E-learning dan Aspek-aspek Penting dalam Penerapannya

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING

Silahuddin Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI E-LEARNING DENGAN STANDAR SCORM (STUDI KASUS STT NURUL JADID)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan di beberapa media teknologi yang didapat dari internet, kios

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

UJIAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF (Obyek jurusan Multimedia SMK NU Ungaran)

TUGAS MAKALAH STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN ERA TEKNOLOGI INFORMASI MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN DAN JASA DOSEN : IBU.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, turut berkembang pula dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun penjualan. Demikian

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyajikan informasi akuntasi mengenai kegiatan operasi perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha untuk dapat memberikan suatu nilai lebih pada konsumen,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

2 awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. K

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sekarang ini ditandai dengan banyak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, sistem informasi akuntansi telah berkembang menjadi sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap aktivitas perusahaan tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor dari

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling

Oleh : A. Furqon. Anda boleh menyebarluaskan ebook ini secara gratis sepanjang tidak merubah sedikitpun materi yang ada di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang bisa digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat pesatnya. Jika diamati setiap satu dekade, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

Ringkasan Makalah CONDUCTING RESEARCH IN INFORMATION SYSTEMS

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Seperti diketahui, negara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu PT. Indonensia Epson Industry, maka mulai tahun 2004, PT. Kiyokuni

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan pelaku bisnis untuk terus beradaptasi. Akibatnya persaingan pun menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. kesetiaan. Secara umum loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau keuntungan. Profitabilitas perusahaan harus tetap terjaga

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang dibelinya merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. agar terciptanya suatu loyalitas terhadap produk tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB II DASAR TEORI. II.1 Model dan Pemodelan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

E-learning dan Aspek-aspek Penting dalam Penerapannya Kelompok 207 120400022X Daniel Albert Y. A. 120400061Y Michael B. Mulyadi Abstrak E-learning saat ini sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat baik dalam dunia pendidikan maupun dunia bisnis. Hal ini menjadikan e-learning sebagai topik yang menarik untuk dibahas, terlebih lagi karena banyaknya aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan e-learning. Makalah ini membahas beberapa dari aspek-aspek tersebut, termasuk peran dari masing-masing aspek terhadap perkembangan e-learning. Aspek-aspek yang akan dibahas adalah motivasi, faktor-faktor performa, kewirausahaan, bisnis, dan emosi. Makalah ini dibuat berdasarkan studi pustaka yang dilakukan penulis pada jurnal-jurnal ilmiah sistem informasi. Kata Kunci: E-learning, psikologi, finansial, bisnis Studi Pustaka Topik yang dibahas oleh penulis pada kelas seminar ini berfokus mengenai dunia e-learning dan isuisu yang berkaitan dengannya. Penulis memilih lima buah paper yang bertemakan e-learning dari berbagai jurnal sistem informasi internasional. Topik-topik khusus yang dibahas pada masing-masing makalah adalah sebagai berikut: Motivasi pelajar dalam mengikuti e-learning Faktor-faktor yang mempengaruhi performa e-learning Sisi kewirausahaan dalam E-learning di dunia universitas dan perusahaan Online learning dalam lingkungan bisnis Emosi pelajar dalam kaitannya dengan e-learning Kelima makalah tersebut ditulis dalam kurun waktu antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dan dimuat dalam jurnal Communications of the Associations for Information Systems dan Journal of Asynchronous Learning Network. Pendahuluan Adalah suatu keniscayaan bahwa penggunaan teknologi e-learning semakin berkembang dengan pesat. Namun perkembangan ini tidak luput dari berbagai rintangan dan halangan serta berbagai isu dan masalah yang harus sesegera mungkin ditangani. Berbagai isu tersebut umumnya berkaitan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam e-learning, yaitu insitusi pendidikan, tenaga pengajar, pelaku bisnis, dan tentunya pelajar itu sendiri. Beberapa isu yang berkaitan dengan e-learning yang dibahas pada kelima makalah yang telah disebutkan sebelumnya antara lain dampak yang ditimbulkan oleh munculnya e-learning, pembiayaan baik dari segi penyedia layanan maupun pemakai, profitabilitas dari sistem e-learning tersebut, dan psikologis pelajar dalam mengikuti e-learning. Makalah ini akan membahas isu-isu tersebut dan membahas berbagai masalah yang dihadapi pada masing-masing isu. 2007 Daniel Albert & Michael Mulyadi 1

Dampak e-learning Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis. Selain itu, para pelajar juga dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning. Para pendidik merasakan dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien. Institusi pendidikan juga merasakan dampak dari penggunaan e-learning, khususnya dalam hal biaya penyelenggaraan pendidikan. Institusi juga bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau media yang menjadi landasan dari sistem e-learning yang digunakan. Perlu diperhatikan bahwa dunia pendidikan yang disebutkan di atas tidak hanya mengenai dunia pendidikan dalam lingkungan akademis, tetapi juga mencakup dunia pendidikan dalam lingkungan bisnis, seperti misalnya pelatihan yang diadakan suatu perusahaan kepada para karyawannya. Pembiayaan e-learning Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian utama bagi pihak yang ingin menggunakan sistem e- learning, baik pihak bisnis perusahaan, pihak institusi pendidikan, maupun pihak pemakai. Perlu diketahui bahwa ternyata dalam pembiayaan sistem e-learning, dana yang harus dikeluarkan tidak sedikit. Jika dibandingkan dengan kelas konvensional, biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan e-learning ternyata lebih besar karena infrastruktur yang dibutuhkan untuk kelangsungan e-learning juga menuntut investasi yang besar. Perbedaan biaya ini bisa terjadi karena memang dunia pendidikan e- learning sangat jauh berbeda dengan dunia pendidikan konvensional, sehingga keahlian dan infrastruktur yang dibutuhkan jauh berbeda. Infrastruktur ini bukan hanya terdiri dari infrastruktur teknologi, tetapi juga mencakup infrastruktur non-teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya e-learning, seperti misalnya biaya penyediaan materi, biaya pemasaran dan juga biaya sumber daya manusia yang dibutuhkan. Biayabiaya ini tentunya akan semakin besar seiring dengan kualitas yang ingin dicapai melalui e-learning. Adanya masalah biaya ini menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan pengembangan sistem e-learning untuk menyelenggarakan e-learning. Tetapi perusahaan yang memiliki cukup dana dapat mengembangkan sendiri sistem e-learning yang digunakannya; dan bahkan pada beberapa kasus, sistem tersebut dapat juga digunakan oleh pihak eksternal perusahaan. 2007 Daniel Albert & Michael Mulyadi 2

Walau biayanya sangat besar, e-learning tetap menarik perhatian karena e-learning menawarkan suatu yang sangat berbeda dan tidak dimiliki oleh kelas konvensional. Dari segi biaya, dana yang bisa dihemat oleh konsumen/pengguna e-learning cukup signifikan, antara lain biaya biaya relokasi, biaya transportasi dari rumah ke kampus, loss of income, professional cost, dan juga waktu untuk keluarga. Hal inilah yang menjadi pendorong utama konsumen memilih e-learning dibandingkan dengan konvensional. Berbagai penghematan lain juga dirasakan oleh institusi yang menyelenggarakan e- learning dalam hal beban administrasi dan rasio penambahan beban pendidikan terhadap penambahan jumlah peserta didik. Profitabilitas e-learning Hal-hal yang telah disebutkan di atas menjadi pendorong utama pesatnya pertumbuhan penggunaan e-learning di berbagai tempat. Hal ini juga yang menjadikan e-learning mampu menerobos dunia bisnis dengan prospek yang cukup cerah; terutama dari sisi profitabilitas yang tidak hanya dirasakan oleh organisasi for-profit, tetapi juga oleh organisasi non-profit. Profitabilitas ini terjadi karena besarnya permintaan pasar terhadap e-learning dan karena adanya penghematan-penghematan biaya seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Cerahnya profitabilitas ini menyebabkan banyak organisasi yang rela menanamkan modalnya untuk mengaplikasikan e-learning di dalam lingkungan mereka. Bahkan muncul juga organisasi-organisasi yang menggantungkan dirinya pada bisnis e-learning. Meskipun demikian, dunia e-learning saat ini masih dalam tahap perkembangan sehingga masih mengalami turbulensi pasar yang cukup keras. Banyak pemain di sektor ini yang datang dan pergi, yang pada umumnya disebabkan oleh masalah pendanaan. Dalam hal ini, dunia akademis perlu bekerja sama dengan dunia bisnis untuk mengembangkan e- learning. Saat ini dunia bisnis memang sudah lebih maju dalam penggunaan e-learning. Untuk itu, sangat dianjurkan agar dunia akademis belajar dari dunia bisnis mengenai penggunaan e-learning. Psikologis Pelajar Hal terakhir yang akan dibahas adalah isu yang dipandang dari perspektif pelajar, yaitu sisi psikologis mereka dalam mengikuti pelajaran melalui sistem e-learning. Hal ini menjadi isu yang paling utama karena pelajar adalah aktor yang paling utama dalam suatu proses pembelajaran. Dalam bagian ini, sisi motivasi, disiplin diri, dan emosi adalah tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas proses pembelajaran dari sisi pelajar. Motivasi Motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi juga berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskan kegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas juga menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pemebelajaran yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu tersebut. Emosi Emosi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran e- learning. Sistem e-learning membuat para pesertanya merasa terisolasi dari yang lain karena 2007 Daniel Albert & Michael Mulyadi 3

adanya gap baik antar pelajar maupun antara pelajar dengan pengajar. Rasa terisolasi ini seringkali menyebabkan frustasi dalam diri pengguna e-learning tersebut. Selain itu rasa ketakutan juga muncul karena kurangnya komunikasi dan kontrol atas situasi dan kondisi dalam e-learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai akibat dari sifat lingkungan e- learning yang sangat terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang akhirnya dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan e-learning. Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan emosi negatif saja. Jika para peserta dapat mengadaptasikan dirinya dengan e-learning, maka emosi positif pun dapat muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar untuk menghadapi kondisi dan situasi dalam e- learning, sehingga akan meningkatkan efek dari emosi positif dan mengurangi efek dari emosi negatif. Disiplin Diri Mengenai disiplin diri, yang perlu diperhatikan adalah sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan konsisten. Dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sisi psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sukses atau tidaknya suatu proses e-learning. Namun, hal ini seringkali dilupakan oleh para pihak yang terlibat dalam pengembangan e-learning. Akibatnya, sistem yang dihasilkan boleh jadi memiliki fitur yang kompleks dan canggih, tetapi kurang memfasilitasi proses pembelajaran yang diselenggarakan, sehingga akibatnya para pelajar tidak dapat memanfaatkan sistem yang digunakan dengan efektif. Kesimpulan E-learning sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran memang menawarkan banyak manfaat dan kegunaan. Bagaimanapun juga e-learning tetap memiliki tuntutan dan keterbatasannya sendiri yang patut diperhitungkan oleh setiap pihak yang ingin turut serta dalam proses e-learning. Walaupun pada awalnya e-learning diproyeksikan sebagai pengganti metode pembelajaran tradisional, tapi ternyata e-learning belum dapat menggantikan peran dan keuntungan dari metode pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang digunakan dalam e-learning belum dapat menandingi superioritas metode interaksi tatap muka konvensional. Akibatnya, sampai dengan saat ini, e-learning dengan berbagai kelebihannya lebih cocok berperan sebagai pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional. Harapan atas sistem e-learning di masa mendatang adalah penggunaan e-learning menjadi semakin efektif seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan metode pembelajaran yang digunakan. Pengembangan sistem e-learning juga diharapkan tidak hanya memperhitungkan masalah finansial dan profitabilitas, tetapi juga memperhatikan sisi psikologis pelajar dan mampu mengakomodasi berbagai kepribadian dan cara belajar masing-masing peserta. 2007 Daniel Albert & Michael Mulyadi 4

Daftar Pustaka Dick, G., Case, T., Ruhlman, P., Van Slyke, C., & Winston, M. (2006). Online Learning in the Business Environment. CAIS, 17, 895-904. Huynh, M. Q., Umesh, U. N., & Valacich, J. S. (2003). E-learning as an Emerging Enterpreneurial Enterprise in Universities and Firms. CAIS, 12, 48-68. Meissonier, R., Houzé, E., Benbya, H., & Belbaly, N. (2006). Performance Factors of a "Full Distance Learning": The Case of Undergraduate Students in Academic Exchange. CAIS, 18, 239-258. O'Reagan, K. (2003). Emotion and E-Learning. JALN, 7 (3), 78-92. Shroff, R. H., Vogel, D., Coombes, J., & Lee, F. (2007). Student E-learning Instrinsic Motivation: A Qualitative Analysis. CAIS, 19, 241-260. 2007 Daniel Albert & Michael Mulyadi 5