BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah Kotamadya Jakarta Barat masih belum mencukupi dibanding dengan 80 % jumlah penduduk beragama Islam di wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Mayoritas penduduk di sekitar tapak beragama Islam. Masyarakat membutuhkan mesjid yang aman dan nyaman. Masyarakat membutuhkan mesjid dan dengan fasilitas lengkap dan mutakhir. V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.2.1 Konsep Berdasarkan Aspek Manusia Kesimpulan berdasarkan analisis aspek manusia adalah: 1. Berdasarkan analisis terhadap pelaku kegiatan, yang melakukan kegiatan di dalam mesjid adalah masyarakat, dalam hal ini sebagai umat muslim untuk beribadah, pengelola, dan pengunjung tamu. 2. Berdasarkan analisis terhadap pengunjung, yang boleh memakai mesjid adalah : - Masyarakat muslim baik dari wilayah Kodya Jakarta Barat maupun dari berbagai wilayah lainnya. 113
- Masyarakat non muslim. Dalam hal ini hanya untuk beberapa penggunaan fasilitas misalnya perpustakaan dan toko buku. 3. Berdasarkan analisis terhadap kegiatan pelaku, kegiatan yang dilakukannya adalah : Gambar V-1 Kegiatan Pengunjung Shalat Datang Parkir Bangunan Ruang Wudhu Ruang Shalat Toilet Pulang 114
Gambar V-2 Kegiatan Pengelola Datang Parkir Bangunan Makan/ Minum Toilet Ruang Kerja Pulang Gambar V-3 Kegiatan Penunjang Datang Parkir Bangunan Ruang Sebaguna Ruang Pengajian Toko Buku Perpustakaan Pulang Pulang Pulang Pulang 4. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan pengunjung, pengelola, maupun tamu, maka disediakan beberapa fasilitas-fasilitas umum berupa ruang 115
perpustakaan, ruang serba guna, ruang penitipan barang, ruang pendidikan Al- Quran/ ruang pengajian, dan toko buku. 5. Berdasarkan analisis terhadap jumlah penduduk wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan disesuaikan dengan luasan tapak, maka daya tampung Mesjid di Kebon Jeruk ini adalah 10.000-16.000 orang. 6. Berdasarkan di dalam hukum Islam pengunjung antara pengunjung pria dan wanita harus dipisahkan, maka berdasarkan hal tersebut sirkulasi pengunjung wanita dan pria juga harus dipisahkan. 7. Berdasarkan analisis terhadap zoning, pembagian zoning di dalam bangunan adalah sebagai berikut: Gambar V-4 Zoning di Dalam Bangunan Keterangan : : Merupakan area publik dimana semua orang dapat mengaksesnya, seperti ruang penerima hall. : Merupakan area semi publik, dimana tidak semua orang dapat masuk ke area ini, seperti ruang shalat, ruang perpustakaan, ruang serbaguna, toko buku. : Merupakan area privat, dimana hanya pengelola yang dapat mengaksesnya, seperti ruang pengelola, ruang mihrab. 116
V.2.2 Konsep Berdasarkan Aspek Bangunan Kesimpulan berdasarkan analisis aspek bangunan adalah: 1. Berdasarkan analisis bentuk dasar massa bangunan, maka bentuk bangunan yang dipilih adalah bentuk segiempat yang akan dikembangkan lagi. 2. Berdasarkan analisis terhadap gubahan massa berdasarkan atas zoning dan tata ruang luar, diperoleh gubahan massa seperti berikut. Gambar V-5 Gubahan Massa Bangunan 4 1 2 1 3 1 Keterangan : 1. Merupakan area publik, yaitu sebagai daerah penerima pengunjung mesjid dan berupa plaza atau hall penerima. Pada daerah tersebut terdapat ruang wudhu, toilet dan juga tempat penitipan barang 2. Merupakan area semi publik. Lantai dasar berupa ruang serbaguna sedangkan untuk lantai atasnya digunakan sebagai ruang shalat. 117
3. Pada lantai bawah merupakan area privat yaitu berupa ruang pengelola dan di lantai atasnya merupakan area semi publik yaitu berupa ruang shalat. 4. Merupakan ruang semi publik. Pada daerah tersebut terdapat ruang pendidikan Al-Qur an, perpustakaan dan toko buku. 3. Berdasarkan analisis terhadap matahari dan angin, orientasi bangunan yang paling maksimal untuk memperoleh cahaya matahari dan aliran angin adalah bila bangunan menghadap ke arah Utara Selatan. Gambar V-6 Orientasi Bangunan terhadap Matahari dan Angin 4. Berdasarkan analisis terhadap pencapaian ke dalam tapak sehingga dapat menghindari terjadinya kemacetan yang lebih parah lagi di lokasi tapak maka arah masuk dan keluar bangunan adalah sebagai berikut. 118
Gambar V-7 Pencapaian ke Dalam Tapak Sumber : PEMDA Jakarta 5. Berdasarkan analisis sirkulasi dalam bangunan, sirkulasi yang diterapkan pada bangunan mesjid adalah linear bercabang seperti yang terlihat pada skematik berikut. Gambar V-8 Skematik Hubungan Ruang Makro Ruang Shalat Utama R. Pengelola Fasilitas Penunjang Hall Komersial Umum Plaza Parkir Service Main Entrance 119
Gambar V-9 Skematik Hubungan Ruang Mikro Beribadah Tempat Wudhu Toilet Ruang Shalat Utama Hall Gambar V-10 Skematik Hubungan Ruang Mikro Kegiatan Pengelola Ruang Kepala Pengelola Ruang Wakil Pengelola Ruang Sekretaris Ruang Tata Usaha Toilet Ruang Penitipan Barang Hall 120
Gambar V-11 Skematik Hubungan Ruang Mikro Kegiatan Fasilitas Penunjang Toko Buku Ruang Serba Guna Hall Ruang Perpustakaan Ruang Pendidikan Al-Quran Gambar V-12 Skematik Hubungan Ruang Mikro Kegiatan Servis Reservoir STP R. Sampah Hall R. Panel R. Genset R. Pompa Gardu Listrik 121
6. Berdasarkan analisis terhadap struktur, struktur yang akan digunakan untuk bangunan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : - Pondasi menggunakan bored pile - Balok dan plat lantai menggunakan beton bertulang - Kolom dan plat lantai menggunakan struktur rangka 7. Berdasarkan analisa bahan bangunan, bahan bangunan yang akan digunakan sebisa mungkin adalah bahan bangunan hasil daur ulang dan yang seminimal mungkin menghasilkan dampak negatif baik terhadap lingkungan maupun terhadap pemakai. 8. Berdasarkan analisis utilitas, maka sistem utilitas yang akan digunakan pada Mesjid di Kebon Jeruk ini adalah : a. Sistem Plumbing Menggunakan sistem down feed untuk penyaluran air bersih, dan menggunakan kembali air kotor yang sudah diolah serta menampung air kotor untuk dipergunakan kembali. Adapun sistem plumbing yang akan diterapkan seperti terlihat pada gambar di bawah ini. 122
Gambar V-13 Sistem Plumbing b. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan digunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan dengan memaksimalkan pencahayaan alami. Ruangan yang menggunakan pencahayaan alami adalah sebagai berikut. Tabel V-1 Penggunaan Cahaya pada Ruangan di Siang Hari Jenis Ruangan Cahaya Alami Cahaya Buatan Hall X Ruang Shalat X Ruang Mihrab X Ruang Minaret X Ruang Pengelola X Toilet X Ruang Wudhu X Ruang Perpustakaan X Ruang Serbaguna X Pantry X Ruang Pengajian Al-Quran X Toko X Ruang Penitipan Barang X Ruang servis X Keterangan : = memerlukan X = tidak memerlukan 123
c. Sistem Penghawaan Penghawaan alami digunakan secara maksimal dengan bangunan diorientasikan ke arah angin berhembus dan meletakkan ruang-ruang penahan panas di sisi Barat dan Timur bangunan. Sedangkan untuk ruang serbaguna, ruang pengelola dan perpustakaan digunakan penghawaan buatan. d. Sistem Keamanan Pengamanan terhadap bahaya kebakaran Pengamanan terhadap bahaya kebakaran terbagi atas pencegahan aktif yaitu menggunakan detektor, hidran dan selang kebakaran, dan fire extinguisher. Sementara pencegahan pasif yaitu menggunakan konstruksi tahan api, adanya pintu keluar, koridor, serta tangga kebakaran. Pengamanan terhadap bahaya kriminal Dilakukan dengan pengontrolan secara manual yaitu melalui penjaga atau satpam. Pengamanan terhadap petir Pada mesjid ini akan menggunakan penangkal petir sistem Tiang Penangkap Petir. 124
V.2.3 Konsep Berdasarkan Aspek Lingkungan Kesimpulan berdasarkan analisis lingkungan adalah : 1. Berdasarkan analisis lingkungan, tapak berada di kawasan pemukiman, perdagangan, sekolah dan kampus yang sangat kurang akan penghijauan kota. Oleh karena itu akan diadakan penghijauan khususnya di area tapak. Dengan adanya penghijauan maka kualitas lingkungan akan meningkat, yaitu produksi O 2 bertambah, penyerapan CO 2 meningkat, terjadinya penyaringan debu, serta terjadinya penurunan suhu di sekitar lingkungan bangunan. Gambar V-14 Fungsi Tanaman terhadap Bangunan 2. Berdasarkan analisis terhadap kebutuhan ruang luar, diperoleh : a. Ruang luar untuk penghijauan sebesar 3.500 m 2 b. Ruang luar untuk perkerasan (jalan mobil, pedestrian, dan parkir) sebesar 2.100 m 2. 3. Berdasarkan analisis terhadap ruang luar, ruang luar terdiri dari elemen lunak, yaitu penghijauan dan elemen keras yaitu perkerasan. 125
a. Elemen lunak, untuk penutup tanah digunakan rumput sedangkan untuk peneduh digunakan pohon-pohon peneduh seperti pohon flamboyan, ketapang, dan beringin. b. Elemen keras, untuk jalan kendaraan digunakan conblok dan untuk pedestrian menggunakan brick. Gambar V-15 Elemen Keras Penutup Tanah Berdasarkan analisis terhadap tata ruang luar, maka tata letak ruang luar adalah seperti yang terlihat pada Gambar V-16. 4. Berdasarkan analisis terhadap sirkulasi di dalam tapak, maka sirkulasi yang akan digunakan di tapak adalah sirkulasi linear berbelok untuk mobil, dan pola sirkulasi linear bercabang untuk pedestrian. 126
Gambar V-16 Pola Sirkulasi dan Tata Ruang Luar Keterangan : : Jalur Wanita : Jalur Pria : Pedestrian : Jalan Kendaraan : Bangunan : Ruang Hijau 5. Berdasarkan analisis terhadap zoning di dalam tapak, diperoleh zoning sebagai berikut. 127
Gambar V-17 Zoning dalam Tapak Keterangan : : Area Publik : Area Semipublik : Area Privat : Area Servis 128
V.3 Penekanan Khusus Penekanan khusus di dalam konsep perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk ini adalah menerapkan arsitektur ekologis pada bangunan. Arsitektur ekologis merupakan gaya arsitektur yang timbul karena adanya tanggung jawab terhadap kenaikan harga minyak dan faktor lingkungan lainnya pada tahun 1970an. Arsitektur ekologi melihat bangunan sebagai bagian dari ekosistem dari planet dan bangunan sebagai bagian dari habitat hidup. Bangunan ekologi adalah bangunan yang memiliki dampak yang minimal terhadap lingkungan, dan juga memungkinkan untuk mendapatkan efek yang sebaliknya, artinya menciptakan bangunan bersifat positif, memperbaiki, dan produktif terhadap lingkungan, pada saat yang bersamaan juga mengintegrasikan struktur bangunan dengan semua aspek sistem ekologi (ekosistem) terhadap kehidupan di permukaan bumi. 129