yang maksimal diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang tepat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PRAKTIKUM DAN HASIL BELAJAR A. Hakikat Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P

XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. peningkatan hasil belajar matematika dan ketrampilan berpikir kritis siswa di MI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan sikap manusia. Proses pendidikan dilakukan oleh siapapun, dimanapun,

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu upayanya adalah melalui pendidikan. harus berorientasi pada wawasan kehidupan mendatang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

RPP 1 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang siap menghadapi masa depan. Salah satu jenjang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RPP 2 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Khabibah Lestari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. seseorang melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Seluruh upaya. dilakukan guru adalah mengembangkan sikap dan kemampuan untuk

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. penyampaian informasi (transfer of knowledge) dari guru ke siswa. Padahal

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KONSEP SAINS II

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ari Yanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa belum menguasai materi secara keseluruhan. Sistem pembelajaran

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Nurul Khuswatun, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kegagalan pendidikan berakibat pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pelajaran fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang penting dipelajari bagi siswa. Tujuan pembelajaran fisika di sekolah menurut Depdiknas (dalam Sri,2014), yaitu menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran fisika tersebut akan tercapai jika proses pembelajaran yang diberikan oleh guru berjalan dengan baik. Pada kenyataannya, pelajaran fisika bagi sebagian siswa masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, dikatakan sulit karena ilmu fisika berkaitan dengan rumus-rumus sehingga mengharuskan siswa dapat memahami konsep dan terampil dalam melakukan perhitungan matematis. Dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar pada pelajaran fisika dapat tercapai hasil yang maksimal. Berdasarkan pemasalahan tersebut, perlu dicari solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari pelajaran fisika. Guru perlu merancang suatu pembelajaran yang menarik, menyenangkan, agar siswa belajar lebih rileks dan aktif, sehingga dapat menarik minat siswa dalam belajar fisika terutama pada materi getaran harmonik. Model pembelajaran

2 yang sesuai berdasarkan masalah tersebut adalah Problem Based Learning (PBL). Dalam kegiatan pembelajaran fisika khususnya pada materi getaran harmonik, ditemui suatu masalah pada kegiatan belajar mengajar didalam kelas yang terlihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi yang sangat rendah. Rendahnnya kemampuan siswa dalam menguasai materi, akan berdampak pada hasil belajar siswa. Sebagian besar siswa hanya mengahapal konsep dan kurang mampu mengaplikasikan konsep tersebut jika menemukan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubugan dengan konsep yang dimilikinya. Di SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh khususnya pada materi getaran harmonik siswa sulit untuk memahami materi getaran harmonik itu, hanya dengan menghafal konsep-konsep yang ada dibuku, siswa sulit membedakan periode dan frekuensi dan siswa sulit untuk mengetahui gaya-gaya yang yang bekerja pada bandul dan pegas pada getaran harmonik jika hanya menghafal konsep. Materi getaran harmonik ini tidak hanya sekedar menghafal konsep tetapi lebih menekankan pada penerapan konsep pada alat-alat yang berkaitan dengan getaran harmonik seperti bandul dan pegas. Materi ini akan terarah jika siswa dihadapkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari, kemudian siswa menyelesaikan permasalahan tersebut secara alamiah. Dengan demikian siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan kenyataan yang terjadi dilapangan, maka model pembelajaran yang bisa dijadikan alternative yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa

3 dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) materi getaran harmonik akan terarah dan sangat cocok digunakan, karena materi yang terkait dalam getaran harmonik ini tidak bisa hanya dijelaskan dengan menggunakan konsep dan teori saja. Menurut Sanjaya (dalam Hilaria, 2013), model problem based learning dapat menggali pengetahuan siawa untuk memecahkan permasalahan melalui suatu keterampilan proses. Pembelajaran dengan model problem based learning dapat membuat siswa lebih aktif, dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahnan dalam kehidupan sehari-hari, menimbulkan ide-ide baru, dapat meningkatkan keakraban dan kerjasama, serta membuat pendidikan sekolah menjadi relevan dengan kehidupan. Aspek terpenting dalam problem based learning menurut Mega (2011) adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan tersebut akan menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, para siswa didorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Beberapa penelitian juga menerapkan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya adalah hasil penelitian Hilaria (2013) mengenai penerapan model problem based learning terhadap aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran siswa dikelas VIII SMP Santa Tarsisia Bengkayang memberikan hasil bahwa aktifitas dan hasil

4 belajar siswa meningkat. Anisa (2013) tentang pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMPN 2 Bobotsari Purbalinga lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan bahwa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) hasil belajar siswa lebih meningkat dan lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, dalam penelitan ini dengan menggunakn model Problem Based Learning (PBL) akan lebih baik di bantu dengan praktikum karena pada dasarnya model Problem Based Learning (PBL) itu terfokus pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga dengan berbantuan praktikum siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mereka sendiri. Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan, maka penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh dianggap rasional untuk dilakukan. B. Rumusan Masalah Masalah umum dalam penelitian ini adalah Adakah terdapat Perbedaan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Getaran Harmonik Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh? Adapun sub-sub dalam penelitian ini adalah:

5 1. Bagaimanakah rata-rata hasil belajar siswa sebelum diterapkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh? 2. Bagaimanakah rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh? 3. Apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum terhadap hasil belajar siswa pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh. Secara spesifik tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: 1. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum diterapkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh. 2. Rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh.

6 3. Ada tidaknya terdapat perbedaan sebelum dan setelah penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum terhadap hasil belajar siswa pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Mahasiswa Program Studi Fisika Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan mahasiswa untuk melakukan kegiatan penelitian sejenis maupun penelitian lanjutan tentang metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan media animasi dalam pembelajaran fisika. b. Bagi IKIP PGRI Pontianak Penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan IKIP PGRI Pontianak serta menambah wawasan pengetahuan program studi fisika mengenai model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum. 2. Manfaat Praktis a. Siswa Melalui model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum, dapat menjadi bekal dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam pembelajaran fisika.

7 b. Guru Fisika Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran alternatif bagi guru fisika untuk menjelaskan materi yang lain dengan metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan media animasi. c. Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengalaman, wawasan serta menyadari pentingnya pemanfaatan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada mata pelajaran Fisika. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012:61) mengemukakan bahwa Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Variabel Bebas Sugiyono (2012:61) mengemukakan bahwa Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum.

8 b. Variabel Terikat Sugiyono (2012:61) mengemukakan bahwa Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi getaran harmoik. 2. Definisi Operasional Untuk memperoleh kesamaan pengertian perlu adanya penjelasan istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :. a. Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Praktikum Model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam Problem Based Learning (PBL) kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam memecahkan suatu masalah dengan berbantu praktikum. Model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran yang pada proses pembelajarannya diawali dengan masalah dengan tahap-tahap pembelajaran : 1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa; 2) Mengorganisasikan siswa untuk meneliti; 3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok; 4) Mengembangkan

9 dan mempresentasikan hasil; 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. b. Praktikum Praktikum dalam penelitian ini adalah subsistem dari pembelajaran yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang teori yang di pelajari agar siswa dapat menguasai keterampilan yang berkaitan dengan suatu pengetahuan yang di pelajari. c. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa setelah diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) berbasis praktikum pada materi getaran harmonik di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Pinyuh.