BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. SMA N 3 Panyabungan mengatakan keprihatinannya terhadap anak didiknya. Guru ini merasakan ada 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

meningkatkan prestasi belajar siswa disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan khususnya guru sebagai pelaksana pembelajaran. Pembelajaran. norma/standar yang berlaku (Yamin, 2008: 22).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan yang di survey oleh Organisation for Economic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal masyarakat adalah sekolah yang menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perbaikan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: perubahan kurikulum, perbaikan mutu dan kualitas guru dan siswa, peningkatan alokasi dana untuk pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang. Oleh karena itu, guru tidak hanya sebagai penerima pembaharuan pendidikan, tetapi berperan serta dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengolahan pembelajaran dikelas. Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa henti. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan materi disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran khususnya matematika. Adakalanya guru mengalami kesulitan membuat siswa memahami materi yang disampaikan sehingga hasil belajar matematika rendah. Keberhasilan pembelajaran biologi dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil observasi yaitu melalui wawancara dengan ibu Nelli Br Surbakti selaku guru bidang studi biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai mengatakan keprihatinannya terhadap anak didiknya. Guru ini merasakan ada masalah di kelasnya ketika dia mengajar. Adapun masalah yang mendasar yang

2 dikeluhkan oleh guru tersebut adalah rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran biologi. Hal tersebut ditandai: (1) siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran biologi. Hal ini diketahui guru dari kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan guru yang pada umumnya tidak didasari pemahaman dan hasil test siswa yang nilainya masih banyak dibawah KKM (75), dimana 47,22% siswa mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 52,78% siswa dinyatakan tidak lulus dari 72 siswa; (2) siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar biologi, siswa hanya menjadi pendengar dan penerima keinginan guru. Sehingga dalam mempelajari biologi siswa sering merasa bosan,cemas dan jenuh. Selain dari faktor siswa dalam proses pembelajaran, peran guru juga sangat penting. Pada kondisi awalnya cara guru mengajar rata-rata mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan hafal. Pembelajaran jarang divariasikan dengan berbagai model dan metode yang lain, sehingga siswa sering merasa bosan dan malas mengakibatkan proses belajar mengajar cenderung pasif. Pola penyampaian guru yang tidak terstruktur sehingga dalam pemahamannya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Pemilihan model atau metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting untuk mengatasi permasalahan di atas adalah penggunaan strategi mengajar, pemilihan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran aktif. Dimana peserta didik diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu model pembelajaran aktif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu strategi Snowball Throwing dan Role Playing. Dimana pada model ini siswa diajak bermain tetapi tetap fokus pada pembelajaran sehingga siswa belajar dengan santai dan tidak bosan karena belajar dengan bermain. Dalam pendekatan pembelajaran aktif ini siswa diharapkan mampu mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Karena kreativitas itu merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan

3 berbeda. Kreativitas setiap siswa berbeda beda, siswa yang memiliki kreativitas tinggi mampu belajar dengan baik, dapat menciptakan cara belajar dengan baik, dapat menciptakan cara belajar dengan mudah serta mampu memahami, menyelesaikan soal-soal yang dihadapi dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai. Strategi pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal biologi dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-baiknya. Penerapan model Snowball Trowing ini dalam pembelajaran biologi melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik. Sedangkan pembelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Role playing diprediksi mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa karena pendekatan ini dirancang melalui skenario pembelajaran secara tertulis yang dapat memacu proses berpikir siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing sudah pernah diujicobakan oleh Yustini Yusuf dan Mariani Natalini (2010) pada materi sistem pencernaan di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Pekan Baru tahun pembelajaran 2009/2010 dan hasilnya adalah hasil belajar siswa meningkat sebesar 39,29% untuk hasil belajar yang menggunakan model Snowball Throwing. Sedangkan penelitian untuk penggunaan model pembelajaran Role Playing yang sudah pernah diujicobakan Epi Listiana Hasibuan (2012) pada materi sistem pencernaan makanan di kelas XI IPA SMA 3 Panyabungan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dan hasil belajar siswa meningkat 21,8%. Dari penelitian ini saya merasa tertarik untuk melakukan penelitian perbandingan kedua model kooperatif yang memiliki persamaan dimana siswa diajak untuk belajar aktif dengan cara bermain dan sama-sama dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terutama dalam pembelajaran yang sebelumnya jarang memvariasikan model dan metode dalam pembelajaran, dan

4 guru lebih sering menggunakan metode konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Materi sistem ekskresi merupakan materi pelajaran yang banyak memiliki konsep-konsep, yang dalam penerapannya kebanyakan diajarkan dengan menggunakan metode konvensional dan tanya jawab. Pembelajaran yang dilakukan kebanyakan hanya berpusat pada guru (teacher oriented) yang sering juga dikenal dengan pembelajaran langsung. Dimana cara ini dinilai kurang mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa tidak ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Materi sistem ekskresi merupakan materi yang perlu diajarkan dengan metode permainan karena dapat menarik perhatian siswa. Dimana model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan Role Playing dapat melatih kesiapan siswa, saling memberikan pengetahuan tentang sistem ekskresi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan panadangan kepada siswa tentang materi sistem ekskresi. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan Role Playing nantinya siswa lebih tertarik lagi untuk mempelajari sistem ekskresi dan dapat memahami konsep-konsep materi sistem ekskresi ini dengan mudah dan dapat meningkatkan hasil belajar ketika ada tes/ujian. Sehingga saya mencoba memvariasikan model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran Role Playing. Karena kedua model ini mengajak siswa untuk bisa lebih aktif dalam belajar Biologi. Dan hasil dari penelitian orang lain juga mendukung bahwa kedua model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka penulis termotivasi untuk mengkaji dan ingin melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing dan Role Playing pada Sub Materi Sistem Eksresi Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai T. P. 2013/2014

5 1.2. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang masalah dalam pembelajaran sub materi pokok sistem eksresi dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Metode penyampaian materi yang diterapkan guru cenderung monoton yaitu metode ceramah yang kurang efektif sehingga perlu diterapkan metode atau model pembelajaran yang lebih efektif. 2) Kegiatan belajar siswa yang cenderung individual sehingga mengakibatkan kurang bersosialisasi dengan sesamanya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 3) Hasil belajar biologi siswa masih rendah. 1.3. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah penelitian di atas, maka dalam penelitian ini masalah dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan Role Playing untuk mengetahui perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar biologi dan aktivitas siswa di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai T.P. 2013/2014. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada sub materi pokok sistem eksresi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2) Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Role Playing pada sub materi pokok sistem eksresi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3) Bagaimanakah perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan Role Playing pada

6 sub materi pokok sistem eksresi dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada sub materi pokok sistem eksresi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2013/2014? 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Role Playing pada sub materi pokok sistem eksresi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2013/2014? 3) Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dan Role Playing pada sub materi pokok sistem eksresi dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mendapatkan hasil belajar secara maksimal menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran Role Playing sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pentingnya penggunaan dan pemanfaatan model atau metode metode mengajar yang efektif dan efisien untuk mengembangkan model pembelajaran yang inovatif untuk mencapai

7 kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam proses belajar mengajar sehingga guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran biologi, serta hasil belajar diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam mengatasi permasalahan yang sama. b. Bagi Siswa Pembelajaran dilakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dengan Role Playing, dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal, sehingga adanya perasaan senang dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dan lebih interaktif. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang memungkinkan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar jika guru menghadapi permasalahan pembelajaran. d. Bagi Peneliti Penelitian ini sangat berguna bagi bekal pengalaman dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif dan menarik dalam mata pelajaran Biologi, sehingga akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan kemampuan mengembangkan model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar. 1.7. Defenisi Operasional Berdasarkan permasalahan di atas, beberapa istilah yang digunakan dibuat definisi operasionalnya demi kejelasan, ketegasan, serta untuk menghindari salah pemahaman pengertian dalam menginterpretasikan masalah, diantaranya: 1. Model pembelajaran snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Dalam

8 penelitian ini yang dimaksud dengan snowball throwing adalah pelemparan bola kertas yang berisi pertanyaan dari siswa satu ke siswa yang lain. 2. Model pembelajaran Role Playing adalah suatu model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antar siswa. Siswa dibagi kedalam kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang siswa. Setiap siswa dalam kelompoknya melakonkan peran yang telah ditentukan oleh guru didepan kelas sedangkan kelompok yang tidak ikut bermain peran bertugas mengamati skenario yang dilakonkan dan mencatat inti materi dari setiap adean demi adegan. 3. Prestasi belajar adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya. Jadi prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang disengaja untuk memperoleh pengetahuan baru, bisa berupa symbol atau angka. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil tes akhir setelah pelaksanaan pembelajaran model Snowball Throwing dan Role Playing. 4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mempelajari biologi dengan model Snowball Throwing dan Role Playing, yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi yaitu berupa test kognitif berbentuk pilihan berganda (multiple choice) dengan 5 pilihan jawaban dan test psikomotorik serta afektif menggunakan lembar observasi terhadap siswa. Dan dikatakan siswa berhasil dalam pembelajaran jika siswa mencapai KKM (75).