NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan. 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

ANGGI PRATIWI A

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BANJIR DITINJAU DARI TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA TELUKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL

BAB III LANDASAN TEORI

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA PALUR KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

KERENTANAN (VULNERABILITY)

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Geografi INDAH PURNAMASARI A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian studi kasus digunakan untuk memberikan penjelasan

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

Naskah Publikasi Karya Ilmiah

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PERAN SIMULASI TERHADAP KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SMP N 1 KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

MITIGASI BENCANA BANJIR DI DESA NGROMBO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Penanggulangan Bencana Banjir, dinyatakan bahwa banjir memiliki dampakdampak

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GEO-LITERACY SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

PEMETAAN SEKOLAH SMA/SMK BERDASARKAN KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI SRI LESTARI A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB II SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BANJIR

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN TARGET PROGRAM

MODUL KULIAH DASAR ILMU TANAH KAJIAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BANJIR. Sumihar Hutapea

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan ciri-ciri objek atau

BAB IV METODE PENELITIAN

PERAN APARATUR KELURAHAN DAN KESIAP-SIAGAAN WARGA JOYOTAKAN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

12/12/2013 L/O/G/O.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

BAB I PENDAHULUAN. Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah

KESIMPULAN RISIKO BENCANA

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

Manajemen Bencana. Suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

BENTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI TEKTONIK DI DESA DENGKENG KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: ANIK MASLIHAH A610090092 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMAAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Anik Maslihah, A 610090092, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 52 halaman Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir, 2) Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir berdasarkan dari informasi yang diperoleh peneliti dari salah satu masyarakat. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sumber data berasal dari hasil angket yang telah diisi oleh warga masyarakat desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dan wawancara dengan salah satu warga ataupun aparatur desa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) lembar kuisioner/ angket 2) wawancara 3) observasi langsung di tempat penelitian. Pada penelitian ini tidak menggunakan uji validitas maupun uji reliabilitas karena item soal pada lembar angket diambil dari buku PASTI (Preparedness Assessment Tools for Indonesia) yang ditulis oleh Kharisma Nugroho, Hening Purwati, Jenik Andreas, Surya Rahman M. Barry Adhitya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo terhadap banjir diperoleh nilai indeks sebesar 71,42%, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kesiapsiagaan terhadap banjir pada masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori Siap. Selain itu, ada pula dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir, yaitu: sebagian rumah warga ada yang kemasukan air, warga mengungsi di jalan, warga tidak terkena penyakit karena air banjir, mendapatkan bantuan dari kelurahan, serta mendapatkan bantuan dari tim medis. Kata Kunci: Kesiapsiagaan, Banjir, Masyarakat.

Pendahuluan Banjir merupakan suatu masalah yang sampai saat masih perlu adanya penanganan khusus dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana. Menurut Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief (2006), ada 5 macam strategi untuk mengurangi dampak banjir pada individu dan masyarakat, yaitu: 1. Informasi dan pendidikan 2. Asuransi banjir 3. Penyesuaian-penyesuaian pajak 4. Tindakan-tindakan darurat untuk banjir 5. Pemulihan pasca banjir Selain strategi untuk mengurangi dampak banjir pada individu dan masyarakat, ada pula strategi untuk mengurangi banjir yang dikemukakan oleh Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief (2006), yaitu: 1. Bendungan dan waduk 2. Tanggul (levee) dan penahan banjir (Floodwall) 3. Peningkatan kapasitas saluran drainase atau sungai 4. Tindakan-tindakan perbaikan lahan

5. Penahanan di suatu lokasi (on-site detention) Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. 2. Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir berdasarka dari informasi yang diperoleh peneliti dari salah satu masyarakat. Landasan Teori Banjir Menurut Departemen Pekerjaan Umum, banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran. Menurut Robert J. Kodoatie dan Sugiyanto (2002), banjir disebabkan oleh 2 faktor, yaitu: 1)faktor alam, dan 2)tindakan manusia. Natural Hazard Research and Applications Research Center (1992) menyebutkan empat strategi dasar untuk pengelolaan daerah banjir: a. Mengurangi kerentanan/ bahaya terhadap kerusakan dan gangguan banjir (zona atau pengatur tata guna lahan dalam daerah banjir). b. Mengurangi banjir (menggunakan waduk sebagai pengendali banjir). c. Mengurangi dampak banjir pada individu dan masyarakat (misalnya menggunakan teknik mitigasi seperti asuransi dan ketahanan banjir). d. Mengembalikan dan mempertahankan alam dan sumber daya budaya dari daerah banjir (mengenali nilai atau harga daerah banjir dan memanfaatkannya untuk pariwisata dan aktivitas-aktivitas lainnya yang cocok/ tepat).

Dalam buku PASTI (Preparedness Assessment Tools For Indonesia) yang ditulis oleh Kharisma Nugroho, dkk, menyebutkan bahwa metode untuk banjir adalah dengan metode memanen hujan. Ada beberapa metode memanen hujan yang telah berkembang dan beberapa wacana memanen hujan yang dapat dikembangkan di Indonesia: a) Metode Memanen Hujan dengan Mempertahankan hutan; Hutan dapat Dijadikan sebagai Komponen Pemanen Air dengan Cara Mempertahankan dan Kelestarian Hutan Tersebut. b) Metode Memanen Hujan dengan Revitalisasi Danau, Telaga, Dan Situ. c) Metode Memanen Hujan dengan Kolam-Kolam dan sumur Resapan. d) Metode Memanen Hujan dengan Modifikasi Landsekap e) Metode Memanen Hujan dengan Kolam-Kolam Tando Air Rumah Tangga. Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Kesiapsiagaan menurut Carter (1991:29) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Kesiapsiagaan menurut buku PASTI (Preparedness Assessment Tools For Indonesia) yang ditulis oleh Kharisma Nugroho, dkk merupakan kegiatan

yang menunjukkan tingkat efektivitas respons terhadap bencana secara keseluruhan. Di dalam buku PASTI (Preparedness Assessment Tools For Indonesia) yang ditulis oleh Kharisma Nugroho, dkk, disebutkan bahwa ada 10 standar kesiapsiagaan, yaitu: - Pembentukan dan pembangunan kapasitas organisasi untuk mengawasi dan menjalankan sistem peringatan - Evakuasi - Penyelamatan dan bantuan - Pembuatan rencana pelaksanaan menangani bencana atau rencana penanganan bencana - Mobilisasi langsung - Pengaturan stok persediaan - Komunikasi bahaya - Pelatihan relawan - Latihan dan simulasi masyarakat - Pendidikan dan kesadaran masyarakat Masyarakat Ada beberapa definisi dari masyarakat, diantaranya yaitu: 1) Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 2) Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

3) Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan mulai dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Juni 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menekankan pada kesiapsiagaan masyarakat di Desa Cemani dalam menghadapi bencana banjir. Subjek dalam penelitian ini adalah warga Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Variabel dalam penelitian ini ada 1, yaitu: variabel kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Dalam penelitian ini, teknik dan instrumen dalam pengumpulan data berupa: lembar kuisioner/ angket, wawancara, observasi. Adapun penjelasan dari metode tersebut sebagaimana uraian berikut ini: 1) Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. 2) Wawancara atau interviu adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

3) Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54). Pada penelitian ini tidak menggunakan uji validitas maupun uji reliabilitas instrumen dikarenakan item pertanyaan yang digunakan dalam memperoleh data menggunakan pertanyaan-pertanyaan dari buku PASTI (Preparedness Assessment Tools For Indonesia) yang ditulis oleh Kharisma Nugroho, dkk. Analisis data mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo ini untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Berikut ini adalah rumus untuk mengetahui hasil kesiapsiagaan banjir: Indeks Kesiapsiagaan = % Sedangkan untuk mengklasifikasikan hasil dari indeks kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Indeks Kesiapsiagaan menurut LIPI Persentase Kategori 80% - 100% Sangat Siap 65% - 79% Siap 55% - 64% Hampir Siap 40% - 54% Kurang Siap < 40% Belum Siap

Pengujian hipotesis akan menggunakan hipotesis deskriptif, yaitu: a. Ho : ρ 80% b. H1 : ρ 80% Hasil dan Pembahasan Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan hasil distribusi tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tentang banjir diperoleh hasil sebagai berikut: Distribusi Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Kesiapsiagaan Jumlah Persentase Masyarakat Hampir Siap 14 14,00% Siap 48 48,00% Sangat Siap 38 38,00% Jumlah 100 100% Hasil distribusi tingkat kesiapsiagaan masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa dari 100 responden penelitian terdapat 14% orang yang mempunyai kesiapsiagaan terhadap bencana banjir dalam kategori hampir siap, 48% masyarakat mempunyai

kesiapsiagaan terhadap bencana banjir yang termasuk kategori siap dan 38% masyarakat mempunyai kesiapsiagaan yang termasuk kategori sangat siap terhadap banjir. Berdasarkan hasil distribusi di atas dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo mempunyai kesiapsiagaan yang termasuk kategori hampir siap tentang banjir. Analisis kesiapsiagaan ini digunakan untuk mengetahui kategori tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana banjir di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Berikut ini adalah hasil dari analisis kesiapsiagaan banjir: Indeks Kesiapsiagaan = 100 % = 100 % = 71,42% Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesiapsiagaan masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo terhadap banjir diperoleh nilai indeks sebesar 71,42%. Indeks ini berarti bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir 80%. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa indeks kesiapsiagaan berada pada interval 65% - 79%, maka dapat diketahui bahwa tingkat kesiapsiagaan terhadap banjir pada masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori Siap.

Selain dari hasil analisis kesiapsiagaan yang diperoleh dari angket, masih ada pula beberapa penjelasan dari hasil wawancara dari salah satu warga yang bernama Bapak Gito Slamet, yaitu: 1. Beberapa kali telah terjadi banjir, baik banjir yang dikategorikan sebagai banjir kecil maupun banjir besar. Banjir besar terjadi sekitar 3 tahun yang lalu. Tingginya kira-kira ± 1 meter atau setinggi perut orang dewasa. 2. Sebagian rumah warga kemasukan air banjir tersebut. Bahkan ada yang dindingnya roboh karena bukan merupakan bangunan yang permanen. 3. Warga mengungsi di jalan yang tidak terkena banjir selama 1 hari 1 malam. 4. Tidak ada warga yang terkena penyakit akibat banjir tersebut. 5. Warga juga mendapatkan bantuan dari kelurahan. 6. Tidak ada korban jiwa pada banjir tersebut. 7. Ada bantuan dari tim medis. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Pusat Statistik, juga menjelaskan bahwa: a. Selama 3 tahun terakhir ini di Desa Cemani pernah sekali terjadi banjir yang termasuk sebagai banjir besar. b. Di Desa Cemani juga terdapat 1 sungai yang melintas di sekitar rumah warga. c. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. d. Kerugian akibat bencana tersebut sekitar Rp. 12.000.000,00. e. Ada bantuan dari kelurahan berupa makanan dan minuman.

f. Tidak ada sistem peringatan dini di Desa Cemani. g. Di Desa Cemani tidak tersedia perlengkapan keselamatan, seperti: perahu karet, tenda, masker, dan sebagainya. h. Tidak pernah ada penyuluhan keselamatan, termasuk simulasi bencana. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapsiagaan masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo terhadap banjir diperoleh nilai indeks sebesar 71,42%, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kesiapsiagaan terhadap banjir pada masyarakat Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori Siap. Selain itu, banyak pula dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir, yaitu: sebagian rumah warga ada yang kemasukan air, warga mengungsi di jalan, warga tidak terkena penyakit karena air banjir, mendapatkan bantuan dari kelurahan, serta mendapatkan bantuan dari tim medis. Saran 1. Bagi Masyarakat a. Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir diharapkan lebih ditingkatkan dengan berperan aktif dalam

meningkatkan pemahaman melalui partisipasi dalam penyuluhan dari pemerintah. b. Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat harus lebih diutamakan pada indikator peraturan formal/ informal, dan pengetahuan masyarakat mengenai banjir. Karena pada indikator ini sebagian besar masyarakat belum mengerti mengenai hal tersebut. c. Kesiapsiagaan terhadap bencana banjir seharusnya dipahami oleh seluruh kalangan masyarakat, karena bencana banjir akan terkena pada seluruh masyarakat tanpa memperhatikan tingkat pemahaman. 2. Bagi Pemerintah Daerah a. Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir dengan kegiatan penyuluhan maupun seminar terkait dengan respon bencana, sehingga pemahaman masyarakat tentang respon bencana dapat meningkat. b. Melakukan kampanye tentang pentingnya pemahaman terhadap bencana banjir melalui pamflet, brosur dan jejaring sosial, sehingga dapat melakukan kesiapsiagaan yang baik terhadap kejadian bencana banjir. c. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih meningkatkan penelitian dengan melakukan penelitian pada beberapa daerah yang mempunyai risiko terhadap bencana dengan mencari faktor yang mempengaruhi tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir

Daftar Pustaka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) & Badan Pusat Statistik (BPS). Data & Informasi Bencana Indonesia. (http://dibi.bnpb.go.id diakses pada hari Sabtu, 01 Februari 2014 jam 11.05 WIB) Kodoatie, Robert J., and Sugiyanto. 2001. Banjir Beberapa Penyebab dan Metode Pengandaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kodoatie, Robert J., dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu. Jakarta: Yarsif Watampone. Nasution, S.. 1992. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito Nasution, S.. 2001. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Nugroho, Kharisma. Hening Purwati. Jenik Andreas. Surya Rahman M. Barry Adhitya. 2009. Preparedness Assessment Tools For Indonesia. Jakarta: UNESCO Office Sudaryoko, Y.. 1986. Pedoman Penanggulangan Banjir. Departemen Pekerjaan Umum Badan Penerbit Pekerjaan Umun Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.