BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor publik telah mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan jaman, baik pada tingkat pusat dan daerah. Organisasi sektor publik dibentuk untuk menjalankan aktivitas layanan kepada masyarakat luas. Tujuan yang ingin dicapai biasanya bersifat kualitatif, bukan laba yang diukur dalam rupiah. Baldric & Gonni Siregar (2002:2) menyatakan bahwa orientasi utama organisasi pemerintah dapat berupa peningkatan keamanan, peningkatan mutu pendidikan, atau peningkatan mutu kesehatan. Dewasa ini, pemerintah telah memberikan perhatian terhadap praktek-praktek akuntansi dibandingkan masa sebelumnya. Sebab ada tuntutan yang lebih besar dari masyarakat untuk dilakukan transparasi dan akuntabilitas oleh lembaga-lembaga sektor publik. Sektor publik sering dinilai sebagai sumber kebocoran dana, inefisiensi pemborosan dan institusi yang selalu merugi. Dewasa ini, organisasi sektor publik dituntut untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta menghilangkan dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang melandasi 1
otonomi daerah, tiap daerah mempunyai kebebasan untuk menemukan, menggali, serta mengembangkan sumber daya dan potensi yang dimiliki daerah itu sendiri serta dapat mengurangi ketergantungan daerah kepada pemerintah pusat. Sebagai konsekuensinya, dituntut kesiapan pemerintah daerah untuk bertanggung jawab mengatur sumber daya yang ada dan meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, melaksanakan pembangunan dan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dan salah satu faktor yang harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah adalah kemampuan keuangan daerah. Otonomi tersebut juga berlaku pada Kabupaten Badung. Pembangunan yang dilakukan untuk Kabupaten Badung memerlukan dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari berbagai sumber penerimaan, salah satunya dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR). PHR merupakan sumber penerimaan penting bagi daerah serta potensi terbesar PAD Kabupaten Badung. Hal ini dapat dimaklumi karena Kabupaten Badung memiliki kawasan wisata Kuta, kawasan wisata Nusa Dua, dan kawasan wisata lainnya yang termasuk dalam lingkup wilayah Badung yang menjadi primadona kepariwisataan di Bali. Berikut ini pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 disajikan ringkasan target dan realisasi Pajak Hotel dan Restoran Dipenda Kabupaten Badung dari tahun anggaran 2006 sampai dengan 2008. 2
Tabel 1.1 Ringkasan Target dan Realisasi Pajak Hotel Dipenda Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2008 Tahun Target Realisasi 2006 222.944.860.000,00 254.777.886.213,52 2007 320.300.000.000,00 292.167.124.953.89 2008 506.900.000.000,00 579.748.984.665,13 Sumber : Dipenda Kabupaten Badung, 2009 Tabel 1.2 Ringkasan Target dan Realisasi Pajak Restoran Dipenda Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2008 Tahun Target Realisasi 2006 29.196.150.000,00 30.001.989.083,08 2007 29.593.710.000,00 38.071.332.302,40 2008 43.000.000.000,00 55.934.645.897,19 Sumber : Dipenda Kabupaten Badung, 2009 Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa realisasi selalu melebihi target. Pengukuran kinerja pada Dipenda Kabupaten Badung sangat penting dilakukan untuk menilai akuntabilitas organisasi. Akuntabilitas di sini bukan hanya sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana dana dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa dana tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Selama ini kinerja Dipenda Badung dinilai berdasarkan tingkat pencapaian maksimal dari target pajak yang telah ditetapkan. Pencapaian maksimal tersebut belum tentu mencerminkan adanya tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas yang merupakan pencerminan dari Value for Money, dan juga pencapaian target realisasi anggaran. 3
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung berdasarkan value for money, yang terdiri dari audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dan realisasi anggaran untuk penerimaan Pajak Hotel dan Restoran tahun 2006-2008? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung berdasarkan value for money, yang terdiri dari audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dan realisasi anggaran untuk penerimaan Pajak Hotel dan Restoran tahun 2006-2008? 1.2.2 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang lebih luas tentang penilaian kinerja organisasi sektor publik melalui value for money dan realisasi anggaran serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang terkait di masa mendatang. 2. Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi Dinas Pendapatan Kabupaten 4
Badung dalam hal perbaikan kinerja dan pengambilan keputusan yang lebih baik di masa yang akan datang. 1.3 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dan berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian seperti pengertian kinerja dalam organisasi sektor publik, pengukuran kinerja dalam organisasi sektor publik, pengertian akuntansi sektor publik, pengertian audit, serta karakteristik audit sektor publik. Disamping itu bab ini juga menguraikan tentang hasilhasil penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5
Pada bab ini menguraikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, yang terdiri dari sejarah singkat, cara mencapai tujuan, dan struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung. Selanjutnya menguraikan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan tentang penilaian kinerja berdasarkan value for money audit dan realisasi anggaran untuk penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung tahun 2006-2008. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi semua pihak. 6