Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

dokumen-dokumen yang mirip
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

ISSN hal

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN HASIL PENGECORAN PADA MATERIAL ALUMINIUM DAUR ULANG

OPTIMASI DESAIN CETAKAN DIE CASTING UNTUK MENGHILANGKAN CACAT CORAN PADA KHASUS PENGECORAN PISTON ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

11 BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Pengaruh Penambahan Sr atau TiB Terhadap SDAS, Sifat Mekanis dan Fluiditas Pada Paduan Al-6%Si

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

ADC 12 SEBAGAI MATERIAL SEPATU REM MENGGUNAKAN PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING DENGAN VARIASI TEMPERATUR PENUANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.0

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

PENGARUH TEKANAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADA PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

LEMBAR PENGESAHAN. Oleh : Nama : Abdul Qohar Nim : Bidang Studi : Rekayasa Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Transkripsi:

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMINIUM SILIKON (Al-Si) DAUR ULANG DENGAN PENAMBAHAN 0,05% UNSUR TITANIUM (Ti) Ihsan Fauzi*, Helmy Purwanto dan Sri Mulyo Bondan Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236. * Email: h454n_87@yahoo.com Abstrak Pengecoran squeeze atau yang sering juga disebut penempaan logam cair adalah proses dimana logam cair dibiarkan membeku dalam cetakan yang diberi tekanan ekternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap struktur mikro dan kekerasan pada proses pembuatan kampas rem dengan penambahan titanium (Ti) paduan aluminium daur ulang. Paduan dilebur pada dapur peleburan dan dituang pada temperatur 700 kedalam cetakan yang telah dipanaskan pada temperatur 300 selanjutnya diberi tekanan dengan variasi tanpa tekanan, tekanan 104MPa, 149Mpa dan 194MPa selama 8 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan yang diberikan porositasnya semakin sedikit, SDAS semakin kecil, dan nilai kekerasan naik. Katakunci: Pengecoran squeeze, daur ulang, tekanan. PENDAHULUAN Perkembangan industri otomotif sekarang ini berkembang dengan pesat. Komponen yang memiliki karakteristik unggul diperlukan untuk mendukung sebuah kendaraan, salah satunya adalah sepatu kampas rem. Untuk itu dalam pembuatan sepatu kampas rem membutuhkan material yang kuat, tetapi juga harus ringan, tahan korosi, dan penghantar panas baik. Sepatu kampas rem dibuat dengan cara pengecoran, maka bahan yang digunakaan harus mempunyai kemampuan cor yang baik. Saat ini masih terus dilakukan penelitian untuk mengembangkan proses manufaktur pembuatan kampas rem dengan menggunakan bahan alumunium (Al) silikon (Si) daur ulang. Pengecoran (casting) adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Dimana bahan dalam kondisi cair dituang atau dicetak dengan ditekan dalam sebuah rongga cetakan dengan bentuk tertentu dan dibiarkan sampai berubah menjadi padat atau membeku. Salah satu metode pengecoran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi adalah pengecoran squeeze. Pengecoran squeeze dikenal dengan istilah penempaan logam cair. merupakan suatu proses dimana logam cair didinginkan di dalam cetakan yang sudah ada dan ditutup sambil diberi tekanan luar yang biasanya berasal dari tenaga hidrolik. Tekanan yang diberikan serta kontak langsung antara logam cair dengan dinding cetakan akan menyebabkan terjadi perpindahan panas secara cepat yang memungkinkan untuk menghasilkan produk cor dengan porositas rendah serta memiliki ukuran butir yang halus dengan sifat mekanik yang mendekati produk tempa umumnya. Supaya tidak terjadi kegagalan dalam proses pengecoran sepatu kampas rem maka ditambahkan penghalus butiran Ti (Titanium) dan Boron (Firdaus, 2002). Hasil proses pengecoran squeeze adalah produk yang mendekati ukuran standarnya (near-net shape) dengan kualitas yang baik, sehingga dapat meminimalkan pengerjaan mesin selanjutnya. Sedangkan struktur-mikro hasil pengecoran squeeze tampak lebih padat dibandingkan dengan hasil pengecoran dengan cara tuang atau gravity (Yue dan Chadwick, 1996). Struktur mikro terjadi perubahan bentuk butiran, dimana setelah mendapatkan penambahan titanium strukturnya menjadi halus dan berbentuk equaixed. dari uji kekerasan didapatkan bahwasanya penambahan titanium yang memberikan pengaruh significant adalah penambahan Ti dengan nilai kekerasan. Kekerasan (hardness) adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang terlokalisasi (lengkungan kecil atau goresan). adalah suatu cacat (void) pada produk cor yang dapat menurunkan kualitas bentuk tuang. Salah satu terjadinya porositas Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 41

Analisis Pengaruh Variasi Tekanan (Ihsan Fauzi, dkk.) pada penuangan paduan aluminium adalah gas hydrogen. METODOLOGI Bahan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu paduan aluminium daur ulang (Al-Si) berasal dari sepatu kampas rem bekas dari salah satu merek kendaraan bermotor tertentu dan penambahan master alloy Titanium Boron (TiB). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Mold atau cetakan logam, Alat press hidrolis automatis, Thermometer infra red, Dapur peleburan, kowi, Ladel, Tang penjepit, Sarung tangan, Batu bara, Elpiji, Alat uji kekerasan, Alat uji struktur mikro, Amplas, Autosol, Kain lap, Stop watch. Pembuatan ingot sepatu kampas rem bekas dilebur dengan kowi dengan temperatur 700, selanjutnya diaduk dan dipisahkan kotoran kemudian dituang kedalam cetakan yang sudah disediakan. Proses Penambahan unsur TiB, Peleburan, Penuangan dan Penekanan, Proses awal ingot dicampur dengan TiB dengan penambahan 0,05%, dilebur didalam dapur peleburan menggunakan batu bara dan elpiji. Peleburan hingga mencapai suhu temperatur 700, cetakan logam dipanaskan dengan elpiji hingga mencapai suhu temperatur 300 kemudian diaduk supaya rata antara aluminium dengan unsur TiB. Sebelum penuangan alat hidrolik dipersiapkan selanjutnya dilakukan penuangan dan penekanan dengan variasi tanpa tekanan, tekanan 104 MPa, 149 MPa, 194 MPa. Kemudian ditahan selama 8 menit dan hasil coran dilepas. Hasil pengecoran didokumentasikan dan dibuat sempel uji kekerasan, dan metalografi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengecoran squeeze dengan variasi tanpa tekanan, tekanan 104 MPa, 149 MPa, 194 MPa Gambar 2. Hasil pengecoran squeeze tekanan 104 MPa dengan tambahan TiB 0,05% suhu coran 700 o C suhu cetakan 300 o C. Gambar 3. Hasil pengecoran squeeze tekanan 149 MPa dengan tambahan TiB 0,05% suhu coran 700 o C suhu cetakan 300 o C Gambar 4. Hasil pengecoran squeeze tekanan 194 MPa dengan tambahan TiB 0,05% suhu coran 700 o C suhu cetakan 300 o C. Dari hasil pengecoran squeeze Menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan cacat pengecoran sedikit dan hasil coran lebih baik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya dorong saat penekanan yang tinggi sehingga rongga cetakan terisi penuh dan cacat pengecoran semakin berkurang dibandingkan dengan tanpa tekanan. Gambar 1. Hasil pengecoran squeeze tanpa tekanan dengan tambahan TiB 0,05% suhu coran 700 o C suhu cetakan 300 o C. 42

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 Struktur Mikro a. Tanpa tekanan Gambar 6. Struktur mikro tengah spesimen tanpa tekanan Gambar 5. Struktur mikro tepi spesimen tanpa tekanan Gambar 5. Memperlihatkan foto struktur mikro dengan tanpa tekanan diambil dari tepi spesimen dibagian penumpu tidak ada cacat porositas, bagian tengah dan pengungkit sedikit ada cacat porositas. Dilihat dari struktur dendritnya pada bagian kampas penumpu, tengah, pengungkit jarak antara dendrit jauh. Gambar 6. Memperlihatkan foto mikro coran pada tanpa tekanan yang diambil dari tengah spesimen bahwa dibagian kampas penumpu, tengah dan pengungkit terdapat banyak cacat porositas. Dilihat dari dendritnya bagian kampas penumpu dan tengah dendritnya rapat. Pada bagian kampas pengungkit dendritnya mengumpul. Dari hasil semua spesimen yang diambil bagian tengah spesimen terdapat banyak cacat porositas dibandingkan dengan dibagian tepi spesimen. Jumlah dendrit dari bagian semua bagian spesimen hampir sama. Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 43

Analisis Pengaruh Variasi Tekanan (Ihsan Fauzi, dkk.) b.tekanan 104 MPa. Gambar 7. Struktur mikro tepi spesimen tekanan 104 MPa. Gambar 7. Memperlihatkan foto mikro coran pada tekanan 104 MPa yang diambil dari tepi spesimen pengungkit dibagian penumpu dan tengah terdapat sedikit porositas. Sedangkan dibagian pengungkit cacat porositasnya banyak dan mengumpul. dilihat dari struktur dendritnya pada bagian penumpu dan pengungkit jarak dendritnya jauh, pada bagian tengah jarak dendritnya rapat. Gambar 8. Struktur Mikro Tengah Spesimen Tekanan 104 MPa. Gambar 8. Memperlihatkan foto mikro coran pada tekanan 104 MPa yang diambil dari tengah spesimen bahwa bagian atas dan tengah cacat porositasnya sedikit, Sedangkan bagian bawah porositasnya mengumpul. dilihat dari struktur dendritnya pada bagian penumpu dan tengah dendritnya mengumpul, pada bagian pengungkit jarak dendritnya jauh. Dari semua spesimen yang diambil bagian tepi spesimen lebih banyak terdapat cacat porositas dari pada di bagian tengah spesimen. Jumlah dan bentuk dendritnya dari semua bagian spesimen menunjukkan hampir sama. 44

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 c. Tekanan 149 MPa. Gambar 9. Struktur Mikro Tepi Spesimen Tekanan 149 MPa. Gambar 9. Memperlihatkan foto mikro coran pada tekanan 149 MPa yang diambil dari tepi spesimen bahwa bagian penumpu porositasnya banyak sedangkan bagian tengah dan pengungkit sedikit porositasnya. dilihat dari struktur dendritnya bagian penumpu dan tengah jarak dendritnya sangat rapat sedangkan pada bagian pengungkit jarak dendritnya jauh. Gambar 10. Struktur mikro tengah spesimen tekanan 149 MPa. Gambar 10. Memperlihatkan foto mikro coran pada tekanan 149 MPa yang diambil dari tengah spesimen bahwa bagian penumpu cacat porositasnya sedikit dibandingkan dengan bagian tengah dan pengungkit banyak porositanya. dilihat dari struktur dendritnya pada bagian penumpu dan pengungkit rapat, bagian tengah jarak dendritnya jauh. Dari semua spesimen yang diambil struktur mikro coran dilihat dari cacat porositasnya memperlihatkan bahwa pada bagian tengah spesimen lebih banyak cacat porositasnya dibandingkan ditepi. Jumlah dan bentuk dendritnya bagian tengah lebih rapat dibandingkan ditepi spesimen. Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 45

Analisis Pengaruh Variasi Tekanan (Ihsan Fauzi, dkk.) d. Tekanan 194 MPa Gambar 11. Struktur mikro tepi spesimen tekanan 194 MPa. Gambar 11. Memperlihatkan foto mikro coran pada tekanan 194 MPa yang diambil dari tepi spesimen bahwa bagian penumpu, tengah dan pengungkit terdapat sedikit cacat porositas. dilihat dari struktur dendritnya pada bagian penumpu dan tengah jarak dendritnya rapat sedangkan di bagian pengungkit jarak dendritnya jauh. Gambar 12. Struktur mikro tengah spesimen tekanan 194 MPa. Gambar 12. Memperlihatkan foto mikro coran pada tekanan 194 MPa yang diambil dari tengah spesimen bahwa bagian penumpu dan tengah terdapat cacat porositas sedangkan bagian pengungkit terdapat cacat porositas yang besar. dilihat dari struktur dendritnya pada bagian penumpu dan tengah jarak dendritnya lebih rapat, pada bagian pengungkit jarak dendritnya jauh. Dari semua foto spesimen yang diambil struktur mikro coran dilihat dari terdapat cacat porositas bahwa bagian tepi spesimen sedikit cacat porositasnya dibandingkan dengan bagian tengah spesimen yang banyak cacat 46

Kekerasan, HRb (%) Rata-rata SDAS ( µm) Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 porositasnya. Jumlah dendritnya dari semua bagian spesimen menunjukkkan hampir sama. Dari gambar 5., 6., 7., 8., 9., 10., 11., 12., menunjukkan struktur mikro pengecoran squeeze dengan tanpa tekanan, tekanan 104MPa, 149MPa, 194MPa dan penambahan unsur TiB 0,05% hasil struktur mikro semakin tinggi tekanan dendritnya rapat. Adalah suatu cacat (void) pada produk cor yang dapat menurunkan kualitas bentuk tuang. Gambar 15. menunjukkan hasil rata-rata ukuran. 20 15 10 5 0 0 50 100 150 200 250 Tekanan (MPa) Gambar 13. Grafik jumlah porositas pengecoran squeeze dengan variasi tekanan. Gambar 13. Memperlihatkan hubungan antara jumlah porositas dengan variasi tanpa tekanan, tekanan 104 MPa, 149 MPa, 194 MPa dan penambahan unsur TiB 0,05% dari pengecoran squeeze sepatu kampas rem menunjukkan variasi tanpa tekanan terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 4,056% sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 16,007%. variasi tekanan 104 MPa terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 4,06% sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 9,147%. variasi tekanan 149 MPa terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 2,2% sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 13,867%. variasi tekanan 194 MPa terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 2,4 % sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 3,833%. hal ini disebabkan karena pada saat penekanan dengan tekanan tinggi lebih cepat padat. Secondary Dendrite Arm Spacing (SDAS) Gambar 15. menunjukkan hasil rata-rata ukuran SDAS. 15 10 5 0 Gambar 14. Grafik rata-rata SDAS dengan variasi tekanan Gambar 14. Memperlihatkan hasil rata-rata SDAS pengecoran squeeze sepatu kampas rem dengan variasi tanpa tekanan Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 9,01µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 7,492 µm. variasi tekanan 104 MPa Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 14.05µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 11.916µm. variasi tekanan 149 MPa Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 9.387µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 8.911µm. variasi tekanan 194 MPa Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 7.813µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 6.562µm. Kekerasan Gambar 15. Menunjukkan nilai kekerasan pada pengecoran squeeze dengan variasi tekanan. 42 40 38 36 34 32 30 0 50 100 150 200 250 Tanpa Tekanan Tekanan (MPa) 104 149 194 Merek Terkenal Tekanan (MPa) Gambar 15. Grafik rata-rata harga kekerasan pengecoran squeeze dengan variasi tekanan. Gambar 15. Memperlihatkan hubungan antara Kekerasan sepatu kampas rem dengan variasi tekanan dan penambahan unsur TiB 0,05% yang paling tinggi dengan variasi tekanan 194 MPa sebesar 39.86 HRB, dibandingkan dengan variasi tekanan lainnya. Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 47

Analisis Pengaruh Variasi Tekanan Pada variasi tanpa tekanan sebesar 35.4 HRB, untuk kekerasan variasi tekanan 104 MPa sebesar 36.33 HRB. untuk kekerasan variasi tekanan 149 MPa sebesar 35.4 HRB. KESIMPULAN Dari hasil penelitian analisis pengaruh variasi tekanan pada pengecoran squeeze terhadap struktur mikro kekerasan produk sepatu kampas rem berbahan aluminium silikon (Al-Si) daur ulang dengan penambahan 0,05% unsur Titanium (Ti). Maka dapat disimpulkan: Jumlah porositas pada pengecoran squeeze dengan tanpa tekanan terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 4,056% sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 16,007%. variasi tekanan 104 MPa terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 4,06% sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 9,147%. variasi tekanan 149 MPa terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 2,2% sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 13,867%. variasi tekanan 194 MPa terdapat porositas pada bagian tepi rata-rata 2,4 % sedangkan porositas dibagian tengah rata-rata 3,833%. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan jumlah porositasnya semakin rendah. Hal ini disebabkan karena pada saat penekanan udara keluar lebih cepat. Hasil rata-rata SDAS pengecoran squeeze sepatu kampas rem dengan variasi tanpa tekanan Pada bagian tepi spesimen ukuran. (Ihsan Fauzi, dkk.) SDAS 9,01µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 7,492 µm. variasi tekanan 104 MPa Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 14.05µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 11.916µm. variasi tekanan 149 MPa Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 9.387µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 8.911µm. variasi tekanan 194 MPa Pada bagian tepi spesimen ukuran SDAS 7.813µm, bagian tengah spesimen ukuran SDAS 6.562µm. ini menunjukkan bahwa semakin tinggi variasi tekanan semakin kecil SDAS nya. Hasil kekerasan pada pengecoran squeeze dengan variasi tanpa tekanan sebesar 35.4 HRB, untuk kekerasan variasi tekanan 104 MPa sebesar 36.33 HRB, untuk kekerasan variasi tekanan 149 MPa sebesar 35.4 HRB, variasi tekanan 194 MPa sebesar 39.86 HRB. Ini menunjukkkan bahwa semakin tinggi variasi tekanan semakin tinggi pula nilai kekerasanya. DAFTAR PUSTAKA Firdaus., (2002). Analisis Parameter Proses Pengecoran Squeeze Terhadap Cacat Produk Flens Motor Sungai, Jurnal Teknik Mesin Vol. 4, No. 1, pp. 6 12. Yue, T.M., and Chadwick G.A., 1996, Squeeze Casting of Light Alloys and Their Composites, Journal of Material Processing Technology, vol. 58, pp. 302-307 48