BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, rekstrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa lainnya. Perusahaan retail merupakan perusahaan yang melakukan penjualan langsung disetiap jenis outlet seperti kios atau warung, tradisional, pasar modern, departemen store, butik dan lain-lain termasuk layanan pengiriman yang umumnya memasok untuk pembeli konsumsi pribadi. Bisnis retail Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu modern retail dan tradisional retail. Modern retail merupakan perkembangan baru dari tradisional retail dengan perkembangan teknologi serta perubahan gaya hidup masyarakat yang menuntut kenyaanan dan kepraktisan dalam berbelanja. Banyak modern retail yang berkembang saat ini karena industri retail modern memiliki tingkat keuntungan moderat. Namun demikian bisnis ini sangat mudah karena pembelian konsumen
umumnya dilakukan dalam bentuk tunai, sementara pebayaran kepada pemasok umumnya dilakukan dikemudian hari. Dalam lingkungan ekonomi global yang sedang resesi saat ini, kelangsungan hidup perusahaan sangat bergantung pada kemampuan dan keberhasilan fungsi manajemen keuangan. Agar dapat memaksimalkan laba yang didapat oleh perusahaan, manajer keuangan perlu mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negative yang timbul. Menurut Kasmir (2008 : 196), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Apabila kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba rendah maka penilaian terhadap rasio profitabilitas juga akan rendah dan hal ini akan mengakibatkan investor yang ingin menanamkan sahamnya merasa ragu untuk melakukan investasi. Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Untuk memaksimalkan masing-masing faktor, diperlukan adanya manajemen aset, manajemen biaya dan manajemen hutang. Semua itu diterangkan dalam Du Pont System. Aktivitas aset yang terjadi dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan seberapa besar laba yang akan diperoleh
perusahaan. Peramalan penjualan yang tidak efektif akan berpengaruh penumpukan persediaan barang dagangan sehingga semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemeliharaan dan berdampak pada tingginya kerusakan barang. Perusahaan yang bergerak dalam bidang retail, membutuhkan pengelolaan terhadap modal kerja secara lebih efisien. Hal ini Karena aktiva lancar perusahaan retail biasa mengembangkan lebih dari separuh total aktivanya. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membaut perusahaan merealisasi pengembalian atas investasi yang rendah. Akan tetapi, menurut James Van Horne dan John M. Wachowicz (2009 : 308), perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Untuk mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan perusahaan untuk operasi perusahaan, dapat digunakan rasio lancar atau yang lebih dikenal dengan current ratio. Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan memiliki tiga implikasi penting, yaitu ; pertama, jika investasi oleh pemegang saham tidak mencukupi, maka perusahaan dapat tetap beroperasi dengan cara berhutang, sehingga para pemegang saham masih tetap memiliki pengendalian atas perusahaan walaupun dengan investasi yang terbatas. Kedua, kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Ketiga, jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal
pemilik akan lebih besar. Menurut Sawir (2001 : 17), leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham, tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Return On Asset dapat merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan. Rasio ROA sering digunakan oleh top manajemen untuk mengevaluasi unit-unit usaha dalam perusahaan yang multidivisional. Manajer divisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktiva yang digunakan dalam divisi tersebut, tetapi kurang mempunyai pengaruh terhadap bagaimana aktiva tersebut dibiayai karena divisi tersebut tidak merancang untuk mencari pinjaman sendiri pengeluaran obligasi maupun saham. Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat inkonsistensi hasil penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan dalam Current Ratio, Working Capital Turn over, growth dan Leverage. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Adanya fenomena gap dan research gap yang telah diuraikan sebelumnya merupakan alasan peneliti untuk melakukan penelitian tentang rasio-rasio keungan yang mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan retail. Maka dari rumusan uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh likuiditas (current ratio) terhadap Return On Asset? 2. Bagaimana pengaruh perputaran modal kerja (WCT) terhadap Return On Asset? 3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan (growth) terhadap Return On Assets? 4. Bagaimana pengaruh leverage terhadap Return On Assets? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas (current ratio) terhadap Return On Asset 2. Untuk menganalisis pengaruh perputaran modal kerja (WCT) terhadap Return On Asset 3. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan (growth) terhadap Return On Asset
4. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap Return On Asset 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep menganai pengelolaan rasio keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi akademis, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pengelolaan rasio keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagai hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan struktur modal yang optimal. 3. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.