PERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN 3607100 020
LATAR BELAKANG Banjir rob melanda 27 desa pesisir Kabupaten Demak Kejadian banjir rob terus berulang bahkan kondisinya semakin meluas Banjir rob menimbulkan kerugian bagi masyarakat Diperlukan suatu pengelolaan bencana untuk menimalisir korban/kerugian
RUMUSAN MASALAH Upaya yang ada sekarang lebih pada penangan pasca bencana Banjir rob di pesisir Kab.Demak semakin meluas Diperlukan suatu mitigasi untuk menghadapi bencana Pertanyaan Penelitian Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap resiko bencana banjir rob?
TUJUAN DAN SASARAN Tujuan: Merumuskan zonasi risiko bencana banjir rob di pesisir Kabupaten Demak
Sasaran: Mengidentifikasi tingkat bahaya (hazard) bencana banjir rob di pesisir Kabupaten Demak Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan dan kapasitas Menganalisis tingkat kerentanan bencana banjir rob di pesisir Kabupaten Demak Menganalisis tingkat kapasitas masyarakat terhadap bencana banjir rob di pesisir Kabupaten Demak Merumuskan zonasi risiko bencana banjir rob di pesisir Kabupaten Demak.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Wilayah Sumber : Bappeda Kab.Demak
KAJIAN PUSTAKA
Teori Risiko Bencana
Risiko Bencana Risiko bencana adalah kemungkinan terjadinya suatu konsekuensi yang merusak ataupun menghilangkan jiwa, keselamatan, harta benda, penghidupan, kegiatan ekonomi, ataupun lingkungan yang diakibatkan adanya interaksi antara bahaya (alam maupun manusia) dengan kondisi kerentanan dan kapasitas (ADPC, 2005).
Bahaya adalah suatu potensi kejadian kerusakan fisik, atau aktivitas manusia yang dapat menyebabkan kehilangan kehidupan, kerusakan harta benda, gangguan sosial dan ekonomi, maupun degradasi lingkungan (ADPC, 2005) Faktor bahaya banjir : Durasi genangan Kedalaman genangan
Kerentanan merupakan kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor atau prosesproses fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mengakibatkan peningkatan kerawanan masyarakat atau komunitas dalam menghadapi bahaya (ADPC, 2005)
Kapasitas merupakan penguasaan sumberdaya, cara, dan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan dan mempersiapkan diri untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan diri dari dampak bencana (United Nations International Strategy for Disaster Reduction, 2004).
Sintesa Kajian Pustaka Sumber : Kajian Pustaka, 2011
METODE PENELITIAN
Responden untuk analisis Delphi dan AHP non-probabilitas Hasil dari analisis stakeholders Bappeda Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Dinas Kelautan dan Perikanan Badan Penanggunalangan Bencana Pemerintah Akademisi Dosen Konsultan Tokoh masyarakat Masyarakat
Latar belakang TAHAPAN PENELITIAN Kajian Pustaka Metode pengumpulan data Analisis Analisis overlay weighted sum Kesimpulan
PEMBAHASAN
Analisis Tingkat Bahaya Banjir
KEDALAMAN GENANGAN
DURASI GENANGAN 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
PETA DURASI
ZONASI BAHAYA
Peta Zonasi Bahaya
Sangat bahaya PRESENTASE LUAS BAHAYA
Analisis Kerentanan Identifikasi faktor yang berpengaruh Analisis Delphi Pembobotan Faktor AHP Tingkat kerentanan Weighted overlay
Output Analisis Delphi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan: Lingkungan Tingkat abrasi Ketinggian air pasang Jarak dari garis pasang tertinggi Kerusakan mangrove Curah hujan Jenis penggunaan lahan Topografi Jenis tanah Jarak dengan sungai Fisik Kepadatan bangunan Rasio panjang jalan yang tergenang Sosial Laju pertumbuhan penduduk Tingkat kepadatan penduduk Rasio usia rentan Ekonomi -Rasio pekerja sektor tambak -Rasio keluarga miskin
Output Analisis AHP
Analisa Zonasi Kerentanan Kerentanan Lingkungan
Peta Zonasi Kerentanan Lingkungan
Kerentanan Fisik
PETA ZONA KERENTANAN FISIK
Kerentanan Sosial
Kerentanan Ekonomi
Kerentanan Total
Peta Zonasi Kerentanan
KAPASITAS MASYARAKAT Kapasitas fisik Jarak dari pengungsian Fasilitas kesehatan Kapasitas sosial Adanya organisasi bencana Kekerabatan penduduk Kapasitas SDM Keterlibatan dalam sosialisasi Keterlibatan dalam pelatihan Kapasitas ekonomi Pendapatan Kepemilikan asuransi
Kapasitas Fisik JARAK DARI PENGUNGSIAN
Fasilitas Kesehatan
Keberadaan Organisasi Masyarakat
Tingkat Kekerabatan Penduduk
Ketertibatan Dalam Sosialisasi Bencana
Keterlibatan Dalam Pelatihan Bencana
Rata-rata Pendapatan
Kepemilikan Asuransi
Zonasi Kapasitas
Zonasi Resiko
Luas klasifikasi resiko setiap desa
Nilai Resiko
Desa Paling Beresiko Desa paling beresiko Babalan Bedono Tambakbulusan
PENUTUP
Kesimpulan Terdapat 5 kelas bahaya. Desa dengan nilai bahaya tertinggi adalah Desa Babalan, Timbulsloko, dan Bedono Faktor Penyebab Kerentanan Lingkungan Tingkat abrasi Ketinggian air pasang Jarak dari garis pasang tertinggi Kerusakan mangrove Curah hujan Jenis penggunaan lahan Topografi Jenis tanah Jarak dengan sungai Fisik Kepadatan bangunan Rasio panjang jalan yang tergenang Sosial Laju pertumbuhan penduduk Tingkat kepadatan penduduk Rasio usia rentan Ekonomi -Rasio pekerja sektor tambak -Rasio keluarga miskin
Terdapat 4 kelas kerentanan Desa yang termasuk rentan Tidak rentan Sedikit rentan Cukup rentan Rentan Sriwulan Sidogemah Timbulsloko Purworejo Wedung Babalan Kedungmutih Terdapat 3 kelas kapasitas Sangat rendah Sedikit Cukup Desa dengan kapasitas tinggi Tugu Gebang
Terdapat 5 kelas resiko, yakni tidak beresiko (55% dari luas wilayah), sedikit beresiko (18%), cukup beresiko (11,91%), beresiko (15%), sangat beresiko (0,09%) Desa dengan nilai resiko tertinggi adalah: Babalan Bedono Tambakbulusan
Rekomendasi Untuk penelitian selanjutnya, perlu arahan pengendalian banjir rob yang lebih detail untuk melengkapi penelitian ini. Perlu perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah dalam menangani banjir rob Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana
Sekian... Terima Kasih...