BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Macam-macam Industri dan Klasifikasi Industri

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. teknik yang umum digunakan untuk menganalisis. hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam ilmu yang. penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

Manajemen Industri Perikanan

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.9 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting agar pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linear ganda mempersoalkan hubungan liniear antara satu peubah tak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS INDUSTRI : STUDI KASUS PADA INDUSTRI SAWARGI DIAJUKKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN GEOGARAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL REGRESI. o Persamaan Matematis ÆY=a + bx.. (pers.1) Persamaan Ekonometrika ÆY = b0 + b1x + e.. (pers.2)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SESI 13 STATISTIK BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perindustrian Industri adalah bidang yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja, serta penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai, yang berhubungan dari usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang mempunyai hubungan dengan hasil bumi. Seperti pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Sehingga kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru, yang mata pencaharian hidup dilakukan secara berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi. Untuk menjadi pengrajin dan tukang dalam perindustrian yang baik dibutuhkan pengadaan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajianan dan pertukangan menjadi daya jual yang tinggi di pasaran. Sehingga tukang atau juru yang disebut sekarang ini sebagai tenaga kerja industri mendapatkan nilai ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan sosial.

Istilah industri sering identik dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau barang baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Iustilah industri sering juga disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Industri juga menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial, karena kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara maupun daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Pada dasarnya, pengkalsifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut. Semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin berane- karagam jenis industrinya. 2.1.1 Klasifikasi Industri Berdasarkan Kriteria Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan pada proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri Ekstraktif Industri Ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya, industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan. b. Industri Nonekstraktif Industri Nonekstraktif yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya, industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. c. Industri Fasilitatif Industri fasilitatif disebut juga industri tertier, kegiatan industrinya adalah menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya, perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata. 2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja Berdasarkan tenga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri Rumah Tangga Industri Rumah Tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 4 orang, ciri-ciri ini industri ini memiliki modal yangsangat terbatas. Tenaga kerja berasl dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya, industri anyaman (industri kerajinan), industri tempe dan tahu (industri makan).

b. Industri Kecil Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, ciri-ciri industri kecil adalah memeliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya, industri batubara, dan industri pengolahan rotan. c. Industri Sedang Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang, ciri-ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerjanya memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan memiliki kemampuan menagerial tertentu. Misalnya, industri koveksi, industri bordir, dan industri keramik. d. Industri Besar Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dai 100 orang, ciri-ciri undustri besar adalah memiliki modal yang besar dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profertest). Misalnya, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. 3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Bedasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri Berorientasi Pada Pasar (Market Oriented Industry)

Industri berorientasi pada pasar yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen. b. Industri Berorientasi Pada Tenaga Kerja (Employment Oriented Industry) Industri berorientasi pada tenaga kerja yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah memiliki angkatan kerja tetapi kurang dalam hal pendidikannya. c. Industri Yang Berorientasi Pada Pengolahan (Supply Oriented Industry) Industri yang berorientasi pada pengolahan yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya, industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber posfat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indaramayu (dekat dengan kilang minyak. d. Industri Yang Berorientasi Pada Bahan Baku Industri yang berorientasi pada bahan baku yaitu yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku, misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan dengan lahan tebu. e. Industri Yang Tidak Terikat Oleh Persyaratan Lain (Footloose Industry) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan lain yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat dari wacana yang diatas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya, industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

2.2 Konsep Dasar Analisa Regresi Analisa regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dinamakan analisis regresi linier sederhana yang dirumuskan : Y = a + bx. Nilai a adalah konstanta dan nilai b adalah koefisien regresi untuk variabel X. Kofisien regresi (b) adalah kontribusi besarnya perubahan nilai variabel bebas (X), semakin besar nilai koefisien regresi, maka kontribusi perubahan juga semakin besar dan sebaliknya akan semakin kecil nilai koefisien regresi, maka kontribusi perubahan juga semakin kecil. Kontribusi perubahan variabel X juga ditentukan oleh koefisien regresi positif atau negative. Analisa regresi juga merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut juga sebagai analisis prediksi. Karena merupakan prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang dibentuk. Sehingga dapat didefinisikan bahwa analisa regresi adalah metode statistika digunakan menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel variabel, untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang belum diketahui.

2.3 Persamaan Regresi Analisis regresi digunakan apabila ada korelasi antara satu atau beberapa variabel bebas dengan variabel terikat (dependen ). Variabel bebas dapat berupa data kontinu maupun kategori. Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependent disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel lain yang nialainya belum diketahui. Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat. 2.3.1 Persamaan Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana yaitu suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel bebas tunggal dengan variabel bebas tak tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk umum dari persamaan regresi linier sederhana untuk populasi adalah sebagai berikut: (2.1) Dimana: = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan = intercept = koefisien regresi = variabel bebas = pengaruh galat atau residu Untuk regresi linier yang menggunakan lebih dari dua variabel independent maka persamaan yang digunakan adalah: (2.2) Bentuk data yang akan diolah ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi

Dari table 2.1 dapat dilihat bahwa Y 1 berpasangan dengan X 11, X 21,, X k1 dan Y 2 berpasangan dengan X 12, X 22,, X k2 dan umumnya data Y n berpasangan dengan X 1n, X 2n,, X kn. Dengan penelitian ini, penulis menggunakan regresi linier berganda 4 variabel, yaitu satu variable tak bebas (dependent variable) dan tiga variable bebas (independent variable). Persamaan regresi berganda dengan tiga variable bebas ditaksir oleh: (2.3) Keterangan: = nilai estimasi Y = nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertical Y,, = nilai variable independent,, = slope yang berhubungan dengan nilai X 1, X 2, dan X 3 Dan diperoleh persamaan normal yaitu:!"""""" #!!!

!!!!!!!!!!!!!!!!! (2.4)!!!!!!!! Harga-harga b 0, b 1, b 2, b 3 yang telah didapat kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan 2.4 sehingga diperoleh model regresi linier berganda Y atas X 1, X 2, dan X 3 2.4 Standar Error Estimasi Dalam persamaan model regresi yang diperoleh, maka antara nilai Y dengan akan menimbulkan perbedaan hasil yang sering disebut sebagai standard error of estimation (s). atau kesalahan estimasi standar yang dirumuskan dengan: $ %&'( (2.5) Atau $ )*+, -!.! /.+. """" (2.6) Keterangan: = nilai data hasil pengamatan = nilai hasil regresi 0 = ukuran sampel

1 = banyak variable bebas 2.5 Uji F pada Regresi Linier Ganda Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengukian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. H O : b 1 = b 2 = b 3 =... = b k = 0, (X 1, X 2,..., X k tidak mempengaruhi Y) H 1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y. 2. Menentukan taraf nyata dan F tabel dengan derajat kebebasan v 1 = k dan v 2 = n-k-1 3. Menentukan kriteria pengujian H 0 diterima bila F hitung "2 F tabel H 0 ditolak bila F hitung 3 F tabel 4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus: 4 5!6 789: + 789$ -;+;/ (2.7) Dimana: JK reg JK res = jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat residu (sisa) (n k 1) = derajat kebebasan

JK reg = b 1 )! <! + b 2 )! <! + b k )! <! (2.8) Keterangan: " " "="> " " "="> " " "="> 78 9$ -! =! / (2.9) 5. Membuat kesimpulan apakah H 0 diterima atau ditolak. 2.6 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R 2 untuk menguji regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keberagaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R 2 akan ditentukan dengan rumus:? 78 9: )! (2.10) )! "! = - / (2.11) Keterangan: JK reg = jumlah kuadrat regresi 2.7 Koefisien Korelasi

Analisis Korelasi adalah alat yang dapat digunakan untuk menghitung adanya derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara variabel ini dapat berupa hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat. berikut: Untuk mencari korelasi antara variabel Y dan X dapat dirumuskan sebagai @ A BC D C.- A BC /- D C /,E A C F.- A B / F GE D C F.- D B / F G (2.12) Untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga buah variabel bebas masing-masing adalah: 1. Koefisien korelasi antara Y dan X 1 @ H A BC D C.- A BC /- D C /,E A F BC.- A BC / F GE D F C.- D C / F G (2.13) 2. Koefisien korelasi antara Y dan X 1 @ H A FC D C.- A FC /- D C /,E A F FC.- A FC / F GE D F C.- D C / F G (2.14) 3. Koefisien korelasi antara Y dan X 3 @ H A IC D C.- A IC /- D C /,E A F IC.- A IC / F GE D F C.- D C / F G (2.15) adalah: Sedangkan untuk menghitung korelasi variabel bebas masing-masing 1. Koefisien korelasi antara X 1 dan X 2

@ A BC A FC.- A BC /- A FC /,E A F BC.- A BC / F GE A F FC.- A FC / F G (2.16) 2. Koefisien korelasi antara X 1 dan X 3 @ A BC A IC.- A BC /- A IC /,E A F BC.- A BC / F GE A F IC.- A IC / F G (2.17) 3. Koefisien korelasi antara X 2 dan X 3 @ A FC A IC.- A FC /- A IC /,E A F FC.- A FC / F GE A F IC.- A IC / F G " (2.18) Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan sebagai berikut: 1. Korelasi Postif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).

Koefisien korelasi nihil adalah =J2@2J* Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1. Jika dua variabel tidak berkorelasi akan mendekati 0, sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka koefisien korelasi akan mendekati +1. Untuk lebih memudahkan mengetahui seberapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut ini: -1,00"2 r 2-0,80 berarti berkorelasi kuat secara negatif; -0,792 r 2-0,50 berarti berkorelasi sedang sacara negatif; -0,49"2 r 2 0,49 berarti berkorelasi lemah; 0,50"2 r 2 0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif; 0,80"2 r 2 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif. 2.8 Uji Signifikan Parameter Regresi Individual Meskipun telah diberikan cara uji keberartian regresi dalam uji F, namun belum diketahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi itu. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi perlu diadakan pengujian mengenai b 1, b 2, b 3. Pengujian dapat dirumuskan dengan hipotesa sebagai berikut: H O : variabel X tidak mempengaruhi Y; H 1 : variabel X mempengaruhi Y. Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran KL H M, jumlah kuadrat-kuadrat N dengan N => N dan koefisien korelasi ganda

antar variabel bebas X i. Dengan harga-harga ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b 1, dengan persamaan: $! O $ )+ P <!Q RK.?! M (2.19) Selanjutnya hitung statistik: S S T S U TV (2.20) Yang berdistribusi t student dengan derajat kebebasan dk=(n-k-1). Kriterianya adalah tolak H 0 jika t i lebih besar atau lebih kecil dari t tabel.