BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran, peledakan dan tersengat arus listrik. Oleh karena itu, perusahaan melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja seperti pemasangan safety sign, pemasangan safety guarding pada mesin bergerak, jalur passway, rotasi jam kerja, mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja melalui medical check up dan penyediaan alat pelindung diri, serta mengadakan kegiatan inspeksi keselamatan kerja. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat (1) poin (a) mengenai Syarat-syarat Keselamatan Kerja yaitu: Mencegah dan mengurangi kecelakaan, poin (b) yaitu: Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, poin (f) yaitu: Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja, selain itu juga memenuhi Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada bagian kelima mengenai Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 pasal 14 ayat (1) dijelaskan bahwa Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan 65
66 ayat (5) yaitu Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan. B. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penerapan SMK3 di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen meliputi kebijakan K3, perencanaan K3, implementasi dan operasi, kompetensi atau pelatihan K3, pemeriksaan dan pengawasan dan tinjauan ulang manajemen. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen telah memiliki organisasi yang mengurus bagian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta membuat dan melaksanakan program-program K3 yang ada di perusahaan yaitu team Health and Safety yang bekerjasama dengan team Social Compliance dalam memenuhi kriteria-kriteria SMK3 untuk audit internal maupun audit eksternal. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 10 ayat (2) dan (3) yaitu : Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, yang dimaksud adalah kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat.
67 C. Jenis-jenis Inspeksi 1. Jenis Inspeksi Keselamatan Kerja yang diterapkan di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen meliputi : a. Inspeksi Informal (tidak terencana) Inspeksi informal pelaksanaannya dilakukan sewaktu-waktu dalam aktivitas sehari-hari yang jadwal pelaksanaannya tidak direncanakan terlebih dahulu. Sasaran inspeksi ini adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mengawasi proses pekerjaan baik tenaga kerja, mesin dan lingkungan kerja termasuk masalah kebersihan dan kerapian tempat kerja (housekeeping) berjalan sesuai prosedur dan instruksi kerja yang telah dibuat di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen. Hal ini telah memenuhi Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat (1) poin (a) yang menyatakan tentang Syarat-syarat Keselamatan Kerja yaitu: Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 15 ayat (1) yaitu : Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, pengusaha wajib melakukan peninjauan. b. Inspeksi Formal (terencana) Inspeksi formal atau inspeksi terencana merupakan inspeksi yang dilakukan secara terencana dan periodik tergantung pada objek yang
68 diinspeksi. Inspeksi formal yang dilakukan PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen meliputi inspeksi umum dan inspeksi khusus. 1) Inspeksi Umum Inspeksi umum adalah inspeksi yang dialkukan secara rutin terhadap sumber bahaya yang timbul dari tempat kerja secara menyeluruh yang ada di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen misalnya inspeksi harian. Inspeksi harian yang dilakukan oleh PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen meliputi inspeksi terhadap pemakaian APD dan kebersihan toilet. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per 08/MEN/2010 tentang Alat Pelindung Diri pasal 7 ayat (1) dan (2) poin (g) yaitu: Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja, manajemennya meliputi : inspeksi. 2) Inspeksi terhadap Bidang Teknik dan Pemeliharaan Peralatan Penanggulangan a) APAR APAR yang digunakan di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen jenisnya serbuk. Pemeriksaan APAR yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR pasal 11 ayat (1) mengenai pemeliharaan yaitu : Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali dalam setahun dan pada ayat (2) yaitu : Cacat
69 pada alat perlengkapan pemadaman api ringan yang ditemui waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat segera diganti dengan yang tidak cacat. b) Hydrant Inspeksi terhadap hydrant dilakukan untuk menemukan kerusakan maupun ketidakfungsian dari alat penanggulangan kebakaran tersebut. Hal ini telah sesuai dengan Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran BAB IV tentang pemeriksaan dan pengujian poin (8a) yaitu : Periksa hasil pemeriksaan terakhir, apakah syarat-syarat yang diberikan sebelumnya telah dilaksanakan. c) Inspeksi Lamp Exit atau Emergency Light Pemeriksaan lamp exit di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen dilakukan untuk menemukan kerusakan maupun ketidakfungsian dari lamp exit atau emergency light tersebut. Pelaksanaan pemeriksaan ini dilakukan oleh mekanik PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen di masing-masing unit setiap 1 bulan sekali di masing-masing unit. Pemeriksaan meliputi lokasi dan kondisi visual. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
70 Kesehatan Kerja lampiran II bagian & mengenai Standar Pemantauan pada poin (7.1.1) yaitu : Pemeriksaan atau inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur dan poin (7.1.2) yaitu : Pemeriksaan atau inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya. d) Fire Alarm System Pemeriksaan terhadap fire alarm system di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen dilakukan untuk menemukan ketidakfungsian fire alarm system tersebut. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan oleh mekanik perusahaan setiap 1 bulan sekali di masing-masing unit. Pemeriksaaan fire alarm system meliputi kondisi alarm seperti kontrol panelnya, jaringan kabel, bel alarm, alarm lamp, smoke detector, dan heat detector. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik BAB II pasal 57 mengenai Pemeliharaan dan Pengujian yaitu : Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian secara mingguan, bulanan dan tahunan.
71 3) Inspeksi pelayanan Jasa Penyedia Makanan dan Kebutuhan Pendukung Perusahaan. 1) Inspeksi terhadap Pelayan Kantin Inspeksi terhadap pelayan kantin di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen dilakukan untuk menilai kebersihan dan kesehatan dari pelayan kantin tersebut. Pelaksanaan pemeriksaan ini dilakukan oleh team Social Compliance setiap 1 bulan sekali bersamaan dengan dilakukannya audit internal oleh perusahaan. Pemeriksaan pelayan kantin meliputi kondisi kesehatan pelayan kantin dengan dilakukan medical check up setiap 6 bulan sekali dan penggunaan APD bagi pelayan kantin berupa celemek, masker dan topi. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri pasal 7 ayat (1) dan (2) yaitu : Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja meliputi : inspeksi. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga pasal 6 ayat (1) dan (2) yaitu : Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja pada jasaboga harus memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan, berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular dan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2 kali dalam 1 tahun bekerja.
72 2) Inspeksi terhadap Penyedia Jasa Boga Inspeksi terhadap penyedia jasa boga di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen dilakukan untuk menilai kebersihan dan penyediaan makanan tersebut. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan oleh team Social Compliance setiap 1 bulan sekali. Pemeriksaan penyedia jasa boga meliputi bahan penyimpan makanan, persyaratan sanitasi lingkungan, fasilitas pengelolaan makanan, lingkungan tempat masak, tempat pembuangan sisa makanan, variasi makanan dan kecukupan makanan. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga pasal 10 ayat (2) yaitu : Tim pemeriksa harus memiliki pengetahuan dibidang higiene sanitasi yang bertugas melakukan pemeriksaan lapangan dan menilai kelayakan higiene sanitasi jasaboga. 3) Inspeksi terhadap Pelayanan Penyediaan Air Minum Inspeksi terhadap penyediaan air minum mineral di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen meliputi kondisi dispenser dan kemasan galon yang dilakukan untuk menilai kebersihan dan kondisi dari penyediaan air minum mineral tersebut. Pelaksanaan pemeriksaan penyedia air minum mineral untuk dispenser meliputi kondisi instalasi listrik, kondisi dispenser, peletakan dispenser, kondisi kran dispenser yang dilakukan oleh URTP. Sedangkan pemeriksaan untuk kejernihan
73 air dan bau serta bakteri yang ada dalam air dilakukan oleh pihak ketiga penyedia jasa air minum setiap 3 bulan sekali. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MEN/KES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum pasal 4 ayat (3) yaitu : Pengawasan kualitas Air Minum secara internal merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang di produksi memenuhi syarat sebagaiamana diatur dalam peraturan ini. Dan ayat (4) yaitu : Kegiatan pengawasan kualitas air minum sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) meliputi inspeksi sanitasi. 4) Inspeksi terhadap Sanitasi Lingkungan Perusahaan Inspeksi terhadap housekeeping di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, menghasilkan produk yang berkualitas baik dan mencapai efisiensi yang optimal. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan oleh team Social Compliance setiap hari di masing-masing unit. Pemeriksaan housekeeping meliputi pemilahan peralatan kerja yang sering digunakan, jarang digunakan dan tidak digunakan lagi, penataan terhadap peralatan atau barang pada posisi yang baik, pembersihan terhadap area lingkungan tempat kerja, pemantapan terhadap 3R yang sudah dilakukan dan disiplin dalam bekerja. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
74 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 14 ayat (2) yaitu : Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang berkompeten. 5) Inspeksi Khusus Inspeksi khusus yang dilakukan oleh PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen meliputi inspeksi terhadap APAR jenis CO2. Inspeksi ini dilakukan untuk mengecek dan mengetes sistem CO2 apakah dalam kondisi yang baik atau terjadi suatu kerusakan sistem sehingga mampu mencegah terjadinya potensi kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per- 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR pasal 12 ayat (1) poin (h) yaitu : Untuk alat pemadam api jenis carbon dioxida harus diperiksa dengan cara menimbang serta mencocokan beratnya dengan berat yang tertera pada alat pemadam api tersebut, apabila terdapat kekurangan berat sebesar 10 % tabung pemadam api harus diisi kembali sesuai dengan berat yang ditentukan. 2. Objek Inspeksi Berdasarkan observasi di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen, objek pelaksanaan inspeksi meliputi manusia, peralatan dan lingkungan kerja belum sesuai dengan teori Tarwaka (2008) yang menyatakan bahwa objek inspeksi
75 meliputi Hazard, peraturan perundang-undangan bidang K3 dan standar yang berkaitan dengan hazard, dan masalah-masalah K3 yang terjadi sebelumnya. 3. Pelaksana Inspeksi PT. Dan Liris Sukoharjo, secara keseluruhan yang melaksanakan inspeksi K3 adalah bagian Health and Safety, namun untuk inspeksi safety building bekerjasama dengan inspektor pihak ketiga. Pelaksana inspeksi K3 atau yang biasa disebut inspektor memiliki syarat-syarat sebagai berikut : a. Mempunyai pengetahuan tentang objek yang akan diperiksa b. Mempunyai pengetahuan tentang syarat-syarat K3 serta peraturan perundangan yang berkaitan c. Dapat berkomunikasi secara baik d. Memiliki integritas yang tinggi e. Mengetahui prosedur inspeksi K3 Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 10 ayat (2) dan (3) yaitu : Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, yang dimaksud adalah kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat 4. Pelaksanaan Inspeksi Hasil pengamatan inspeksi di PT. Dan Liris Sukoharjo telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah dilaksanakannya inspeksi K3 di semua area kerja dengan rutin dan terencana. Pelaksanaan inspeksi melalui 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan juga pelaporan. Inspeksi K3
76 dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh bagian H&S. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II bagian & mengenai Standar Pemantauan pada poin dengan 7.1.1 yaitu Pemeriksaan atau inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur 5. Tindak lanjut Inspeksi Setelah kegiatan inspeksi dilaksanakan oleh inspektor, kemudian inspektor menyerahkan hasil temuan ketidaksesuaian di lapangan yang dilengkapi dengan sumber bahaya, lokasi inspeksi, hari, tanggal dan jam dilaksanakannya inspeksi serta saran perbaikan kepada pihak yang berwenang atau ketua H&S. Pihak yang menerima laporan harus merekomendasikan kepada departemen terkait tentang tindak lanjut perbaikan serta dilakukan pemantauan pelaksanaan perbaikan tersebut. Dalam hal ini PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu team H&S memantau efektivitas pelaksanaan inspeksi K3 dengan cara mengecek secara berkala perkembangan pelaksanaan tindakan perbaikan terhadap penyimpangan K3 sampai memenuhi persyaratan standar K3 sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 15 ayat 1 yaitu Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, pengusaha wajib melakukan peninjauan.
77 Dari pelaksanaan Inspeksi K3 di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen didapatkan hasil tambahan berupa tindakan persuasif dan tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, yaitu : a) Tindakan Persuasif Dalam pelaksanaan kampanye K3, dan penyuluhan K3, terhadap seluruh tenaga kerja PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap K3, sehingga hal ini telah sesuai dengan Lampiran Menteri Tenaga Kerja No. KEP 13/MEN/1984 tentang pola kampanye nasional K3 yang menyatakan bahwa Kampanye nasional K3 mencakup 2 aspek pokok yaitu aspek umum Berisi Motivasi, Imbauan, dan Dorongan untuk Menanamkan dan Meningkatkan Pengertian Serta Kesadaran masyarakat Mengenai Hakikat dan Makna K3.... Untuk pelaksanaan training K3 telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang mensyaratkan pentingnya penyelenggaraan training K3 untuk pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja pada BAB V pasal 9 mensyaratkan diadakan pembinaan di perusahaan. Sedangkan dalam pemasangan warning sign dan safety sign dari hasil pengamatan di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen telah berjalan dengan efektif. Pemasangan warning sign dan safety sign dikelola dan berdasarkan petunjuk dan pengawasan bagian H&S. Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja BAB X Pasal 14 yang menyatakan bahwa Memasang Dalam Tempat Kerja yang Dipimpinnya, Semua Gambar Keselamatan
78 Kerja yang Diwajibkan dan Semua Bahan Pembinaan Lainnya, Pada Tempat-tempat yang Mudah Dilihat dan Terbaca Menurut Petunjuk Pengawas dan Ahli Keselamatan Kerja. b) Tindakan Preventif Untuk pengendalian potensi bahaya yang bisa berdampak pada kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen telah dilakukan inspeksi peralatan kerja melalui hirarki pengendalian yang telah dilaksanakan dengan baik dan tepat, yang meliputi eliminasi, substitusi, pengendalian rekayasa, isolasi, pengendalian administrasi dan APD, dan juga dilakukan pengawasan terhadap tenaga kerja melalui pendidikan dalam bentuk training dan penyuluhan. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 15 ayat (1) dan (2) yaitu : Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, pengusaha wajib melakukan peninjauan. Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.