BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Studi tentang kelengkapan sarana dan prasarana penjasorkes sekolah dasar se-kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Lisyono R, 2014

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PESANTREN. (Oleh : Dra Tite Juliantine M.Pd)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RIYAN FATHUL CHOER, 2014

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

ARTIKEL. Oleh: LUTFHUL HAKIM ZAKARIYYA Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYO HARMONO, M.Pd 2. REO PRASETIYO HERPANDIKA, M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Ini berarti bahwa pendidikan merupakan usaha menuju kepada tujuan yang dicita-citakan. Adapun cita-cita bangsa Indonesia dalam usaha pendidikannya tertuang dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dalam Purwanto (2005:36) dikemukakan : Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia mempunyai sasaran seluruh aspek pribadi manusia atau manusia seutuhnya. Yang dimaksud dengan aspek pribadi manusia ialah aspek jasmani, aspek kejiwaan, aspek sosial, aspek makhluk Tuhan. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa usaha pendidikan akan terpimpin kearah rumusan tujuan pendidikan yang berarti bahwa usaha pendidikan harus menuju kepada tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini berbanding lurus dengan tujuan pendidikan jasmani dalam Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar (2006:702) yaitu : mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Untuk mencapai keempat aspek pribadi manusia tersebut, maka dalam pengajaran, para pendidik harus dapat menentukan sesuatu yang tepat dan berguna bagi anak didiknya. Tepat dan berguna disini bermakna bahwa sesuatu itu harus sesuai dengan keadaan, kemampuan, dan kebutuhan anak, serta bagaimana kegunaan sesuatu itu untuk membentuk kepribadian anak

2 sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Untuk menuju cita-cita yang diinginkan, pendidikan jasmani merupakan wahana yang tidak dapat diabaikan. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang didalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya, sehingga materi pendidikan jasmani antara tingkat sekolah dasar dengan tingkat sekolah di atasnya (SMP dan SMA/SMK) berbeda-beda. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan aktivitas olahraga yang terpilih serta dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik serta membentuk gaya hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Didalam Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar (2006:703) dijelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut : permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan". Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitaas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Di tingkat sekolah dasar, pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mengutamakan unsur-unsur gerak dalam suasana bermain. Materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan merupakan salah satu aktivitas yang disenangi oleh siswa sekolah dasar, terutama permainan bola besar dan bola kecil. Selain itu terdapat aktivitas atletik dan senam.ketiga jenis aktivitas permainan tersebut paling sering dilakukan oleh siswa. Akan tetapi kondisi dilematis ditemukan manakala alat yang digunakan telah rusak dan terbatas jumlahnya. Dengan kondisi demikian proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan akan terhambat yang berujung pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan alat bantu/alat peraga secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Alat bantu pembelajaran yang dipilih serta disesuaikan dengan kemampuan siswa merupakan salah satu faktor penunjang untuk

3 mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, alat bantu/alat peraga pembelajaran yang memadai sangat penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan besar sekali manfaatnya bagi guru dan siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Namun sebaliknya, alat bantu pembelajaran yang tidak lengkap atau tidak sesuai akan menyulitkan guru dan siswa sehingga materi tidak dapat disampaikan secara utuh pada siswa dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Alat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak sekolah dasar akan mengembangkan potensi serta keterampilannya secara optimal. Karena itu, dalam memilih alat yang harus dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya bagi anak sekolah dasar diperlukan pertimbangan yang mendalam. Dengan alat pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan partisipasi anak dalam proses belajar mengajar akan terwujud. Alat pembelajaran dapat membantu guru dalam mengoptimalkan program pembelajaran agar mencapai sasaran, yakni terbentuknya kualitas gerak anak serta kemampuan-kemampuan lainnya. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran penjas, salah satunya keterbatasan alat bantu/ sarana atau bahkan sama sekali tidak ada alat bantu yang disediakan oleh sekolah. Bahagia (2004: 1) berpendapat bahwa salah satu kendala kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah terutama di Sekolah Dasar, adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh sekolah-sekolah tersebut. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, penggunaan alat bantu/sarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting. Tersedianya alat bantu yang relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia menuntut seorang guru berkreativitas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan diperoleh hasil belajar yang optimal. Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjas untuk menciptakan untuk membuat alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran penjas, maka dapat menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu

4 tersebut pada prinsipnya untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai. Alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang tidak layak pakai justru menjadi masalah bagi guru dalam mengajar, bahkan dapat membahayakan siswa. Tetapi sebaliknya, jika ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani yang lengkap, memenuhi syarat dan terpilih akan membantu guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, sehingga kegiatan belajar mengajar akan efektif dan efisien serta membantu keberhasilan tujuan pendidikan. Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa alat pembelajaran memiliki manfaat yang sangat berarti, seperti hasil penelitian Dahlan (1996: 72) bahwa : belajar round off dengan menggunakan alat bantu Swedia mempunyai pengaruh yang lebih berarti dibandingkan dengan belajar round off tanpa alat bantu bangku Swedia. Pendapat tersebut merupakan salah satu bukti perlunya alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Pada proses belajar mengajar, alat pembelajaran pendidikan jasmani keberadaanya sangat diperlukan. Pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari alat pembelajarannya. Tujuan pendidikan akan berjalan lancar jika didukung dengan alat pembelajaran yang cukup dan memadai. Ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting dalam menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Alat pembelajaran yang kurang lengkap menyebabkan terhambatnya penyampaian materi pelajaran, waktu serta tenaga dalam proses belajar mengajar. Tidak hanya itu, media alat pembelajaran yang terbatas akan menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar, sehingga mengakibatkan hasil belajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan akan turun, berdampak pada penurunan tingkat kesegaran jasmani siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar secara keseluruhan. Dengan alat pembelajaran yang memadai, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan partisipasi anak dalam proses belajar mengajar akan terwujud. Alat yang tidak lengkap juga menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa didalam proses belajar mengajar. Teridentifikasi dan terpenuhinya alat pembelajaran yang dibutuhkan, akan menjadikan proses belajar mengajar siswa menuju tingkat keberhasilannya. Hal ini dapat mempersiapkan

5 kemandirian anak dalam melakukan aktivitas belajarnya dan pada gilirannya dapat menciptakan otomatisasi gerakan siswa. Berdasarkan hasil observasi penulis di beberapa Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta, dapat dilihat guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan masih menggunakan media alat pembelajaran seadanya. Hal ini berdampak pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tidak bisa berjalan dengan lancar serta tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan materi kurang maksimal. Dilihat dari letak geografis, Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta berada di wilayah perkotaan. Hal ini sangat memungkinkan bagi guru pendidikan jasmani dalam hal akses menuju tempat penyedia peralatan pembelajaran yang dibutuhkan. Kondisi demikian merupakan suatu kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk memperbanyak dan memperbarui alat-alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses belajar mengajar. Melihat kondisi demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar Negeri se-gugus 1 di Kecamatan Purwakarta yang perlu disikapi secara serius. Untuk itu perlu diteliti dan dikaji agar dapat diketahui gambaran mengenai ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Kecamatan Purwakarta. Permasalahan-permasalahan itulah yang melatarbelakangi penelitian ini sehingga penulis mengangkat judul yaitu, Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Purwakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti perlu mengidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut : 1. Belum diketahui ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta. 2. Perlunya pendataan ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta.

6 C. Rumusan Masalah Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diatasi dan dianalisis. Setelah mencermati dan menganalisis latar belakang, maka yang menjadi masalah dalam penelitian adalah: 1. Bagaimana profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta? 2. Apakah ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se- Gugus I di Kecamatan Purwakarta telah sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta. 2. Untuk mengetahui kesesuaian antara ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se-gugus I di Kecamatan Purwakarta dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang dikemukakan, penelitian ini mempunyai manfaat antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan akademik yaitu untuk mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan tentang media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 2. Memberikan gambaran mengenai profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi dan menyesuaikan ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.

7 F. Batasan Penelitian Untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut : 1. Jenis media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam penelitian ini terbatas pada alat bantu/peraga pembelajaran dalam ruang lingkup cabang olahraga atletik, cabang olahraga senam dan cabang olahraga permainan. 2. Adapun jenis alat bantu/peraga pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang digunakan dalam ruang lingkup cabang olahraga atletik terdiri dari : lembing, cakram, peluru, tongkat estafet dan bak loncat. Alat bantu/peraga pada cabang olahraga senam terdiri dari : matras, peti loncat, tali loncat, dan tongkat. Alat bantu/peraga pada cabang olahraga permainan terdiri dari : Bola sepak/kaki dan bola voli.