BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan dilakukan dengan Metode Purpossive Random Sampling pada tiga stasiun penelitian. Di masing-masing stasiun dilakukan sebanyak 30 kali ulangan pengambilan sampel yang dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010. 2.2 Deskripsi Area Pulau Kampai terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pulau Kampai berjarak 3 jam dari kota Medan dan memiliki luas 700 Ha, terdiri dari tujuh dusun yang dihuni 1200 kepala keluarga (KK) dengan jumlah peduduk 4200 jiwa. Secara geografis Pulau kampai terletak pada 04 11 31,9 LU dan 098 14 14,5 BT sampai 04 11 20,8 LU dan 098 14 45,1 BT (Lampiran D). Di Kawasan perairan Pulau Kampai terdapat mangroveantara lain tanaman bakau (Avicenia sp., Rhizophora sp., Bruguiera sp.), api-api (Avicenia marina), buta-buta (Exceocaria agallocha), nipah (Nypha sp.). dan beberapa tempat aktivitas masyarakat seperti pertambakan ikan dan pemukiman penduduk. a. Stasiun I Stasiun ini merupakan daerah Mangrove (Gambar 1) sebagai kontrol. Secara geografis terletak pada04 11 31,9 LU dan098 14 14,5 BT. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur.
Gambar 1. Stasiun I. Mangrove (Kontrol) b. Stasiun II Stasiun ini merupakan daerah pertambakan ikan i (Gambar 2). Secara geografis terletak antara 04 11 16,2 LU dan 098 14 34,7 BT. Substrat pada stasiun ini berupa pasir. Gambar 2. Stasiun II. Pertambaka an Ikan c. Stasiun III Stasiun ini merupakan daerah pemukiman penduduk (Gambar 3). Secara geografis terletak antara 04 11 20,8 LU dan 098 14 45,1 BT. Substrat pada stasiun ini berupa pasir.
Gambar 3. Stasiun III. Pemukiman Penduduk P 2.3 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel s ikann dilaksanakan pada siangsampai sore hari, yaitu jam 09.00 sampai jam 15.00 WIB, dan pada malam samapai pagi hari yaitu jam 20.00 sampai jam 06.00 WIB, yang dilakukan dengan menggunakan jala tebar dengan diameter 3 meter dan luas mata jala 1,5 cm. Pengambilan sampell ikan dilakukan sebanyak 30 kali ulangan padaa masing-masing stasiun pengamatan. Jarak antar satu tempat pengambilan sampel ± 1 m dan selang waktu sekitar ± 5 menit setiap pengambilan sampel. Ikan yang didapat diambil d beberapa ekor (3-5) dari setiap jenis ikan yang didapat dan dimasukkan kedalam k botol sampel yang berisi alkohol 70% sebagai pengawet. Sampel yang diawetkan kemudian dibawa ke Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi FMIPA USU, untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi seperti Saanin (1968), dan Kottelat et al (1993).
2.4 Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Perairan Faktor fisik dan kimia perairan yang diukur mencakup: a. Suhu Suhu diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan kedalam badan air ± 3 menit kemudian dibaca skala yang tertera pada termometer. b. Penetrasi Cahaya Diukur dengan menggunakan keping Seechi yang dimasukkan kedalam badan air sampai keping seechi tidak terlihat, kemudian diukur panjang tali yang masuk kedalam air. c. Intensitas Cahaya Diukur dengan menggunakan lux meter yang diletakkan ke arah datangnya cahaya, kemudian dibaca skala yang tertera pada lux meter tersebut. d. Salinitas Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan refraktometer, diambil sampel air sebanyak satu tetes lalu diteteskan pada permukaan alat refraktometer tersebut dan dilihat batas akhir pada skala. e. ph (Derajat Keasaman) ph diukur dengan menggunakan ph meter dengan cara memasukkan ph meter ke dalam sampel air yang diambil dari dasar perairan sampai pembacaan pada alat konstan dan dibaca angka yang tertera pada layout ph meter tersebut.
f. Oksigen Terlarut (DO = Disolved Oxygen) Oksigen terlarut(do= Disolved Oxygen) diukur dengan menggunakan metoda winkler. Sampel air diambil dari dasar perairan dan dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut. Bagan kerja terlampir (Lampiran A). g. BOD 5 (Biological Oxygen Demand) Pengukuran BOD 5 dilakukan dengan menggunakan metode Winkler.Sampel air diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20 o C kemudian diukur nilainya dengan metode winkler dimana nilai BOD 5 didapat dari pengurangan DO awal DO akhir. Bagan kerja terlampir (Lampiran B). Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Alat dan Satuan yang dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan No Parameter Tempat Satuan Alat Fisik Kimia Pengukuran 1. Suhu C Termometer Air Raksa In situ 2. Penetrasi Cahaya m Keping Sechii In situ 3. Intensitas Cahaya Candela Lux meter In situ 4. Salinitas 0 / 00 Refraktometer In situ 5. ph Air - ph meter In situ 6. DO (Oksigen Terlarut) mg/l Metoda Winkler In situ 7. Kejenuhan Oksigen % Laboratorium 8. BOD 5 mg/l Metoda Winkler Laboratorium 2.5 Analisisis Data Data ikan yang diperoleh dihitung nilai kepadatan populasi, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-Wienner, indeks ekuitabilitas, indeks similaritas, indeks morista dan analisa kolerasi (Krebs, 1985, hlm: 516-532; Michael, 1984, hlm: 217-219) sebagai berikut:
a. Kepadatan Populasi (K) K Jumlah individu suatu spesies/ Ulangan Luas Jala b. Kepadatan relatif (KR) KR kepadatan suatu jenis jumlah kepadatan seluruh jenis x 100 % c. Frekuensi Kehadiran (FK) Jumlah ulangan yang ditempati suatu jenis FK = x 100% Jumlah total ulangan Dimana nilai FK : 0-25% : sangat jarang 25%-50% : jarang 50%-75% : banyak 75%-100% : sangat banyak d. Indeks Keanekaragaman/ Diversitas Shannon-Wiener (H ) dimana : H' pi ln pi H = Indeks Diversitas Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung keanekaragaman ikan Pi = proporsi spesies ke-i Ln = logaritma Nature Pi = ni / N (Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis) e. Indeks Equitabilitas / Indeks Keseragaman (E) ( E ) H H ' max
dimana : H = indeks diversitas Shannon-Wienner H max = keanekaragaman spesies maximum = ln S (dimana S banyaknya spesies dengan nilai E berkisar antara 0-1 f. Indeks Similaritas (IS) 2 c IS a b x 100 % dimana: a b c = jumlah spesies pada lokasi a = jumlah spesies pada lokasi b = jumlah spesies yang sama pada lokasi a dan b Bila: IS = 75-100% : sangat mirip IS = 50-75 % : mirip IS = 25-50 % : tidak mirip IS = < 25 % : sangat tidak mirip g. Indeks Distribusi(Morista) Id n 2 X N N N 1 dimana: n = jumlah ulangan N = jumlah total individu dalam total plot X 2 = kuadrat jumlah individu per plot untuk total plot Kriteria pola distribusi dikelompokkan sebagai berikut: Jika: Id = 1 (distribusi diacak) Id < 1 (distribusi normal) Id > 1 (distribusi bergerombol) h. Kejenuhan Oksigen O 2 u Kejenuhan Oksigen (%) x100 O 2 t
dimana: O 2 (u) O 2 (t) = nilai konsentrasi oksigen yang diukur (mg/l) = nilai konsentrasi yang sebenarnya (Lampiran D) sesuai dengan temperatur. i. Analisis Korelasi Analisa korelasi dianalisa menggunakan Analisa Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver.15.00. Analisa Korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara faktor fisik-kimia dengan keanekaragaman ikan.