BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi

dokumen-dokumen yang mirip
A. Sejarah Ringkas Kantor Gubernur Sumatera Utara. Di zaman pemerintahan Belanda, Sumatera merupakan suatu

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Inspektur mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merumuskan rencana operasional

KEPUTUSAN GUBERNUR BANTEN NOMOR : /Kep.673-Huk/2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM

PROVINSI JAWA TENGAH RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR LAMPUNG. GUBERNUR LAMPUl'fG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO

BAB II PROFIL PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (PEMPROVSU)

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 9 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Transkripsi:

BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi seluruh Sumatera dikepalai oleh seorang Gouvernur berkedudukan di Medan. Sumatera terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan Keresidenan. Di zaman permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera tetap merupakan suatu kesatuan pemerintah yaitu Provinsi Sumatera yang dikepalai oleh seorang Gubernur dan terdiri dari daerah-daerah administratif Keresidenan yang dikepalai oleh seoran Residen. Pada sidang I Komite Nasional Daerah (KND) Provinsi Sumatera, mengingat kesulitan-kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan diputuskan untuk membagi Provinsi Sumatera menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera Utara (yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli ), sub Provinsi Sumatera Tengah, dan sub Provinsi Sumatera Selatan. Melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 1948 Tanggal 15 April 1948, Pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: 1. Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.

2. Provinsi Sumatera Tengah yang meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. 3. Provinsi Sumatera Selatan yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, dan Bangka Belitung. Pada permulaan tahun 1949 diadakan reoganisasi pemerintah di Sumatera, atas pertimbangan berhubungan dengan meningkatnya serangan-serangan Belanda. Menghendaki suatu sistem pertahanan yang lebih kokoh dan sempurna. Untuk itu perlu dipusatkan alat-alat kekuasaan sipil dan militer dalam tiap-tiap Daerah Militer Istimewa yang berada dalam satu tangan yaitu Gubernur Militer. Dengan demikian seluruh kekuasaan baik sipil maupun militer berada ditangan Gubernur Militer. Perubahan yang demikian ini ditetapkan dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I Tanggal 16 Mei 1949 No. 21/Pem/P.D.R.I. Dalam tindak lanjutnya dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I Tanggal 17 Mei 1949 No. 22/Pem/P.D.R.I jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Gubernur yang bersangkutan diangkat menjadi Komisaris dengan tugas-tugas memberi pengawasan dan tuntutan terhadap Pemerintah, baik sipil maupun militer. Selanjutnya dengan instruksi Dewan Pembantu dan Penasehat Wakil Perdana Menteri tanggal 15 September 1949 Sumatera Utara dibagi menjadi 2 Daerah Militer Istimewa yaitu Aceh dan Tanah Karo diketahui oleh Gubernur Militer Tengku M. Daud Bereuh dan Tapanuli (Sumatera Timur) oleh Gubernur Militer Dr. F. L. Tobing.

Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat RI dalam bentuk Peraturan Perdana Menteri pengganti Peraturan Pemerintah Tanggal 17 Desember 1949 No. 8/Des/W.K.P.M dibentuklah Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli (Sumatera Timur). Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950. Peraturan Wakil Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah 17 Desember 1949 No. 8/Des/W.K.P.M Tahun 1949 tersebut dicabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara dengan daerah yang meliputi Daerah Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Selanjutnya dengan peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1950 Tanggal 14 Agustus 1950 (pada waktu RIS) ditetapkan bahwa Daerah RIS sesudah terbentuk Negara Kesatuan RI terbagi atas daerah-daerah Provinsi : 1. Jawa Barat 2. Jawa Tengah 3. Jawa Timur 4. Sumatera Utara 5. Sumatera Tengah 6. Sumatera Selatan 7. Kalimantan 8. Sulawesi 9. Maluku 10. Sunda Kecil

Dalam perkembangan selanjutnya Tanggal 7 Desember 1956 diundangkanlah Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 yaitu tentang pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan Provinsi Sumatera Utara. Pasal I Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 ini menyebutkan : 1. Daerah Aceh yang melingkupi yaitu Aceh Besar, Aceh Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan, Kota Besar Kuta Raja, dipisahkan dari lingkungan Daerah Otonom Provinsi Sumatera Utara dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 dan dibentuk menjadi daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan nama Provinsi Aceh. 2. Provinsi Sumatera Utara tersebut dalam ayat (1) yang wilayahnya telah dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai Daerah Otonom Provinsi Aceh tetap disebut Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Daerah Otonom Tingkat II di Sumatera Utara, berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten, Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil serta Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II adalah 17 buah, saat ini di Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota. Perihal urusan rumah tangga daerah, dimulai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 1950 yang kemudian diubah dengan

Undang-Undang Darurat No.16 Tahun 1955 dan dengan peraturan-peraturan yang muncul kemudian sampai saat ini di Provinsi Sumatera Utara terdapat 20 Dinas Otonom sesuai Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara, yaitu : 1. Dinas Kehutanan 2. Dinas Pertanian 3. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 4. Dinas Kesejahteraan dan Sosial 5. Dinas Penegelolaan Sumber Daya Air 6. Dinas Kesehatan 7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 8. Dinas Tata Ruang dan Permukiman 9. Dinas Perhubungan 10. Dinas Bina Marga 11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 12. Dinas Komunikasi dan Informatika 13. Dinas Perkebunan 14. Dinas Pendapatan 15. Dinas Pemuda dan Olahraga 16. Dinas Kelautan dan Perikanan 17. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 18. Dinas Pertambangan dan Energi

19. Dinas Pendidikan 20. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dan Perda No. 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yaitu: 1. Badan Perencabaan dan Pembangunan Daerah 2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat 3. Badan Pendidikan dan Latihan 4. Badan Penanaman Modal dan Investasi 5. Badan Lingkungan Hidup 6. Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi 7. Inspektorat Daerah 8. Badan Penelitian dan Pengembangan 9. Badan Kepegawaian Daerah 10. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 11. Badan Ketahanan Pangan 12. Badan Rumah Sakit Jiwa Daerah 13. Kantor Satpol PP 14. Kantor Perwakilan Jakarta Serta Perda No. 6 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain, yaitu : 1. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

4. Sekretariat Korpri 5. Kantor Penyiaran Indonesia Daerah B. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah bagan yang menunjukkan bagaimana hubungan antara orang-orang di dalam suatu organisasi. Setiap komponen dalam organisasi memiliki pengertian, tanggung jawab, serta pembagian tugas masing-masing. Struktur organisasi berfungsi menjelaskan kewajiban dan tanggung jawab serta menghindarkan kesimpangsiuran dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam struktur organisasi tersebut tercermin pembagian kerja dan tanggung jawab yang dimaksud untuk mempermudah penentuan serta mengarahkan dan mengatasi pelaksanaan pekerjaan tersebut. Dengan terintegrasinya suatu struktur organisasi maka kegiatan di dalam organisasi tersebut akan berjalan lancar. BIRO KEUANGAN SETDA PROVSU BAGIAN ANGGARAN BAGIAN PERBENDAHARAAN BAGIAN KAS DAERAH BAGIAN AKUNTANSI BAGIAN PEMBINAAN ANGGARAN KAB/KOTA Subbag Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan Subbag Perbendaharaan Belanja Tidak Langsung dan Pembiayaan Subbag Penerimaan Kas Subbag Akuntansi Penerimaan Subbag I Evaluasi APBD Kab/Kota Subbag Anggaran Belanja Tidak Langsung Subbag Perbendaharaan Langsung Subbag Pengeluaran Kas Subbag Akuntansi Pengeluaran Subbag II Evaluasi APBD Kab/Kota Subbag Anggaran Belanja Langsung Subbag Tata Usaha Biro Subbag Pengendalian Kas, Bank, dan Pajak Subbag Evaluasi Neraca dan Arus Kas Subbag Pembinaan Adm. Keuangan Daerah

C. Job Description GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi Biro Keuangan SETDA PROVSU Sumber : Biro Keuangan SETDA PROVSU Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab pada Biro Keuangan SETDA PROVSU yaitu: 1. Kepala Biro Keuangan Menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan atas pelaksanaan pembina, koordinasi, fasilitas, monitoring, evaluasi, pengendalian dan kebijakan bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan pembinaan anggaran Kabupaten/Kota. Menyelenggarakan persiapan dan mengkoordinasikan, menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pembinaan, fasilitasi, monitoring, evaluasi, koordinasi, dan pengendalian urusan Pemerintahan dan/atau kewenangan otonomi Provinsi di bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan anggaran keuangan Kabupaten / Kota. Menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah di bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan anggaran keuangan Kabupaten / Kota. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan, dan penegakan disiplin staf di lingkungan Biro Keuangan.

Menyelenggarakan pengelolaan bahan / data dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan di bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan pembinaan anggaran Kabupaten / Kota. Menyelenggarakan penetapan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pengelolaan keuangan daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan dan standar yang ditetapkan. Menyelenggarakan persiapan penyusunan standar, norma, dan kriteria penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah. 2. Kepala Bagian Perbendaharaan Membantu kepala biro keuangan dalam menyelenggarakan urusan perbendaharaan di bidang ketatausahaan, perbendaharaan tidak langsung, dan pembiayaan perbendaharaan belanja langsung. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Perbendaharaan. Penyelenggaraan pengelolaan data / bahan di bidang perbendaharaan. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan Bagian Perbendaharaan, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan kebijakan di bidang perbendaharaan. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitas, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan perbendaharaan di bidang

ketatausahaan, perbendaharaan belanja tidak langsung dan pembiayaan, perbendaharaan belanja langsung. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan. 3. Kepala Bagian Anggaran Membantu kepala biro dalam menyelenggarakan urusan di bidang anggaran belanja tidak langsung, anggaran belanja langsung, anggaran pendapatan, dan pembiayaan. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Anggaran. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang pengelolaan anggaran. Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam penyelenggaraan anggaran. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan. 4. Kepala Bagian Kas Daerah

Membantu kepala biro dalam penyelenggaraan pengelolaan urusan kas daerah di bidang penerimaan dan pengeluaran kas, pengendalian kas, bank, dan pajak. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Kas Daerah. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang pengelolaan kas daerah. Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam penyelenggaraan kas daerah. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan. 5. Kepala Bagian Akuntansi Membantu kepala biro dalam penyelenggaraan pengelolaan urusan akuntansi di bidang akuntansi penerimaan, akuntansi pengeluaran, evaluasi neraca dan arus kas. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Akuntansi.

Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang pengelolaan akuntansi. Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam urusan akuntansi. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan. 6. Kepala Bagian Anggaran Kabupaten/Kota Membantu kepala biro dalam penyelenggaraan pengelolaan urusan pembinaan anggaran Kabupaten/Kota dan pembinaan administrasi keuangan daerah. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Pembinaan Anggaran Kabupaten / Kota. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang urusan pembinaan anggaran Kabupaten / Kota.

Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam pembinaan anggaran Kabupaten / Kota. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan. D. Jaringan Kegiatan Biro Keuangan SETDA PROVSU merupakan Badan Pemerintahan Daerah Sumatera Utara yang mengurusi keuangan daerah yang bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara. Biro Keuangan berorientasi pada pengaturan keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara mulai dari penganggaran pendapatan dan belanja daerah, pelaporan realisasi atas anggaran tersebut, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara. Maka dari itu diharapkan semua pegawai di Biro Keuangan SETDA PROVSU dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam mengelola keuangan daerah yang didukung sikap mental yang terpuji dan berakhlak, penataan kelembagaan menuju sistem kinerja yang professional dan modern dalam rangka pelaksanaan pelayanan publik, serta dapat meningkatkan pola pembinaan berkelanjutan kepada pemerintahan kabupaten kota se-sumut di bidang keuangan daerah dan secara intensif melakukan pembinaan internal di lingkungan SKPD.

E. Kinerja Terkini Setiap organisasi pasti memiliki visi dan misi yang harus dijalankan dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Begitu pula yang terjadi pada Biro Keuangan SETDA PROVSU yang terus berupaya mewujudkan tujuannya. Maka dari itu organisasi ini diharapkan untuk bekerja keras, disiplin, dan loyalitas pada saat bekerja. Kinerja usaha terkini yang dilakukan organisasi adalah menyelenggarakan administrasi dan pengelolahan keuangan daerah yang efisien dan akuntabel, menyusun dan mengevaluasi anggaran keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta membuat sinergi antara Pemerintah Daerah dan DPRD. F. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan Biro Keuangan SETDA PROVSU antara lain adalah sebagai berikut : 1. Melakukan evaluasi atas anggaran belanja daerah dan SKPD yang sudah dibuat. 2. Mempersiapkan anggaran belanja daerah dan SKPD untuk tahun anggaran selanjutnya. 3. Mempersiapkan laporan keuangan yang akan diberikan kepada Gubernur Sumatera Utara sebagai bentuk tanggung jawab Biro Keuangan SETDA PROVSU. 4. Melakukan pembinaan berkelanjutan kepada pemerintahan Kabupaten / Kota se-sumut di bidang keuangan.