PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN 2006 SERI : E.12

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DUSUN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KEEROM DISTRIK SKANTO KAMPUNG WULUKUBUN Jl. Poros Arso XIV Arso III telf... kode pos...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

-2- Dengan Persetujuan Bersama

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 39 Tahun : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK WONTI DAN DISTRIK SOYOI - MAMBAI DI KABUPATEN WAROPEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN,PENGHAPUSAN,PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DESA

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2011 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 NOMOR 25 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN WAROPEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 200 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan pasal 4 ayat (1) dan pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Waropen tentang Pembentukan, Pengahapusan dan penggabungan Kampung ; b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua, telah terjadi perubahan nomenklatur dari Desa menjadi kampung dan perlu penyesuaian dengan istilah atau nomenklatur dimaksud ; c. bahwa untuk maksud huruf a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Waropen. Mengingat : 1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1969 Tentang Pembentukan Propinsi Otonom di Irian Barat dan Kabupaten- Kabupaten Otonomi di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907) ; 2. Undang undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842) ; 3. Undang-undang.../2 1

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Undang Undang Republik Indonesai Nomor 26 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong selatan, Kabupaten Raja Ampat Kabupaten Pegunungan Bintang Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Toli Kara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Bovendigul, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4245) ; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia RI Nomor 4548) ; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) ; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4791) ; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ; Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan ; Dengan.../3 2

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAROPEN dan BUPATI KABUPATEN WAROPEN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KAMPUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Waropen ; b. Bupati adalah Bupati Kabupaten Waropen ; c. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah ; d. Dewan Perwakilan rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Waropen ; e. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Negara kesatuan Repulik Indonesia ; f. Distrik adalah wilayah kerja Kepala Distrik sebagai perangkat daerah di Kabupaten Waropen ; g. Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Waropen kepada kampung untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melapor pelaksanaannya dan pertanggungjawabannya kepada yang menugaskan ; h. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung ; i. Pemerintahan Kampung adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung dan Badan Musyawarah Kampung ; j. Badan Musyawarah Kampung atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut BAMUSKAM adalah lembaga yang merupakan perwujudan Demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan kampung; k. Pembentukan Kampung adalah penggabungan beberapa kampung atau bagian kampung yang berswadaya, atau pemekaran dari satu kampung menjadi dua kampung atau lebih atau pembentukan kampung diluar kampung yang telah ada; l. Penghapusan kampung adalah tindakan meniadakan kampung yang ada sebagai akibat tidak lagi memenuhi persyaratan; m. Menggabungkan kampung adalah penyatuan dua kampung atau lebih menjadi kampung baru. BAB II PEMBENTUKAN KAMPUNG Bagian Pertama Tujuan Pembentukan 3

Pasal 2 Pembentukan kampung bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Bagian Kedua Syarat-syarat pembentukan Pasal 3 Pembentukan kampung sebagaimana dimaksud Pasal 2 di atas harus memenuhi syarat : a. Jumlah penduduk sedikitnya 500 (lima ratus) jiwa atau 100 (seratus) Kepala Keluarga bagi Kampung diwilayah pesisir dan atau 300 (tiga ratus) jiwa atau 60 (enam puluh) Kepala Keluarga bagi kampung diwilayah pedalaman ; b. Luas wilayah dapat dijangkau dalam meningkatkan pelayanan dan pembinaan masyarakat ; c. Wilayah kerja memiliki jaringan perhubungan atau Komunikasi antar dusun ; d. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan dan kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat ; e. Potensi kampung yang meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia ; f. Batas kampung yang dinyatakan dalam bentuk peta kampung yang ditetapkan dengan peraturan daerah ; dan g. Sarana dan prasarana yaitu tersedianya potensi infrastruktur Pemerintah Kampung dan perhubungan ; Bagian Ketiga Tata Cara Pembentukan Kampung Pasal 4 Kampung dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul kampung, adat istiadat dan kondisi soal budaya masyarakat setempat, pembentukan kampung dapat dilakukan setelah mencapai usia penyelenggaraan pemerintahan kampung paling sedikit 5 (lima) tahun. Pasal 5 Tata cara pembentukan kampung adalah sebagai berikut: a. Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk membentuk Kampung ; b. Masyarakat mengajukan usulan pembentukan Kampung kepada BAMUSKAM dan Kepala Kampung ; c. BAMUSKAM mengadakan rapat bersama Kepala Kampung untuk membahas usul masyarakat tentang pembentukan kampung dan kesepakatan rapat dituangkan dalam Berita Acara Hasil Rapat BAMUSKAM tentang pembentukan kampung ; d. Kepala Kampung mengajukan usul pembentukan kampung kepada Bupati melalui Kepala Distrik disertai Berita Acara Hasil Rapat BAMUSKAM dan rencana wilayah administrasi Kampung yang akan di bentuk ; e. Dengan memperhatikan dokumen usulan Kepala Kampung, Bupati menugaskan Tim Kabupaten bersama Tim Distrik untuk melakukan kajian ke kampung yang akan dibentuk dan hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati ; f. Bila tim kajian menyatakan layak dibentuk kampung baru, Bupati menyiapkan Raperda tentang pembentukan kampung ; g. Penyiapan Raperda tentang pembentukan Kampung sebagaimana dimaksud huruf f, harus melibatkan Pemerintah Kampung, BAMUSKAM dan unsur masyarakat kampung agar dapat di tetapkan secara tepat batas-batas wilayah kampung yang akan dibentuk ; 4

h. Bupati mengajukan Raperda tentang Pembentukan Kampung hasil pembahasan Pemerintah Kampung, BAMUSKAM dan unsur masyarakat kepada DPRD dalam rapat paripurna DPRD. i. DPRD bersama Bupati melaksanakan pembahasan atas Raperda tentang pembentukan Kampung, BAMUSKAM dan unsur masyarakat kampung ; j. Raperda tentang pembentukan kampung yang telah di setujui bersama oleh DPRD dan Bupati di sampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah ; k. Penyampaian Raperda tentang pembentukan kampung sebagaimana dimaksud huruf j, disampaikan oleh pimpinan DPRD paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama ; l. Raperda tentang pembentukan kampung sebagaimana dimaksud huruf k ditetapkan oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh hari) hari terhitung rancangan tersebut disetujui bersama ; dan m. Setelah ditetapkan oleh Bupati menjadi Peraturan Daerah Tentang pembentukan Kampung, Sekretaris Daerah mengundangkan Peraturan Daerah tersebut di dalam Lembaran Daerah. Pasal 6 Pembentukan Kampung di luar kampung yang telah ada diusulkan oleh Kepala Kampung kepada Bupati melalui kepala Distrik dengan tatacara pengusulan sebagaimana diatur dalam pasal 5. BAB III PENGEMBANGAN DAN PENGHAPUSAN KAMPUNG Pasal 7 (1) Kampung yang karena perkembangannya tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat digabung dengan kampung lain atau dihapus ; (2) Penggabungan atau penghapusan kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih dahulu dimusyawarahkan oleh Pemerintah Kampung dan BAMUSKAM dengan masyarakat kampung masing-masing ; (3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (2), ditetapkan oleh Kepala Kampung yang bersangkutan ; (4) Keputusan bersama Kepala kampung sebagaimana dimaksud ayat (3) disampaikan oleh salah satu Kepala Kampung melalui Kepala Distrik ; (5) Hasil penggabungan atau penghapusan Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal 8 Ketentuan mengenai pembentukan, penggabungan dan atau penghapusan kampung diatur dalam Peraturan Daerah, harus memuat antara lain; a. Tujuan ; b. Syarat ; c. Mekanisme ; d. Penghapusan nama kampung yang digabung ; e. Nama kampung yang baru dibentuk ; f. Pengaturan pemerintahan kampung ; g. Pengaturan sarana dan prasarana ; h. Pengaturan lembaga kemasyarakatan (adat) ; i. Pengaturan kekayaan Kampung ; j. Pengaturan batas wilayah kampung yang dilengkapi dengan peta kampung. 5

BAB IV KETENTUAN PENUTUP. Pasal 9 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 10 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Waropen. ini Ditetapkan di Botawa pada tanggal 11 September 2008 BUPATI KABUPATEN WAROPEN, CAP/TTD ONES. J. RAMANDEY Diundangkan di Botawa pada tanggal 18 September 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAROPEN, CAP/TTD CORNELIS SIMONAPENDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2008 NOMOR 7 Untuk Salinan Yang Sah Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, TITUS YAPANANI 6

I. UMUM P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KAMPUNG Dalam upaya meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat guna kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya dipandang membentuk kampung dengan persyartan sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2006. Pembentukan, penghapusan dan penggabungan kampung dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Waropen. Kampung yang karena sesuatu hal tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada pasal 3 Permendagri Nomor 26 tahun 2006, dimungkinkan untuk dihapus atau digabungkan sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Permendagri dimaksud. Dan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842), maka terjadi perubahan terhadap istilah Desa menjadi Kampung, sehingga perlu diadakan penyesuaian istilah sesuai Ketentuan Peraturan Perundangan dimaksud yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Waropen. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Jumlah Kepala Keluarga tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat di Papua. Pasal 4 7

Pembentukan kampung baru yang merupakan pemekaran dari kampung induk, setelah kampung induk mencapai usia penyelenggaraan pemerintahaan kampung paling sedikit 5 (lima) tahun Pasal 5 Pasal 6 Pembentukan kampung diluar kampung yang telah ada, misalnya pada wilayah transmigrasi yang dijadikan kampung dan atau karena pemukiman penduduk baru di luar wilayah kampung yang telah ada Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 8