BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan Nasional seperti termaksud dalam Pembukaan Undang-undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dan pertumbuhan perekonomian perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber penerimaan terbesar negara saat ini salah satunya berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan peningkatan jumlah dan kebutuhan masyarakat. (Lubis, 2015)

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam menyelenggarakan pemerintahannya mempunyai kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan. Semakin pesatnya pembangunan dalam suatu negara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum Negara adalah untuk kegiatan pembangunan. dan makmur. Di Indonesia sendiri pembangunan masih tergolong rendah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem pemungutan pajak. Sistem pemungutan pajak di Indonesia. membayar, serta melaporkan pajaknya dengan menggunakan Surat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari masalah pembiayaan pembangunan. itu, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN PERORANGAN

BAB I PENDAHULUAN. membayarnya. Didalam Pasal 23 UUD 1945, menyatakan bahwa Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negera hukum yang menetapkan pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan negara terbesar adalah berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

Ines Dwiana B

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan oleh setiap warga negara yaitu dengan membayar pajak. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. (NKRI) merdeka sejak tanggal 17 Agustus tahun Dari tahun 1945 Indonesia

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Kesadaran..., Dhio, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban warga Negara, karena itu pemerintah menempatkan perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi Pemerintah adalah melaksanakan pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Republik. Negara kita Negara Indonesia ini mempunyai sebuah landasan atau sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan seluruh aktivitasnya membutuhkan manusia lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. bahwa seluruh pembiayaan negara harus dibiayai dari pendapatan negeri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. internal adalah pajak. Dalam Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar corak kehidupan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. assessment system menjadi self assessment system sejak tahun 1984,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia guna mencapai masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Nasional seperti termaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, alinea keempat yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdasarkan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Disini pemerintah hendak mewujudkan kesejahteraan baik jasmani maupun rohaniah bagi warga negaranya yang mencakup kepentingan perseorangan, golongan, sesama warga negara dan atara warga negara dan pemerintah. Sedangkan untuk terciptanya kesejahteraan umum dan mencerminkan kehidupan bangsa ini, berarti adanya keinginan terciptanya suatu pemerintahan yang mana pemerintahannya mampu menyusun dan membangun suatu masyarakat yang sejahtera baik materil maupun spirituil. 1 Tugas pemerintah dalam memenuhi kesejahteraan rakyat harus sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan Garis-gasris Besar Haluan Negara. Dan untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional juga Garis-garis Besar Haluan Negara, pemerintah bersungguh-sungguh bekerja keras dan berpegang 1 R. Djamal Hoesen Koesoemaadmadja, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco, Bandung, 1948, hlm. 9. 1

teguh pada disiplin yang dapat menjamin keberhasilan dalam meletakkan kerangka landasaan untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasrkan Pancasila, yang semuanya ingin membutuhkan dana yang besar. Dana tersebut dapat dihimpun dari masyarakat sendiri, khususnya melalui pajak. Demikian pentingnya pajak bagi negara, maka para pendiri Negara Republik Indonesia telah memasukan unsur pajak sebagai pendapatan negara ke dalam Undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 23 ayat (2). Adapun bunyi selengkapnya adalah sebagai berikut: Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang - undang. Setelah kita teliti dari ketiga puluh tujuh pasal, hanya Pasal 23 ayat (2) saja yang berbunyi berdasarkan Undang-undang, selebihnya menggunakan kata-kata dengan undang-undang. Dengan menggunakan kata berdasarkan Undang-undang yang dimaksudkan agar ketentuan perpajakan tidak hanya diatur dengan bentuk Undang-undang saja, tetapi dapat pula diatur dalam bentuk peraturanperaturan lainnya. Adapun maksud yang terkandung dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945, agar supaya peraturan perundang-undangan perpajakan senantiasa cepat mengikuti dinamika masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat (2), maka dibentuklah berbagai bentuk peraturan perundang-undangan perpajakan yang merupakan landasan pemungutan pajak. Upaya tersebut diwujudkan dengan disyahkannya beberapa Undang-undang dibidang perpajakan pada tahun 1983 seperti Undang-undang Nomor. 6 Tahun 1983 tentang ketentuan 2

Umum dan Tata Cara Perpajakan, Peraturan Pemerintah Nomor. 35 Tahun 1983 tentang Pendaftaran Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Undangundang Nomor. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, serta Peraturan Pemerintah Nomor. 36 Tahun 1984 tentang Pelaksanaan Pajak Penghasilan 1984, dan berbagai ketentuan lain yang berkaitan dengan perpajakan. Dengan disyahkannya beberapa perundang-undangan dibidang perpajakan ini terlihat dengan nyata, bahwa pemerintah dengan sungguh-sungguh ingin mewujudkan suatu Undang-undang di bidang perpajakan yang dilandasi Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sekaligus mengganti Undang-undang perpajakan yang dibuat pada jaman kolonial. Meskipun terhadap berbagai peraturan perundang-undangan perpajakan pada jaman kolonial tersebut telah beberapa kali dilakukan upaya perubahan dan penyesuaian, namun dengan perbedaan falsafah yang melatar belakangi, serta sistenm yang melekat pada Undangundang tersebut, belumlah bisa memenuhi fungsinya sebagai sarana yang dapat menunjang cita-cita bangsa dan pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan sekarang. Dengan adanya ketentuan-ketentuan perundang-undangan tentang pajak tersebut dan sekaligus merupakan ketentuan yang mengikat. Sudah selayaknya apabila kita mengenal ketentuan-ketentuan umum perpajakan yang berlaku di negara Indonesia. Sedikitnya menyangkut Sistem dan Tata Cara Perpajakan sesuai dengan Undang-undang Nomor. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Selain dari pada itu dengan disyahkannya beberapa peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan ini akan dapat 3

berhasil jika didukung dengan keikut sertaan dan kesungguhan dari masyarakat dalam mensukseskan Pembangunan Nasional, melalui partisipasi aktif dengan kewajiban membayar pajak. Salah satu wujud mengikut sertakan masyarakat secara aktif untuk berpartisipasi dalam pembangunan yaitu dengan diterapkan sistem self assesment dalam perhitungan dan pembayaran pajak. Sistem self assesment ini memberikan kepercayaan sepenuhnya dari pemerintah kepada wajib pajak untuk menghitung dan membayar sendiri pajak yang harus disetor atau dibayarkan kepada negara. Penerapan self assesment dalam perpajakan di Indonesia, disatu pihak dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam membayar pajak, dan dilain pihak dapat membuat peluang atau kesempatan untuk menyelewengkan pembayaran pajak. Oleh karena itu, keberhasilan penerapan atau pelaksanaan sistem self assesment ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang tinggi serta kejujuran dari wajib pajak sendiri. Disamping itu, penerapan sistem self assesment ini akan dapat berjalan dengan baik jika didukung dengan pengetahuan tentang perpajakan. Tanpa pengetahuan yang memadai dan faktor kejujuran serta kesadaran dari wajib pajak maka sistem self assesment tersebut sulit untuk dilaksanakan. Sistem self assesment ini terkandung, beberapa hal penting yang diharapkan ada dalam diri wajib pajak, antara lain: a. Tax mindedness/kesadaran membayar pajak bagi wajib pajak. 4

b.kejujuran wajib pajak. c. Tax mindedness wajib pajak, hasrat untuk membayar pajak. d. Tax discipline/disiplin dari wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan perpajakan, sehingga pada waktunya wajib pajak dengan sendirinya memenuhi kewajiban -kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh Undangundang seperti memasukkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pada waktunya dan sebagainya tanpa diperingatkan untuk melakukan pembayaran pajak. 2 Karena di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting, artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya, pajak perlu dikelola secara seksama dengan meningkatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri. Pajak merupakan merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat. Sistem perpajakan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara, baik dalam bidang kenegaraan maupun bidang dalam bidang sosial dan ekonomi. Pemungutan pajak merupakan suatu bentuk kewajiban warga Negara selaku wajib pajak serta peran aktif untuk membiayai berbagai keperluan Negara yaitu berupa pembangunan Nasional yang 2) H. Rochmat Soemitro, Asas dan Dasar Perpajakan, Eresco, Bandung, 1987, hlm.13. 5

pelaksanaannya diatur dalam Undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan Negara. Penetapan pajak di Indonesia selalu didasarkan atau UU, sesuai amanat UUD 1945 dan amandemennya, dalam pasal 23 ayat (2). Beberapa teori menentukan pajak dapat dihitung dan ditetapkan sendiri oleh masyarakat, atau pihak lain, atau juga oleh pemerintah. Reformasi perpajakan (tax reform) 1983, telah membuat perubahan mendasar ke arah pembaruan dalam sistem perpajakan nasional. Masyarakat ditempatkan dalam posisi utama dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Hal ini sangat sejalan dengan tuntutan social oriented, di mana masyarakat yang menentukan kehidupan dan berfungsi dan kegiatannya, sedangkan pemerintah lebih berfungsi sebagai pengawas, pembina dan penyedia fasilitas. Salah satu tonggak penting dalam sejarah perpajakan Indonesia adalah penerapan sistem pemungutan pajak self assessment sebagai pengganti official assessment. Perubahan sistem pemungutan pajak dari offcial assessment menjadi self assessment, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dari penerimaan dalam negara berasal dari pajak, karean penerimaan dari migas tidak dapat diandalkan lagi, sementara sumber dana dalam negeri hanya sebagai pelengkap. Sejak diterpkannya sistem self assessment dalam Undang-undang perpajakan Indonesia, peranan positif wajib pajak dalam memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya (tax compliance) menjadi semakin mutlak diperlukan. Agar 6

sistem self assessment berjalan secara efektif, keterbukaan dan pelaksanaan penegak hukum merupakan hal yang palin penting. Penegakan hukum ini dapat dilakukan dengan adanya pemeriksaan/penyidikan pajak dan penagihan pajak. Pemeriksaan pajak merupakan instrumen yang baik untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan, yang tujuannya untuk menguji dan meningkatkan kepatuhan perpajakan seorang wajib pajak. Kepatuhan ini akan sangat berdampak baik secara langsung maupun tak langsung pada penerimaan pajak. Hal-hal yang diharapkan ada pada diri wajib pajak tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kesuksesan penerapan sistem self assesment ini adalah kondisi sosial kemasyarakatan dimana wajib pajak berada. Berdasarkan keadaan yang demikian inilah maka penulis tertarik sekali mengetahui pelaksanaan pemungutan pajak ke dalam suatu karangan ilmiah yang berbentuk skripsi berdasarkan Undang-undang Nomor. 6 Tahun 1983 dengan judul: Tinjauan terhadap pelaksanaan Self Assesment sistym sesuai Undang -undang Nomor. 6 Tahun 1983 dalam pemungutan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebumen. B. Perumusan Masalah Adapun permasalahan dalam hubungannya dengan latar belakang 7

permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut: a) Bagaimana penerapan self assesment system di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebumen? b) Apa hambatan dalam penerapan self asessmen system di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebumen? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan self asessment system di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebumen. 2. Untuk menentukan hambatan-hambatan pelaksanaan self asessment system di kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebumen. D. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis: Yaitu memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan hukum mengenai pelaksanaan self assesment system sesuai dengan Undang undang No. 6 Tahun 1983 Dalam Pemungutan Pajak di Indonesia. 8

b) Manfaat Praktis: Yaitu memberikan pengetahuan yang lebih jelas menngenai peraturan terhadap pelaksanaan self assesment kepada masyarakat Kebumen. 9