Prosiding Teknik Industri ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya,

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

FIAN SYAFRUDIN ABRAHAM

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja

PENERAPAN PROGRAM K3 PADA PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI DI KOTA PONTIANAK

Analisa dan Estimasi Penurunan Risiko dengan Job Safety Analysis pada Departemen Warehouse

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kecelakaan Kerja Untuk Meminimisasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard and Operability dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus Di PT X) *

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( )

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

MONITORING KEAMANAN DAN KESELAMATAN FASILITAS RUMAH SAKIT (K3RS)

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

ANALISIS KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Selviani R

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang)

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK SURABAYA SKRIPSI

IDENTIFIKASI TINGKAT KECELAKAAN KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

IDENTIFIKASI KECELAKAAN KERJA DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD DAN OPERABILITY ( HAZOP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

Nurbowo Dwinalto Arindra

BAB I PENDAHULUAN. dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

ANALISIS POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA DEPARTEMEN PRODUKSI SPRINGBED

ANALISIS KECELAKAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI BAGIAN FLOORING DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESMENT PT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) *

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

EVALUASI KESELAMATAN PADA BOILER FUEL DENGAN METODE LAYERS OF PROTECTION ANALYSIS (LOPA) STUDI KASUS : PT. IPMOMI

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pergerakan operator dan barang antar workstation saja. Belum pernah penulis

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di Area Boiler PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

Transkripsi:

Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Penerapan Metode Hazop pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Zona Bar Mill PT.Krakatau Wajatama Application Hazop Method in The Management System Safety and Healthy Work at The Bar Mill Area PT.Krakatau Wajatama 1 Julia Megawati Amaliah Putri, 2 Yan Orgianus, 3 Otong Rukmana 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 email: 1 juliamegawatiamaliah@gmail.com, 2 yanorgianus@yahoo.com, 3 otongrukmana@yahoo.com Abstract. Process protection work accident never stopped by enterprise. Work accident that happended started from work risk which not good. Risk is explanation about likelihood like disadvantage or financial advantage physics, accident or delayed as a consequences from the activity. In this case, risk measuring by consequention terminology and likelihood. Hazop Method is identification techniq and risk analys which used for observe process or systematic operation. PT. Krakatau Wajatama used in this research as Hazop implementation in case study. Bar Mill is process fabrication production bone steel, the caracter of process production is very important because asa supplier for construction building. In this research will getting every production process to come to hazard potential and then from hazard resources will give improvement recomendation. This final assignment will describe about risk identification process using Hazop Method as case study, identification SMK3 enterprise, minimum rules and regultion using Hazop method, step by step using Hazop Method, benefit using Hazop Method and improvement recomendation. Keywords: consequences, likelihood, Hazop, hazard. Abstrak. Proses perlindungan kecelakaan kerja tidak pernah henti dilakukan oleh perusahaan. Kecelakaan kerja yang terjadi berawal dari risiko kerja yang tidak baik. Resiko (risk) adalah pemaparan tentang kemungkinan dari suatu hal seperti kerugian atau keuntungan secara finansial, fisik, kecelakaan atau keterlambatan sebagai konsekuensi dari suatu aktivitas. Dalam hal ini resiko diukur dari terminologi konsekuensi (consequences) dan kemungkinan (Likelihood). Metode Hazop merupakan sebuah teknik identifikasi dan analisis bahaya yang digunakan untuk meninjau suatu proses yang digunakan untuk meninjau suatu proses atau operasi secara sistematis. PT. Krakatau Wajatama digunakan peneliti sebagai obyek implementasi Hazop dalam sebuah studi kasus. Bar Mill merupakan proses produksi pembuatan baja tulangan, peran proses produksi bar mill sangatlah penting mengingat sebagai penyuplai baja untuk bangunan. Dalam penelitian ini didapatkan setiap proses produksi yang menimbulkan potensi bahaya kemudian dari sumber bahaya tersebut diberikan rekomendasi perbaikan. Tugas akhir ini akan menjelaskan mengenai proses identifikasi bahaya dengan menggunakan Metode Hazop (Hazard and Operability Study) melalui sebuah studi kasus, pengeidentifikasian SMK3 perusahaan, persyaratan minimum penerapan metode Hazop, langkah-langkah penerapan metode Hazop, manfaat penerapan metode Hazop dan rekomensasi perbaikan. Kata Kunci: consequences, likelihood, Hazop, hazard. A. Pendahuluan Menurut Santoso (2004) Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. PT. Krakatau Wajatama adalah sebuah perusahan yang dinaungi negara yang bergerak dibidang manufaktur. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah adanya kecelakaan kerja yang dibagi ke dalam beberapa tingkat kecelakaan kerja yaitu ringan, sedang, berat, fatal dan permanen. Menurut data yang diperoleh dari database Divisi K3 bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dimulai pada awal tahun 2012 hingga akhir tahun 2015 68

Penerapan Metode Hazop pada Sistem Manajemen 69 perusahaan selalu menghadapi masalah tersebut. Metode Hazop (Hazard and Operability Study) merupakan identifikasi kegiatan yang menjadi sumber bahaya dan penilaian risiko. Tujuan penggunaan Metode Hazop adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis, untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong ke arah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Pada akhir penelitian diberikan rekomendasi perbaikan K3 sesuai dengan permasalahan yang terjadi kemudian penulis melakukan audiensi dengan pihak perusahaan agar penerapan Metode Hazop dapat diterapkan di Perusahaan. B. Landasan Teori Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjaeab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 perlu diterapkan Karena SMK3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Dengan teknik Hazop identifikasi bahaya dapat dilakukan dengan teliti, sistematis dan komperhensif. Dalam proses mengidentifikasi masalah selama pembelajaran Hazop, pemecahannya terekam sebagai bagian dari hasil Hazop dan bagaimanapun juga, harus ada kepedulian untuk menghindari percobaan demi menemukan kenyataan, karena tujuan utama dari Hazop adalah untuk mengidentifikasi masalah. Hazop didasarkan pada prinsip dimana beberapa ahli dengan perbedaan identifikasi dalam banyak masalah harus bekerja sama tetapi mereka bekerja terpisah dan hasilnya dikombinasikan untuk mendapatkan keputusan. Identifikasi Hazard dengan Hazop Worksheet dan Risk Assesment Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi hazard dengan menggunakan Hazop Worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai berikut (Hendro, 2013) : 1. Mengetahui urutan proses produksi yang ada pada area penelitian. 2. Mengidentifikasi potensi hazard (bahaya) yang ditemukan pada area penelitian kemudian diklasifikasikan menurut sumbernya. 3. Melengkapi kriteria yang ada pada Hazop Worksheet dengan urutan sebagai berikut: a. Mengklasifikasikan hazard yang ditemukan (sumber hazard dan frekuensi temuan hazard). b. Mendeskripsikan deviation atau penyimpangan yang terjadi selama proses operasi. c. Mendeskripsikan penyebab terjadinya penyimpangan (cause) d. Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan tersebut (consequences). e. Menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan. f. Menilai risiko (risk assessment) yang timbul dengan mendefinisikan kriteria likelihood dan consequences (severity). g. Melakukan perangkingan dari bahaya (hazard) yang telah diidentifikasi menggunakan worksheet hazop dengan memperhitungkan likelihood dan consequences, kemudian menggunakan risk matrix untuk mengetahui prioritas bahaya (hazard) yang harus diberi prioritas untuk diperbaiki. Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

70 Julia Megawati Amaliah, et al. Berikut merupakan langkah penentuan standar nilai risiko: 1. Menentukan tingkat kemungkinan suatu kejadian (likelihood) dengan menggunakan Tabel 1 Tabel 1. Kriteria Likelihood No. Likelihood Level Criteria Description 1. Jarang Terjadi Dapat dipikirkan tetapi tidak hanya saat keadaan yang ekstrim Kurang dari 1 kali per 10 tahun 2. Kemungkinan kecil Belum terjadi tetapi bisa muncul/terjadi pada suatu waktu Terjadi 1 kali per 10 tahun 3. Mungkin Seharusnya terjadi dan mungkin telah 1 kali per 5 tahun sampai 1 kali terjadi/muncul disini atau di tempat lain per tahun 4. Kemungkinan besar Dapat terjadi dengan mudah, mungkin Lebih dari 1 kali per tahun muncul dalam keadaan yang paling hingga 1 kali perbulan banyak terjadi 5. Hampir pasti Sering terjadi, diharapkan muncul dalam keadaan yang paling banyak terjadi Lebih dari 1 kali perbulan 2. Menentukan tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan (consequences). Kriteria consequences dengan menggunakan Tabel 2 Tabel 2. Kriteria Nilai Consequences Tingkat Consequences Level 1 Tidak siginifikan 2 Kecil 3 Sedang 4 Berat 5 Bencana Description Kejadian tidak menimbukan kerugian atau cedera pada manusia Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecil dan tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis Cedera berat dan dirawat di Rumah Sakit, tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian financial sedang Menimbulkan cedera parah dan cacat tetap dan kerugian financial besar serta menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan usaha Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah bahkan dapat menghentikan kegiatan usaha selamanya Hari Kerja Tidak menyebabkan kehilangan hari kerja Masih dapat bekerja pada hari / shift yang sama Kehilangan hari kerja dibawah 3 hari Kehilangan hari kerja 3 hari atay lebih Kehilangan hari kerja selamanya 3. Menentukan peringkat risiko Penentuan peringkat risiko digunakan tabel matriks risiko. Tabel matriks risiko dan keterangannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 E (Risiko Ekstrim) T (Risiko Tinggi) S (Risiko Sedang) R (Risiko Rendah) Volume 3, No.1, Tahun 2017 Tabel 3. Matriks Nilai Risiko Konsekuensi Tingkat Tidak Signifikan Kecil Sedang Berat Bencana A T T E E E B S T T E E C R S T E E D R R S T E E R R S T T Tabel 4. Keterangan Nilai Risiko Kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah direduksi.jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan sumberdaya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan Kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumberdaya yang akan dialokasikan untuk mereduksi risiko. Apabila risiko terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan yang masih berlangsung, maka tindakan harus segera dilakukan Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan harus diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam jangka waktu yang ditentukan Risiko dapat diterima. Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian telah dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar

Penerapan Metode Hazop pada Sistem Manajemen 71 h. Merancang perbaikan untuk risiko yang memiliki level ekstrim, kemudian melakukan rekomendasi perbaikan untuk proses. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengumpulan Data Data untuk penelitian ini diperoleh dengan mencari sumber data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari penelitian secara langsung dilapangan sedangkan data sekunder didaptkan dari data perusahaan. Berikut merupakan data primer proses produksi bar mill di perusahaan yang digambarkan menggunakan idef0 ditunjukkan pada Gambar 1 Demand Billet ukuran 120cmx120cmx6000cm SOP Perusahaan Software Program Logic Control (PLC) Proses Produksi Bar Mill Target Produksi A0 Produk Bar Mill diameter 300 cm Operator Crane Mesin Flying Sheer Quality Control Mesin Crane Make to Stock & Make to Order Mesin Cold Shear Kebijakan Perusahaan Spesifikasi Konsumen Mesin Quenching Box Node : A0 Title : Proses Produksi Bar Mill No : 1 Gambar 1. Idef0 Proses Produksi Bar Mill Data kecelakaan kerja pun didapatkan dari perusahaan selama kurun waktu 4 tahun terakhir ini yaitu dari tahun 2012-2015, terdapat 18 kasus kecelakaan kerja. Yang dimana terdapat 12 kasus kecelakaan kerja fatal yaitu 4 kasus terjepit, 5 kasus terjatuh, 1 terbakar dan 1 kasus tertabrak. Dari kecelakaan kerja selama 4 tahun tersebut diperoleh persentase kecelakaan kerja sebesar 66,67%. Hasil observasi lapangan menemukan sebanyak 175 temuan potensi bahaya yang kemudian dikalsifikasikan berdasarkan 19 jenis sumbernya antara lain : crane, bahan baku, cutting billet, sikap pekerja, transfer car, transfer table, furnace, pusher, rolling bar stand, flying shear I, coble, pulpit, flying shear II, sampling, pemisahan bar (manual), cold shear, pengikatan bar (manual), painting & labelling dan mesin bending seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sumber Potensi Bahaya No. Sumber Bahaya Jumlah Temuan 1 Crane 46 2 Bahan Baku (Billet) 16 3 Cutting Billet 7 4 Sikap Pekerja 22 5 Transfer Car 3 6 Transfer Table 10 7 Furnace 3 8 Pusher 2 9 Rolling Bar Stand 15 10 Flying Shear I 5 11 Coble 4 12 Pulpit 3 13 Flying Shear II 5 14 Sampling 5 Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

72 Julia Megawati Amaliah, et al. 15 Pemisahan Bar (manual) 5 16 Cold Shear 5 17 Pengikatan Bar (manual) 6 18 Painting & Labelling 5 19 Mesin bending 4 Jumlah 174 Pengolahan Data Setelah dlakukannya pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan hazop worksheet (lampiran 1) dan perangkingan nilai risiko pada tabel berikut. Berikut merupakan uraian perangkingan risiko diuraikan pada Tabel 6. Tabel 6. Perangkingan Nilai Risiko No Sumber Bahaya L C LxC Warna Risk Level 1 Crane 4 4 16 Risiko Ekstrim 2 Sikap Pekerja 4 4 16 Risiko Ekstrim 3 Bahan Baku (Billet) 3 4 12 Risiko Ekstrim 4 Rolling Bar Stand 4 5 20 Risiko Ekstrim 5 Pemisahan & Pengikatan Bar 3 3 9 Risiko Tinggi 6 Transfer Table 3 3 9 Risiko Tinggi 7 Cutting Billet 3 3 9 Risiko Tinggi 8 Sampling 3 3 9 Risiko Tinggi 9 Painting & Labelling 2 4 8 Risiko Tinggi 10 Flying Shear I 2 4 8 Risiko Tinggi 11 Flying Shear II 2 4 8 Risiko Tinggi 12 Cold Shear 2 4 8 Risiko Tinggi 13 Coble 4 1 4 Risiko Sedang 14 Mesin bending 4 1 4 Risiko Sedang 15 Cooling Bed 4 1 4 Risiko Sedang 16 Transfer Car 4 1 4 Risiko Sedang 17 Pulpit 4 1 4 Risiko Sedang 18 Furnace 3 1 3 Risiko Rendah 19 Pusher 3 1 3 Risiko Rendah Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan hasil perangkingan risiko yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat 4 sumber bahaya yang harus segera diperbaiki, yaitu : Crane, sikap pekerja, bahan baku (billet) dan rolling bar stand. Oleh karena itu, pada bagian ini akan menjelaskan beberapa rekomendasi perbaikan untuk sumber bahaya yang memiliki nilai ririko Ekstrim. 1. Rekomendasi Perbaikan Crane Kerusakan alat crane yang ditemukan di lokasi pengamatan disebabkan oleh mesin crane yang macet yang dimana mesin crane sudah sangat lama dan jarang untuk dilakukan inspeksi maka dari itu penulis memberikan beberapa rekomendasi dalam menanggulangi permasalahan tersebut, yaitu : a. Pemeriksaan secara berkala yaitu 1 minggu sekali terhadap mesin crane agar tidak mengalami macet ketika proses operasi sedang berlangsung, sebab crane yang macet menghambat proses operasi. Pemberian oli secara berkala sangat membantu mesin crane agar tidak macet kembali. b. Pelaporan terhadap petinggi perusahaan bahwa crane yang macet sebaiknya diganti sebab umur crane pun sudah cukup lama yang dimana crane tersebut merupakan alat yang paling utama dalam proses produksi bar mill. 2. Rekomendasi Perbaikan Sikap Pekerja Rekomendasi perbaikan yang diusulkan penulis untuk menanggulangi potensi bahaya yang disebabkan oleh sumber hazard sikap pekerja yang tidak memenuhi standard dalam keselamatan kerja dan prosedur bekerja yang baik. Volume 3, No.1, Tahun 2017

Penerapan Metode Hazop pada Sistem Manajemen 73 3. Rekomendasi Perbaikan Bahan Baku (Billet) Potensi bahaya yang disebabkan bahan baku menimbulkan potensi kecelakaan kerja yang akan dialami oleh pekerja. Potensi bahaya bahan baku yang ditemukan di lokasi pengamatan disebabkan oleh pegawai yang kurang disiplin dalam penempatan bahan baku yang dimana pihak perusahaan pun terlihat tidak peduli dalam peletakkan bahan baku disembarang tempat yang tidak sesuai aturan. Penulis memberikan rekomendasi untuk menanggulangi permasalahan ini yaitu dengan mengusulkan kepada perusahaan untuk membuat housekeeping yaitu penataan layout bahan baku agar terlihat rapih dan tidak membahayakan untuk pekerja. Selain itu, pemeriksaan secara berkala sangat penting dilakukan sebab agar pengawas segera melaporkan kepada perusahaan apabila terjadi halhal yang aneh dan membahayakan lingkungan sekitar. 4. Rekomendasi Perbaikan Rolling Bar Stand Potensi bahaya rolling bar stand yaitu berasal dari 3 proses operasi yaitu roughing stand, intermediate stand dan finishing stand. Rolling bar stand terdiri dari stand 1 stand 15, yang dimana ketiga proses operasi tersebut ditemukan dilokasi pengamatan disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari perusahaan terhadap debu dari scrap yang dihasilkan dari rolling bar stand. Rekomendasi yang diusulkan oleh penulis yaitu dengan pembersihan secara berkala dalam intensitas waktu sehari 2 kali (pagi hari & sore hari) agar pekerja dapat bekerja secara nyaman dan tidak terganggu oleh adanya gangguan-gangguan kecil. D. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut : 1. Identifikasi sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PT.Krakatau Wajatama terdiri dari kebijakan K3, manual SMK3, penyebarluasan informasi K3, data dan laporan K3, SMK3, pelatihan bagi tenaga kerja, pelatihan untuk pengenalan bagi pengunjung & kontraktor dan pelatihan keahlian khusus. 2. Identifikasi persyaratan minimum penerapan metode hazop terdiri dari penggunaan metode idef0 dalam penggambaran proses produksi bar mill. 3. Identifikasi Manfaat penerapan Metode Hazop untuk perusahaan yaitu meliputi mengurangi potensi bahaya terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh proses produksi yang tidak sesuai dengan aturan, pemecahan masalah identifikasi potensi bahaya dan penyerahan hasil akhir penelitian kepada pihak perusahaan. 4. Rekomendasi perbaikan untuk risiko tergolong ekstrim disebabkan oleh : a. Perawatan mesin crane secara berkala atau penggantian mesin crane yang sudah tua b. Unsafe action yang berasal dari sikap pekerja yaitu dengan memberikan punishment terhadap pekerja yang melanggar dan memberikan reward bagi pekerja yang mentaati peraturan. c. Pembuatan housekeeping dalam menanggulangi permasalahan bahan baku (billet) d. Pembersihan debu secara berkala intensitas waktu sehari 2 kali dalam menanggulangi permasalahan rolling bar stand 5. Pada penelitian ini sumber bahaya yang ditemukan pada proses produksi bar mill sebanyak 19 temuan sumber bahaya yaitu crane, sikap pekerja, bahan baku, rolling bar stand, transfer table, cutting billet, sampling, painting & labelling, flying shear I, flying shear II, cold shear, coble, mesin bending, cooling bed, Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

74 Julia Megawati Amaliah, et al. transfer car, pulpit, furnace dan pusher. 6. Berdasarkan hasil perangkingan risiko terdapat sumber bahaya yang tergolong ke dalam risiko level ekstrim yaitu crane, sikap pekerja, bahan baku dan rolling bar stand. E. Saran Saran Teoritis 1. Hendaknya penelitian selanjutnya dapat memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada penelitian ini, yang dimana diharapkan agar dapat memperbaiki metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dengan mengembangkan mengenai proses analisis biaya perbaikan seharusnya yang dilakukan dengan biaya yang seminimumnya Saran Praktis 1. Memperbaiki identifikasi Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja agar menyempurnakan peraturan & kebijakan perusahaan 2. Persyaratan minimum berupa idef0 dapat dimanfaatkan perusahaan karena idef0 memudahkan pekerja, pengunjung & kontraktor dalam mengamati proses produksi & potensi bahaya yang timbul 3. Langkah-langkah penerapan Metode Hazop yang digunakan dalam penelitian dapat dikembangkan oleh pihak perusahaan untuk memperbaiki keadaan kondisi SMK3 kedepannya 4. Penerapan Metode Hazop diharapkan dapat mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi selama ini 5. Melakukan inspeksi dan pemeliharaan secara rutin terhadap mesin-mesin yang bersangkutan dengan proses produksi 6. Menjaga kebersihan di sekitar fasilitas dan lokasi kerja proses produksi bar mill 7. Menggunakan APD dan peralatan pendukung lainnya yang sudah menjadi kewajiban keamanan perusahaan yang sesuai standar Daftar Pustaka Pujiono, B.N, Ishardita, P.T, dan Remba Y.E., 2013. Penerapan Hazop di Perusahaan. Analisis Potensi Bahaya Serta Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode Hazard and Operability Study (Hazop) Melalui Perangkingan OHS Risk Assesment and Control (Studi Kasus : Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna), 1(2), h.253. Somad, Ismet., 2013. Teknik Efektif Dalam Membudayakan Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta : PT.Dian Rakyat. Suma mur, PK, 1993. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung. Wachyudi, Y., 2010. Identifikasi Bahaya, Analisis dan Pengendalian Risiko dalam Tahap Desai Proses Produksi Minyak & Gas Kapal Floating Production Storage & Offloading (FPSO) Untuk Projek Petronas Bukit Tua Tahun 2010. M.Kes. Universitas Indonesia. Volume 3, No.1, Tahun 2017