NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN MARET 2011 TURUN 1,21 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN NOVEMBER 2013 NAIK 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN APRIL 2010 NAIK 0,27 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2016 SEBESAR 98,11 ATAU TURUN 1,67 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2017 SEBESAR 103,50 ATAU TURUN 0,29 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2016 SEBESAR 99,65 ATAU NAIK 0,55 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2017 SEBESAR 102,59, NAIK 0,60 PERSEN DIBANDING MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JANUARI 2017 SEBESAR 102,94 ATAU NAIK 0,69 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU FEBRUARI 2017 SEBESAR 103,79 ATAU NAIK 0,83 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU SEPTEMBER 2016 SEBESAR 99,11 ATAU NAIK 1,15 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2016 SEBESAR 99,41 ATAU NAIK 2,10 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2015 SEBESAR 96,44 ATAU TURUN 1,14 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,90, NAIK 0,64 PERSEN DIBANDING JULI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2011

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN No. 06/02/14/Th.XII, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 105,96 atau naik 0,20 persen dibanding NTP Desember 2010 yang mencapai 105,75. Kenaikan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 1,05 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 111,63, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 114,97, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 106,71, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 101,34, dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 92,22. Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor hortikultura yang disebabkan kenaikan barang-barang pada kelompok sayur-sayuran dan buahbuahan seperti cabe merah dengan andil sebesar 1,74 persen, cabe rawit sebesar 0,75 persen, pisang sebesar 0,24 persen, nangka sebesar 0,17 persen, nanas sebesar 0,14 persen, pepaya dan bayam masing-masing sebesar 0,08 persen, serta kangkung sebesar 0,02 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat antara lain disebabkan naiknya beras dengan andil sebesar 0,35 persen, cabe merah sebesar 0,34 persen, ikan mujair sebesar 0,20 persen, ikan tenggiri sebesar 0,09 persen, telur ayam dan kelapa tua masing-masing sebesar 0,08 persen, gula pasir dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,07 persen, serta ikan kembung, sewa rumah, dan ikan asin kering masingmasing sebesar 0,05 persen. Pada bulan Januari 2011, terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 1,34 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga terjadi hampir pada semua kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,11 persen, kelompok makanan, rokok dan tembakau jadi sebesar 0,87 persen, kelompok perumahan sebesar 0,75 persen, kelompok sandang sebesar 0,47 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,57 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Sedangkan kelompok kesehatan mengalami penurunan sebesar 0,63 persen. Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Januari 2011 sebesar 1,34 persen, sementara itu inflasi year-on-year (Januari 2011 terhadap Januari 2010) adalah sebesar 7,99 persen, dan inflasi kumulatif (Januari 2011 terhadap Desember 2010) sebesar 1,34 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011 1

maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Januari 2011 tercatat sebesar 105,96 atau naik sebesar 0,20 persen dibanding dengan NTP Desember 2010 yang mencapai 105,75. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami kenaikan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Rincian Indeks Gabungan Riau Perubahan (%) Jan '10 Des '09 Des '10 Jan 10 Des '09 Des '10 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Indeks harga yang diterima petani 119,99 119,84 130.71 132,35 10.30 10.43 1.25 Indeks harga yang dibayar petani 117,26 117,72 123.60 124,90 6.52 6.10 1.05 Konsumsi Rumah Tangga 114,59 115,20 122.11 123,74 7.99 7.41 1.34 Bahan Makanan 117,24 118,54 127.85 130,54 11.35 10.12 2.11 Makanan Jadi 112,62 112,62 119.72 120,76 7.23 7.23 0.87 Perumahan 108,19 108,19 112.47 113,32 4.74 4.74 0.75 Sandang 122,42 122,42 128.26 128,86 5.26 5.26 0.47 Kesehatan 115,90 115,90 119.31 118,56 2.30 2.30-0.63 Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 108,45 108,45 111.70 112,33 3.59 3.58 0.57 Transportasi dan Komunikasi 109,37 109,37 109.32 109,42 0.04 0.04 0.09 BPPBM 125,25 125,23 127.78 128,04 2.21 2.24 0.20 Bibit 139,55 139,55 143.18 143,77 3.02 3.02 0.41 Obat-obatan & Pupuk 118,32 118,14 120.71 120,86 2.15 2.30 0.12 Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111,91 111,91 112.81 112,90 0.89 0.89 0.09 Transportasi 123,61 123,68 125.97 126,01 1.95 1.89 0.03 Penambahan Barang Modal 117,94 117,94 120.31 120,90 2.51 2.51 0.49 Upah Buruh Tani 131,09 131,09 132.96 133,24 1.64 1.64 0.21 Nilai Tukar Petani 102,32 101,80 105.75 105,96 3.55 4.08 0.20 NTP Januari 2011 terhadap NTP Januari 2010 (year-on-year) naik sebesar 3,55 persen. Naiknya nilai NTP Januari 2011 secara year on year tersebut disebabkan kenaikan yang cukup tinggi pada indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) dari 119,99 pada Januari 2010 menjadi 132,35 pada Januari 2011, sementara itu pada periode yang sama terjadi kenaikan yang relatif lebih kecil pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal. Perkembangan indeks nilai tukar petani sejak Januari 2010 hingga Januari 2011 seperti terlihat pada grafik sebagai berikut. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011

Grafik 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Januari 2010 110.00 105.00 100.00 102.32 103.00 103.74 104.02 103.72 103.76 103.55 103.64 104.57 105.50 105.79 105.75 105.96 95.00 90.00 Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Riau Subsektor Desember 2010 Januari 2011 % Perubahan Des '10 [1] [2] [3] [4] 1 Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) 136.22 138.14 1.41 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 122.33 123.75 1.16 c Nilai Tukar Petani (NTPP) 111.35 111.63 0.25 2 Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) 139.48 142.00 1.80 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 122.12 123.51 1.14 c Nilai Tukar Petani (NTPH) 114.22 114.97 0.66 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 132.84 134.78 1.46 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.84 126.31 1.18 c Nilai Tukar Petani (NTPPR) 106.41 106.71 0.28 4 Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) 132.03 132.35 0.24 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129.40 130.60 0.93 c Nilai Tukar Petani (NTPPT) 102.04 101.34-0.68 5 Perikanan R i a u a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.27 112.01 0.66 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.60 121.46 0.71 c Nilai Tukar Petani (NTPN) 92.26 92.22-0.04 a Indeks Harga yang Diterima (It) 130.71 132.35 1.25 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.60 124.90 1.05 c Nilai Tukar Petani (NTP) 105.75 105.96 0.20 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011 3

Jika NTP Januari 2011 dibandingkan dengan Desember 2010, 3 (tiga) subsektor yang mengalami kenaikan yaitu subsektor hortikultura sebesar 0,66 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,28 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,25 persen. Sedangkan 2 (dua) subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu subsektor peternakan sebesar 0,68 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,04 persen. 1. Indeks harga yang diterima petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Januari 2011, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen dibandingkan dengan It Desember 2010, yaitu dari 130,71 pada bulan Desember 2010 menjadi 132,35 pada bulan Januari 2011. Kenaikan It berturut-turut terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor hortikultura sebesar 1,80 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,46 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,41 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,66 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,24 persen, Kenaikan It terutama diakibatkan naiknya harga cabe merah dengan andil sebesar 1,74 persen, karet sebesar 1,40 persen, cabe rawit sebesar 0,75 persen, Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 0,70 persen, udang sebesar 0,37 persen, pisang sebesar 0,24 persen, nangka sebesar 0,17 persen, ayam sebesar 0,22 persen, nanas sebesar 0,14 persen, pepaya dan bayam masing-masing sebesar 0,08 persen, serta kangkung sebesar 0,02 persen. 2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2011 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 1,05 persen dibanding indeks Desember 2010, yaitu dari 123,60 menjadi 124,90 pada bulan Januari 2011. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,18 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,16 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,14 persen, subsektor peternakan sebesar 0,93 persen persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,71 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,49 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan yang relatif kecil yaitu 0,03 persen. Kenaikan indeks konsumsi rumah tangga disebabkan naiknya harga beras dengan andil sebesar 0,35 persen, cabe merah sebesar 0,34 persen, ikan mujair sebesar 0,20 persen, ikan tenggiri sebesar 0,09 persen, telur ayam dan kelapa tua masingmasing sebesar 0,08 persen, gula pasir dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,07 persen, serta ikan kembung, sewa rumah, dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,05 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011

3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Januari 2011 NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Desember 2010. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,41 persen sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan hanya sebesar 1,16 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks kelompok padi sebesar 1,43 persen dan palawija sebesar 1,29 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It yaitu naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) dengan andil sebesar 0,70 persen, ketela pohon sebesar 0,03 persen, dan kacang tanah sebesar 0,01 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,30 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada konsumsi rumah tangga yaitu beras dengan andil sebesar 0,52 persen, rokok kretek sebesar 0,15 persen, ikan asin kering sebesar 0,10 persen, daging ayam sebesar 0,07 persen, cabe merah dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,05 persen, kentang dan kelapa tua masing-masing sebesar 0,04 persen, serta meja makan dan cabe hijau masingmasing sebesar 0,03 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Januari 2011, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,80 persen sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan hanya sebesar 1,14 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 2,85 persen dan kelompok buah-buahan sebesar 0,86 persen. Komoditas yang menyebabkan terjadinya kenaikan It yaitu naiknya harga cabe merah dengan andil sebesar 1,74 persen, cabe rawit sebesar 0,75 persen, pisang sebesar 0,24 persen, nangka sebesar 0,17 persen, nanas sebesar 0,14 persen, pepaya dan bayam masing-masing sebesar 0,08 persen, serta kangkung sebesar 0,02 persen. Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,31 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,42 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga cabe merah dengan andil sebesar 0,38 persen, beras sebesar 0,31 persen, ikan mujair sebesar 0,19 persen, telur ayam sebesar 0,12 persen, gula pasir dan ikan tengiri masing-masing sebesar 0,08 persen, serta bawang merah, kelapa tua, ikan kembung, dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,05 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011 5

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya 1 Tanaman Pangan % Perub Jan 11 Subsektor dan Kelompok Desember Januari Des 10 2010 2011 [1] [2] [3] [4] A Indeks Harga yang Diterima (It) 136.22 138.14 1.41 - Padi 134.83 136.76 1.43 - Palawija 144.67 146.53 1.29 B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 122.33 123.75 1.16 2 Hortikultura - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.46 125.06 1.30 - Indeks BPPBM 117.05 117.60 0.47 A Indeks Harga yang Diterima (It) 139.48 142.00 1.80 - Sayur-sayuran 139.18 143.14 2.85 - Buah-buahan 139.76 140.95 0.86 B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 122.12 123.51 1.14 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.05 123.65 1.31 - Indeks BPPBM 122.41 122.91 0.42 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 132.84 134.78 1.46 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 132.84 134.78 1.46 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.84 126.31 1.18 4 Peternakan - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.56 123.38 1.49 - Indeks BPPBM 138.32 138.37 0.03 a Indeks Harga yang Diterima (It) 132.03 132.35 0.24 - Ternak Besar 129.14 129.14 0.00 - Ternak Kecil 175.22 174.94-0.16 - Unggas 121.11 122.04 0.77 - Hasil Ternak 146.46 148.33 1.28 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129.40 130.60 0.93 5 Perikanan - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.38 125.29 1.54 - Indeks BPPBM 137.71 137.94 0.17 a Indeks Harga yang Diterima (It) 111.27 112.01 0.66 - Penangkapan 111.68 112.67 0.89 - Budi daya 107.64 106.18-1.35 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.60 121.46 0.71 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.68 121.88 0.99 - Indeks BPPBM 120.45 120.52 0.06 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Januari 2011 NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen, hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani mencapai 1,46 persen sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani hanya sebesar 1,18 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,46 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan kenaikan pada indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,49 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,03 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah naiknya harga karet dengan andil sebesar 1,40 persen, kelapa sawit sebesar 0,04 persen, dan kelapa belum dikupas sebesar 0,03 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga beras dengan andil sebesar 0,35 persen, cabe merah sebesar 0,34 persen, ikan mujair sebesar 0,20 persen, ikan tenggiri sebesar 0,09 persen, telur ayam dan kelapa tua masing-masing sebesar 0,08 persen, gula pasir dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,07 persen, serta ikan kembung, sewa rumah dan ikan asin kering masingmasing sebesar 0,05 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Januari 2011, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,68 persen, hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,93 persen. Penurunan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak kecil sebesar 0,16 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,54 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It adalah turunnya harga kambing sebesar 0,02 persen. Sedangkan komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga barang konsumsi rumah tangga yaitu beras dengan andil sebesar 0,66 persen ikan mujair sebesar 0,20 persen, cabe merah sebesar 0,14 persen, ikan tenggiri sebesar 0,08 persen, serta telur ayam dan gula pasir masing-masing sebesar 0,06 persen. e. Subsektor Perikanan (NTPN) Pada Januari 2011, NTPN mengalami penurunan sebesar 0,04 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,71 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh terjadinya kenaikan indeks harga kelompok penangkapan sebesar 0,89 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It yaitu naiknya harga udang dengan andil sebesar 0,37 persen, gulamah sebesar 0,29 persen, dan lele sebesar 0,10 persen. Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,99 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya harga cabe merah dengan andil sebesar 0,29 persen, beras sebesar 0,23 persen, ikan mujair sebesar 0,17 persen, telur ayam sebesar 0,13 persen, kelapa tua sebesar 0,09 persen, ikan tenggiri sebesar 0,07 persen, serta gula pasir dan rokok kretek masing-masing sebesar 0,06 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011 7

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Januari 2011 mengalami kenaikan di 8 (delapan) provinsi dan penurunan terjadi pada 2 (dua) provinsi. Kenaikan tertinggi pada Desember 2010 terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,51 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,69 persen seperti terlihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera NTP No, Provinsi Desember 2010 Januari 2011 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] [5] 1 NAD 104.86 104.88 0.02 2 Sumatera Utara 103.42 103.40-0.02 3 Sumatera Barat 105.60 105.78 0.17 4 Riau 105.75 105.96 0.20 5 Jambi 96.41 96.89 0.50 6 Sumatera Selatan 107.78 108.17 0.36 7 Bengkulu 103.48 104.01 0.51 8 Lampung 118.10 117.29-0.69 9 Bangka Belitung 97.40 97.47 0.07 10 Kepulauan Riau 101.80 102.04 0.23 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Januari 2011, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 1,34 persen. Jika dilihat dari kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, kenaikan indeks harga terjadi hampir pada semua kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,11 persen, kelompok makanan, rokok dan tembakau jadi sebesar 0,87 persen, kelompok perumahan sebesar 0,75 persen, kelompok sandang sebesar 0,47 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,57 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,09 persen. Sedangkan kelompok kesehatan mengalami penurunan sebesar 0,63 persen. Inflasi year-on-year Januari 2011 yaitu konsumsi rumah tangga Januari 2011 terhadap Desember 2010 adalah sebesar 7,99 persen, dan inflasi kumulatif (Januari 2011 terhadap Desember 2010) juga sebesar 1,34 persen, seperti terlihat pada tabel 5 berikut: 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011

Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Kelompok Pengeluaran Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan (%) Jan '10 Des '09 Des '10 Jan 10 Des '09 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Konsumsi Rumah Tangga 114.59 115.20 122.11 123.74 7.99 7.41 1.34 Bahan Makanan 117.24 118.54 127.85 130.54 11.35 10.12 2.11 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 112.62 112.62 119.72 120.76 7.23 7.23 0.87 Perumahan 108.19 108.19 112.47 113.32 4.74 4.74 0.75 Sandang 122.42 122.42 128.26 128.86 5.26 5.26 0.47 Kesehatan 115.90 115.90 119.31 118.56 2.30 2.30-0.63 Pendidikan, Rekreasi, & OR 108.45 108.45 111.70 112.33 3.59 3.58 0.57 Des '10 Transportasi & Komunikasi 109.37 109.37 109.32 109.42 0.04 0.04 0.09 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 06/02/14/Th. XII, 1 Februari 2011 9