BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

NURAINI RAHARJANTI A53B111047

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

Munandar (1999 : 45-46) menegaskan tentang pentingnya kreativitas dipupuk sejak usia dini karena : (1) dengan berkreasi anak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titi Sumiati, 2014 Meningkatkan kemampuan imajinasi menggambar melalui permainan reseotif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola baku, sehingga siswa hanya meniru tarian dari guru, misalnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak memiliki potensi untuk masing-masing aspek perkembangannya, diantaranya aspek perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosi, dan moral agama. Semua aspek-aspek perkembangan ini sering dikembangkan secara optimal oleh para pendidik. Akan tetapi ada salah satu aspek lagi yang sering terlupakan untuk dikembangkan yaitu perkembangan kreativitas anak, Oleh karena itu penting untuk kita mengembangkan kreativitas anak karena hal ini di butuhkan oleh anak di masa yang akan datang. Pentingnya mengembangkan kreativitas bagi anak usia dini dijelaskan oleh Munandar (Rachmawati & Kurniati, 2010) ada empat alasan, di antaranya yaitu (1) Kreativitas merupakan manisfestasi dari individu yang berfungsi seutuhnya, dengan berkreasi orang dapat mewujudkan jadi diri yang sebenarnya. (2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat macammacam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. (3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi atau lingkungan, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. (4) Kreativitas memungkinkan manusia untuk hidup yang lebih baik. Menurut Erick erikson dalam Mariyana (2008) masa anak usia dini adalah masa penting bagi seorang anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Erikson mengatakan bahwa masa ini adalah masa pembentukan sikap initiative versus guilt (inisiatif dihadapkan pada masa bersalah). Anak-anak yang mendapatkan lingkungan pengasuhan dan pendidikan yang baik, akan mampu mengembangkan sikap kreatif, antusias untuk bereksplorasi, bereksperimen, berimajinasi, serta berani mencoba dan mengambil resiko. Selain itu, Depdiknas tahun 2006 (Susanti, 2008) menyatakan bahwa fenomena pembelajaran di lapangan belum sepenuhnya menunjang pengembangan seluruh aspek perkembangan anak, khususnya pada aspek perkembangan kreativitas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 sampai dengan 15 Agustus 2015 khususnya pada

2 kelompok B di Taman Kanak-kanak Mega Islam, menunjukkan bahwa sejauh ini penyelenggaraan pembelajaran di TK masih ditemukan kurang berkembangnya kreativitas secara optimal khususnya dalam pembelajaran tari. Guru cenderung memberikan contoh gerakan sehingga anak kurang mendapat kesempatan untuk mengungkapkan idenya sendiri. Selain itu, guru juga kurang memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi dan mencoba gerakan-gerakan yang baru yang diciptakan oleh anak dan guru juga kurang secara optimal dalam pemanfaatan media-media atau properti tari. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran tari di TK masih kurang variatif. Oleh karena itu diperlukan kegiatan menari yang lebih bervariatif, seperti dalam penggunaan properti tarinya. Properti tari ini juga penting digunakan oleh anak sebagai stimulus untuk mengeksplorasi gerakan anak dan membantu anak dalam mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk gerakan serta agar pembelajaran menari dapat lebih menyenangkan. Faktor penyebab permasalahan di atas diantaranya adalah kurangnya rangsangan atau pemberian kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas menari anak tersebut pada saat pembelajaran. Misalnya kurangnya penerapan pembelajaran tari pada anak yang membebaskan anak untuk menghasilkan gerakannya sendiri dan kurangnya fasilitas yang diberikan guru, kurang optimalnya dalam pemakaian properti tari. Biasanya pembelajaran menari diberikan guru untuk kegiatan pentas seni dan olah raga saja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreativitas menari anak adalah melalui kegiatan yang menyenangkan diantaranya ada kegiatan berolah pengalaman seni karena dengan pembelajaran yang menyenangkan, anak dapat bebas mengekspresikan dirinya. Belajar menari khususnya pada anak jangan terpaku pada gerakan yang sudah baku, namun kegiatan menari dijadikan suatu kegiatan berekspresi dan bereksplorasi melalui pengalaman gerak yang kegiatannya mengarah atau berpusat pada anak (Komalasari, 2011). Pembelajaran tari adalah sebuah pembelajaran yang oleh peneliti di anggap dapat membantu menumbuhkan kreativitas pada anak, karena dengan pembelajaran tari dalam meningkatkan kreativitas anak tidak dituntut untuk

3 meniru ataupun menghapal urutan dan bentuk seperti apa yang dicontohkan, tetapi anak distimulasi agar daya kreativitasnya dapat tumbuh melalui imajinasi yang diwujudkan melalui gerak hasil ciptaannya sendiri. Pembelajaran tari untuk usia dini yang harus lebih diutamakan yaitu mempelajari gerak dasar, gerak peniruan kehidupan alam dan gerakan binatang serta gerak kreatif yang diciptakan oleh anak itu sendiri berdasarkan pengalaman dan pengamatan visualnya. Pembelajaran tari yang akan peneliti terapkan, berbeda dengan kegiatan menari biasanya karena disini peneliti akan mengajak anak untuk mengenal lingkungan sekitar sekolah, kemudian mengeksplorasi anak dengan media atau properti yang akan digunakan peneliti untuk merangsang kreativitas anak dalam menciptakan gerakan. Dalam meningkatkan kreativitas melalui pembelajaran tari tentunya anak perlu diberikan media atau properti yang sesuai dengan usia anak dan dapat merangsang kreativitas anak. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sesuatu yang ada di sekitar lingkungan anak, yang mudah didapat dan yang dapat merangsang kegiatan kreativitas anak. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak akan menghadapkan anak kepada keadaan yang sebenarnya untuk dipelajari, tentunya hal ini akan lebih memberikan kebermaknaan dalam kegiatan pembelajarannya. Penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2013) tentang upaya meningkatkan kreativitas anak Taman Kanak-kanak dalam pembelajaran tari kreatif di TK Angkasa ini menyebutkan bahwa ada peningkatan yang signifikan terhadap anakanak. Hal ini terbukti dari hasil persentase sebelum diberi tindakan dan setelah di beri tindakan terlihat perkembangan yang signifikan pada setiap anak. Dimana kondisi objektif sebelum diberikan tindakan bersifat meniru dan monoton, serta guru tidak pernah menggunakan metode. Kemudian upaya untuk meningkatkannya dengan menggunakan pembelajaran tari yang dirancang sesuai dengan yang diharapkan dan menggunakan beberapa rangsangan gambar dan properti agar menarik. Penelitian ini memiliki kelemahan dalam mengidentifikasi keunikan gerak karena dalam observasinya menggunakan teknik klasikal.

4 Adapun penelitian lain yang relevan adalah penelitian tentang meningkatkan kreativitas gerak dalam kegiatan pembelajaran tari melalui rangsangan auditif oleh Winarti (2011). Media dan rangsangan auditif sangat menarik dan dapat merangsang anak-anak untuk mengungkapkan ide-ide daya cipta anak agar anak mampu menciptakan hal-hal baru yang memberi motivasi terhadap anak. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Smith dalam Masunah dan Narawati (2003) rangsangan auditif dapat dijadikan bahan bentuk motivasi anak untuk mau bergerak dan perkembangan kreativitas gerak tari. Penelitian yang relevan di atas menjadi sebuah masukan yang baik bagi peneliti khususnya, dimana peneliti juga mencari kegiatan yang tepat untuk anak usia dini dengan mencoba rangsangan menggunakan properti yang lebih menantang untuk anak. Penggunaan properti tari dapat menjadi salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan kreativitas. Dalam hal ini penulis akan mencoba memperkenalkan cara untuk merangsang kreativitas menari anak melalui pembelajaran tari dengan menggunakan atau memanfaatkan properti hasil temuannya di sekitar sekolah sebagai stimulus, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B TK Mega Islam. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian untuk Meningkatkan kreativitas menari anak dengan menggunakan properti tari. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan gambaran umum latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan properti tari dalam pembelajaran tari ini dapat meningkatkan kreativitas menari pada anak usia dini?. Secara lebih rinci rumusan permasalahan dalam penelitian ini akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Seperti apa profil kreativitas menari pada anak kelompok B di TK Mega Islam kec. Cibiuk Garut? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tari menggunakan properti tari dalam meningkatkan kreativitas menari anak kelompok B di TK Mega Islam kec. Cibiuk Garut? 3. Bagaimana peningkatan kreativitas menari anak melalui pembelajaran tari dengan menggunakan properti tari di TK Mega Islam kec. Cibiuk Garut?

5 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kreativitas menari anak dengan menggunakan properti tari. Secara khusus penelitian ini akan mendeskripsikan sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh informasi mengenai profil kreativitas menari anak kelompok B di TK Mega Islam kec. Cibiuk Garut. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran tari menggunakan properti tari dalam meningkatkan kreativitas menari pada anak kelompok B di TK Mega Islam kec. Cibiuk Garut. 3. Untuk mengetahui mengenai peningkatan kreativitas menari anak dengan menggunakan properti tari pada anak kelompok B di TK Mega Islam kec. Cibiuk Garut. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam mengembangkan kreativitas menari anak dengan menggunakan properti tari. 2. Secara Praktis a. Peneliti 1) Dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam mengembangkan kreativitas menari anak dengan menggunakan properti tari. 2) Memiliki pengalaman mengajar di TK dalam pembelajaran tari dengan properti tari. 3) Mengetahui seberapa jauh peningkatan kreativitas menari anak dengan menggunakan properti tari. b. Bagi guru 1) Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan guru dalam mengembangkan beberapa metode. 2) Mengadakan perbaikan dalam pembelajaran di TK melalui pembelajaran tari. c. Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan kaian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai hal yang sama yang lebih mendalam.

6 E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini di antaranya adalah Bab I yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Kemudian Bab II yang terdiri dari kajian-kajian pustaka mengenai konsep karakteristik perkembangan anak usia taman kanak-kanak, kemudian konsep tentang kreativitas anak taman kanak-kanak seperti definisi kreativitas, ciri-ciri kreativitas, faktor pendorong dan penghambat kreativitas. Kemudian konsep mengenai pembelajaran tari untuk anak usia dini seperti pengertian tari, unsur-unsur tari, properti tari, koreografi anak, dan manfaat pembelajaran seni tari. Selanjutnya ada Bab III yang membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Di dalam Bab IV terdapat pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaanpertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian. Kemudian Bab V yang membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan penelitian lebih lanjut.