikut berperan dalam menanamkan rasa kebangsaan

10 ke dalam jiwa rakyat Indonesia, serta ikut berperan aktif dalam upaya mencerdaskan bangsa. 1 Dalam hal ini, pesantren merupakan pendidikan nonformal yang berupaya mewujudkan potensi santri dengan nilai-nilai moral (akhlaqul karimah). Nilainilai moral yang ada di dalam pondok pesantren harus ditanamkan pada diri para santri untuk bekal para santri kelak di masa datang serta berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai moral santri harus dijaga demi nama baik pondok pesantren. Apabila akhlak dan moral santri itu telah rusak, nama pondok pesantren akan ikut tercoreng. Jadi, moral santri harus benar-benar dijaga demi nama baik santri itu sendiri dan pondok pesantren. Dalam pesantren, pembinaan-pembinaan mental juga harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dan kemajuan pesantren. Sebuah lembaga yang bernama pondok pesantren adalah suatu komunitas tersendiri, di dalamnya hidup bersama-sama sejumlah orang yang dengan komitmen hati dan keikhlasan atau kerelaan mengikat diri dengan kyai, untuk hidup bersama dengan standar moral tertentu, membentuk kultur atau budaya tersendiri. Salah satu tujuan pembangunan nasional yang menjadi fokus perhatian yaitu terkait dengan pembinaan mental, bahkan pembinaan mental (keagamaan) harus digalakkan sejak dini. Selain itu juga Indonesia telah diupayakan pembangunan sarana dan prasarana demi mendukung kegiatan keagamaan. Pondok Pesantren sebagai salah satu media dakwah dan syiar Islam, sudah seharusnya membina mental keagamaan dalam rangka membina akhlak para 1 Departemen Agama RI, Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren (Jakarta, Depag RI, 2003) h.1

11 santrinya agar mempunyai kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama dan dalam menjalankan agamapun mereka mempunyai kepribadian yang mantap. Pembinaan mental yang baik terdapat dalam agama terutama agama Islam, karena agama islam telah mengantarkan pemeluknya kepada kehidupan yang tenang, tentram, dan bahagia baik lahir maupun batin. Namun demikian pembinaan mental agama terhadap santri tidaklah dimulai di pondok pesantren saja melainkan keluarga pun berperan sangat dominan. Sejak anak lahir ke dunia mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-perlakuan yang mendidik, yaitu dimulai dari ibu bapaknya kemudian dari keluarga yang lain, yang semua itu memberikan dasardasar pembentukan kepribadiannya. Oleh karena itu pembinaan mental kegamaan sudah seharusnya diterapkan sejak dini dilingkungan keluarga. Pondok Pesantren Hidayatullah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berbasis keagamaan. Namun demikian masih didapatkan penyimpangan moral yang terjadi di pondok pesantren. Selain itu juga masih banyak kendala-kendala yang dijumpai ketika berhadapan langsung dengan santri, dalam mendidik dan membina dalam proses kedewasaanya. kurangnya pengetahuan agama, sosial, dan minimnya anak dalam mengamalkan semua pengetahunaya itu sangat berpengaruh dalam pembentukan mental keagamaan Islam. Hal ini terjadi karena seiring dengan perkembangan arus globalisasi yang menyebabkan pergeseran tata nilai sebagai akibat negatif dari perkembangan dan moderenitas tekhnlogi masa kini, untuk menanggulangi hal tersebut maka bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha dalam membina mental santrinya, guna mewujudkan dan membentuk pribadi muslim

12 yang taat akan ajaran Islam. Dalam melakukan pembinaan mental Santri pada Pondok Pesantren Hidayatullah tentu sangat ditentukan oleh peran serta para Ustadz sebagai tenaga pendidik dalam membentuk karakter Santri. Hasil observasi awal yang penulis lakukan ditemukan bahwa pembinaan mental kegamaan pada Pondok Pesantren Hidayatullah terjadwal setiap harinya, yang pada biasanya disebut jadwal hidup. Pada Pondok Pesantren Hidayatullah juga menerapakan sistim kader yang tidak berlaku di Pondok pesantren pada umumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka yang penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Dalam Membina Mental Santri Pada Pesantren Hidayatullah Putri Kecamatan Kambu Kota Kendari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah: 1. Bagaimana strategi dalam pembinaan mental santri pada Pondok Pesantren Hidayatullah Putri di Kecamatan Kambu Kota Kendari. 2. Faktor komunikasi apa yang mempengaruhi pembinaan mental santri pada Pondok Pesantren Hidayatullah Putri di Kecamatan Kambu Kota Kendari. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

13 a) Strategi pembinaan mental santri pada Pondok Pesantren Hidayatullah Putri di Kecamatan Kambu Kota Kendari. b) Faktor komunikasi dalam pembinaan mental santri pada Pondok Pesantren Hidayatullah Putri di Kecamatan Kambu Kota Kendari. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah a) Bagi Pondok Pesantren Hidayatullah Putri, hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan peran aktifnya dalam mengembangkan mental keagaaman Santri. b) Bagi peneliti selanjutnya, kiranya dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan strategi pembinaan mental. c) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam memahami konsep dakwah dalam bentuk aplikatif. D. Definisi Operasional Untuk menghindari interpretasi yang berbeda dan kekeliruan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu peneliti memberikan defenisi operasional, sebagai berikut: 1. Strategi adalah tatacara yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Hidayatullah Putri Kecamatan Kambu Kota Kendari dalam melakukan pembinaan mental keagamaan. 2. Komunikasi adalah pemberian informasi dari pembina kepada santri dalam

14 melakukan pembinaan mental keagamaan pada Pondok Pesantren Hidayatullah Putri Kecamatan Kambu Kota Kendari. 3. Pembinaan Mental adalah bimbingan yang diberikan kepada santri (anak didik) Pondok Pesantren Hidayatullah Putri Kecamatan Kambu Kota Kendari dalam memahami nilai-nilai keagamaan (Islam). 4. Santri adalah orang yang belajar dan mendalami agama pada suatu pendidikan khusus (Pesantren) dalam hal ini adalah pada Pondok Pesantren Hidayatullah Putri Kecamatan Kambu Kota Kendari. 5. Pesantren adalah lembaga pendidikan formal berbasis Islam yang didalamnya terdapat guru (ustadz), santri (anak didik) serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan operasional lembaga tersebut (Pondok Pesantren Hidayatullah Putri Kecamatan Kambu Kota Kendari). E. Garis-Garis Besar Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami dan mengerti isi Skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan secara rinci melalui garis garis besar isi Skripsi sebagai berikut: Pada BAB I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi operasional dan garis garis besar Skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang meliputi, konsep komunikasi yang terdiri dari: pengertian komunikasi, teori-teori komunikasi, gaya komunikasi, proses komunikasi, komunikasi antar budaya, gaya komunikasi dalam mengajar dan desain komunikasi dalam pembelajaran. konsep pembinaan mental yang terdiri

15 dari: pengertian pembinaan mental, tujuan pembinaan mental, faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan mental dan pentingnya pembinaan mental. konsep pesantren yang terdiri dari: pengertian pesantren, sejarah pesantren, tujuan pesantren, ciri-ciri umum dan tipologi pesantren, fungsi dan peran pesantren, kurikulum dan pembelajaran pesantren dan kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan pesantren. serta penelitian relevan. BAB III Metode Penelitian yang meliputi, jenis penelitian dan tahapan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, informan penelitian, jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data dan tekhnik analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi, gambaran umum Pondok Pesantren Hidayatullah Kendari yang terdiri: sejarah singkat, lokasi dan letak geografis, visi misi, tujuan dan struktur organisasi kepengurusan. strategi pembinaan mental Santri Pada Pondok Pesantren Hidayatullah Kendari yang terdiri dari: refleksi prawahyu dan refleksi wahyu. Serta faktor komunikasi dalam pembinaan mental santri pada Pondok Pesantren Hidayatullah Kendari BAB V adalah Penutup, yang meliputi, Kesimpulan dan Saran BAB II

16 TINJAUAN PUSTAKA A. Kosep Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Inggris adalah communication, berasal dari kata commonicatio atau dari kata comunis yang berarti sama atau sama maknanya dengan kata lain komunikasi memberi pengertian bersama dengan maksud mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melakukan yang diinginkan oleh komunikator. Menurut Roben komunikasi merupakan kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan. 2 Pengertian komunikasi menurut beberapa pendapat para ahli yang dikutip oleh Sutaryo sebagai berikut: 3 a. Melvin L. De Fleur dalam sutaryo mendefinisikan komunikasi sebagai pengkoordinasian makna antara seseorang dengan khalayak. b. John C. Merril mengatakan bahwa komunikasi tidak lain adalah suatu penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama di dalam pikiran para peserta atau singkatnya. c. Don Fabun komunikasi adalah suatu peristiwa yang dialami secara internal, murni personal, dibagi dengan orang lain. d. Weaver komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi pikiran orang lain. 2 Roben, Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2008). h. 87 9 3 Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, (Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005), h. 43-45