Lampiran 1. Contoh perhitungan 1. Perhitungan Morfometri Danau a. Luas Situ Burung

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

Gambar 9. Peta Situ Burung pada musim hujan ( ; surfer 8.0)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

Bab V Hasil dan Pembahasan

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Lampiran F - Kumpulan Data

PENENTUAN KUALITAS AIR

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

3. METODE PENELITIAN. Gambar 7. Situ burung dan Lokasi stasiun pengamatan. Sumber peta ( ; Surfer 8.0).

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

MANAJEMEN KUALITAS AIR

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM


BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

Transkripsi:

67

68 Lampiran 1. Contoh perhitungan 1. Perhitungan Morfometri Danau a. Luas Situ Burung -6.5455-6.546-6.5465-6.547-6.5475-6.548-6.5485 Kotak kecil -6.549 106.732 106.7325 106.733 106.7335 106.734 0 m 55.64 m 111.28 m 166.92 m 222.56 m Missal 1 kotak kecil= 0.5 cm x 0.5cm = 0,25 cm 2. Luas persegi besar = 13,5 cm x 21cm = 287,7 cm 2. Jumlah kotak yang diluar garis keliling pantai Situ = 195,9 cm 2. Luas Situ Burug di Peta = 91,8 cm 2. Misalkan panjang garis koordinat ab (106,732 o BT 106,7325 o BT) = 2,65 cm. Misalkan luas persegi abcd di dalam peta: = (2,65 cm) 2 = 7,0225 cm 2. Misalkan 1 o sebenarnya = 11,32 km. Maka panjang garis koordinat ab yang sebenarnya = (106,7325 o 106,732 o ) x 11,32 km. = 5.566,1 cm. Sehingga luas persegi abcd yang sebenarnya= (5.566,1 cm) 2 = 30.981.469,21 cm 2. Jadi skala perbandingan untuk peta Situ Burung = 1 : 4.411.743,569. Jadi Luas Situ Burung yang sebenarnya = 91,8 cm 2 x 4.411.743,569. = 404.998.059,6 cm 2. = 4,05 ha. = ± 4,05 ha.

69 b. Volume Danau Keterangan: V1, V2 : Volume total air pada strata 1, 2, dst (m 3 ). h1 : Kedalaman atau interval atau kontur (m). A1, A2 : Luas kumulatif strata 1, 2, dst (m). n : Jumlah kontur. Strata Kedalaman (m) Luas tiap Strata Kedalaman A i-1 +A i A i-1 xa i (A i-1 xa )^0.5 i Vn 40.499,81 (A o ) 62.728,38 900.252.771 30.004,21 15.455,43 (0) 1(0.5) 22.228,57 37.232,91 333.525.019 18.262,67 27.747,79 2(1.5) 15.004,34 22.676,36 115.113.627 10.729,10 27.837,89 3(2.5) 7.672.02 10.519,80 21.848.234,60 4.674,21 17.726,35 4(3.5) 2.847,78 3.622,04 2.204.925,35 1.484,89 7.660,41 5(4.5) 774,26 Jumlah 96.427,86 2. Perhitungan Biomassa Perhitungan Kadar Air dan Karbon Misalkan diketahui: Bb = 16 gr. Bk = 2,8 gr. % C-organik = 36,49. Kadar air? BK? Jawab: KA= (16 2,8)/16* 100 % = 82,50 %. BK = 2,8 gr * 36,49 % = 1,02 grc. Keterangan : BK ( Karbon); Bk ( kering); Bb ( basah); KA (Kadar Air). 3. Estimasi Nilai Simpanan/ Stok Karbon Misalkan jumlah tanaman Seroja di dalam Situ Burung = 3006 Ind. Misalkan berat Karbon rata-rata = 7,96 grc/ind dari Kering rata-rata (8,83 gr/ind) dengan %C-organik rata-rata = 45,06 %. Misalkan Luas persentase penutupan tanaman Seroja di Situ Burung = 0,46 ha. Maka Estimasi Nilai Simpanan/ Stok Karbon = 3006 Ind*7,96 grc/ind* 44 grco 2eq 12 grc. = 87.735,12 grco 2eq atau 87,73 kgco 2eq. Sehingga Estimasi Nilai Simpanan/ Stok Karbon per ha adalah = 87,73 kgco 2eq 0,46 * 1 ha. = 190,72 kgco 2eq /ha. Menurut La-ongsri (2009) Doubling Time untuk tanaman Seroja adalah 2 bulan Sehingga Estimasi Nilai Simpanan/ Stok Karbon dalam satu tahun adalah = 190,72 kgco eq /ha* 6 kali pemanenan selama satu tahun. = 1.144,30 kgco 2eq /ha/tahun atau 1.14 TonCO 2eq /ha/tahun.

70 Lampiran 2. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air PARAMETER SATUAN KELAS KETERANGAN FISIKA I II III IV Dev 3 dev 3 dev 3 dev 3 Deviasi temperatur dari kondisi alamiahnya Temperatur C Residu terlarut mg/l 1000 1000 1000 1000 Residu tersusupensi mg/l 50 50 400 400 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi 5000 mg/l KIMIA ANORGANIK Ph mg/l 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila secara alamiah dan rentang waktu tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah BOD mg/l 2 3 6 12 COD mg/l 10 25 50 100 DO mg/l 6 4 3 0 Angka batas minimum Total fosfat sebagai P mg/l 0,2 0,2 1 5 NO 3 sebagai N mg/l 10 10 20 20 NH3 mg/l 0,5 (-) (-) (-) Arsen mg/l 0,05 1 1 1 Kobalt mg/l 0,2 0,2 0,2 0,2 Barium mg/l 1 (-) (-) (-) Boron mg/l 1 1 1 1 Selenium mg/l 0,01 0,05 0,05 0,05 Kadmium mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 Khrom (VI) mg/l 0,05 0,05 0,05 0,01 Tembaga mg/l 0,02 0,02 0,02 0,02 Besi mg/l 0,3 (-) (-) (-) Timbal mg/l 0,03 0,03 0,03 (-) Mangan mg/l 0,1 (-) (-) (-) Air raksa mg/l 0,001 0,002 0,002 0,005 Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan peka 0,02 mg/l Bagi pengolahan air minum konvensional, Cu 1 mg/l Bagi pengolahan air minum konvensional, Fe 5 mg/l Bagi pengolahan air minum konvensional, Pb 0,1 mg/l Seng mg/l 0,05 0,05 0,05 2 Bagi pengolahan air minum konvensional, Zn 5 mg/l Khlorida mg/l 600 (-) (-) (-) Sianida mg/l 0,02 0,02 0,02 (-) Fluorida mg/l 0,5 1,5 1,5 (-) Nitrit sebagai N mg/l 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO 2 N 1 mg/l Sulfat mg/l 400 (-) (-) (-) Khlorin bebas mg/l 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak dipersyaratkan Belerang sebagai H 2 S mg/l 0,002 0,002 0,002 (-) Keterangan: Mg : milligram µg/l : microgram ml : milliliter L : liter Bq : bequerel MBAS : Methylene Blue Activa Sunstance Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H 2 S <0,1 mg/l

71 ABAM : Air Baku Untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut, kecuali untuk ph dan DO Bagi ph merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum Nilai DO merupakan batas minimum Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak dipersyaratkan Tanda adalah lebih kecil atau sama dengan Tanda < adalah lebih kecil Presiden Republik Indonesia Ttd Megawati Soekarno Putri Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV :air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. :air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. :air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut. :air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

72 Lampiran 3. Hasil Analisis Kandungan C-organik didalam contoh daun dan batang Seroja. Sampel Seroja Batang (%) Daun (%) C Organik (%) 1 36,49 40,50 38,49 2 36,71 36,35 36,53 3 48,37 50,05 49,21 4 41,64 50,42 46,03 5 44,42 52,40 48,41 6 50,26 49,99 50,12 7 44,43 45,00 44,71 8 40,30 40,49 40,39 9 46,32 53,78 50,05 10 51,45 44,53 47,99 11 40,44 47,23 43,83 12 44,63 45,25 44,94 Rata-rata 45,06

73 Lampiran 4. Data Biomassa Seroja (Nelumbo nucifera) sumber: data primer Sampel Seroja basah (gr) kering (gr) Batang % Corganik Kadar air (%) karbon (grc) basah (gr) kering (gr) Daun Panjang batang (cm) Diameter daun (cm) 1 16 2,80 36,49 82,50 1,02 12 3,50 40,50 70,83 1,42 76,70 31,90 31 6,30 79,68 2 36 7,40 36,71 79,44 2,72 14 4,80 36,35 65,71 1,74 125,50 35,60 56 12,20 78,21 3 19 3,40 48,37 82,11 1,64 18 4,90 50,05 72,78 2,45 82,30 36,80 41 8,30 79,76 4 29 4,90 41,64 83,10 2,04 20 6,70 50,42 66,50 3,38 93,30 40,80 51 11,60 77,25 5 47 5,20 44,42 88,94 2,31 19 5,00 52,40 73,68 2,62 155 39,10 67 10,20 84,78 6 14 2,70 50,26 80,71 1,36 10 3,30 49,99 67,00 1,65 76,50 32,90 31 6,00 80,65 7 56 9,50 44,43 83,04 4,22 30 9,60 45,00 68,00 4,32 134,50 46,20 91 19,10 79,01 8 170 15,00 40,30 91,18 6,05 76 16,20 40,49 78,68 6,56 334 60,00 249 31,20 87,47 9 94 9,20 46,32 90,21 4,26 73 10,90 53,78 85,07 5,86 321 54,30 171 20,10 88,25 10 75 9,20 51,45 87,73 4,73 85 16,90 44,53 80,12 7,53 274 65,50 187 26,10 86,04 11 203 18,80 40,44 90,74 7,60 109 23,00 47,23 78,90 10,86 373 71,50 316 41,80 86,77 12 68 8,00 44,63 88,24 3,57 53 12,3 45,25 76,79 5,57 362 58,50 126 20,30 83,89 % C organik Kadar air (gr) karbon (grc) Jumlah 827 96,10 41,52 519 117,1 53,96 basah total (gr) kering total (gr) Kadar air total (%)

74 Lampiran 5. Keadaan lokasi dan alat yang digunakan selama penelitan Gambar 15. Lokasi Situ Burung. Gambar 16. Saluran pembuangan air Situ Burung. Gambar 17. Saluran pembuangan air Situ Burung. Gambar 18. Bagian tengah Situ Burung. Gambar 19. Vegetasi Seroja di Situ Burung. Gambar 20. Seroja di Situ Burung.

75 Gambar 21. Pengambilan sampel Kualitas Air. Gambar 22. Pengukuran diameter daun dan pengambilan Sampel Seroja. Gambar 23. Penimbangan Sampel Seroja. Gambar 24. Sampel Seroja. Gambar 25. Pengambilan data Morfometri. Gambar 26. Alat dan bahan pada pengamatan data morfometri.

76 Gambar 27. Sampel Seroja dalam amplop sebelum Pengovenan. Gambar 28. Sampel Seroja dalam pengovenan.

77 Lampiran 6. Pemanfaatan Seroja No Nama Tumbuhan Herbal (mg) 1 Daun Seroja (Nelumbo Nucifera) 525 2 Biji Casia (Casia obsitufolia) 300 3 Teh Oolong (Camelia sinesis) 255 4 Batang Alisma (Alisma orientalis) 180 5 Chinese Holy (Ilex cornuta) 105 6 Rhubarb (Rheum parmatrum) 90 7 Tangerine (Citrus reticulate) 45 Catatan: satu box teh mempunyai berat sebesar 60 gr dimana didalamnya berisi 40 kantong teh yang mempunyai berat sebesar 1,5 gr per kantong teh (gambar 23). (www.scribd.com/nelumbo-nucifera). Gambar 28. Teh Seroja. Gambar 29. Garnish Seroja. Gambar 30. Hiasan Seroja. Gambar 31. Daun Bunga Seroja untuk bahan makanan.

78 DAFTAR ISTILAH Above Ground Biomass Aerenchyma Allometri Autotroph Biomassa Below Ground Biomass BOD C Carbon Sink Carbon Source Chlorenchyma CO 2 COD :Bagian dari biomassa tanaman yang berada diatas permukaan tanah. :Bagian rongga udara yang terdapat pada bagian petiole (batang) dan akar di dalam tanaman Seroja. :Suatu fungsi atau persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara bagian tertentu dari makhluk hidup dengan bagian lain atau fungsi tertentu dari makhluk hidup tersebut. Persamaan tersebut digunakan untuk menduga parameter tertentu dengan menggunakan parameter lainnya yang lebih mudah diukur. :Organisme yang memiliki klorofil dapat berfotosintesis dapat menghasilkan makanannya sendiri. :Total berat / massa atau volume organisme dalam area atau volume tertentu. (IPCC glossary) :Bagian dari biomassa tanaman yang berada dibawah permukaan tanah. :(Biochemical Oxygen Demand) Jumlah oksigen yang dipakai/dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik yang bersifat biodegradable. :Inisial dari unsur Karbon di dalam sistem periodik unsur kimia :Bahan/materi yang dapat menyerap karbon. :Bahan/materi yang dapat menghasilkan karbon. :Suatu rongga yang terdapat pada daun seroja yang didalamnya terdapat pigmen zat hijau daun/chlorophyll. : Suatu senyawa kimia yang dihasilkan melalui proses respirasi, vulkanik, pembakaran dll. :(Chemical Oxygen Demand) Jumlah oksigen yang dipakai/dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik yang bersifat biodegradable ataupun nonbiodegradable menjadi CO 2 dan H 2 O.

79 Dekomposer Dekomposisi :Organisme yang dapat menguraikan bahan organik menjadi bahan anorganik melalui proses fisika, kimia atau biologi. :Penguraian. Dalam hal ini penguraian bahan organik menjadi bahan anorganik melalui proses fisika, kimia atau biologi. Pembusukan bahan organic diamati. DHL :(Daya Hantar Listrik) Gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik, dilihat dari banyaknya garam-garam terlarut yang dapat terionisasi. Dimensi Permukaan :Bagian fisik dari morfometri danau yang bersifat dua dimensi. Dimensi Bawah Permukaan :Bagian fisik dari morfometri danau yang bersifat tiga dimensi. DO Eceng Gondok :(Dissolved Oxygen) Jumlah oksigen terlarut yang terkandung didalam perairan. :Suatu jenis tanaman air yang siklus hidupnya mengapung diatas permukaan perairan. Evapotranspirasi :Penguapan air melalui evaporasi langsung dan transpirasi melalui daun tumbuh-tumbuhan secara bersama. Fotosintesa Global Warming GPS Heterotroph Kayu Apu Limbah Domestik :Suatu proses biokimia yang dilakukan organisme Autotroph dalam hal memproduksi makanan yang berasal dari karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari dengan menggunakan zat hijau daun (Chlorophyl). :Meningkatnya suhu bumi akibat adanya GRK (Gas Rumah Kaca). :Suatu alat yang digunakan dalam menentukkan koordinat di suatu wilayah yang ada di bumi melalui model lintang-bujur. :Organisme yang tidak mengahsilkan makanannya sendiri. :Suatu jenis tanaman air yang hidupnya mengapung diatas permukaan perairan. :Limbah yang berasal dari rumah-rumah.

80 Limbah Industri Mitigasi Morfometri Danau ph Pong bua Sedimentasi Seroja Siklus Karbon Tanaman Air TDS TSS :Limbah yang berasal dari Industri. :Upaya untuk penanggulangan/meredam kerusakan lingkungan. :Suatu metode pengukuran dan analisa secara kuantitatif dimensi-dimensi fisik suatu badan perairan. :Derajat keasaman. Gambaran konsentrasi ion hidrogen suatu perairan. :Nama lokal untuk masakan yang bahan utamanya berasal tanaman Seroja di Negara Thailand. :Proses pendangkalan suatu perairan yang biasanya disebabkan oleh erosi tanah yang ada di bagian tepi perairan. :Suatu jenis tanaman air yang siklus hidupnya mencuat ke atas permukaan perairan. :Siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi. :Tumbuhan yang beradaptasi terhadap keberadaan air secara kontinyu atau toleran terhadap kondisi tanah berair untuk selama periode waktu hidupnya. :(Total Dissolved Solid) Jumlah partikel terlarut berukuran lebih dari 1 m yang lolos pada kertas saring dengan diameter pori 0,45 µm. :(Total Suspended Solid) Jumlah partikel tersuspensi berukuran lebih dari 1 m yang tertahan pada kertas saring dengan diameter pori 0,45 µm. Transesterification :Proses perubahan senyawa trigliserida untuk menghasilkan senyawa gliserol dan metil ester. Transpirasi :Proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.