BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaanya yang mendukung penelitian ini :

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya tarik. Pertama, diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Sistem perbankan umumnya dominan sebagai sistem mobilisasi dana masyarakat. Bank-bank menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana tersebut ke pihak-pihak yang memerlukan sebagai kredit. Dengan kata lain, perusahaanperusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi usaha mereka hanya bisa memperoleh dana tersebut dalam bentuk kredit. Dalam teori keuangan dijelaskan bahwa bagaimanapun juga akan terdapat batasan penggunaan hutang. Keterbatasan tersebut biasanya diindikasikan dari telah terlalu tingginya rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio). Sesuai dengan teori struktur keseimbangan modal (balancing teory of capital structure), pada saat rasio hutang dengan ekuitas sudah terlalu tinggi, maka biaya modal perusahaan tidak lagi minimum, tetapi akan meningkat dengan makin banyaknya hutang yang dipergunakan. Dalam keadaan tersebut perusahaan terpaksa menahan diri untuk perluasan usaha kecuali kalau bisa mendapatkan dana dalam bentuk modal (equity). Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda kepemilikan (saham). Dengan demikian, perusahaan bisa Universitas Kristen Maranatha 1

menghindarkan diri dari kondisi Rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) yang terlalu tinggi. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka pemilik dana (lenders) mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain alternatif investasi pada real assets). Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan melakukan diversikasi investasi, membentuk portofolio (yaitu gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Disamping itu investasi pada sekuritas mempunyai daya tarik lain, yaitu pada likuiditasnya. Pemodal bisa melakukan investasi hari ini pada industri semen, dan menggantinya minggu depan pada industri farmasi. Mereka tidak mungkin melakukan hal itu pada investasi pada real assets. Sehubungan dengan itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Hanya kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan risikonya) yang mungkin memperoleh dana dari para lenders. Hal ini penting bagi negara-negara yang biaya peminjaman atau hutang (cost borrowing) kadang-kadang tidak mencerminkan risiko investasi (terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang). Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem perbankan. (Riyanto,1994) Universitas Kristen Maranatha 2

Dari sisi pemodal, pemodal dapat mendapatkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari tingkat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito. Sejak BAPEPAM didirikan tahun 1977, pasar modal di Indonesia terus berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan frekuensi perdagangan dan bertambahnya jumlah emiten yang tercatat di BEI. Dengan adanya UU no 8 tahun 1995 tentang pasar modal makin memberikan peluang yang lebih besar, baik bagi investor untuk berinvestasi maupun bagi perusahaan-perusahaan terutama yang go public untuk mendapatkan dana bagi usahanya. UU no 8 tahun 1995 tentang pasar modal memberikan pengertian bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Dalam menanam investasi di pasar modal faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap naik atau turunnya harga saham. Faktor eksternal tersebut seperti risiko politis, risiko nilai tukar, likuiditas, kontrol devisa, kenaikan tingkat suku bunga, perlakuan pajak, dan sebagainya. Sebagaimana halnya dengan kondisi politik dalam negeri, nilai tukar dan laju nilai keseluruhannya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Semua faktor ini harus dianalisis dalam suatu keputusan investasi, karena seperti yang dijelaskan oleh Sjahrir : meskipun begitu, dinamika pasar modal bukanlah kegiatan yang terisolasi dari aktivitas-aktivitas ekonomi di luar pasar itu. Hendaknya diingat yang diperdagangkan adalah saham perusahaan-perusahaan. Pada gilirannya, perusahaan-perusahaan tersebut akan selalu berhubungan dengan masyarakat konsumen, lingkup kegiatan produsen terkait, dan pemerintah yang membuat kebijakan yang mempengaruhi iklim usaha dan faktor Universitas Kristen Maranatha 3

ekonomi dunia yang mempengaruhi arus barang dan jasa dan modal secara internasional. (Sjahrir, 1995, 197) Dalam kondisi melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS, pemerintah melalui Bank Indonesia melakukan pengetatan bidang moneter dengan cara menaikkan tingkat suku bunga SBI agar dapat memerangi spekulasi Valuta Asing, dan upaya untuk membuat asset dalam rupiah menjadi menarik. Selanjutnya diharapkan terjadi perubahan komposisi harta (asset) ke dalam rupiah sehingga pergerakan rupiah menjadi menguat. Peningkatan tingkat suku bunga yang terlampau tinggi memberi implikasi meningkatnya biaya yang ditanggung oleh Bank Indonesia dalam proses rekapitalisasi, meningkatkan biaya bunga (cost of fund) sehingga kemungkinan gagal bayar (probability to default) dari debitur menjadi lebih tinggi. Akibat dari itu kegiatan ekonomi menjadi ambruk karena dunia usaha mati dan dana masyarakat banyak menumpuk di dalam lemari perbankan. Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber( Harian pagi Tribun, September,19,2007 dan Pikiran Rakyat, September 2007) yang menyatakan adanya pengaruh faktor-faktor eksternal (harga minyak dunia, kenaikan tingkat suku bunga, politik dalam negeri) dalam hal ini kondisi makro ekonomi yang dijelaskan di atas terhadap harga saham. Diperkirakan dengan semakin mahalnya harga minyak dunia yang sudah mencapai harga 81 dollar AS perbarel, terlebih Lembaga invesment bank Goldman Sachs dalam riset terbarunya memperkirakan harga minyak dunia bisa mencapai harga 85 dollar AS perbarel akhir tahun, ini berarti prospek kenaikan harga saham sektor pertambangan diperkirakan akan menanjak pada bulan bulan Universitas Kristen Maranatha 4

mendatang, maka penulis mencoba untuk menganalisa saham-saham yang tergabung dalam sektor pertambangan yang tercatat di BEI, dalam penelitian dengan judul: Pengaruh Kurs Rupiah Per Dollar AS dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah disebutkan di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh kurs rupiah per dollar AS dan tingkat suku bunga SBI secara bersama-sama (simultan) terhadap Indeks harga saham sektor pertambangan? 2. Bagaimanakah pengaruh kurs rupiah per dollar AS secara individu (parsial) terhadap Indeks harga saham sektor pertambangan? 3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap Indeks harga saham sektor pertambangan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberi gambaran sekaligus masukan tentang pengaruh dan hubungan antara kurs rupiah per dollar AS dan tingkat suku bunga SBI dengan Indeks harga saham sektor pertambangan. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Menganalisa pengaruh kurs rupiah per dollar AS dan tingkat suku bunga SBI secara simultan (bersama-sama) terhadap Indeks harga saham sektor pertambangan. Universitas Kristen Maranatha 5

2. Menganalisa pengaruh kurs rupiah per dollar AS secara parsial (individu) terhadap Indeks harga saham sektor pertambangan. 3. Menganalisa pengaruh tingkat suku bunga SBI secara parsial terhadap Indeks harga saham sektor pertambangan. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi pengembangan konsep manajemen keuangan, penelitian ini dapat dijadikan sasaran untuk mengaplikasikan teori-teori serta dapat mengembangkan pengetahuan, yaitu teori-teori ekonomi moneter, pasar uang dan pasar modal serta ilmu statistika untuk keperluan analisis finansial. 2. Bagi masyarakat, khususnya mereka yang telah mengenal atau bahkan sudah terlibat dalam aktivitas dipasar modal, penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi, pedoman ataupun gambaran mengenai pergerakan indeks-indeks harga saham perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia akibat pengaruh dari nilai kurs rupiah terhadap dollar AS dan tingkat suku bunga SBI. 3. Menyediakan informasi yang berguna bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam topik penelitian ini, misalnya investor, pengamat pasar modal, pemerhati bursa saham, dan lain - lain. Universitas Kristen Maranatha 6

1.5 Kerangka Pemikiran Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko, investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa investor lakukan adalah memperkirakan berapa return (keuntungan) yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa besar risiko yang akan ditanggungnya. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka investor tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Investor harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jumlah dana yang diinvestasikan pun mempengaruhi keuntungan yang diharapkan. Potensi keuntungan yang didapat dari investasi saham adalah dividen dan capital gain. Untuk mendapatkan dividen seorang investor harus menunggu saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dilakukan, oleh karena itu maka dividen adalah daya tarik bagi investor yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang. Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa keputusan investor untuk berinvestasi dipengaruhi oleh faktor return dan risiko, maka perlu diketahui pula faktor-faktor risiko apa saja yang harus diperhatikan oleh investor. Menurut Suad Husnan(2001,161) dalam bukunya yang berjudul Dasar- Dasar Teori Portofolio, ada 2 faktor risiko yang penting yang harus diperhatikan oleh investor yaitu risiko Universitas Kristen Maranatha 7

sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko sistematis ini disebut juga sebagai risiko pasar (market risk). Disebut risiko pasar karena fluktuasi ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi. Faktor-faktor tersebut misalnya, kondisi perekonomian, kebijakan pajak dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini menyebabkan ada kecenderungan semua saham untuk bergerak bersama, dan karenanya selalu ada di setiap saham. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko sistematis dibagi menjadi 2 yaitu faktor-faktor non fundamental ekonomi dan faktor-faktor fundamental ekonomi. faktor non fundamental ekonomi antara lain dipengaruhi oleh faktor politik, tingkat keamanan suatu negara, dan kondisi lingkungan sosial. Apabila faktor-faktor tersebut dinilai cukup kondusif maka investor akan menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga Indeks harga saham sektoral di Indonesia akan meningkat, demikian juga berlaku sebaliknya. Sedangkan faktor faktor fundamental antara lain dipengaruhi oleh faktor kurs dan suku bunga. Bergejolaknya nilai kurs mata uang juga dapat mempengaruhi harga-harga saham. Kurs (nilai tukar) valuta asing adalah harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik (Samuelson, 1996, 450). Pada perdagangan mata uang terdapat kurs beli dan kurs jual, kurs beli menunjukkan nilai tukar yang dinyatakan dalam jumlah satuan mata uang negara lain yang harus diserahkan kepada bank/ tempat penukaran uang untuk membeli tiap unit mata uang negara tertentu. Sedangkan kurs jual menunjukkan jumlah satuan mata uang negara lain Universitas Kristen Maranatha 8

yang akan diterima dari bank/ tempat penukaran uang, jika membeli mata uang negara lain dengan mata uang domestik. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kurs tengah yang merupakan rata-rata dari kurs beli dan kurs jual. Gejolak kurs mata uang dollar AS dengan rupiah akan mendorong investor untuk tidak menginvestasikan dananya di pasar modal, melainkan investor akan akan menginvestasikan uangnya pada transaksi valuta asing tersebut. Jika bisa mendatangkan keuntungan yang menarik mereka akan mengalihkan kegiatan transaksi mereka di BEI, karena mereka menganggap lebih menguntungkan berspekulasi pada gejolak kurs mata uang asing tersebut dan mengakibatkan IHSG di BEI akan turun. Sebaliknya jika valas stabil maka spekulasi mereka lakukan pada kurs yang stabil kurang menguntungkan, sehingga mereka tetap melakukan perdagangan dengan tenang dan IHSG menjadi stabil. Bagi investor asing perubahan kurs valuta asing merupakan risiko tersendiri yang harus diperhatikan, karena diperkirakan bahwa deviasi standar tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal asing akan cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pemodal domestik. Dapat saja suatu investasi dipandang dari pemodal domestik dapat memberikan keuntungan negatif. Penyebabnya tidak lain adalah merosotnya nilai rupiah dibandingkan dengan nilai uangnya (Suad Husnan, 2001,226) Tingkat kurs rupiah terhadap dollar AS secara signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan, apalagi perusahaan yang operasinya banyak menggunakan Dollar, dan menggunakan bahan baku impor, dan memiliki utang dalam dollar misalnya. Harga saham akan turun seiring dengan menurunnya kinerja perusahaan Universitas Kristen Maranatha 9

tersebut. Selain itu kurs juga berpengaruh terhadap investasi investor asing, investor asing akan tertarik untuk beinvestasi di pasar modal ketika harga dollar AS menguat dan ada kecenderungan untuk melemah. Jika sebuah bank sentral khawatir bahwa perekonomiannya akan terganggu oleh fluktuasi nilai valutanya yang tak menentu, bank tersebut mungkin ingin mengurangi fluktuasi. Apabila nilai tukar rupiah melemah secara tajam maka bank sentral akan menaikkan suku bunga, agar permintaan rupiah meningkat terhadap dollar AS, dan akan mencegah penurunan nilai kurs lebih lanjut. Apabila nilai tukar rupiah menguat secara tajam maka bank sentral akan menurunkan suku bunga, agar permintaan dollar AS meningkat terhadap rupiah, dan hal ini akan mencegah penguatan nilai kurs rupiah lebih lanjut. Tindakan bank sentral bisa membuat siklus bisnis menjadi stabil. Bank sentral juga bisa meningkatkan perdagangan internasional dengan mengurangi ketidakpastian nilai tukar. Suku bunga pada hakekatnya adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah sejumlah bunga yang harus dibayarkan per unit waktu (Samuelson, 1996, 197). Suku bunga dalam suatu investasi mempunyai dua anggapan. Anggapan pertama adalah bahwa bunga adalah suatu biaya utang yang harus ditanggung karena investor menggunakan dana yang berasal dari utang. Sedangkan anggapan yang lain adalah bunga merupakan suatu imbalan kepada seorang investor karena dia memberikan dana kepada investor lain (misalnya bank) sehingga memperoleh imbalan karena seorang investor menanamkan dananya kepada sebuah bank. Universitas Kristen Maranatha 10

Suku bunga dapat berpengaruh kepada fluktuasi perdagangan saham karena menimbulkan persaingan di pasar antara return saham dengan tingkat bunga deposito. Apabila suku bunga membumbung, investor akan mendapat hasil besar dari return bunga daripada return saham, sehingga mereka menjual sahamnya untuk ditukarkan dalam bentuk deposito. Penukaran tersebut sebagai tanggapan atas naiknya suku bunga, salah satu akibatnya adalah turunnya harga saham, demikian juga jika keadaan yang terjadi sebaliknya. Tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kenaikan tingkat suku bunga yang tinggi akan memperberat dunia usaha untuk membayar kewajiban kredit perbankannya, sehingga profit margin menjadi berkurang, yang pada akhirnya akan menjadi awal terjadinya kredit macet. Tingkat suku bunga juga akan menarik investor untuk menyimpan dananya ke dalam deposito dan mengalihkan investasinya dari instrumen pasar modal, akibatnya harga saham akan turun. Pada era globalisasi ini banyak investor yang melakukan investasi di berbagai negara selain di dalam negara mereka sendiri. Investor dapat menganalisis negara mana yang bisa mendatangkan keuntungan yang terbesar dengan risiko yang kecil. Pada keadaan suku bunga yang tinggi di negara asal mereka menyebabkan lesunya pasar modal sehingga mereka akan memilih pasar modal yang lain yang mempunyai tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari negara mereka. Hal ini akan menyebabkan pasar modal di negara yang mereka datangi menjadi bergairah dan mempengaruhi kenaikan indeks harga saham gabungannya. Universitas Kristen Maranatha 11

Perubahan dalam suku bunga mempengaruhi investasi dalam sekuritassekuritas asing, yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar. Asumsikan bahwa suku bunga di AS meningkat sedangkan suku bunga di Indonesia tetap konstan. Dalam hal ini, korporasikorporasi besar di Amerika besar kemungkinan akan mengurangi permintaan mereka terhadap rupiah karena suku bunga di AS sekarang lebih menarik ketimbang suku bunga di Indonesia. Karena suku bunga di Amerika sekarang lebih menarik bagi korporasi-korporasi Indonesia yang kelebihan kas, penawaran rupiah untuk dijual oleh korporasi-korporasi Indonesia juga akan meningkat karena mereka meningkatkan deposito mereka di Amerika. Akibat menurunnya permintaan dan meningkatnya penawaran rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan menurun. Indeks Harga Saham sektoral adalah indeks harga saham berdasarkan jenis usaha. Pembagian sektor usaha tersebut dilakukan oleh bursa efek untuk menggambarkan keadaan perdagangan saham pada sektor usaha tertentu dari waktu ke waktu. Di Bursa Efek Jakarta ada 9 jenis indeks harga saham sektoral yaitu sektor properti, pertanian, pertambangan,industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, transportasi dan infrastruktur, keuangan, serta perdagangan-jasa-investasi. (Sumber Darmadji, Tjiptono,2001) Perhitungan Indeks Harga Saham Sektoral ini hampir sama dengan perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) maupun IHSI (Indeks Harga Universitas Kristen Maranatha 12

Saham Individual) dengan memasukkan saham-saham yang tergabung dalam sektor yang dimaksud. Pada dasarnya indeks harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di masa yang akan datang dan risiko yang ditanggung oleh pemodal. Pemodal akan memperkirakan berapa dan kapan manfaat yang diharapkan akan diterima, dan manfaat tersebut akan dihitung dengan nilai sekarang dengan tingkat bunga yang layak. Tingkat bunga ini harus memperhatikan risk free rate (tingkat bunga bebas risiko) ditambah premi atas risiko. 1.6 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut : 1. Nilai tukar rupiah per dollar AS dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara simultan terhadap indeks harga saham pertambangan. 2. Nilai tukar rupiah per dollar AS berpengaruh secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Pertambangan. 3. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara parsial terhadap Indeks Harga saham Sektor Pertambangan. Universitas Kristen Maranatha 13

Kerangka sistematis dapat dilihat dalam kerangka pemikiran di bawah ini : Investor Risiko Return Tidak sistematis Sistematis Faktor-faktor fundamental ekonomi Faktor-faktor non fundamental ekonomi Nilai tukar rupiah per dollar AS Tingkat suku bunga SBI Politik Tingkat keamanan Sosial Dan lain- Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Keterangan : Diteliti : Tidak diteliti : Gambar 1.1 Alur kerangka pemikiran Universitas Kristen Maranatha 14