BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata merupakan salah satu industri yang mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya

BAB I PENDAHULUAN. (Muljadi, 2009: 2). Hal ini disebabkan subsektor pariwisata relatif masih muda

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata di Indonesia, yang sudah mulai berkembang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Di samping sebagai mesin

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

2016 PENGARUH DAYA TARIK WISATA DAN EDUKASI TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak potensi wisata, baik

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

SEGMENTASI WISATAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi salah satu industri terbesar dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. relatif baru, yaitu sejak abad 19, sebagai salah satu produk dari Revolusi

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perubahan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

Pariwisata Mc. Intosh dan Goelder

2015 HUBUNGAN DAYA TARIKWISATA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE ALAM WISATA CIMAHI

BAB II LANDASAN TEORI

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan untuk berkunjung. Namun, sebagai akibatnya, persaingan antar obyek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Langit, Grojokan Kedung Kayang, Pemandian Air Hangat Candi Umbul,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Resha Febriyantika Yussita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA)

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Penelitian yang berkaitan dengan motivasi wisatawan berkunjung ke suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. dapat dilihat dari banyaknya Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

TINJAUAN TERHADAP MOTIVASI WISATAWAN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AIR TERJUN AEK MARTUA KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri bagi masing-masing kelompok wisatawan. Terlebih lagi, kegiatan wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah

BAB I PENDAHULUAN. sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB IV PENUTUP. Dalam penelitan ini dilakukan wawancara mendalam terhadap 14 responden

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan hal penting bagi penyedia produk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya untuk kurang dari satu tahun dan tujuan umumnya adalah perjalanan dan

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. perolehan devisa hingga mencapai 10 juta Dollar AS. 1. urutan keempat sebagai penghasil devisa terbesar di Indonesia setelah sektor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang mengalami pertumbuhan yang sangat menjanjikan. Namun pengembangan kepariwisataan yang ada di Indonesia belum tergarap secara maksimal meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Hal ini disebabkan karena belum adanya kesadaran dari pemerintah maupun para pelaku pariwisata mengenai potensi yang ada. Salah satu stakeholder pariwisata yang sangat mempunyai peran adalah wisatawan. Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata, unsur yang lain adalah obyek wisata dan sarana serta prasarana pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dengan obyek wisata, yang didukung dengan berbagai sarana dan prasarana pariwisata. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi, yang mana suatu obyek wisata dapat dikatakan menarik jika banyak dikunjungi wisatawan. Sebaik apapun suatu obyek wisata, jika tidak ada yang mengunjungi maka obyek wisata tersebut tidak akan dikatakan menarik perhatian wisatawan. Mill dan Morison (1985:2) menjelaskan mengenai sistem pariwisata model jaring laba-laba, dimana ada 4 subsistem yang terkandung di dalamnya yaitu pasar (market), perjalanan (travel), pemasaran (marketing) 1

2 dan tujuan wisata (destination) dimana masing-masing komponen saling terkait satu sama lain. Pasar oleh Mill dan Morison dianalogkan dengan konsumen yaitu bagian yang berkaitan erat dengan kegiatan perjalanan karena konsumen/pasar adalah subyek atau pelaku perjalanan, dimana pasar sangat berperan dalam melakukan pembelian perjalanan. Keputusan untuk melakukan perjalanan/menjadi wisatawan atau tidak berkaitan erat dengan sistem segmentasi pasar yang merupakan sebuah sistem tersendiri. Sub sistem pasar terdiri dari komponen-komponen yang memiliki keterkaitan satu sama lain, yaitu perilaku konsumen berupa kebutuhan, keinginan dan motif yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Dengan demikian motif atau faktor apa saja yang mempengaruhi para wisatawan dapat dijadikan acuan bagi para pelaku pariwisata mulai dari pemerintah, penyedia layanan jasa wisata maupun pengelola tempat wisata dalam menentukan kebijakan-kebijakan serta keptusan yang sesuai dengan kebutuhan dari wisatawan itu sendiri. Jika Kabupaten Magelang memiliki Candi Borobudur yang merupakan obyek wisata andalan Provinsi Jawa Tengah, Kota Magelang juga memiliki potensi wisata yang cukup terkenal dan menjadi salah satu aset terpenting bagi Pemerintah Kota Magelang yaitu Taman Kyai Langgeng. Taman Kyai Langgeng terletak di selatan Kota Magelang, tepatnya di Jalan Cempaka No. 6. Dengan wilayah seluas 27,5 Ha, Taman Kyai Langgeng memiliki banyak atraksi wisata di dalamnya, antara seperti

3 Bianglala, Jet Coaster, Komidi Putar, Komidi Layang, Kereta Mini, Kereta Air, Sepur Mini, Becak Mini, Becak Air, Mobil Wisata, Animal Riding, Flying Fox, Water Ball, Mini ATV, Bumperboat, Kuda Mini, Anjungan Dirgantara, Kolam Renang, Game Zone, Rumah Karet, Mobile Remote dan Bioskop 4 Dimensi. Selain atraksi wisata tersebut, Taman Kyai Langgeng juga memiliki beragam jenis koleksi tanaman langka, dan taman satwa. Sedangkan pada hari-hari tertentu atau hari besar nasional, Taman Kyai Langgeng juga mengadakan berbagai acara kesenian baik kesenian modern maupun kesenian tradisional. Melihat banyaknya atraksi wisata di Taman Kyai Langgeng yang beragam dan dengan upaya pengembangan atraksi wisata yang tepat, diharapkan nantinya Taman Kyai Langgeng mampu menjadi salah satu destinasi wisata edukasi dan media pelestarian lingkungan hidup yang lebih dikenal dan diminati lagi di kalangan wisatawan. Oleh karena itu penelitian mengenai karakteristik dan motivasi kunjungan wisatawan Taman Kyai Langgeng sangat diperlukan karena menjadi kebutuhan utama yang tidak dapat dikesampingkan untuk mengkaji lebih dalam mengenai atraksi-atraksi apa saja yang perlu dikembangkan melalui pandangan wisatawan agar ke depannya Taman Kyai Langgeng lebih dikenal dan diminati wisatawan.

4 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam ini adalah: 1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Taman Kyai Langgeng? 2. Apakah yang menjadi motivasi wisatawan yang berkunjung ke Taman Kyai Langgeng? 3. Upaya pengembangan atraksi wisata seperti apa yang tepat sesuai dengan karakteristik dan motivasi wisatawan di Taman Kyai Langgeng? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Taman Kyai Langgeng. 2. Untuk mengetahui motivasi wisatawan yang berkunjung ke Taman Kyai Langgeng. 3. Untuk mengetahui pengembangan atraksi wisata yang tepat sesuai dengan karakteritik dan motivasi wisatawan di Taman Kyai Langgeng.

5 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu pariwisata. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan tema sejenis. 2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini, terutama sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan atraksi wisata di Taman Kyai Langgeng. 1.5 Tinjauan Pustaka Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan terhadap beberapa penelitian melalui studi kepustakaan, dalam kaitannya dengan karakteristik dan motivasi kunjungan wisatawan dalam upaya pengembangan atraksi wisata di Taman Kyai Langgeng bahwa penelitian mengenai hal tersebut belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang permasalahan yang serupa dijelaskan dibawah ini. Penelitian pertama adalah skripsi yang ditulis oleh Ngurah Aditya K (2009) yang melakukan sebuah penelitian terhadap motivasi wisatawan

6 dalam berwisata dengan judul Analisis Motivasi Berwisata di Obyek Wisata Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong wisatawan untuk mengunjungi Obyek Wisata Klenteng Sam Poo Kong. Dalam penelitian ini memaparkan mengenai strategi pemasaran yang perlu diambil oleh suatu obyek wisata agar target penjualan yang telah direncanakan dapat tercapai, dengan menggunakan beberapa konsep yaitu perilaku konsumen, pengertian perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, motivasi, teori hierarkhi kebutuhan maslow, optimal arousal theory dan pengambilan keputusan. Penelitian kedua dilakukan oleh Hayani (2007) dengan judul Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Di Cibodas. Hayani melakukan identifikasi karakteristik serta motivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango serta upaya-upaya yang dilakukan pihak manajemen dalam meningkatkan motivasi wisatawan. Dalam penelitian ini juga membahas mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja karyawan pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Analisis Terhadap Profil, Motif, Dan Tujuan Perjalanan Wisatawan Asal Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi judul penelitian yang dilakukan oleh Sotya Sasongko (2007). Dalam tesis ini, Sotya membahas mengenai analisis wisatawan asal Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai

7 referensi dalam mengembangkan produk dan pemasaran obyek dan daya tarik wisata. Dari ketiga penelitian yang telah disebutkan diatas, penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan ketiga penelitian tersebut. Secara garis besar ketiga penelitian tersebut membahas mengenai motivasi wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata, namun teknik analisis, tujuan dan lokasi yang diteliti oleh penulis berbeda dari ketiga penelitian tersebut, sehingga belum ada penelitian yang membahas mengenai karakteristik dan motivasi kunjungan wisatawan dalam upaya pengembangan atraksi wisata di Taman Kyai Langgeng Kota Magelang. 1.6 Landasan Teori 1.6.1 Karakteristik Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist description) (Seaton dan Bennet, 1996:31). Untuk karakteristik wisatawannya (tourist description) lebih memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan who wants what, why, when, where and how much?. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut, karakteristik sosio-demografis mencoba menjawab pertanyaan who wants what. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena

8 sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya (Kotler, 2002:257). Lebih lanjut Kotler juga menjelaskan mengenai unsur-unsur dari strategi pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu : segmentasi pasar, target pasar, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Dari keempat unsur tersebut, segmentasi pasar dan target pasar menjadi salah satu faktor yang dapat digunakan dalam upaya perencanaan dan pengembangan suatu obyek wisata. Segmentasi pasar merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dengan membagi sebuah pasar sesuai dengan motivasi, karakteristik dan perilaku konsumennya. Dalam dunia pariwisata, wisatawan adalah sebagai konsumen dari suatu produk wisata yang ada. Pembagian segmentasi pasar menurut Kotler meliputi : a. Geografik Segmentasi geografik adalah pembagian pasar yang berbeda berdasarkan lokasi. Pendekatan geografik ini dapat memberikan gambaran mengenai kebutuhan wisatawan secara umum di suatu area. b. Demografis Dari segmentasi ini dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir atau yang sedang ditempuh oleh wisatawan. Pembagian kelompok-kelompok tersebut akan mempengaruhi kebutuhan dan keinginan wisatawan terhadap suatu obyek wisata.

9 c. Psikografik Pembagian pasar berdasarkan gaya hidup, kepribadian serta kelas sosial. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang berbeda. d. Tingkah Laku Pembagian pasar ini berdasarkan pengetahuan wisatawan, sikap dan respon yang diberikan kepada obyek wisata yang dikunjunginya. Selanjutnya penentuan target pasar yang tepat akan membantu sebuah obyek wisata dalam memberikan pelayanan dan pengembangan yang tepat sesuai dengan wisatawan yang datang. 1.6.2 Motivasi Menurut Dann via Ross (1998:31) ada 2 faktor dalam keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita ingin berpergian) dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi ke mana kita akan pergi setelah ada keinginan awal untuk berpergian). Jadi terlihat bahwa manusia menumbuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melakukan interaksi sosial yang tidak ditemui disekitar tempat tinggalnya sehingga timbul keinginan untuk melakukan perjalanan jauh dari lingkungan rumah yang sehari-hari mereka lalui. Pada dasarnya seseorang yang melakukan perjalanan wisata memiliki beragam motivasi. Dari berbagai motivasi yang mendorong

10 perjalanan, McIntosh dan Murphy via Pitana (2005:59) mengatakan bahwa motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar sebagai berikut: a. Physiological Motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan. Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan sebagainya. b. Cultural Motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (monument bersejarah). c. Social Motivation atau Interpersonal Motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang di anggap mendatangkan gengsi (nilai pretise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan. d. Fantasy Motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan. 1.6.3 Wisatawan Istilah wisatawan biasanya diasumsikan sebagai orang-orang yang berkunjung di suatu obyek wisata. Maka sudah jelas yang disebut wisatawan itu adalah individu atau sekelompok orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang

11 didatanginya, atau hanya untuk sementara waktu tinggal di tempat yang didatanginya (Soekadijo, 1996:3) Selanjutnya menurut Cohen via Ross (1998:5), wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauannya sendiri dalam waktu sementara dengan harapan mendapat kenikmatan atas halhal baru yang dialami dalam perjalanan yang relative lama dan tidak berulang. Berdasarkan UU No.9 tahun 1990, yang dimaksud dengan wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata, kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati obyek, atraksi atau daya tarik wisata. Dalam penelitian ini, yang dimaksud oleh wisatawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan wisata untuk sementara waktu ke tempat yang berbeda dari tempat tinggalnya, dan kegiatan wisata tersebut bersifat sukarela untuk menikmati daya tarik dan atraksi wisata yang ada di suatu obyek wisata yang dikunjunginya. 1.6.4 Atraksi Wisata Salah satu unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah obyek wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dengan obyek wisata serta atraksi wisata seolah-olah memiliki perbedaan secara prinsipil. Yoeti (1996:172) menjelaskan bahwa di luar

12 negeri terminolgi obyek wisata tidak dikenal, disana hanya mengenal atraksi wisata yang mereka sebut dengan nama tourist attraction, sedangkan di Indonesia keduanya dikenal dan memiliki pengertian masing-masing. Adapun pengertian obyek wisata yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja. Sedangkan pengertian dari atraksi wisata yaitu, sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati, dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh manusia dan memerlukan persiapan terlebih dahulu sebelum diperlihatkan kepada wisatawan. Menurut Inskeep (1991:42) karakteristik atraksi wisata dibagi menjadi 3 tipe yaitu : A. Atraksi alam meliputi Scenic Beauty, Beaches & Marines, Flora & Fauna, Special Environmental Features, Parks & Conservations Area, Health Tourism. B. Atraksi Budaya meliputi atraksi yang didasarkan pada kegiatan manusia, yaitu Archeological, Historical & Cultural Sites, Distinctive Cultural Patterns, Art & Handicrafts, Interesting Economics Activities, Interesting Urban Areas, Museum & Other Cultural Facilities, Cultural Festival. C. Atraksi Tipe Khusus merupakan atraksi yang berhubungan dengan bentukan alam maupun budaya, tetapi dibentuk secara

13 buatan yaitu Theme Park, Amusement Parks, & Circurces, Shopping, Special Events, Entertainment, Recreation & Sports. Berdasarkan ketiga tipe karakteristik atraksi wisata di atas, dapat disimpulkan bahwa atraksi wisata yang ada di Taman Kyai Langgeng termasuk dalam tipe atraksi wisata minat khusus. 1.6.5 Pengembangan Atraksi Wisata Pengembangan merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, sehingga mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. UNESCO (2009:4) menyebutkan bahwa pengembangan atraksi wisata menjadi salah satu komponen yang perlu diperhatikan selain transportasi, akomodasi, usaha makanan dan minuman dan jasa pendukung lainnya (misalnya : biro wisata, penjualan cinderamata, informasi, jasa pemandu, dan sarana penukaran uang). Yoeti (1996:178) menyebutkan secara lebih mudah, bahwa pengembangan atraksi wisata memiliki kriteria sebagai acuan, kriteria tersebut antara lain : 1. Something to see, obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung atau wisatawan.

14 2. Something to do, wisatawan yang melakukan kegiatan wisata disana dapat melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, dan relax dengan menikmati fasilitas rekreasi yang ada. 3. Something to buy, wisatawan dapat berbelanja buah tangan yang merupakan siri khas atau icon dari daerah wisata tersebut, sehingga dapat dijadikan oleh-oleh. Pengembangan pariwisata perlu memperhatikan langkah-langkah yang terarah dan terpadu, salah satunya adalah meningkatkan sumber daya para tenaga kerja pariwisata dan perencanaan pengembangan fisik yang tepat. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait agar obyek wisata tersebut dapat dijadikan suatu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, sehingga dapat membuat wisatawan yang berkunjung merasa nyaman selama melakukan kegiatan disana dan akan melakukan kunjungan lagi di kesempatan berikutnya. 1.7 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan data secara langsung di obyek penelitian meliputi motivasi, karakteristik

15 wisatawan yang berkunjung ke Taman Kyai Langgeng dan kondisi atraksi yang ada di dalamnya. Data yang diperoleh berupa data primer yang meliputi informasi lisan dan data sekunder yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian di Perusahaan Daerah Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng, Kota Magelang. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk diinterprestasikan, dan diambil kesimpulan dari data tersebut. b. Wawancara Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak yang memiliki wewenang dalam obyek penelitian yaitu Direktur Perusahaan Daerah Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng dan Kepala Bagian Administrasi Umum Perusahaan Daerah Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng. c. Studi Pustaka Pengumpulan data melalui buku-buku literature, surat kabar, brosur, dan laporan tertulis yang berkaitan dengan obyek penelitian. d. Sampel dan Kuisioner Penarikan contoh sampel dengan pembagian angket atau kuisioner yaitu dengan cara penghitungan menggunakan formula yang dikembangkan oleh Slovin via Kusmayadi dan Sugiarto (2000:74) sebagai berikut :

16 n = N 1 + N (e) 2 n = ukuran sampel yang akan dibutuhkan N = ukuran populasinya e = margin eror yang diperkenankan ( 5% - 10% ) Ukuran populasi diambil dari annual report Perusahaan Daerah Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng pada tahun 2013, yaitu wisatawan yang berkunjung sebanyak 763.930. Margin eror yang digunakan dalam penelitian ini ialah 10%. Jadi sebanyak 100 kuisioner yang nantinya akan di bagikan kepada wisatawan yang berkunjung di Taman Kyai Langgeng. Pembagian sampel ini menggunakan teknik incidental sampling, yaitu penentuan sampel

17 berasarkan kebetulan atau acak kepada siapa saja wisatawan yang dijumpai oleh penulis. Di dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kombinasi atau mixed-method, yaitu penggabungan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan (Sugiyono, 2011:404). Metode kuantitatif digunakan dalam pengambilan sampel sebagai dasar penentuan jumlah responden, dan kemudian digunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjabarkan temuan data. Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000:29), penelitian deskriptif memiliki unsur-unsur antara lain: perumusan masalah, penentuan tujuan tujuan masalah penelitian, penentuan metodologi (prosedur penelitian dan analisis data) dan penarikan kesimpulan. 1.8 Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini menyusun 4 bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam BAB I, penulis menjelaskan tentang hal yang melatar belakangi masalah yang akan diteliti, merumuskan masalahnya, memaparkan metode yang dipakai dan menyusun sistematika laporan.

18 BAB II : GAMBARAN UMUM OBYEK WISATA TAMAN KYAI LANGGENG Dalam BAB II, penulis menjelaskan gambaran umum obyek penelitian yang mencakup sejarah, profil, lokasi, dan atraksi yang ada di Taman Kyai Langgeng. BAB III : KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN SERTA UPAYA PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA TAMAN KYAI LANGGENG Dalam BAB III, penulis mulai membahas permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu analisis karakteristik dan motivasi wisatawan yang berkunjung pada obyek wisata tersebut dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Serta upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan atraksi wisata yang ada di Taman Kyai Langgeng. BAB IV : PENUTUP Dalam BAB IV, penulis menyimpulkan atas hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran terhadap hasil penelitian tersebut.