Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluarga Berencana (KB)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Universitas Gadjah Mada

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

sedang berkembang setelah India. Hasil pencacahan lengkap sensus 2015, penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa. Menurut proyeksi yang dilakukan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

RENCANA KERJA BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan KB) KECAMATAN PANIMBANG TAHUN 2016

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

5. FERTILITAS (KELAHIRAN)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). sejahtera. Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang linkup geografis, pendekatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

KUESIONER UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Juknis Operasional SPM

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

Transkripsi:

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluarga Berencana (KB)

Pengertian Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).

Tujuan program KB Secara umum Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

tujuan program KB secara filosofis adalah : Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Dibagi menjadi 2 yaitu - Sasaran langsung - Sasaran tidak langsung Sasaran Program KB

Sasaran lansung Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan Sasaran tidak langsung pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

Ruang Lingkup Program KB Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Konseling Pelayanan Kontrasepsi Pelayanan Infertilitas Pendidikan sex (sex education) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan Konsultasi genetik Tes keganasan Adopsi

Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB Pendekatan kemasyarakatan (community approach). Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach) Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

Pendekatan kualitas (quality approach) Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.

Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu : a. 15% PUS langsung merespon ya untuk ber-kb b. 15-55% PUS merespon ragu-ragu untuk ber-kb c. 30 % PUS merespon "tidak untuk ber-kb

Program Keluarga Berencana Puskesmas Tujuan : Berupaya menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi dan angka kematian balita dengan meningkatkan cakupan K1, K4 serta persalinan Nakes serta imunisasi pada bayi Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita Melaksanakan Rujukan masalah kesehatan ibu dan anak serta pelayanan Akseptor KB dengan masalahnya

kegiatan / cara operasional pelayanan KB adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam ber KB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi.

Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas). 4. Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

Pelayanan Terpadu Penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan baik perorangan maupun kesehatan masyarakat perlu ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan pemecahan masalah yang efektif dan efisien. Manajemen Puskemas meliputi : perencanaan, pelaksanaan pengendalian, pengawasan pertanggungjawaban, yang harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.

Seluruh rangkaian kegiatan manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan A. Kepemimpinan Pelaksanaan 4 fungsi Puskesmas, yaitu: pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan masyarakat pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, memerlukan pola kepemimpinan yang holistik, strategis, manajerial dan berkelanjutan.

B. Manajemen program Perencanaan Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Proses perencanaan Puskesmas harus disesuaikan dengan mekanisme perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral maupun lintas sektoral melalui Musrenbang di setiap tingkatan administrasi.

Pelaksanaan pengendalian Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pilihan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

Metode KB Keluarga berencana menggunakan metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Terdapat beberapa jenis metode kontrasepsi, yaitu : 1. Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi hormonal adalah metode pencegahan kehamilan dengancara mengatur hormon reproduksi dalam tubuh. Kontrasepsi jenis initersedia dalam 3 bentuk, yaitu : - Oral (dimakan) : pill progesteron dan pil kombinasi - Suntikan - Mekanik (susuk)

2. Kontrasepsi metode perintang Terdapat beberapa jenis yaitu : - Kondom - Diafragma - Kap serviks 3. Alat kontrasepsi dalam rahim Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/UID) adalah suatu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara menghalangi terjadinya pembuahan atau implantasi.

4. Kontrasepsi permanen (operatif) Adalah tindakan yang dilakukan pada pria maupun wanita yang berkeinginan untuk mencegah kehamilan secara permanen. pria tindakan operasi yang dilakukan adalah dengan memotong vas deferen yang disebut vasektomi. wanita dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Ligasi tuba (pengikatan saluran tuba) Histerektomi (pengangkatan rahim)

Posyandu Definisi Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan suatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola, diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan

Tujuan Posyandu 1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan nifas). 2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Kegiatan Pokok Posyandu Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain: 1. Kesehatan Ibu dan Anak Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak pra-sekolah Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan dan mineral. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.

2. Keluarga Berencana Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya 3. Immunisasi Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.

4. Peningkatan gizi Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun 5. Penanggulangan Diare

SKEMA PELAYANAN POSYANDU MEJA I PENDAFTARAN OLEH KADER MEJA II MEJA III PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG PENGISIAN KMS/BUKU KIA MEJA V Pelayanan dan konseling kesehatan Imunisasi KIA KB termasuk deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang Balita Gizi termasuk Penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada Balita MEJA IV Penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang anak Penyuluhan Gizi termasuk pemerian Kapsul Vit A, Tablet tambah darah dan PMT Merujuk Balita ke Meja V DILAKSANAKAN OLEH TENAGA KESEHATAN DILAKSANAKAN OLEH KADER POSYANDU

Demografi Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya

Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tandatanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Salah satu contoh kebijakan kependudukan yang sangat populer dalam bidang kelahiran (fertilitas) adalah program keluarga berencana. Tujuan utama program KB ada dua macam yaitu demografis dan non-demografis.

Tujuan demografis KB adalah terjadinya penurunan fertilitas dan terbentuknya pola budaya small family size. Tujuan non-demografis adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk yang merata dan berkeadilan.

Pengukuran Fertilitas Tahunan Tingkat Fertilitas Umum (Crude Birth Rate) Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Rumus : Dimana : CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat kelahiran Kasar Pm = Penduduk pertengahan tahun K = bilangan konstansta yang biasanya 1000 B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu

Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate) Dimana : - GFR = Tingkat fertilitas Umum - B =Jumlah kelahiran hidup dalam suatu periode tertentu - Pf (15-49)= jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun

Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate) Dimana : B i = jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur Pf i = jumlah perempuan kelompok umur pada pertangahan tahun k = angka konstanta = 1000

Tingkat Fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Spesific Fertility Rate) Dimana BOSFR = Birth Order Specify Fertility rate Bo i = jumlah kelahiran Pf (15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun K = bilangan konstanta = 1000

Penjumlahan dari tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran menghasilkan tingkat Fertilitas umum (General Fertility Rate/ GFR):

Pengukuran Fertilitas Kumulatif Mengukur rata-rata jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (15-49 tahun). Tingkat Fertilitas total (Total fertility Rate/ TFR) Dimana TFR = Total fertility Rate ASFR = tingkat fertilitas menurut umur dari kelompok berjenjang lima tahunan

Problem Solving Sickle 1. Penetapan Masalah dan Prioritas Masalah Masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan/tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. untuk memutuskan adanya masalah perlu tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu: Adanya kesenjangan Adanya rasa tidak puas Adanya rasa tidak puas untuk menanggulangi masalah.

Untuk mengetahui permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: Melakukan penelitian Mempelajari laporan Berdiskusi dengan para ahli Dari berbagai masalah yang ditemukan tidak mungkin seluruhnya dapat ditanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah khususnya masalah kesehatan biasanya dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif.

HANLON KUANTITATIF Tujuan: Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikut sertakan dalam proses penentuan masalah. Menggelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan bobot terhadap kelompok faktor tersebut. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai dengan kebutuhannya

2. Analisa Faktor Penyebab Masalah Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengkaitkan masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Untuk analisa penyebab masalah dapat digunakan berbagai metoda diantaranya: - Analisa tulang ikan (Fish born analysis) - Analisis system - Pendekatan HL. Blum - Analisa Epidemiologi - Pohon masalah (Problem tree)

3. Pemecahan Masalah Tujuan pemecahan masalah ini adalah untuk menghilangkan/ mengurangi faktor-faktor penyebab. kegiatan yang dilakukan berupa: - Pencapaian tujuan dan sasaran - Mencari alternative pemecahan masalah

4. Pengembangan alternatif Setelah diketahui sasaran apa yang dilakukan maka dikembangkan alternatif kegiatan. 5. Pengambilan keputusan Pengambilan Keputusan ialah teknik memilih cara terbaik (kegiatan/program) untuk mencapai tujuan/ sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kelompok/tim akan lebih baik hasilnya dari pada yang dilakukan oleh perorangan.

Evaluasi Program 1. Monitoring dan Evaluasi - Monitoring : kegiatan untuk memantau proses/jalannya suatu program/kegiatan. - Evaluasi : Kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan. 2. Jenis Evaluasi - Evaluasi Formatif : dilakukan pada proses program (program masih berjalan). - Evaluasi Sumatif : dilakukan pada waktu program telah selesai.

3. Langkah langkah Kegiatan evaluasi - Menetapkan tujuan evaluasi. - Menetapkan kriteria yang akan digunakan. - Menetapkan cara/metode evaluasi yg akan digunakan. - Melaksanakan evaluasi,mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut. - Menentukan keberhasilan program yg dievaluasi berdasarkan kriteria yg telah ditetapkan. - Menyusun rekomendasi atau saran-saran. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program sesuai perencanaan baik waktunya maupun jenis kegiatannya.

Kesimpulan Keluarga berencana merupakan perencanaan kehamilan yang merupakan salah satu dari enam program wajib puskesmas yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dengan tujuan pembangunan nasional. Dalam memecahkan masalah program KB (Keluarga Berencana), digunakan prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle) dimana langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah, kemudian menganalisa faktor penyebab masalah tersebut, memecahkan masalah dan mengembangkan alternatif nya, setelah itu melakukan pengambilan keputusan.

Sekian Terima kasih