BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Sugiarti dan Vera Talumepa

PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan suatu. negara. AKI di dunia secara global sebesar 216/ kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada masa bayi, balita maupun remaja (Sidhartani, 2007).

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan Sustainable Development

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 3/4 dari tahun 1990 sampai tahun 2015. Secara global, Angka Kematian Ibu (AKI) menurun 45% antara tahun 1990 dan 2013 (WHO, 2014). Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) masih sangat tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Guna mencapai sasaran MDGs untuk mengurangi AKI, pemerintah melakukan kebijakan dalam hal kesehatan ibu dan anak (KIA) dengan mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas kepada masyarakat (SDKI, 2012). Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2013, tiga faktor utama penyebab kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan, perdarahan postpartum, dan infeksi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Say, dkk tahun 2014 dimana faktor utama penyebab kematian ibu adalah perdarahan postpartum (27,1%), hipertensi dalam kehamilan (14%) dan sepsis (10,7%). Insiden perdarahan postpartum pada Negara maju sekitar 5% dari persalinan, sedangkan pada Negara berkembang bisa mencapai 28% dari persalinan dan menjadi masalah utama dari kematian ibu (WHO, 2014). Salah satu penyebab AKI di Indonesia adalah karena perdarahan postpartum yang disebabkan karena terjadinya sub involusi dan pemberian 1

ASI secara eksklusif merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat proses involusi uteri, prosesnya adalah waktu bayi menghisap otot-otot polos puting susu, akan merangsang kelenjer hipofise untuk mengeluarkan hormon oksitosin sehingga otot-otot payudara memancarkan ASI, selain itu hormone oksitosin juga merangsang otot-otot polos uterus untuk berkontraksi lebih baik sehingga mengurangi terjadinya perdarahan. Langkah awal untuk berhasilnya pemberian ASI eksklusisf yaitu dengan pelaksanaan IMD. IMD pada 1 jam pertama dapat meningkatkan potensi menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tidak hanya menyukseskan ASI eksklusif, tapi juga akan menyelamatkan nyawa ibu karena IMD dapat mengurangi terjadinya perdarahan postpartum (Roesli, 2012). Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saxton, dkk (2014), dimana bahwa kontak kulit ke kulit dan menyusui setelah lahir mengurangi resiko terhadinya perdarahan postpartum. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013, menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif dalam 24 jam terakhir dan tanpa riwayat diberikan makanan dan minuman selain ASI pada umur 6 bulan sebesar 30,2%. Inisiasi Menyusu Dini kurang dari satu jam setelah bayi lahir adalah 34,5%, tertinggi di Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar 52,9% dan terendah di Papua Barat (21,7%) sedangkan persentase Inisiasi Menyusu Dini di Sumatera Barat sebesar 44,2%. Menurut data SDKI 2012, pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan sebanyak 41,5%. Target Indonesia sebesar 80% bayi diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan. 2

Di Kota Padang, data pada tahun 2013 menyatakan bayi yang mendapat ASI eksklusif sebanyak 66,3% dimana pencapaian ASI eksklusif yang terendah yaitu berada pada daerah wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang yaitu 41,4%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan program ASI Eksklusif masih sangat jauh pelaksanaannnya dari yang diharapkan, begitu juga program IMD karena IMD merupakan salah satu cara untuk keberhasilan dalam pencapaian program ASI eksklusif. Melakukan IMD maka produksi ASI akan terstimulasi sejak dini, sehingga tidak ada lagi alasan ASI kurang, atau ASI tidak keluar yang sering kali penghambat ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan (Profil Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahulan yang dilakukan oleh peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang pada tanggal 27 Juli sampai dengan 8 Agustus 2015 pada 20 ibu hamil dengan cara wawancara mendalam, didapatkan 60% ibu hamil tidak mengetahui tentang IMD dan 45% ibu hamil bersikap negatif tetang IMD. Ini menunjukkan masih banyak ibu hamil yang belum tahu tentang pentingnya pelaksanaan IMD tersebut. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif tidak hanya merupakan tindakan yang alamiah, tetapi juga merupakan perilaku yang harus dipelajari. Penelitian yang luas menunjukkan bahwa ibu memerlukan dukungan yang aktif untuk membangun dan melaksanakan praktik menyusui yang benar. Banyak aspek yang mempengaruhi pelaksanaan praktik IMD dan ASI eksklusif antara lain seperti, adat istiadat, sikap, pengetahuan, dukungan dari tenaga kesehatan dan anggota keluarga. Untuk memastikan ibu hamil 3

melaksanakan IMD dan ASI Eksklusif yang tepat, ibu tersebut harus mendapatkan pendidikan menyusui selama antenatal dan mendapatkan konseling di kamar bersalin atau bangsal bersalin (Gami dkk, 2013). U.S Preventive Service Task Force menjelaskan bahwa pengetahuan adalah faktor intervensi yang paling efektif dalam IMD. Oleh karena itu, pengetahuan ibu mengenai IMD adalah salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan pelaksanaan IMD. Untuk itu diperlukan paparan informasi yang baik agar pengetahuan ibu mengenai IMD juga adekuat dan IMD dapat terlaksana (Shealy, dkk. 2005). Menurut Konsep Perilaku K-A-P (Knowledge-attitude-practice), bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikapnya dan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan tentang sesuatu. Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang secara ilmiah dan menjadi dasar dalam mengambil keputusan rasional dan efektif untuk menerima perilaku baru atau menghasilkan persepsi yang positif (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan dan sikap setelah pemberian konseling laktasi mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan IMD. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gita Masyita pada tahun 2012, dimana hasil penelitiannya yaitu masing-masing pada variabel pengetahuan mempunyai pengaruh 3,5% terhadap pelaksanaan IMD sedangkan variabel sikap mempunyai pengaruh 2,9% terhadap pelaksanaan IMD begitupun pada pemberian konseling laktasi mempunyai pengaruh 6.9% terhadap pelaksanaan IMD. Menurut penelitian yang dilakukan di India pada tahun 2013 konseling juga mempengaruhi pelaksanaan IMD, dimana dilakukan 4

penelitian pada 100 ibu hamil didapatkan 58% ibu melakukan IMD setelah mendapatkan konseling (Gami dkk, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Rahajuningsih tahun 2014 juga menyatakan bahwa keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan motivasi seorang ibu untuk menyusui bayinya. Menyusui yang paling mudah dan sukses dilakukan adalah bila si ibu sendiri sudah siap fisik dan mentalnya untuk melahirkan dan menyusui, serta bila ibu mendapatkan informasi, dukungan, dan merasa yakin akan kemampuannya untuk merawat bayinya sendiri, didukung oleh keinginan yang kuat dari ibu itu sendiri, dukungan suami, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat. Oleh karena itu sikap dan perilaku ibu yang baru melahirkan yang didasari pengetahuan tentang pentingnya IMD semenjak dari perawatan antenatal dan saat melahirkan besar pengaruhnya terhadap keberhasilan praktik IMD dan ASI Eksklusif nantinya (Linkages, 2007). Untuk membantu terlaksananya proses IMD dengan cara yang benar, maka peran petugas sangatlah penting. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan, mempunyai waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan ibu sehingga bidan bisa memberikan informasi dengan cara memberikan konseling tentang pentingnya pelaksanaan IMD. Hal ini didukung dengan pendapat bahwa dengan pemberian konseling yang kontiniu dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Berdasarkan latar belakang ini, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Konseling Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Hamil terhadap Perilaku Ibu Dalam 5

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang Tahun 2015. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka Apakah dengan melakukan konseling Inisiasi Menyusu Dini kepada ibu hamil akan mengubah perilaku ibu dalam pelaksanaan IMD di wilayah Puskesmas Ulak Karang tahun 2015? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui Pengaruh Konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Ibu Hamil terhadap Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang Tahun 2015. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan konseling tentang IMD di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015. 2. Mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan konseling tentang IMD di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015. 3. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku ibu dalam pelaksanaan IMD di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015. 4. Mengetahui pengaruh konseling terhadap pengetahuan ibu hamil tentang IMD di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015. 6

5. Mengetahui pengaruh konseling terhadap perubahan sikap ibu hamil tentang IMD di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015. 6. Mengetahui pengaruh konseling terhadap perilaku ibu dalam pelaksanaan IMD di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam metodelogi penelitian tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 1.4.2. Bagi Pelayanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagaimana pengaruh konseling terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibu hamil dalam pelaksanaan IMD, sehingga bisa meningkatkan terlaksananya IMD. Pada akhirnya dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk melakukan evaluasi lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang lainnya. 1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kepustakaan dan referensi di perpustakaan Prodi S2 Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas khususnya mengenai IMD. 7