BAB 4 TINJAUAN KARYA GATHERING 4.1 Konfigurasi Karya 1 Konfigurasi 1 terdiri dari tujuh figur yang diletakkan melingkar mengitari ruang galeri. Masing-masing figur menghadap ke bagian tengah ruangan. Figur-figur berbentuk tabung ini terdiri dari beberapa bagian tabung yang disusun keatas, masing-masing memiliki ketinggian yang berbeda. Gathering #1, stoneware (1180ºc) dengan engobe, pinching-coiling, 30x30x320 cm (untuk figur yang paling tinggi), 30x30x120cm (untuk yang paling rendah). li
Rencana display karya konfigurasi 1 di ruang galeri. Rencana display karya di ruang galeri lii
Figur-figur tersebut saya buat satu persatu karena saya ingin menampilkan ekspresi yang berbeda dari setiap figur. Walaupun semua figur dibuat dengan pendekatan ukuran dan bentuk yang sama tetapi masing-masing tetap dapat menampilkan ekspresi yang berbeda. Figur yang tingginya mendekati ukuran manusia pada umumnya lebih terasa dekat dan setara dengan audiens, yang ukurannya lebih pendek lebih terasa sebagai sesuatu yang berada dibawah audiens, sedangkan yang ukurannya lebih tinggi sampai menyentuh kolom ruangan lebih terasa sebagai sesuatu yang berada melampaui audiens. Pola peletakkan melingkar saya lakukan agar audiens dapat merasakan ada bersama dengan figur-figur tersebut. Audiens dapat merasakan dirinya hadir diantara dan di tengah-tengah sekelompok sosok yang berkumpul tetapi seolah-seolah satu sama lain saling terpisah, karena itu karya ini saya beri judul gathering yang berarti berkumpul atau perkumpulan. Pola lingkaran juga memiliki makna terpusat, lingkaran merupakan simbol dari sesuatu yang sentral atau inti. Melalui karya ini saya ingin membangun suatu ruang refleksi untuk setiap orang menyadari kediriannya, merasakan suatu keterasingan dan kesendirian manusia. Dalam karya ini saya tidak ingin menyinggung persoalan gender karena itu saya sengaja tidak memberikan identitas pria atau wanita pada setiap figur. Jika saya melakukan pembedaan antara pria dan wanita dalam figur tersebut maka audiens yang melihat pun akan secara tidak langsung terbagi. Bagi pria ia tidak akan merasa terlalu dekat apabila melihat figur wanita begitu juga sebaliknya. Saya ingin setiap orang baik pria maupun wanita dapat merasakan kedekatan tersebut. Saya menarik persoalan pada titik yang lebih universal dimana berkaitan dengan eksistensinya pria dan wanita ada dalam posisi yang sama sebagai manusia. liii
4.2. Konfigurasi Karya 2 Konfigurasi 2 terdiri dari figur-figur kecil dalam posisi berdiri tegak yang bentuknya menyerupai siluet manusia, masing-masing berukuran kurang lebih 9x3x22cm yang disusun berjajar menempel pada dinding di sudut ruang galeri. Gathering #2, earthenware (950ºc), cetak tekan, 9x3x22cm. Rencana display karya konfigurasi 2 di ruang galeri. liv
Rencana display karya konfigurasi 2 di ruang galeri. Dalam konfigurasi yang kedua ini sangat ingin membandingkan bahwa audiens pun tetap dapat merasakan kehadiran walaupun figur-figur tersebut dibuat dalam ukuran kecil. Salah satu yang membuat figur-figur tersebut terkesan lebih hidup juga adalah lubang pada kepalanya yang merepresentasikan sorot mata. Posisi figur yang berdiri tegak berjajar dengan satu sorot mata dan menghadap ke satu arah memberikan kesan tegang. Jika dibandingkan dengan konfigurasi yang pertama, figur-figur yang anonymous tersebut lebih terasa seperti objek dan lebih memiliki jarak dengan audiens karena ukurannya yang kecil. Melalui ukurannya yang kecil, abstraksi berupa siluet, dan jumlah yang cukup banyak (seperti orang berkumpul) audiens hanya akan mendapatkan kesan. Saya berusaha mereduksi semaksimal mungkin noise yang akan mengalihkan perhatian audiens pada kesadaran dan perasaan akan hadirnya sosok. Saya tidak ingin audiens lv
hanya terpaku pada komposisi tampilan visual sehingga karya tersebut dibaca secara verbal, tetapi saya ingin audiens merasakan ada bersama dengan karya tersebut. Dalam merencanakan display karya ini juga saya berusaha merespon ruang. Karya tersebut saya letakkan menempel ke dinding untuk memberikan ruang kosong bagi audiens melalui karya tersebut. Sedangkan sedikit ke tengah saya meletakkan satu figur agar audiens dapat merasakan kecilnya figure tersebut tetapi terasa hidup dan juga dapat mengaktifkan kesadaran akan ruang. Ruang tidak terlalu besar pada saat saya menaruh karya tersebut satu saja maka ruang itu ternyata seolah-olah terasa lebih besar. Melalui karya ini juga saya sedang mencoba keluar dari batasan konvensional dalam menampilkan sebuah karya. Berkaitan dengan persoalan ruang ini saya melakukan beberapa eksperimen dengan menaruh karya tersebut di tempat umum, yaitu di tempat yang biasa dilalui orang untuk menginterupsi kesadaran orang akan ruang tersebut. Eksperimen ruang untuk karya, lokasi ruangan selasar S2 FSRD ITB. lvi
Eksperimen ruang untuk karya, lokasi ruangan koridor studio seni keramik. Karya tersebut ketika disimpan di tempat-tempat yang tidak lazim akan menginterupsi orang-orang yang berjalan disekitarnya. Selain itu juga karya tersebut dapat dikatakan mengaktifkan ruang tersebut, membuat ruang yang kecil terasa lebih besar dan menghubungkan kesemua titik ruangan sehingga orang-orang yang melaluinya dapat memperoleh kesadaran akan skala ruang tersebut. lvii
Denah Galeri Soemardja Keterangan: 1,2,3,4,5,6,7 : Display karya konfigurasi 1 a & b : Display karya konfigurasi 2 lviii