BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

PENGARUH RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PT FORTUNE INDONESIA, Tbk NENY HERAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Bank merupakan satu lembaga yang berfungsi sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. upaya perlindungan dari berbagai risiko, dapat menimbulkan kerugian financial

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini, jasa perasuransian semakin diperlukan baik oleh perorangan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH RISIKO PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

PENDAHULUAN Asuransi merupakan salah satu alternatif untuk mengalihkan dan mengendalikan risiko finansial dari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh kar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini telah mampu menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menguji

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI LEASING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan yang semakin kompetitif dan terintegrasi serta disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Krisis keuangan yang terjadi di Eropa dan beberapa negara Asia

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai


1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Nomor 2 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat baik dalam perekonomian, politik, maupun hukum. Dalam

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

USULAN PENELITIAN. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari pihak pihak yang memiliki dana yang idle kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. melihat secara seksama perusahaan tersebut mempunyai laba/ pertumbuhan atas asetnya sehingga perusahaan tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi payung untuk mengantisipasi krisis keuangan, karena dana asuransi yang dihimpun bisa menjadi kekuatan besar untuk menangkal krisis keuangan, kesadaran berasuransi bisa menjadi salah satu jalan keluar untuk menangkal krisis keuangan, dengan berasuransi artinya masyarakat membiayai masa depannya dan juga memberi keuntungan kepada masyarakat yang menggunakan jasa asuransi. Keberadaan lembaga jasa asuransi sangat penting yakni untuk mengelola cadangan dana masyarakat dalam mengantisipasi resiko yang tidak pasti, dan tidak hanya sekedar sebagai pengumpul premi, asuransi juga dapat menjadi penggerak investasi dan sumber kekuatan dana masyarakat yang dapat menyokong ketahanan keuangan masyarakat dalam menghadapi krisis keuangan. Premi yang dihimpun perusahaan asuransi terus meningkat selama beberapa tahun terakhir hingga mendorong perusahaan asuransi tumbuh dengan cepat. Perusahaan asuransi terus bertumbuh sejalan dengan perkembangan kinerja bisnis jasa asuransi dan penyesuaian karakteristik masyarakat di Indonesia. Meski terus tumbuh, kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi (insurance minded) masih rendah. Masyarakat masih menganggap produk asuransi tidak penting. Merawati (2002: 23) mengungkapkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi dapat disebabkan oleh meningkatnya pendidikan masyarakat, meningkatnya pendapatan dan taraf kehidupan masyarakat sedangkan masyarakat masih dalam kondisi krisis keuangan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berasuransi, maka perlu diketahui 2 (dua) fungsi asuransi yakni fungsi primer dan sekunder. Menurut Kurniawati (2012: 5) fungsi

primer asuransi adalah sebagai mekanisme pengalihan resiko melalui cara common pool dimana setiap pemegang polis membayar premi yang adil dan seimbang, sesuai dengan tingkat resiko kerugian atas pertanggungan yang dibawanya kedalam pool tersebut. Fungsi sekunder asuransi adalah merubah fungsi dana yang tidak produktif dan menyalurkannya sebagai dana cadangan (reserve) untuk keperluan darurat (loss prevention), dengan berasuransi maka akan menciptakan ketenangan pikiran bagi tertanggung / pengguna jasa asuransi karena telah ada asuransi yang akan menanggung resiko kerugian finansial (peace of mind), dan dengan berasuransi masyarakat mempunyai dana untuk memulihkan kembali perekonomiannya setelah terjadinya suatu resiko kerugian (social benefit). Berdasarkan fungsi tersebut, asuransi dapat menjadi pelindung dari beragam resiko yang tidak dapat diprediksi dan menjadi stabilitas keuangan dalam menghadapi kerugian yang dialami oleh masyarakat pengguna jasa asuransi. Resiko seperti kecelakaan, sakit, kerusakan atau kehilangan barang-barang berharga, timbulnya gugatan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga atas kerugiannya, hingga kematian dapat menghabiskan uang seseorang bila tidak memiliki perlindungan keuangan. Biaya yang timbul dari beragam resiko tersebut juga setiap waktu semakin meningkat. Asuransi menjadi solusi yang tepat untuk membantu masyarakat dalam mengatasi biaya-biaya tersebut sekaligus menjaga kondisi keuangan masyarakat agar tetap stabil. Asuransi termasuk instrumen yang bisa dijadikan solusi untuk financial security, karena tidak ada yang bisa mengukur secara pasti resiko keuangan yang akan dihadapi di masa datang. Asuransi bukan hanya untuk perlindungan diri atas suatu resiko tetapi juga bermanfaat sebagai instrumen yang bisa menjaga stabilitas kondisi keuangan, memberikan perlindungan terhadap aset, juga memberikan ketenangan hidup pada seseorang atas resiko yang banyak menghabiskan uang. Asuransi dapat diandalkan untuk memberikan rasa aman terhadap resiko yang tidak terduga atas kondisi keuangan.

Pada saat terjadi krisis keuangan global, membuat perusahaan asuransi kian agresif mengembangkan bisnisnya dan perusahaan asuransi terus meningkatkan kepuasan dan pelayanan kepada nasabah, yang pada akhirnya mampu mendorong perusahaan terus bertumbuh. Memberikan pelayanan dengan baik melalui kemudahan dan percepatan proses klaim serta memenuhi semua aspek kebutuhan tertanggung. Tujuan asuransi adalah untuk membantu masyarakat merencanakan masa depan keuangan masyarakat, asuransi mampu memberikan solusi dari kebutuhan masyarakat dengan beraneka ragam produk asuransi. Pelayanan jenis-jenis produk yang dijual akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Produk asuransi umumnya terdiri dari asuransi kesehatan dan jiwa, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan (freight insurance), asuransi rangka kapal, asuransi mesin, asuransi rekayasa pembangunan, dan bancassurance. Saat ini ada 2 (dua) distribusi produk asuransi yakni melalui keagenan dan dengan kerjasama pemasaran melalui bank atau disebut bancassurance. Perkembangan bancassurance memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan premi asuransi. Manfaat bancassurance bagi bank yakni untuk menjaga kestabilan kesehatan keuangan bank karena kredit yang dikucurkan ke kreditur dijamin oleh asuransi, dan manfaat bagi perusahaan asuransi yakni untuk memperbesar pertumbuhan premi asuransi. Sekarang masyarakat lebih praktis dan efisien dalam pembayaran premi asuransinya karena langsung di auto debet melalui rekening bank. Bisnis asuransi tidak selalu berjalan mulus. Banyak faktor yang ikut menentukan kelangsungan usaha asuransi yakni komitmen dalam menjaga modal yang diperkenankan dan memajukan usaha asuransi, kemampuan perusahaan asuransi dalam pembayaran klaim, pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi. Usaha asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha jasa keuangan yang ada, usaha perasuransian merupakan usaha mengelola resiko sehingga usaha ini sangat diatur oleh pemerintah. Sehingga modal usaha perasuransian sangat diawasi dan diatur oleh pemerintah untuk

melindungi masyarakat pengguna jasa asuransi. Pemerintah menegaskan tanggung jawab perusahaan asuransi adalah sebagai pemberi refrensi integrasi produk asuransi dan menanggung resiko yang dijamin, sedangkan tertanggung tidak diperkenankan menanggung resiko dari produk asuransi tersebut. Kementerian keuangan menyiapkan aturan mengenai permodalan dan pemasaran produk asuransi, kementerian keuangan juga akan mengawasi produk-produk asuransi yang sudah beredar. Permodalan merupakan faktor penting dalam menilai kesehatan suatu perusahaan asuransi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mark Mitchell (2000: 5) terdapat korelasi yang tinggi antara arbitrasi resiko dengan tingkat pengembalian modal (return on investment) di pasar modal, serta menggunakan analisa kontijensi klaim (risk base capital) dan asumsi transaksi-transaksi biaya, mengindikasikan bahwa tingkat resiko kerugian akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan modal perusahaan. Salah satu cara untuk mendongkrak modal perusahaan asuransi adalah dengan meningkatkan pendapatan premi neto. Semakin banyak pendapatan premi neto menunjukkan keberhasilan manajemen dalam penetrasi pasar. Perolehan premi yang dikumpulkan, dikelola oleh perusahaan asuransi untuk diinvestasikan dan disiapkan untuk pembayaran klaim. Hasil dari pengelolaan manajemen tersebut adalah kondisi perusahaan yang sehat dan menghasilkan laba bagi dan pemegang saham yang tergambar dalam perolehan Return On Investment (ROI). Perusahaan yang memiliki masalah dalam permodalan akan sulit menjalankan aktivitas usaha secara optimal yakni seperti dalam menjaring nasabah maupun memenuhi kewajiban membayar klaim, juga menyangkut manajemen, distribusi, kualitas sumber daya manusia (SDM), pelayanan dan produk asuransi. Manajemen suatu perusahaan asuransi sebaiknya menerapkan prinsip manajemen resiko, karena industri asuransi memang bergerak dibidang pengelolaan mengubah resiko menjadi manfaat bagi pihak lain. Hasil dari aktivitas perusahaan asuransi akan terefleksi pada banyak parameter antara lain pertumbuhan premi

neto dan Risk Base Capital (RBC) yang mensyaratkan perusahaan asuransi harus memenuhi modal yang memadai untuk menghadapi resiko Fenomena yang terjadi pada masa krisis keuangan global tahun 2008, tercatat premi neto industri asuransi Rp.48,38 triliun. Tahun 2009, angkanya meningkat menjadi Rp.59,75 triliun atau meningkat sekitar 23,49%. Tahun 2010, industri asuransi membukukan premi neto sebesar Rp.72,53 triliun atau naik 20,87% dan tahun 2011 premi neto tercatat Rp.90,79 triliun atau naik 23,6%. Pertumbuhan laba asuransi juga meningkat. Pada tahun 2008, perolehan laba asuransi hanya sebesar Rp.1,14 triliun. Tahun 2009, perolehan laba industri asuransi meningkat besar menjadi Rp.4,75 triliun atau meningkat 316%. Tahun 2010, laba tetap meningkat menjadi Rp.5,46 triliun atau 14,28% (Sumber: Majalah Investor, Juli 2012 : 38). Pada akhir tahun 2001 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 mensyaratkan setiap perusahaan asuransi harus dapat memenuhi Risk Base Capital (RBC) sebesar 40%, pada tahun 2002 sebesar 75%, dan tahun 2004 sebesar 120%. Perusahaan asuransi yang tidak dapat memenuhi modal minimum tersebut akan diberikan sanksi, konsekuensinya perusahaan asuransi tersebut dilarang menjual produknya. Fenomena yang terjadi berdasarkan keputusan yang diberlakukan oleh Kementerian Keuangan tersebut mengenai penerapan persyaratan modal minimum pada akhir tahun 2008, menyebabkan beberapa perusahaan asuransi anggota Asosiasi Asuransi Indonesia (AAI) yang tidak mampu memenuhinnya diberikan waktu untuk memenuhi persyaratan modal minimum tersebut dan terhindar dari ancaman pencabutan ijin usaha tetapi perusahaan-perusahaan asuransi tersebut dikenakan pembatasan kegiatan usaha. Fenomena krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 sampai tahun 2011 disebabkan oleh gejolak krisis keuangan negara adidaya Amerika yang menaikkan nilai suku bunga kredit bank dan tingkat inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga minyak dunia serta memburuknya perekonomian beberapa negara di Eropa (Sumber: Majalah

Investor, Juli 2012: 10), hal ini membuat dampak beberapa perusahaan asuransi di Indonesia dalam kondisi kesulitan keuangan akibat penurunan nilai asset, meningkatnya kewajiban, semakin menurunnya modal akibat inflansi, dan penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih rendah yang disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk membeli produk asuransi masih rendah. Berdasarkan fenomena tersebut kondisi keuangan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan premi karena semakin tinggi pendapatan premi suatu perusahan asuransi maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan Risk Base Capital (RBC) yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri terhadap resiko klaim, untuk menjamin kemampuan terhadap resiko tersebut perusahaan asuransi harus menyiapkan dana cadangan teknis dan retensi modal sendiri. Badan regulator berharap industri asuransi semakin baik dalam menjaga kemampuan tingkat Risk Base Capital (RBC). Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kirmizi (2011: 400) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan asuransi menggunakan variabel pertumbuhan asset dan modal perusahaan asuransi terhadap rasio Risk Base Capital (RBC), Return On Equity (ROE) dan pertumbuhan premi neto perusahaan asuransi dengan menggunkan teknik anilisis jalur (path analysis) yakni merancang diagram jalur berdasarkan hipotesis serta menerjemahkan diagram jalur ke persamaan structural, menghitung matriks korelasi antar variabel, menguji masingmasing sub struktur, menghitung koefisien determinasi (R 2 ), menghitung koefisien jalur (β) dan pengaruh variabel lain (error) yang tidak dimasukan ke dalam model, menggambarkan struktur hubungan secara lengkap, menghitung koefisien determinasi total, serta menentukan persentase pengaruh secara proporsional antar variabel. Sedangkan, pada penelitian ini menggunakan variabel Risk Base Capital (RBC) dan pertumbuhan premi neto untuk mengetahui apakah varibel-variabel tersebut mempunyai pengaruh atau dampak terhadap tingkat Return On Invesment (ROI) dengan teknik analisis kuantitatif statistik melalui uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, uji autokolerasi, uji signifikan parsial

(uji-t), uji signifikan simultan (uji-f), uji koefisien determinasi (R 2 ), dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi pembelajaran yang lebih luas terhadap kinerja keuangan pada industri asuransi. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti guna memastikan pengaruh Risk Base Capital dan pertumbuhan premi neto terhadap Return On Investment dengan judul penelitian Pengaruh Risk Base Capital (RBC) dan pertumbuhan premi neto terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahan-perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka perumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Risk Base Capital (RBC) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Investment (ROI) perusahan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2. Apakah pertumbuhan premi neto berpengaruh secara parsial terhadap Return On Investment (ROI) perusahan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 3. Apakah Risk Base Capital (RBC) dan pertumbuhan premi neto berpengaruh secara simultan terhadap Return On Investment (ROI) perusahan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1. 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : 1. Menganalisis bukti empiris mengenai pengaruh parsial Risk Base Capital (RBC) terhadap Return On Investment (ROI) perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Menganalisis bukti empiris mengenai pengaruh parsial pertumbuhan premi neto terhadap Return On Investment (ROI) perusahan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Menganalisis bukti empiris mengenai pengaruh Risk Base Capital (RBC) dan pertumbuhan premi neto secara simultan terhadap Return On Investment (ROI) perusahan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1. 4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah : 1. Bagi peniliti, untuk menambah pengetahuan mengenai manajerial keuangan di bidang industri asuransi. 2. Bagi calon investor, semoga memberikan pengetahuan dan informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi dan mengimplikasikan di pasar modal pada kelompok industri asuransi. 3. Bagi manajemen perusahaan-perusahaan asuransi, semoga dapat menjadi informasi yang bermanfaat untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan dan indikator persaingan di industri asuransi. 4. Bagi peneliti selanjutnya dan pihak lain, semoga menjadi bahan refrensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan menjadi pengetahuan mengenai kinerja keuangan di bidang industri asuransi.